Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH WAKTU DAN METODE PENGENDALIAN GULMA

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea

mays L.)

Sumber Jurnal : Dinata, A. (2015). Pengaruh Waktu Dan Metode Pengendalian

Gulma Terhadap Pertumbuhan Gulma, Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman

Jagung (Zea Mays L.) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).

USULAN PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat melaksanakan penelitian di Fakultas Pertanian

Universitas Padjadjaran

Oleh :

Rafie Rasyidi

150510200027

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

JATINANGOR

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Waktu dan Metode Pengendalian

Gulma terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Nama Penyusun : Rafie Rasyidi

NPM : 150510200027

Program Studi : Agroteknologi

Jatinangor, 14 September 2022

Menyetujui,

Ketua Komisi Pembimbing, Anggota Komisi Pembimbing,

Dr. Uum Umiyati, S.P., M.P. Dr. Uum Umiyati, S.P., M.P.
NIP. 197109022006042001 NIP. 197109022006042001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Agroteknologi,

Dr. Muhammad Amir Solihin, S.P., M.T.


NIP. 197407042003121001

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, khususnya

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Waktu dan Metode Pengendalian Gulma terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.)”. Usulan penelitian ini telah penulis susun

dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat

memperlancar pembuatannya. Untuk itu, penulis bersyukur kepada Allah Swt.

atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan

pembuatan usulan penelitian sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan

penelitian di Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya

kepada Ibu Dr. Uum Umiyati, S.P., M.P.selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, petunjuk, serta motivasi hingga selesainya usulan

penelitian ini. Tidak lupa pula kepada rekan-rekan yang telah membantu penulis

di dalam penyelesaian usulan penelitian ini. Tidak ada yang pantas diberikan,

kecuali balasan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan kita semua dalam

menghadapi masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap semoga usulan penelitian ini dapat

memberikan manfaat maupun inspirasi bagi kita semua serta dapat menjadi acuan

dalam pelaksanaan penelitian.

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 3
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................................. 3
1.5 Kerangka Pemikiran.................................................................................................. 3
1.6 Hipotesis Penelitian .................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L.) ................................................................................ 5
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung .............................................................................. 7
BAB III BAHAN DAN METODE ................................................................................... 10
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 10
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................................ 10
3.3 Rancangan Penelitian .............................................................................................. 10
3.4 Parameter Pengamatan ............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Jagung (Zea mays L.) ............................................................ 7

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) ialah tanaman pangan yang penting penghasil

karbohidrat kedua setelah padi. Permintaan pasar komoditas jagung dalam negeri

dan luar negeri cenderung meningkat setiap tahun, baik untuk kebutuhan pangan

maupun non pangan. Produksi jagung tingkat nasional pada tahun 2013

diperkirakan 18,84 juta ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 0,55

juta ton atau 2,83 % jika dibandingkan tahun 2012 (BPS, 2013). Keberadaan

gulma pada siklus hidup tanaman dapat berpengaruh terhadap hasil tanaman.

Periode ini menggambarkan interval waktu untuk dua kompetisi terpisah yaitu

lamanya waktu suatu tanaman harus bebas gulma sehingga gulma yang tumbuh

1ersama tidak menurunkan hasil panen dan lamanya waktu gulma tinggal 1ersama

dengan tanaman sebelum gulma mulai mengganggu pertumbuhan tanaman

(Zimdahl, 1980).

Prinsip utama dalam pengendalian gulma pada budidaya tanaman ialah

menekan populasi gulma sebelum merugikan tanaman. Penundaan pengendalian

gulma sampai gulma berbunga akan memberikan kesempatan gulma untuk

berkembangbiak dan penyebaran gulma pada lahan budidaya (Puspitasari et al.,

2013). Hendrival et al (2014), menyatakan bahwa untuk memperoleh kualitas

maupun kuantitas produksi secara maksimal pengendalian gulma perlu

diperhatikan dan frekuensi pengendalian gulma tergantung pada pertumbuhan

1
gulma di lahan budidaya. Penyiangan gulma dilakukan untuk membersihkan

tanaman dari gulma yang dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman

sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Marliah et al

(2010), menyatakan bahwa kerugian pengendalian gulma dengan metode

penyiangan membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tinggi. Namun kerugian

metode pengendalian gulma dengan penyiangan dapat dikurangi dengan metode

pengendalian gulma dengan cara aplikasi herbisida.

