Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TEKNOLOGI PASCA PANEN

ACARA III
TEKNOLOGI PENYINARAN PRODUK PASCA PANEN

Oleh:

Alpin Abdulah Sapi’i


NIM. A1D019008

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
makalah teknologi penyinaran produk pasca panen. Adapun tujuan disusunnya
makalah ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi
Pasca Panen. Tersusunnya makalah ini tentu bukan karena buah kerja keras
penulis semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya makalah ini, diantaranya:
1. Bapak Dr. Ir. Saparso, M.P. dan Ibu Ir. Eny Rokhminarsi, M.P. selaku dosen
pengampu mata kuliah Teknologi Pasca Panen kelas D.
2. Asisten Praktikum.
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, penulis selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini bisa tersusun lebih baik lagi. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang memerlukan.
Purwokerto, 29 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. Manfaat Penyinaran................................................................................... 3
B. Metode Penyinaran.................................................................................... 4
C. Kelebihan dan Kekurangan Penyinaran ..................................................... 6
D. Dampak Penyinaran .................................................................................. 7
III. PENUTUP .................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode yang telah digunakan untuk memperpanjang umur simpan hasil


panen hortikultura antara lain adalah penggunaan sinar UV-C dan pelapisan
dengan menggunakan kitosan sebagai edible coating. Sinar ultraviolet (UV)
adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian energi yang berasal dari
matahari. Perlakuan UV-C dapat menunda kematangan dan relatif
mempertahankan kekerasan buah (Eivazi et al., 2011). Telah dilaporkan bahwa
paparan UV-C selama 10 menit dengan energi sebesar 4,93 kJm-2 dapat
mencegah pembusukan dan menjaga kualitas pascapanen mangga Tommy Atkins
(Gonzales et al., 2007).
Salah satu alternatif pengawetan pangan adalah dengan teknik radiasi.
Radiasi yang umum digunakan dalam pengawetan pangan adalah menggunakan
sinar ultraviolet (UV). Proses ini bertujuan untuk mengurangi penurunan mutu
akibat pembusukan dan kerusakan, serta membunuh mikroba. Hal sesuai dengan
pendapat Pahlevi (2013) yang manyatakan bahwa radiasi dapat menghambat
pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir. Selain itu berbagai hasil penelitian
tentang penggunaan sinar UV-C pada buahan segar menunjukkan bahwa
penyinaran UV-C dapat menghambat pelunakan dan menunda pematangan buah
(Trisnowati et al., 2012).
Metode penyinaran sinar ultraviolet merupakan alternatif yang tepat jika
dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia dalam
pengawetan pangan akan meninggalkan residu kimia. Penyinaran lampu UV-C
lebih efisien digunakan dalam mempertahankan umur simpan bahan pangan. Sinar
UV diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya radiasi yang dapat bersifat
letal bagi mikroorganisme (Suharyono dan Kurniadi, 2010)

1
B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu :


1. Dapat mengetahui manfaat teknologi penyinaran produk pasca panen,
2. Dapat mengetahui metode pelilinan produk pasca panen,
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan penyinaran produk pasca panen,
4. Dapat mengetahui dampak penyinaran produk pasca panen bagi kesehatan.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu :


1. Apa manfaat teknologi penyinaran produk pasca panen,
2. Bagaimana metode pelilinan produk pasca panen,
3. Apa kelebihan dan kekurangan teknologi penyinaran produk pasca panen,
4. Apa dampak penyinaran produk pasca panen bagi kesehatan.

