Anda di halaman 1dari 6

REKAYASA GENETIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bioteknologi


Dosen Pengampu : Mas Bayu Syamsunarno S.Pi., M.Si

Kelompok 3 :
Irwan (4443160009)
M. Andre W. Togatorop (4443160051)
Mumung Sucilawati ( 4443160023)

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
1. Mikro Injeksi
Teknik mikroinjeksi merupakan teknik dimana gen asing diintroduksikan ke
dalam embrio ikan menggunakan sebuah jarum injeksi (Ф 5-7µm). Salah satu
bagian penting dalam mikroinjeksi yaitu mikromanipulator yang berfungsi
mengatur posisi sehingga jarum dapat menembus blastodisk telur, dan
mikroinjektor mendorong larutan DNA yang akan dimasukkan pada bagian
blastodisk. Metode mikroinjeksi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya antara lain jumlah telur relatif banyak, fertilisasi eksternal yang
memudahkan introduksi gen asing pengkode target, dan embrio ikan dapat
dipelihara tanpa suplemen. Kekurangannya ialah sel telur harus bisa ditangani
sehingga keberhasilannya sangat didukung keahlian operator, kekerasan dari
lapisan korion dan lokasi penginjeksian yang dapat mempengaruhi persentase ikan
pembawa kontruksi gen asing.
Menurut Alimuddin et al. (2003), teknik mikroinjeksi yang dikembangkan
dari teknik produksi tikus transgenik merupakan teknik yang umum digunakan
dalam introduksi gen pada ikan. Gen yang akan diintroduksi disuntikan ke sel
mengunakan gelas pipet yang sangat kecil (diameter ujung jarum sekitar 0,05–
0,15 mm). Pekerjaan ini dilakukan di bawah mikroskop dengan bantuan sebuah
mikromani-pulator pengatur gerak jarum suntik dan volume larutan DNA yang
akan disuntikkan. Namun demikian, terdapat dua masalah dalam pengaplikasian
teknik ini pada ikan. Masalah pertama adalah inti telur ikan yang telah dibuahi
relatif sulit diidentifikasi dimikroskop karena ukurannya kecil dan volume
sitoplasma besar. Korion telur sangat keras dan sulit ditembus oleh mikropipet
merupakan masalah kedua yang dihadapi pada ikan.
Selanjutnya Alimuddin et al. (2003), menambahkan untuk mengatasi
masalah tersebut di atas, beberapa cara telah dikembangkan untuk beberapa
spesies berbeda. Beberapa peneliti menyuntikan gen ke inti telur yang belum
matang. Telur yang belum matang tersebut diinkubasi secara in vitro. Pada fase
ini inti telur (disebut sebagai germinal vesicle) sudah kelihatan dan akan matang
secara spontan dengan cara in vitro. Sebagai tambahan, telur sangat keras setelah
dibuahi sehingga penyuntikan pada saat tersebut dengan korion yang lembut akan
lebih mudah. Akan tetapi, induksi pematangan telur secara in vitro memerlukan
prosedur yang rumit dan membutuhkan waktu relatif lama pada spesies tertentu.
Oleh karena itu, kelompok peneliti lain membuat ikan transgenik dengan cara
menyuntikkan gen dengan jumlah copy yang banyak ke sitoplasma telur yang
telah dibuahi sebagai alternatif penyuntikan ke inti telur. Tingkat kelangsungan
hidup dan persentase ikan yang membawa gen yang telah disuntikkan bervariasi
bergantung kepada keterampilan dan spesies ikan..
Tahapan mikro injeksi :
 Persiapan DNA
Harus adanya sikluen terlebih dahulu DNA yang mempromotori transkripsi
gen tertentu. Cara mendapatkan DNA tersebut harus dilakukan dahulu isolasi dan
cloning( culture di bakteri).
 Penegeluaran Sperma dari Induk
Melakukan koleksi sperma dan telur. Pada saat mengkoleksi sperma pada
induk, hal pertama yang dilakukan adalah memisahkan ikan jantah yang telah
melewati tahap isolasi dan cloning. Lalu ambil sperma pada ikan.
 Pengeluaran Telur dari Induk
Melakukan pengambilan telur dari induk dengan cara diurut lalu ditampung.
 Persiapan Induk
Ikan disiapkan utuk disuntik dengan hormon agar terjadi ovulasi.
 Metode mikroinjeksi
Telur dicampur dalam cawan dalam keadaan kering.Setelah dibuahi dengan
sperma,telur disuntik dengan gen satu persatu.

