DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sifat Antibakteri Dari
Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Dan Daun Tespong (Onanthe
javanica D.C.) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Sifat Antibakteri Dari Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum
L.) Dan Daun Tespong (Onanthe javanica D.C.)
Nama : Shinta Dwi Setiani
NIM : G44070063
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Sifat
Antibakteri Dari Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Dan Daun
Tespong (Onanthe javanica D.C.). Salawat serta salam semoga tercurah kapada
nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
kelulusan Program Sarjana di Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Pertanian Bogor (IPB).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Dyah Iswantini P,
M.Sc.Agr selaku pembimbing pertama dan Ibu Dr.dr. Sri Budiarti selaku
pembimbing kedua, yang telah memberikan arahan, bimbingan, waktu, motivasi,
dan doa selama penelitian dan penyusunan skripsi. Terima kasih juga kepada staf
dan laboran di laboratorium Kimia Fisik dan Laboratorium Mikrobilogi FMIPA
IPB.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua dan kakak-
kakak saya (Dyane Rismawanty, S.Pd dan Ruslan Heri Nugraha) yang selalu
memberikan semangat, doa, dukungan moril maupun materi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Nuridin Zainal Adhiyana yang telah
memberikan motivasi, doa, dan semangat pada penulis. Serta rekan-rekan
seperjuangan Kimia Angkatan 44 dan adik-adik Angkatan 45 yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Bogor, Januari 2014
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Prosedur 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
SIMPULAN DAN SARAN 11
Simpulan 11
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 14
RIWAYAT HIDUP 22
DAFTAR TABEL
1 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar daun kemangi dan daun tespong 7
2 Hasil Perhitungan Jumlah Sel E.coli ATCC 8739 7
3 Hasil Perhitungan Jumlah Sel B.cereus ATCC 10876 8
4 Hasil uji aktivitas ekstrak tunggal daun kemangi dan daun tespong pada
berbagai konsentrasi terhadap bakteri E.coli ATCC 8739 9
5 Hasil uji aktivitas ekstrak tunggal daun kemangi dan daun tespong pada
berbagai konsentrasi terhadap bakteri B.cereus ATCC 10876 10
6 Hasil Uji Kadar Air Daun Kemangi 15
7 Hasil Uji Kadar Abu Daun Kemangi 16
DAFTAR GAMBAR
1 Kurva Standar Pertumbuhan Bakteri E.coli ATCC 8739 8
2 Kurva Standar Pertumbuhan BakteriB.cereus ATCC 10876 9
3 Hasil uji aktivitas ekstrak daun tespong pada bakteri B.cereus ATCC
10876 9
4 Contoh hasil uji antibakteri ekstrak daun kemangi terhadap bakteri
E.coli ATCC 8739 dan B.cereus ATCC 10876 17
5 Contoh hasil uji antibakteri ekstrak daun tespong terhadap bakteri
E.coli ATCC 8739 dan B.cereus ATCC 10876 17
DAFTAR LAMPIRAN
1 Bagan alir lingkup kerja penelitian 13
2 Contoh perhitungan kadar air daun kemangi 14
3 Contoh perhitungan kadar abu daun kemangi 15
4 Contoh hasil uji antimikrob ekstrak daun kemangi terhadap bakteri
E.coli ATCC 8739dan B.cereus ATCC 10876 17
5 Contoh hasil uji antimikrob ekstrak daun tespong terhadap bakteri
E.coli ATCC 8739dan B.cereus ATCC 10876 17
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
lalapan. Kurangnya pengetahuan akan manfaat tanaman ini menjadi acuan dalam
penelitian ini. Zat Antimikrob diharapkan terdapat dalam dua jenis tanaman
tersebut. Tanaman kemangi dan tespong berasal dari desa Cihanjuang Cimahi.