2
II. PEMBAHASAN

A. Manfaat Penyinaran

Pada dasarnya, para petani dan pedagang buah, sebagian telah melakukan
pencegahan dan pengendalian penyakit pasca panen, di antaranya pemanenan
secara hati-hati, penghindaran terjadinya luka, transportasi yang baik, dan
memisahkan buah yang terserang penyakit dari buah-buah yang sehat. Namun
cara-cara di atas belum mampu menghilangkan inokulum patogen secara
sempurna dari permukaan buah (Pamekas, 2002). Iradiasi pangan adalah metode
penyinaran terhadap pangan baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun
akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta
membebaskan dari jasad renik patogen.
Proses iradiasi dilaksanakan dengan melewatkan/pemaparan pangan (baik
yang dikemas maupun curah) pada radiasi ionisasi dalam jumlah dan waktu yang
terkontrol untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Di samping untuk alasan
keamanan pangan, iradiasi juga dapat dimanfaatkan untuk menunda pematangan
beberapa jenis buah-buahan dan sayuran dengan perubahan proses fisiologi
jaringan tanaman serta untuk menghambat pertunasan dari umbi-umbian. Proses
ini tidak akan meningkatkan tingkat radioaktivitas pangan. Gelombang energi
yang dilepas selama proses dapat mencegah pembelahan mikroorganisme
penyebab pembusukan pangan seperti bakteri dan jamur melalui perubahan
struktur molekul. Menurut Suparman (2003), perlakuan UV tidak terbatas hanya
sebagai strerilan untuk mereduksi populasi inokulum, karena UV merupakan
radiasi yang bisa memenetrasi sampai ke dalam jaringan, maka pengaruhnya
terhadap penghambatan infeksi bukan hanya sekedar pada penghambatan
perkecambahan inokulum.
Kecenderungan dunia menggunakan teknik iradiasi terus meningkat karena
adanya keuntungan dan manfaat yang diperoleh antara lain tersedianya pangan
yang bebas dari serangan (infestasi) serangga, kontaminasi dan pembusukan;

3
pencegahan penyakit karena pangan; dan pertumbuhan perdagangan pangan yang
harus memenuhi standar impor dalam hal mutu dan karantina. Iradiasi pangan
memberikan keuntungan praktis jika diterapkan sesuai dengan sistem penanganan
dan dengan distribusi pangan yang aman. Lagi pula dengan semakin ketatnya
larangan penggunaan insektisida kimia untuk mengendalikan serangga dan
mikroba dalam pangan, maka iradiasi merupakan alternatif yang efektif untuk
melindungi pangan dari kerusakan akibat serangga serta sebagai tindakan
karantina untuk produk pangan segar (Pahlevi, 2013).
Salah satu contoh buah-buahan yang ekspor ke Australia yang telah melewati
proses iradiasi adalah mangga gincu. Iradiasi tersebut tidak mengubah kualitas
produk pangan termasuk rasa dan warna makanan. Proses itu dapat menjaga
produk tersebut tetap aman dikonsumsi. Pada produk pertanian, iradiasi gamma
bermanfaat untuk menunda pematangan, memperpanjang masa simpan dan
pemenuhan standar karantina sehingga bisa diekspor. Iradiasi juga bermanfaat
untuk dekontaminasi mikroba seperti bakteri dan kapang. Dengan memanfaatkan
teknologi nuklir tersebut, maka bisa dilakukan pasteurisasi obat herbal untuk
perlindungan konsumen (Eivazi et al., 2011).

B. Metode Penyinaran

Penggunaan teknologi nuklir yaitu dengan menggunakan iradiasisinar gamma


sudah banyak digunakan untuk pengawetan hasil pertanian dan hasil olahannya
dalam hal, membunuh bakteri pembusuk atau mikroba pathogen, membunuh
serangga serta dapat menghambat pertunasan. Kemampuan sinar gamma
berenergi tinggi untuk menerobos masuk ke dalam materi memungkinkan dapat
dimanfaatkan untuk tujuan pengawetan hasil pertanian, pasteurisasi dan sterilisasi
melalui proses ionisasi atomatom materi. Karena itu, radiasi sinar-γ disebut juga
radiasi pengion. Ion-ion bermuatan hasil proses ionisasi dapat merusak molekul-
molekul sel, memutus ikatan DNA, dan membunuh atau membuat