Herbisida ametrin ialah herbisida yang diaplikasikan sebagai herbisida pra

tumbuh maupun pasca tumbuh. Herbisida ini aktif di dalam tanah selama 11

sampai 110 hari (Lamid et al., 1998). Hasil penelitian Alfredo (2013), herbisida

ametrin dengan dosis 1 liter ha-1 mampu menekan pertumbuhan gulma golongan

daun lebar seperti Croton hirtus, Ipomoea triloba, Mimosa invisa, dan Richardia

brasiliensis hingga 12 msa (minggu setelah aplikasi). Namun tidak mampu

menekan pertumbuhan gulma Brachiaria mutica. Herbisida glifosat ialah herbisida

berspektrum luas dan termasuk herbisida yang bersifat non selektif. Hasil

penelitian Nurjannah (2003), menunjukkan bahwa 14 hsa (hari setelah aplikasi)

menggunakan herbisida glifosat gulma belum mampu tumbuh, hal ini diduga

karena racun dari herbisida tersebut masih terakumulasi dalam jaringan gulma

sehingga gulma belum mampu mengadakan regenerasi.

1.2 Identifikasi Masalah

2
1. Apakah waktu pada pengendalian gulma berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung?

2. Apakah metode yang digunakan pada pengendalian gulma berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh waktu pada pengendalian gulma terhadap

pertumbuhan pada tanaman jagung dan hasil tanaman jagung

2. Untuk mengetahui pengaruh metode yang digunakan pada pengendalian

gulma terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan hasil tanaman jagung

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menambah informasi

mengenai pengaruh waktu dan metode pengendalian gulma terhadap pertumbuhan

dan hasil dari tanaman jagung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu gulma di Indonesia.

1.5 Kerangka Pemikiran

Produksi tanaman jagung sebelum masa pandemi Covid-19 berfluktuasi,

Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa produksi jagung nasional

2018 surplus, dan bahkan telah melakukan ekspor ke Filipina dan Malaysia.

3
Kelebihan produksi tersebut diperoleh setelah menghitung perkiraan produksi

2018 dikurangi dengan proyeksi kebutuhan jagung nasional. Hal tersebut

sekaligus menepis anggapan bahwa pakan ternak yang naik belakangan ini

diakibatkan oleh melesetnya data produksi. Berdasarkan hitungan Direktoran

Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan, produksi jagung dalam 5 tahun

terakhir meningkat rata-rata 12,49 persen per tahun. Itu artinya, tahun 2018

produksi jagung diperkirakan mencapai 30 juta ton pipilan kering (PK). Hal ini

juga didukung oleh data luas panen per tahun yang rata-rata meningkat 11,06

persen, dan produktivitas rata-rata meningkat 1,42 persen (ARAM I, BPS 2018).

1.6 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh nyata waktu dan metode pengendalian gulma terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan dari

keluarga rumput-rumputan yang digolongkan dalam tanaman biji-bijian.

Jagung dikenal luas oleh masyarakat Indonesia karena tanaman

jenis zea ini bisa dijadikan bahan makanan pokok pengganti nasi dan

berbagai macam makanan olahan. Selain itu bagian dari tanaman jagung

juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti daun, batang, klobot

dan janggelnya. Tanaman jagung tumbuh didataran rendah sampai tinggi

hingga 1200 meter dpl, memerlukan media tanah lempung, lempung

berpasir, tanah vulkanik, yang subur, gembur, kaya bahan organic,

memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari suhu udara 20-33

derajat celsius, curah hujan sedang, ph tanah 5,5-7 dengan drainase yang

baik. Di Indonesia, jagung yang banyak dibudidayakan adalah jenis jagung

hibrida berkualitas unggul.Jagung hibrida mampu menghasilkan biji jagung lebih

banyak dan dapat diterima pasar. Jagung hibrida merupakan jenis jagung

keturunan langsung (F1) hasil dari persilangan 2 galur atau lebih yang sifat-sifat

individunya Heterozigot dan Homogen serta memiliki sifat-sifat unggul dari

masing-masing varietasnya.

5
Jagung memiliki banyak manfaat bagi tubuh karena kandungan

nutrisinya, diantara manfaatnya yaitu dapat menurunkan hipertensi

sehingga dapat mencegah penyakit jantung. Jagung dapat mengontrol

diabetes, memperlancar pencernaan, mencegah sembelit dan wasir karena

jagung kaya akan serat, bahkan dapat menurunkan risiko kanker usus

besar. Jagung juga mengandung sebagian besar magnesium, tembaga besi,

dan yang terpenting adalah kandungan fosfor yang baik untuk kesehatan

tulang, nutrisi ini tidak hanya mencegah tulang retak karena pertambahan

usia, tapi juga meningkatkan fungsi ginjal. Vitamin C, karotenoid dan

bioflavinoids yang terkandung dalam jagung juga dapat menjaga jantung

agar tetap sehat dengan mengendalikan kadar kolesterol dan meningkatkan

aliran darah dalam tubuh.