Tanaman ini akan di ekstraksi menggunakan metode maserasi sehingga dihasilkan
ekstrak kasarnya. Ekstrak kasar kemudian di uji antibakterinya.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Bahan
Bahan yang digunakan adalah daun kemangi dan daun tespong dari kebun di
daerah Kampung Babakan, Desa Cihanjuang,-Cimahi, bakteri standar Bacillus
cereus ATCC10876, bakteri standar Escherchia coli ATCC8739, etanol 30%,
media TSA (Tryptic Soy Agar), media TSB (Tryptic Soy Broth), serbuk NaCl,
pereaksi Dragendrof, pereaksi Meyer, pereaksi Wagner, kloroform, NH4OH,
H2SO4 2M, serbuk Mg, HCl 3M, Amil Alkohol, FeCl 3 1%, Eter, CH3COOH
anhidrat, Etil asetat, Metanol, n-heksana, Butanol,dan AgNO3.
Alat
Prosedur
Persiapan sampel
Sampel basah daun kemangi dan daun tespong masing-masing diambil 1
kg.Sampel dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 s.d 3 hari.Kemudian
simplisia kasar digiling dan ditimbang.
Keterangan:
A = Bobot cawan kosong (gram)
B = Bobot cawan + sampel sebelum dikeringkan (gram)
C = Bobot cawan + sampel setelah dikeringkan (gram)
Perhitungan Mikrob
Hitungan Cawan. Siapakan delapan buah botol berisi akudes steril 9 ml
(diberikan label pada masing-masing botol (A= 10-1; B= 10-2; C= 10-3 dan
seterusnya).Kemudian diambil bakteri standar dipipet sebanyak 0,1 ml kedalam
tabung A dikocok. Setelah itu, dari tabung A di pipet 0,1 ml kedalam tabung B
dan seterusnya. Pada pengenceran 10-5 dipipet 0,1 ml kedalam cawan yang telah
berisi media agar. Penuangan ke dalam cawan dilakukan hingga pengenceran 10 -7
. Setelah itu cawan yang telah berisikan bakteri di inkubasi selama 18-24 jam pada
suhu 35⁰C.
Perhitungan Massa Sel (Metode Turbidimetri). Siapakan enam tabung
reaksi. Satu tabung dibiarkan kosong (diberikan label A= 1:1) dan lima tabung di
isi media TSB sebanyak 3 ml (diberikan label pada masing-masing botol (B=1:2;
C= 1:4; D= 1:8; E= 1;16; F= blanko). Kemudian bakteri standar di pipet sebanyak
3 ml kedalam tabung B dan di kocok menggunakan vorteks. Setelah itu dari
tabung B di pipet sebanyak 3 ml dimasukkan kedalam tabung C dan seterusnya
sampai pengenceran 1:16). Kemudian kekeruhan bakteri di ukur menggunakan
spektrofotometri dengan panjang gelombang 620nm
Penentuan kadar air dilakukan berguna untuk mengetahui mutu dan daya
simpan bahan sehingga terhindar dari pengaruh aktivitas jamur atau mikrob yang
tumbuh pada daerah yang lembap atau pada bahan yang memiliki kadar air tinggi.
Kadar air juga digunakan untuk mengoreksi bobot suatu sampel. Berdasarkan
6
hasil penelitian, rerata kadar air pada daun kemangi sebesar 19,46% dan kadar air
pada daun tespong sebesar 12,91%. Menurut Winarno (1997), bila kadar air yang
terkandung dalam suatu bahan kurang dari 10%, maka kestabilan optimum akan
tercapai dan pertumbuhan mikroba dapat dikurangi. Berdasarkan literatur di atas,
daun kemangi dan daun tespong kurang baik apabila dilakukan penyimpanan
dalam waktu lama.
Penentuan kadar abu bertujuan menentukan kandungan mineral sisa hasil
pembakaran bahan organik. Mineral sebagai senyawaan anorganik akan tertinggal
dalam bentuk abu yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, kadar abu pada daun kemangi dan daun tespong
berturut-turut sebesar 13,78% dan 12,10%.Besarnya presentasi kadar abu dalam
suatu sampel dipengaruhi oleh banyaknya kandungan mineral dalam sampel
tersebut. Data hasil perhitungan kadar air dan kadar abu dapat dilihat pada
Lampiran 2 dan 3.