4
ketidakmampuan bakteri pathogen dan serangga untuk bereplikasi. (Budihardjo et
al., 2017)
Pada prakteknya Sugianti et al., (2012) menyatakan terdapat tiga penerapan
umum dan kategori dosis dalam menggunakan radiasi ionisasi :
1. Iradiasi dosis rendah : sampai dengan 1 kGy
a. menghambat pertunasan : 0.05 - 0.15 kGy pada: kentang, bawang merah,
bawang putih, jahe, ubi jalar dll.
b. Disinfestasi / mencegah serangan serangga dan disinfeksi parasit : 0.15 -
0.5 kGy pada : serealia dan kacang-kacangan, buah segar dan kering, ikan
kering dan daging, daging babi, dll.
c. Menunda proses fisiologis (misalnya pematangan): 0.25 - 1.0 kGy pada :
sayur dan buah segar.
2. Iradiasi dosis medium :1 - 10 kGy
a. Memperpanjang masa simpan : 1.0 - 3.0 kGy pada : ikan segar, strawbeery,
jamur, dll.
b. Eliminasi mikroba pembusuk dan patogen : 1.0 - 7.0 kGy pada : pangan
laut segar dan beku, ternak dan daging segar maupun beku, dll.
c. Memperbaiki teknologi pangan : 2.0 - 7.0 kGy pada : anggur
(meningkatkan hasil sari buah), sayuran dehidrasi (mengurangi waktu
memasak), dll.
3. Iradiasi dosis tinggi: di atas 10 kGy
a. Sterilisasi industri (kombinasi dengan pemanasan suhu rendah): 30 - 50
kGy pada : daging, ternak, seafood, makanan steril untuk pasien di rumah
sakit, makanan steril untuk astronot dll.
b. Dekontaminasi beberapa bahan tambahan pangan : 10 - 50 kGy pada :
rempah, enzim, gum dll.

5
C. Kelebihan dan Kekurangan Penyinaran

Tanaman banyak menyerap radiasi sinar UV gelombang panjang dan pendek.


Radiasi sinar UV gelombang panjang dapat mengarahkan beberapa jenis
perubahan dalam struktur DNA tanaman dan dapat juga menyebabkan mutasi.
Jika mutasi terjadi maka dapat meningkatkan ketahanan patogen tanaman inang
dan dapat mempengaruhi hasil (buah) (Leach et al., 1980). Radiasi ultraviolet
(UV) diketahui dapat menginduksi resistensi jika digunakan dengan cara yang
tepat. Induksi resistensi dikenal sebagai imunisasi karena pada prinsipnya induksi
resistensi adalah meningkatkan sistem pertahanan tanaman terhadap patogen
tertentu. UV juga diketahui dapat menstimulasi pembentukan fitoaleksin.
Secara teori, dibandingkan dengan teknologi konvensional yang sudah mulai
ditinggalkan di negara maju (Amerika, Jepang), teknologi iradiasi menggunakan
sinar gamma memiliki beberapa keunggulan yang antara lain adalah :
1. Prosesnya efektif, yaitu memiliki daya tembus tinggi untuk mencapai target
penyinaran.
2. Tidak menimbulkan residu apa pun pada produk yang diiradiasi sehingga
aman untuk dikonsumsi.
3. Dapat menggantikan proses fumigasi menggunakan bahan kimia beracun,
seperti ethylene oxide.
4. Dapat menggantikan methyl bromide yaitu bahan kimia pencemar lingkungan
dan perusak ozone dalam kendali infestasi serangga pada bebijian.
5. Merupakan proses dingin sehingga tidak mengurangi nutrisi makanan yang
diiradiasi.
Di samping hal-hal yang menguntungkan, ada juga hal-hal yang
membahayakan bila menggunakan radiasi. Seperti halnya sinar X, maka berbagai
radiasi Radionuklide dapat mengionisasi materi yang dilaluinya, dan semua
radiasi ionisasi berbahaya bagi jaringan tubuh. Apabila tubuh terkena radiasi,
maka cairan jaringan sel-sel" tubuh akan terionisasi yang mengakibatkan
terjadinya" kerusakan sel-sel. Jika kerusakannya sedikit, sel-sel jaringan tubuh
masih sempat meperbaiki dirinya sehingga tidak ada pengaruh yang permanen.