Jenis-jenis jagung yang dikembangkan di Indonesia yaitu jagung

hibrida, jagung komposit dan Jagung transgenik. Jagung

hibrida merupakan keturunan pertama dari persilangan dua tetua yang

memiliki karakter/sifat yang unggul. Shull (1908) merupakan orang yang

pertama kali menemukan bahwa hasil persilangan sendiri tanaman jagung

mengakibatkan terjadinya depresi inbreeding, dan persilangan dua tetua

yang homozigot menghasilkan F1 yang sangat vigor. Jagung

komposit atau biasanya disebut jagung lokal adalah jenis jagung yang pada

jaman dulu ditanam petani setempat yang menyerbuk sendiri tanpa

bantuan manusia. Jagung transgenik merupakan jenis jagung hasil dari

penyisipan gen seperti gen tahan penyakit, gen tahan hama maupun gen

6
tahan obat kimia yang berasal dari makhluk hidup atau non-makhluk hidup

sehingga tanaman itu menjadi tanaman super.

Tanaman jagung mempunyai Nama botani Zea mays L. Menurut

Prahasta (2009), tanaman ini jika diklasifikasikan termasuk keluarga

rumput-rumputan. Klasifikasi dari tanaman jagung adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

Gambar 1. Tanaman Jagung (Zea mays L.)

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

7
a. Iklim

Tanaman jagung dapat ditanam pada daerah beriklim subtropis atau

tropis dan didaerah terletak antara 0-500 LU hingga 0-400 LS, curah

hujan ideal adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata, suhu

optimimum yang baik adalah 21-34 C, intensitas cahaya matahari

langsung, minimal 8 jam per hari, tanaman jagung tidak ternaungi,

agar pertumbuhan tidak terhambat atau merusak biji bahkan tidak

membentuk buah.

b. Media Tanah

Syarat tumbuh tanaman jagung yaitu dengan memiliki tekstur tanah

yang gembur (lakukan proses pembajakan agar tekstur tanah gembur),

mengandung cukup kandungan unsur hara, pH tanah 5,5-7,5 (apabila

pH tanah asam atau < 5,5 sebaiknya taburkan dolomit/kapur

pertanian), jenis tanah yang dapat ditoleran ditanami jagung adalah

andosol, latosol dengan syarat pH harus memadai untuk ditanami,

Memiliki ketersediaan air yang cukup, kemiringan tanah kurang dari

8%.

c. Ketinggian

Memiliki Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian

optimum antara 50-600 m dpl (diatas permukaan laut).

d. Jarak Tanaman Jagung

Pada kondisi tanah yang berjenis tanah becek, sebaiknya dibuatkan

bedengan/guludhan agar benih tidak tergenang air dan tidak busuk.

8
Sehingga benih akan tumbuh cepat dan maksimal. Lebar bedengan

adalah 100 cm dan jarak antar bedengan adalah 50 cm. Sedangkan

jarak didalam barisnya adalah 20-25 cm, sehingga jarak tanam jagung,

baik menggunakan bedengan ataupun yang tidak mengunakan

bedengan adalah 75cm x 25cm atau 75cm x 20cm. Setelah itu buatlah

lubang tanam dengan cara tugal sedalam 5-10 cm kemudian masukkan

benih jagung dan tutup dengan bokashi. Setelah itu, semprot dengan

POC GDM pada bekas lubang tanam. Ini berfungsi untuk

mempercepat pertumbuhan tanaman dan melindungi tanaman dari

serangan penyakit.

e. Pemupukan Tanaman Jagung

Setelah tanaman jagung tumbuh ,lakukan penyemprotan dengan pupuk

organik cair GDM spesialis tanaman pangan sayur setiap 10 hari sekali

dengan dosis 2 gelas air mineral pada tanaman dan daerah perakaran

untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Sedangkan pupuk kimia

diberikan pada saat tanaman jagung berumur 10, 21 dan 50 HST

dengan memberikan 400 Kg pupuk NPK dan 200-300 pupuk

kandungan Nitrogen.

9
BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember

2014 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya yang terletak Desa

Jatikerto, Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang, ketinggian

tempat 303 m dpl, suhu rata-rata 23-26ºC, curah hujan rata-rata 100

mm bulan-1, jenis tanah Alfisol dan pH tanah 6,0-7,5.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian kali ini ialah

varietas BISI-2, Amexone 500 SC (herbisida berbahan aktif ametrin)

dengan dosis 3 liter ha-1, Roundup 486 SL (herbisida berbahan aktif

glifosat) dengan dosis 3 liter ha-1 , pupuk Urea (dosis 200 kg ha-1),

SP-36 (dosis 75 kg ha-1) dan KCl (dosis 50 kg ha1 ).

