JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
Abstrak
Gelatin merupakan salah satu produk turunan protein yang diperoleh dari
hasil hidrolisis kolagen hewan yang terkandung dalam tulang dan kulit, dan
merupakan senyawa yang tidak pernah terjadi secara alamiah. Gelatin mempunyai
titik leleh 350 C, di bawah suhu tubuh manusia. Kolagen adalah protein serabut
(fibril) yang mempunyai fungsi kurang larut, amorf, dapat memanjang dan
berkontraksi. Kolagen merupakan bahan baku gelatin yang banyak terdapat pada
kulit, urat, tulang rawan, dan tulang pada hewan. Praktikum diversikasi tentang
pembuatan surimi dilakukan pada hari Senin,tanggal 12 Maret 2019 jam 10.00
WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan (THP),
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mempelajari pembuatan gelatin dari kulit ikan payus
dan mengetahui perbedaan penggunaan konsentrasi asam sitrun terhadap
karakteristik gelatin yang dihasilkan. pada konsentrasi sitrun yang berbeda beda,
perlakuan terbaik adalah dengan menggunakan konsentrasi 4% sitrun di waterbat
dan diikutii oleh perlakuan pemberian sitrun 2% di hotplate, perlakuan pemberian
sitrun 3% di waterbat dan perlakuan pemberian sitrun 1% di hotplate.
PENDAHULUAN
Gelatin merupakan salah satu produk turunan protein yang diperoleh dari
hasil hidrolisis kolagen hewan yang terkandung dalam tulang dan kulit, dan
merupakan senyawa yang tidak pernah terjadi secara alamiah. Gelatin mempunyai
titik leleh 350 C, di bawah suhu tubuh manusia. Titik leleh inilah yang membuat
produk gelatin mempunyai karakteristik yang unik bila dibandingkan dengan
bahan pembentuk gel lainnya seperti pati, alginat, pektin, agar-agar dan karaginan
yang merupakan senyawa karbohidrat (Gomez dan Montero 2001). Penggunaan
gelatin dunia diperkirakan adalah 200.000 metrik ton/tahun (Hertz
1995 dalam Choi and Regenstein 2000).
Kolagen adalah protein serabut (fibril) yang mempunyai fungsi kurang
larut, amorf, dapat memanjang dan berkontraksi. Kolagen merupakan bahan baku
gelatin yang banyak terdapat pada kulit, urat, tulang rawan, dan tulang pada
hewan. Kolagen adalah serabut protein yang mempunyai fungsi biologis yang
unik. Kolagen tersusun oleh unit struktural tropokolagen yang berbentuk batang
dengan panjang 3000Å dengan diameter 15Å, yang mengandung tiga unit
polipeptida yang saling berpilin membentuk struktur triple helix (Wong 1989).
dikonversi menjadi gelatin. Di samping pelarut alkali, kolegen juga larut dalam
pelarut asam (Bennion 1980).
Ikan payus merupakan jenis ikan predator. Berikut adalah kalasifikasi ikan
payus (Elops hawaiensis) menurut Sanin (1968) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Actinopterygii
Ordo : Elopiformes
Family : Elopidae
Genus : Elops
Species : Elops Hawaiensis
Menurut Saanin (1968) menjelaskan bahwa ciri-ciri morfologi ikan payus
(Elops hawaiensis) diantaranya memiliki sirip punggung tunggal dan tidak
berjari-jari keras, badan ber-sisik, tidak bersungut, berga-ris rusuk, bertulang dagu
diantara cabang tulang rahang bawah, sirip perut jauh ke bela-kang (abdominal),
sirip punggung tidak berjari-jari lemah yang memanjang. Menurut Webber dan
Beaufort (1913) diacu dalam Fahmi (2000), tubuh ikan payus berwarna keperakan
dan panjangnya dapat mencapai 90 cm, memiliki mulut sangat besar dengan
rahang atas yang panjang dan ujung maxilla mencapai depan mata
Protein serabut ini tidak larut dalam pelarut encer, sukar dimurnikan,
susunan molekulnya terdiri dari molekul yang panjang dan tidak membentuk
kristal (Winarno 1997). Kolagen murni sangat sensitif terhadap reaksi enzim dan
kimia. Perlakuan alkali menyebabkan kolagen mengembang dan menyebar, yang
sering Konversi kolagen yang bersifat tidak larut dalam air menjadi gelatin yang
bersifat larut dalam air merupakan transformasi esensial dalam pembuatan gelatin.