Ekstraksi
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen
dari suatu bahan atau jaringan tanaman. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu
metode maserasi. Metode maserasi adalah pemisahan zat aktif yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut yang sesuai selama
beberapa hari pada suhu kamar. Kelebihan metode ini yaitu sederhana, efektif,
dan aman.Metode maserasi biasanya digunakan untuk mengekstrak senyawa yang
kurang tahan panas dan digunakan untuk sampel yang belum diketahui
karakteristiknya.Rendemen ekstrak merupakan perbandingan antara berat ekstrak
dengan berat contoh dikalikan seratus persen. Besarnya rendemen ekstrak
dipengaruhi oleh kehalusan bahan, jenis pelarut dan lama ekstraksi (Bagem 2006).
Berdasarkan penelitian Amalia F (2012), rendemen ekstrak kasar terbesar
dihasilkan dari perendaman simplisia dengan pelarut etanol 30%. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan pelarut etanol 30% dalam tiap simplisia. Sebanyak 50
gram simplisia yang di maserasi dihasilkan rendemen ekstrak daun kemangi
sebesar 12,93% dan rendemen ekstrak daun tespong sebesar 17,93%.
Tabel 1Hasil uji fitokimia ekstrak kasar daun kemangi dan daun tespong
Komponen Kemangi Tespong
Flavonoid + +
Alkaloid - -
Saponin - -
Tanin/fenol + +
Steroid - -
Triterpenoid - -
Keterangan: (+) : terdeteksi; (-) : tidak terdeteksi
Berdasarkan uji analisis kualitatif fitokimia dari kedua jenis ekstrak positif
memiliki senyawa tanin dan flavonoid yang telah diketahui mempunyai khasiat
sebagai zat antibakteri. Keberadaan tanin dalam ekstrak dapat menyebabkan
terganggunya sintesis peptidoglikan sehingga pembentukan dinding sel bakteri
menjadi tidak sempurna. Selain itu, tanin dapat menyebabkan terjadinya
denaturasi protein apabila pada pH mendekati isoelektrik terjadi ikatan hidrogen
antara tanin dengan protein. Protein akan terendapkan, enzim menjadi inaktif,
metabolisme terganggu yang menyebabkan kerusakan pada sel bakteri. Tanin dan
flavonoid bekerja sama untuk menyerang gugus polar di dalam membran sel
bakteri yang menyebabkan fospolipid akan terurai menjadi gliserol, asam
karboksilat, dan asam fosfat. Hal ini mengakibatkan fospolipid tidak mampu
mempertahankan bentuk membran sel, akibatnya membran sel mengalami
kebocoran dan bakteri akan mengalami kematian (Gilman et al 1991).
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dibuat kurva standar yang
menunjukkan hubungan antara jumlah sel bakteri dengan nilai absorbansi. Nilai
regresi dari kurva pertumbuhan bakteri E.coli ATCC8739 dan B.cereus
ATCC10876 yaitu 0,988 dan 0,997 hampir mendekati 1 (linier). Kurva standar
menghasilkan garis lurus yang dapat digunakan untuk perhitungan jumlah sel
bakteri pada setiap usia pertumbuhannya. Persamaan garis lurus kurva standar
bakteri E.coli 8739 yaitu y = 0,166x +0,048 dan persamaan garis lurus kurva
standar bakteri B.cereus ATCC 10876 yaitu y = 0,151x + 0,009, dengan y adalah
absorbansi dan x adalah jumlah sel. Tujuan dari pembuatan kurva standar yaitu
untuk mengetahui jumlah sel berdasarkan nilai absorbansi suatu bakteri.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa semankin tinggi nilai absorbansi
pada bakteri maka semakin banyak jumlah sel yang tumbuh.