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah rancangan

acak kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan yang diulang 3 kali, yaitu

(N1) Tanpa pengendalian gulma (kontrol), (N2) Penyiangan 21 hst,

(N3) Penyiangan 42 hst, (N4) Penyiangan 21 hst + 42 hst, (N5)

Herbisida pra tumbuh, (N6) Herbisida pasca tumbuh (21 hst), (N7)

10
Herbisida pra tumbuh + penyiangan 21 hst, (N8) Herbisida pasca

tumbuh (21 hst) + penyiangan 42 hst, (N9) Herbisida pra tumbuh +

herbisida pasca tumbuh (21 hst). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

waktu dan metode pengendalian gulma berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman.

3.4 Parameter Pengamatan

Parameter pertumbuhan tanaman jagung meliputi tinggi

tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman dan indeks luas daun

(ILD). Parameter hasil tanaman meliputi panjang tongkol tanpa klobot

(cm), bobot kering tongkol tanpa klobot per tanaman (g), bobot kering

biji per tanaman (g) dan bobot hasil biji (ton ha-1). Data dari hasil

pengamatan selanjutnya dilakukan analisis menggunakan analisis

ragam (uji F) dengan taraf 5% dengan tujuan untuk mengetahui nyata

tidaknya pengaruh dari perlakuan. Apabila terdapat beda nyata, maka

dilanjutkan uji BNT dengan taraf 5%

3.4.1 Parameter Hasil Tanaman Jagung

Hasil analisis ragam panjang tongkol tanpa klobot, bobot

kering tongkol tanpa klobot, bobot kering biji per tanaman dan bobot

hasil biji akibat waktu dan metode pengendalian gulma menunjukkan

bahwa berpengaruh nyata pada parameter panjang tongkol tanpa

klobot, bobot kering tongkol tanpa klobot, bobot kering biji per

tanaman dan bobot hasil biji.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alfredo, N., N. Sriyani, dan D. R. J. Sembodo. 2012. Efikasi Herbisida Pratumbuh

Metil Metsulfuron Tunggal dan Kombinasinya dengan 2,4-D, Ametrin,

atau Diuron Terhadap Gulma pada Pertanaman Tebu (Saccharum

officinarum L.) Lahan Kering. J. Agrotropika. 17(1):29-34.

Asbur, Y., & Rahmawaty, R. (2019). Respon pertumbuhan dan produksi tanaman

jagung (Zea mays L.) terhadap sistem tanam dan pemberian pupuk

kandang sapi. Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian, 7(1), 9-16.

Fadhillah, G. I., Baskara, M., & Sebayang, T. (2018). Pengaruh waktu

pengendalian gulma pada monokultur dan tumpang sari tanaman jagung

(Zea mays L.) dan kacang tanah (Arachis hypogea L.). Jurnal Produksi

Tanaman, 6(1), 38-46.

Kusuma, R.S. Basuki dan H. Kurniawan. 2009. Uji Adaptasi Varietas Bawang

Merah Asal Dataran Tinggi dan Medium pada Ekosistem Dataran Rendah

Brebes. J. Hortikultura. 19(3):281-286.

Lelu, P. K., Situmeang, Y. P., & Suarta, M. (2018). Aplikasi biochar dan kompos

terhadap peningkatan hasil tanaman jagung (Zea Mays L.). Gema

Agro, 23(1), 24-32.

Marliah, A., Jumini dan Jamilah. 2010. Pengaruh Jarak Tanam antar Barisan pada

Sistem Tumpangsari Beberapa Varietas Jagung Manis dengan Kacang

Merah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil. J. Agrista. 14(1):30-38.

12
Puspitasari, K., H. T. Sebayang dan B. Guritno. 2013. Pengaruh Aplikasi

Herbisida Ametrin dan 2,4-D dalam Mengendalikan Gulma Tanaman

Tebu (Saccharum officinarum L.). J. Produksi Tanaman. 1(2):72-80.

Sirait, S., Aprilia, L., & Fachruddin, F. (2020). Analisis neraca air dan kebutuhan

air tanaman jagung (Zea Mays L.) berdasarkan fase pertumbuhan di Kota

Tarakan. Rona Teknik Pertanian, 13(1), 1-12.

13

Anda mungkin juga menyukai