Agar dapat diekstraksi kolagen harus diberi perlakuan awal. Ekstraksi ini dapat
menyebabkan pemutusan ikatan hidrogen diantara ketiga rantai tropokolagen
menjadi tiga rantai bebas, dua rantai saling berikatan dan satu rantai bebas, serta
tiga rantai yang masih berikatan (Poppe 1992). Kolagen yang terdapat pada kulit
dan tulang ikan mempunyai kemampuan untuk membentuk gel setelah
dipanaskan. Kemampuan pembentukan gel tergantung pada karakteristik spesies
ikan dan kolagen dari kulit ikan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dibandingkan kolagen dari tulang ikan. Kandungan NaCl yang rendah
berpengaruh nyata terhadap kekuatan gel kolagen dari kulit ikan tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap kemampuan gel kolagen dari tulang (Montero dan
Borderias, 1991).
Gelatin bayak digunakan dalam industri non-pangan seperti industri farmasi,
fotografi, kosmetik, dan industri kertas. Gelatin dapat digunakan dalam bahan
pembuat kapsul, pengikat tablet dan pastilles, gelatin sponge, surgical
powder, suppositories, medical research, plasma expander, dan mikroenkapsulasi
dalam bidang farmasi. Gelatin dalam industri fotografi digunakan sebagai
pengikat bahan peka cahaya, dan pada industri kosmetik, gelatin digunakan untuk
menstabilkan emulsi pada produk-produk shampo, penyegar dan lotion, sabun
(terutama yang cair), lipstik, cat kuku, busa cukur, krim pelindung sinar matahari
(Hermanianto 2004)
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pembuatan gelatin dari
kulit ikan payus dan mengetahui perbedaan penggunaan konsentrasi asam sitrun
terhadap karakteristik gelatin yang dihasilkan.
METODOLOGI
Praktikum diversikasi tentang pembuatan surimi dilakukan pada hari
Senin,tanggal 12 Maret 2019 jam 10.00 WIB sampai dengan selesai di
Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan (THP), Jurusan Perikanan, Fakultas
Pertanian, Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan bahan yang digunakan adalah kulit timbangan analitik, ,hotplate,
gelas ukur, mangkok, kulit ikan payus, dan akuades.
Prosedur kerja mengenai pembuattan gelatin dari kulit ikan payus adalah
siapkan alat dan bahan, cuci kulit ikan untuk menghilangkan daging pada kulit
ikan. Lalu lakukan penimbangan. Setelah itu, potong kulit ikan dan lakukan
penirisan dan dan pembersihan hingga pH kulit ikan netral. Lalu ekstraksi kulit
ikan pada suhu 90 - 1000C selama dua jam. Setelah kulit diekstraksi, lakukan
pengeringan di oven selama 24 jam dengan suhu 600C. Lalu lakukan uji
organoleptik.
Uji Organoleptik
Aroma
4.5000
4.0000
3.5000
3.0000
2.5000
2.0000
1.5000 Aroma
1.0000
0.5000
0.0000
1 2 3 4
Kelompok
3.0000
2.5000
2.0000 Warna
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
1 2 3 4
Kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Choi, S. S. and Regenstein, J.M.2000. Physico-chemical and sensory
characteristics of fish gelatin. Journal of Food Science 65: 194-195.
Fahmi. 2000. Beberapa Jenis Ikan Pemangsa Di Tambak Tradisional dan Cara
Penanganannya. Jurnal Oseana. 25(1): 21-30.
Poppe, J. 1992. Gelatin. Di dalamA. Imeson (ed). Thickening and Gelling Agent
for Food. New York : Academic Press
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Jilid I-II. Edisi II. Bina
Cipta. Bogor.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Wong, D.W.S. 1989. Mechanism and Theory in Food Chemistry. An AVI Book.
New York : Van Nostrand Reinhold.
Lampiran
1. Tabel
ANOVA
Total 303,833 95
aroma Between Groups 9,856 3 3,285 ,955 ,418
Total 326,406 95