0,6
A
0,5 y = 0,1511x + 0,0097
b R² = 0,9976
s 0,4
o
r 0,3
b 0,2
a
n 0,1
s
0
i 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Jumlah sel (x 10^7)
1
A 0,9 y = 0,166x + 0,0484
b 0,8 R² = 0,9885
s 0,7
o 0,6
r
0,5
b
0,4
a
0,3
n
0,2
s
i 0,1
0
0 1 2 3 4 5 6
Jumlah sel (x 10^7)
Gambar 2 Kurva Standar Pertumbuhan Bakteri B.cereus ATCC10876
Gambar 3 Hasil uji aktivitas ekstrak daun tespong pada bakteri Bacillus cereus
ATCC10876
Tabel 4 Hasil uji aktivitas ekstrak tunggal daun kemangi dan daun tespong pada
berbagai konsentrasi terhadap bakteri E.coli ATCC8739
Diameter Daerah Hambat (mm)
Nama 0,03 0,1 6,25 12,5 25 50 100 200 250 1000
Ekstrak mg/ mg/ mg/ mg/ mg/ mg/ mg/ mg/ mg/ mg/
ml ml ml ml ml ml ml ml ml ml
Kemangi 0 0 0 0 0 0 0 0
Tespong 0 0 0 0 0 0 0 0
Kloramfeni 0 0
kol
Ampicilin 0
10
Tabel 5 Hasil uji aktivitas ekstrak tunggal daun kemangi dan daun tespong pada
berbagai konsentrasi terhadap bakteri B.cereus ATCC10876
Diameter Daerah Hambat (mm)
Nama 0,03 0,1 6,25 12,5 25 50 100 200 250 1000
Ekstrak mg/ mg/ mg/ mg/ mg/ mg/ mg/ml mg/ mg/ mg/
ml ml ml ml ml ml ml ml ml
Kemangi 0 0 0 0 0 0 0 0
Tespong 0 0 0 0 0 0 0 0
Kloramfe 0 0
nikol
Ampicilin 0
Simpulan
Perlu dilakukan uji antibakteri ekstrak daun Kemangi dan daun Tespong
terhadap bakteri selain E.coli dan B. cereus. Pemilihan antibiotik terhadap bakteri
dilakukan sebagai perlakuan awal untuk mengetahui keresistensian bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia F. 2012. Formulasi Ekstrak Kulit Buah Delima dan Duan Dewandaru
Sebagai Sediaan Antibakteri Dan Penggunaan Zeolit Untuk Menjaga
Stabilitas Formula [tesis]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Amzu, Haryanto. 1990. Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Indonesia. Bogor:
Seminar Nasional Pelestarian Pemanfaatan Tanaman Obat.
Anand, Mohan M, Zafar S, Sharma A. 2011. Essential Oil Composistion And
Antimicrobial Activity of Three Ocimum Spesies From Uttarakhand (India).
Int J Pharm Sci (3): 223-225.
[AOAC] Association of Official Analytical and Chemistry. 2007. Official Method
of Analysis 18th.Marylan: Association of Official Analytical and Chemistry
Inc.
12
Bagem BS, Ma’mun, Edi IG. 2006. Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama
Ekstraksi terhadap Mutu Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb).
Bul. Litro. Vol. XVII No. 2.53-58.
Budiarti Sri. 2011. Antibiotic Resistance Escherichia coli isolated from Faecal
Healthy Human. J.Int. Environmetal Application&Science (6): 359-364.
Courvalin P. 1994. Transfer of Antibiotic Resistance Genes Between Gram-
positive and Gram-negative Bacteria. Antimicrob. Agents Chemof 37: 855-
869.
Davies JE. 1997. Origins, Acquasition,and Dissemination of Antibiotics
Resistance Determinants. Ciba Found. Symp. 207: 15-35.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Ed ke-2. Kosasih P, Iwang S, penerjemah; Bandung: ITB.
Terjemahan dari: Phytochemical Methods.
Hermani& Nurdjanah. 2009. Aspek Pengeringan dalam Mempertahankan
Kandungan Metabolit Sekunder pada Tanaman Obat. Perkembangan
Teknologi TRO 21(2): 33-39.