2. Elektroforensis
Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada
pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik (titik
isoelektrik). Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk,
ukuran, besar muatan dan sifat kimia dari molekul (TITRAWANI 1996).
Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran berat molekul dan muatan
listrik yang dikandung oleh makro-molekul tersebut. Bila arus listrik dialirkan
pada suatu medium penyangga yang telah berisi protein plasma maka
komponenkomponen protein tersebut akan mulai bermigrasi (RICARDSON dkk.
1986).
Menurut STENESH dalam TITRAWANI (1996) teknik elektroforesis dapat
dibedakan menjadi dua cara, yaitu : elektroforesis larutan (moving boundary
electrophoresis) dan elektroforesis daerah (zone electrophoresis). Pada teknik
elektroforesis larutan, larutan penyangga yang mengandung makro-molekul
ditempatkan dalam suatu kamar tertutup dan dialiri arus listrik. Kecepatan migrasi
dari makromolekul diukur dengan jalan melihat terjadinya pemisahan dari
molekul (terlihat seperti pita) di dalam pelarut. Sedangkan teknik elektroforesis
daerah adalah menggunakan suatu bahan padat yang berfungsi sebagai media
penunjang yang berisi (diberi) larutan penyangga.
Media penunjang yang biasa dipakai adalah gel agarose, gel pati, gel
poliakrilamida dan kertas sellulose poliasetat. Adapaun menurut SARGENT &
GEORGE (1975) elektroforesis daerah disebut sebagai elektroforesis gel dengan
dua buah model yaitu horizontal dan vertikal. Metode yang biasa digunakan
adalah model horizontal, karena mempunyai beberapa keuntungan yaitu peralatan
yang digunakan sangat sederhana, relatif murah dan pemisahan untuk enzim
tertentu dapat menghasilkan pemisahan yang lebih baik.
Tahapan elektroforensi:
 Mempersiapkan Induk untuk mengkolesi sel telur dan sperma
 Gen dicampur dengan sperma
 Dilakukan kejutan listrik selama beberapa mikro atau detik
 Hasil pencampuran sperma dan gen digunakan untuk membuahi sel telur
Istilah Transgenik pada Video :
 Transgenik adalah proses pemindahan gen (disebut transgen) ke organisme
hidup sehingga organisme memiliki sifat dan ciri-ciri baru yang akan
diteruskan ke keturunannya.
 Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan (Sutedjo 1996).
 Transfeksi adalah pemindahan materi genetika (gen) dari suatu
organisme untuk dikombinasikan ke dalam materi genetika organisme
lainnya bertujuan agar gen yang dipindahkan akan diekspresikan oleh
organisme yang menerima gen tersebut.
 Blastosis adalah struktur yang terbentuk pada tahap awal gestasi vertebrata.
 Elektroporasi merupakan perlakuan fisika pada sebuah sel yang diberikan
medan listrik dengan tegangan tertentu sehingga menimbulkan penyusunan
kembali pada membran sel yang bersifat sementara, dan pada akhirnya sel
akan bersifat permeabel sehingga memungkinkan untuk menyerap cairan di
sekelilingnya (Amiludin et al. 2003).
 Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan,
yang disuntikkan dengan cara menusuk jaringan ke dalam otot atau melalui
kulit.
 Metode elektroporasi adalah metode yang dilakukan dengan menaruh sel ke
medan listrik arus bolak balik. Hal ini menyebabkan pori sementara di
dalam membran plasma. DNA yang ditambahakan pada medium
elektroporasi dapat masuk ke dalam sel melalui pori.Medan listrik juga
menginduksi mobilitas DNA dan memungkinkan pengambilannya oleh sel
( Houdebine 2003).
 Mikroinjeksi adalah DNA di dalam larutan dimasukka secara langsung ke
dalam sitoplasma sel atau nukleus. T ( Houdebine 2003).
 Bioindikator merupakan indikator biotis yang dapat menunjukkan waktu
dan lokasi, kondisi alam (bencana alam), serta perubahan kualitas
lingkungan yang telah terjadi karena aktifitas manusia.
 kloning adalah suatu upaya tindakan untuk memproduksi atau
menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama persis
(identik) berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan
gen) yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Alimudin, dkk. 2003. Aplikasi Transfer Gen dalam Akuakultur. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 2(1): 41-50

Houdebine, LM. 2003. Animal Transgenesis and Cloning. England : Wiley

SARGENT, J. R. dan S. G. GEORGE 1975. Methods in Zone Electrophoresis


BDH Chemical LTD. Poole England: 219 pp.

Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rineka Cipta,

Titrawani. 1996. Biodiversiti Kodok Genus Rana Ditinjaudari Morfologi, Kariotip


dan Pola Protein diKodya Sawahlunto. Program Pasca Sarjana.Institute
Pertanian Bogor: 76 hal.

Anda mungkin juga menyukai