6
Apabila kerusakan itu tidak dapat diatasi sendiri oleh metabolisme sel-sel dalam
jaringan, maka dapat mengakibatkan penyakit kanker. Berdasarkan sifat radiasi
sinar Gamma terhadap materi atau bahan makanan yang dikenainya maka radiasi
sinar Gamma dimanfaatkan untuk mengawetkan bahan-bahan makanan karena
dipandang lebih efisien bila dibandingkan dengan pengawetan secara tradisional
maupun pemakaian bahan kimia sebagai pengawet. Untuk itu disajikan beberapa
hasil penelitian pengawetan yang telah dilaksanakan baik di dalam negeri maupun
di luar negeri. (Abdi et al, 2017)

D. Dampak Penyinaran

Perlakuan penyinaran lampu UV dengan lama penyinaran empat jam mampu


menekan jumlah bercak penyakit busuk asam pada buah tomat. Wardhana (1996)
dalam Lubis (2004) menambahkan bahwa efek yang ditimbulkan secara langsung
pada jaringan yang terkena radiasi dapat disebabkan karena sel-sel pembentuk
jaringan tidak dapat membelah lagi, pembelahannya tertunda atau pembentukan
selnya tidak normal sehingga jaringan yang terkena radiasi tersebut mati. Proses
biologis yang terkena radiasi dapat tergantung dari lamanya paparan radiasi, mulai
dari beberapa puluh menit sampai beberapa puluh jam, tergantung pada tingkat
kerusakan sel. Sehingga sinar UV mampu menekan infeksi yang disebabkan oleh
patogen.
Pengaruh iradiasi terhadap kesehatan telah di kaji oleh Codex Alimentarius
Commission dan menyatakan bahwa iradiasi pangan dengan dosis rata-rata
sampai dengan 10 kGy tidak menimbulkan bahaya toksisitas dan tidak
memerlukan pengujian lebih lanjut. Studi keamanan pangan iradiasi juga
dilakukan di berbagai negara baik terhadap hewan percobaan maupun studi klinis
pada manusia. Lestari (2010) menyatakan dari hasil studi yang dilakukan
menunjukkan bahwa :
1. Iradiasi tidak menyebabkan pangan menjadi radioaktif. Proses iradiasi terjadi
dengan melewatkan pangan dengan suatu sumber radiasi dengan kecepatan

7
dan dosis yang terkontrol dan pangan tersebut tidak pernah kontak langsung
dengan sumber radiasi. Ketika perlakuan iradiasi dihentikan, tidak ada energi
yang tersisa dalam pangan.
2. Iradiasi tidak menyebabkan pangan menjadi toksik. Semenjak tahun 1940-an
pangan iradiasi selalu diteliti dengan seksama terkait dengan toksisitasnya
sebelum proses iradiasi diterapkan terhadap suatu pangan.
3. Konsumsi pangan iradiasi tidak menyebabkan terjadinya perkembangan
kromosom tidak normal.
4. Perubahan kimia yang terjadi pada pangan iradiasi seperti pembentukan
produk radiolitik, adalah produk yang juga terbentuk karena proses pemanasan
seperti glukosa asam format, asetaldehida dan karbondioksida. Keamanan
produk radiolitik ini telah diuji secara seksama dan tidak ditemukan bahaya
yang ditimbulkannya.
5. Iradiasi tidak menimbulkan terjadinya pembentukan radikal bebas. Radikal
bebas juga terbentuk selama proses pengolahan pangan lain seperti
pemanggangan roti, penggorengan, pengeringan beku dan lain-lain.
6. Iradiasi pangan yang dilaksanakan sesuai dengan GMP tidak meningkatkan
risiko botulisme.