Jagtap, Deokule S, Pawar PK, Kuvalekar AA, Halsulkar AM. 2010.Antimicrobial
Activity of Some Crude Herbal Drugs Used for Skin Diseases by Pawra
Tribes of Nandurbar District. . Indian Journal of Natural Product and
Resources(2): 216-220.
Katzung BG. 1982. Basic and Clinical Pharmacology. California: Lange Medical
Publications
Kusumaningrum GS, Suranto, Setyaningsih Ratna. 2003. Aktivitas Penghambatan
Minyak Atsiri dan Ekstrak Kasar Biji Pala (Myristica fragrans Houtt dan
Myristica fattua Houtt) terhadap Pertumbuhan Bakteri Xanthomonas
campestris Oammel asal Tanaman Brokoli (Brassica oleracea var. Italica).
Biofarmasi 1: 20-24.
Kusumaningsih A. 2007. Profil Dan Gen Resistensi Antimikrob Salmonella
Eteritidis Asal Ayam, Telur, Dan Manusia [disertasi]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Meilisa. 2009. Aktivitas Antibakteri dan Formulasi dalam Sediaan Kapsul dari
Ekstrak Etanol Rimpang Tumbuhan Temulawak (Curcumin
xanthorriza.Roxb) terhadap beberapa bakteri [skripsi]. Medan: Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Nogrady N, Gado I, Fekete PZ, Paszti J. 2011. Chloramphenicol resistance genes
in Salmonella enterica subsp. Serovar Thphimurium isolated from human
and animal sources in Hungary. Vet. Med- Czech 4: 164-170.
Pelczar MJ& ESC Chan.1979. Dasar-dasar Mikrobiologi. Hoediotomo RS dkk,
penerjemah; Jakarta: Universitas Indonesia. Terjemahan dari: Elements of
microbiology.
Prabhu N, Raj DT, Gowri Y, Siddiqua A, Innocent DP. 2010. Synthesis of Silver
Phyto Nanoparticels and Their Antibacterial Efficacy. Digest Journal Of
Nanomaterial Biostructure 5: 185-189.
Rostinawati T. 2010. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Tespong (Oenanthe
javanica D.C) terhadap Escherchia coli, Stapylococcus Aereus, dan Candida
albicans. Jatinangor: Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.
Tenover FC. 2006. Mechanism of Antimicrobial Resistance in Bacteria. The
American Journal of Medicine. 119:S3-S10.
13
Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
14
Ekstraksi
Uji Fitokimia
Uji antibakteri
15
Ulangan 1:
= 19,30%
19,30+19,48+19,59
Rerata kadar air (%)= = 19,46%
3
16
Ulangan 1:
Bobot Abu
Kadar Abu (%)= x 100%
Bobot sampel terkoreksi
2,0034
= x 100%
1,6167
= 13,51%
13,51+13,99+13,85
Rerata kadar abu (%) = = 13,78%
3
17
Lampiran 4 Contoh hasil uji antibakteri ekstrak daun kemangi terhadap bakteri
E.coli ATCC8739 dan B.cereus ATCC10876
(a) (b)
Gambar 4 Contoh hasil uji antibakteri ekstrak daun kemangi terhadap bakteri
E.coli ATCC8739 dan B.cereus ATCC10876. (a) uji antimikrob pada
bakteri E.coli ATCC 8739; (b) uji antibakteri pada bakteri B.cereus
ATCC10876
Lampiran 5 Contoh hasil uji antibakteri ekstrak daun tespong terhadap bakteri
E.coli ATCC8739 dan B.cereus ATCC10876
(a) (b)
Gambar 5 Contoh hasil uji antibakteri ekstrak daun tespong terhadap bakteri
E.coli ATCC8739 dan B.cereus ATCC10876. (a) uji antimikrob
pada bakteri E.coli ATCC8739; (b) uji antibakteri pada bakteri
B.cereus ATCC10876
18
19
RIWAYAT HIDUP