8
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Manfaat dari penyinaran produk pasca panen yaitu tersedianya pangan yang
bebas dari serangan (infestasi) serangga, kontaminasi dan pembusukan,
pencegahan penyakit karena pangan, dan pemenuhan standar impor dalam hal
mutu dan karantina
2. Metode dari penyiranan produk pasca panen ini dapat dilakukan dengan
penerapan tiga tingkat dosis yaitu dosis rendah,dosis medium dan dosis
tinggi.
3. Kelebihan dari teknologi penyinaran ini yaitu prosesnya yang efektif dan
tidak menghasilkan residu sementara kekurangannya yaitu terdapat berbagai
radiasi Radionuklide dapat mengionisasi materi yang dilaluinya, dan semua
radiasi ionisasi berbahaya bagi jaringan tubuh.
4. Dampak dari iradiasi pangan dengan dosis rata-rata sampai dengan 10 kGy
tidak menimbulkan bahaya toksisitas dan tidak memerlukan pengujian lebih
lanjut.

B. Saran

Saran dalam melakukan iradiasi harus sesuai dengan prosedur dan


dilaksanakan dengan hati-hati karena apabila tubuh terkena radiasi, maka cairan
jaringan sel-sel tubuh akan terionisasi yang mengakibatkan terjadinya kerusakan
sel-sel. Jika kerusakannya sedikit, sel-sel jaringan tubuh masih sempat meperbaiki
dirinya sehingga tidak ada pengaruh yang permanen. Apabila kerusakan itu tidak
dapat diatasi sendiri oleh metabolisme sel-sel dalam jaringan, maka dapat
mengakibatkan penyakit kanker.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, S., Atmoko, D. F., Ramja, S., Sutomo, S., Pudjianto, M. S., &
Marnada, N. (2017). DISAIN KONSEP RANCANG BANGUN
IRADIATOR GAMMA (ISG-500) UNTUK PENGAWETAN HASIL
PERTANIAN. PRIMA-Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek
Nuklir, 6(12), 402-409.
Damiri, N., Suparman, S., & Lestari, Y. L. Y. (2010). Penggunaan Sinar Ultra
Violet untuk Menekan Penyakit Busuk Asam pada Buah Tomat Pasca
Panen. In Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan
Pengkajian. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi
Sumatera Selatan.
Sa’adi, W. R., Yudono, P. P., & Trisnowati, S. Pengaruh Lama Penyinaran Uv-C
dan Macam Kitosan terhadap Pematangan dan Umur Simpan Buah Sawo
(Manilkara zapota (L.) Van Royen). Vegetalika, 4(4), 68-78.
Wahyu, K. F. (2017). KAJIAN PENYINARAN UV-C TERHADAP MUTU DAN
UMUR SIMPAN CABAI MERAH (Capsicum annum, L.) (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).
Sugianti, C., Hasbullah, R., Purwanto, Y. A., & Setyabudi, D. A. (2012). KAJIAN
PENGARUH IRADIASI DOSIS 0.75 kGy TERHADAP KERUSAKAN
DINGIN (CHILLING INJURY) PADA BUAH MANGGA GEDONG
SELAMA PENYIMPANAN STUDY EFFECT OF IRRADIATION 0.75
kGy DOSE ON CHILLING INJURY SYMPTOMS OF MANGO cv
GEDONG DURING STORED. Jurnal Teknik Pertanian
LampungVol, 3(2), 195-204.
Lestari, S., Ahmad, U., Iriani, E. S., & Kurniawan, F. (2020). Kombinasi Iradiasi
dan Coating Kitosan untuk Pengendalian Cendawan Thielaviopsis
paradoxa pada Buah Salak Selama Penyimpanan. Jurnal Keteknikan
Pertanian, 8(2), 71-80.

10
Akrom, M., & Hidayanto, E. (2014). Kajian Pengaruh Radiasi Sinar Gamma
Terhadap Susut Bobot Pada Buah Jambu Biji Merah Selama Masa
Penyimpanan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 10(1).
Khoirunnisa, N. (2016). Pengaruh Iradiasi Gamma Terhadap Kesegaran Buah
Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Potong (Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).
FahcrunisaS, A. (2016). Pengaruh Perlakuan Iradiasi Gamma Terhadap
Kesegaran Buah Belimbing Manis (Averrhoa Carambola L.) (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).

11

Anda mungkin juga menyukai