Disusun Oleh :
Wini Mutiara ( 143020 124)
Syifa Fauziah (143020130)
Sri Wulandari (143020137)
Fragma Adiana (143020
Nadia Yuditia SD (143020156)
KELAS : C
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
pertolongan-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Iradiasi
Produk Pangan .
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Nilai Gizi di
program studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ira Endah Rohimah, ST., M.Si.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi Nilai Gizi dan kepada segenap pihak yang telah
membantu memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
inspirasi terhadap para pembaca.
Penulis
| KATA PENGANTAR 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
KESIMPULAN.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
| DAFTAR ISI 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan
gizi masyarakat, maka tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun
berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi.
Salah satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat
memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi.
Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia terus melakukan perubahan-perubahan
dalam hal pengolahan bahan makanan. Hal ini wajar sebab dengan semakin berkembangnya
teknologi kehidupan manusia semakin hari semakin sibuk sehingga tidak mempunyai banyak
waktu untuk melakukan pengolahan bahan makana yang hanya mengandalkan bahan mentah
yang kemudian diolah didapur. Dalam keadaaan demikian, makanan cepat saji (instan) yang
telah diolah dipabrik atau telah diawetkan banyak manfatnya bagi masyarakat itu sendiri.
Dahulu makanan cepat saji (instant) menggunakan pengawet dari bahan kimia seperti
natrium benzoat, asam sitrat, dll. Seiring berkembangnya zaman, ditemukannya bukti-bukti
bahwa efek dari bahan pengawet tersebut berbahaya karena menggangu bagi kesehatan. Selain
itu, bahan pengawet buatan tersebut juga mengakibatkan kerusakan bahan pangan. Faktor-faktor
tersebut mendorong para peneliti untuk mencari teknik pengawetan makanan yang lebih praktis.
Salah satu tekniknya yaitu dengan iradiasi.
| DAFTAR PUSTAKA 1
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui apa yang dimaksud iradiasi pangan, dosis yang digunakan pada
produk pangan, contoh produk yang menggunakan iradiasi dan evaluasi nilai gizi pada produk
dan kelemahan dan kelebian pada produk yang menggunakan iradiasi pangan.
| DAFTAR PUSTAKA 2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada pengawetan bahan pangan dengan iradiasi digunakan radiasi berenergi tinggi yang
dikenal dengan nama radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi pada materi yang
dilaluinya (Maha, 1981).
Bila sumber iradiasi (sinar x, sinar gamma dan berkas elektron) mengenai bahan pangan, maka
akan menimbulkan eksitasi, ionisasi dan perubahan komponen yang ada pada bahan pangan
tersebut. Apabila perubahan terjadi pada sel hidup, maka akan menghambat sintesis DNA yang
menyebabkan proses terganggu dan terjadi efek biologis. Efek inilah yang digunakan sebagai
dasar untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan (Maha, 1981).
Dosis rendah
(s/d 1 KGy)
Pencegahan
pertunasan
0,05 0,15 Kentang, bawang putih,
bawang bombay, jahe,
Pembasmian
serangga dan
Serealia, kacang-kacangan,
parasit
buah segar dan kering,
0,15 0,50
ikan, daging kering
Faktor Yang
Buah dan sayur segar
Perlambatan Mempengaruhi
proses fisiologis Proses Iradiasi
Faktor-faktor
yang perlu
mendapat
0,50 1,00 perhatian dalam
melakukan
penyinaran
pangan adalah:
Dosis sedang (1-
10 kGy) Dosis
penyinaran
Perpanjangan yang
masa simpan digunakan.
1,00 3,00 Ikan, arbei segar
Lama
penyinaran
Pembasmian
mikroorganisme
perusak dan
patogen 1,00 7,00 Hasil laut segar dan beku,
Macam sumber penyinaran yang digunakan.
Perlakuan pendahuluan dari bahan pangan yang akan disinari.
Perlakuan lanjutan dari bahan pangan yang sudah disinari.
Kemasan yang digunakan pada produk pangan
Legalitas Iradiasi
Menurut Hermana (1991), pangan yang diiradiasi tidak dapat dikenali dengan penglihatan,
penciuman, pencecapan ataupun perabaan. Satu-satunya cara agar konsumen mengetahui
dengan pasti bahwa suatu pangan telah diiradiasi adalah dengan menyertakan label yang
menyatakan dengan jelas perlakuan tersebut dalam kata, logo atau keduanya. Pelabelan pangan
di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No 69 Tahun 1999 dan khusus mengenai
iradiasi pangan diatur dalam pasal 34.
1. Iradiasi tidak menyebabkan pangan menjadi radioaktif. Proses iradiasi terjadi dengan
melewatkan pangan dengan suatu sumber radiasi dengan kecepatan dan dosis yang
terkontrol dan pangan tersebut tidak pernah kontak langsung dengan sumber radiasi.
Ketika perlakuan iradiasi dihentikan, tidak ada energi yang tersisa dalam pangan.
2. Iradiasi tidak menyebabkan pangan menjadi toksik. Semenjak tahun 1940-an pangan
iradiasi selalu diteliti dengan seksama terkait dengan toksisitasnya sebelum proses
iradiasi diterapkan terhadap suatu pangan.
3. Konsumsi pangan iradiasi tidak menyebabkan terjadinya perkembangan kromosom tidak
normal.
4. Perubahan kimia yang terjadi pada pangan iradiasi seperti pembentukan produk
radiolitik, adalah produk yang juga terbentuk karena proses pemanasan seperti glukosa
asam format, asetaldehida dan karbondioksida. Keamanan produk radiolitik ini telah diuji
secara seksama dan tidak ditemukan bahaya yang ditimbulkannya.
5. Iradiasi tidak menimbulkan terjadinya pembentukan radikal bebas. Radikal bebas juga
terbentuk selama proses pengolahan pangan lain seperti pemanggangan roti,
penggorengan, pengeringan beku dan lain-lain.
6. Iradiasi pangan yang dilaksanakan sesuai dengan GMP tidak meningkatkan risiko
botulisme.
1. Kurang adanya sosialisasi pengawetan bahan makanan dengan teknik iradiasi kepada
masyarakat baik konsumen ataupun produsen makanan mengenai keamanan penggunaan
radiasi seharusnya lebih disosialisasikan lagi sehingga tidak ada ketakutan lagi akan
terjadinya senyawa radioaktif akibat mengkonsumsi makanan dengan teknik iradiasi.
2. Keselamatan para pekerja yang bekerja di bidangVakum
Pengemasan radiasi sangat perlu untuk diperhatikan
dan hal inipun perlu mendapat perhatian , karena tidak ada artinya melakukan
pengawetan pangan, tetapi dapat pula membahayakan keselamatan kita.
Thawing
Produk iradiasi
Pepes atau Pais merupakan suatu cara khas dari Jawa Barat untuk mengolah bahan
makanan (biasanya untuk ikan) dengan bantuan daun pisang untuk membungkus ikan beserta
bumbunya. Cara membuatnya adalah bumbu dan rempah dihaluskan dan ditambah daun
kemangi, tomat, dan cabai dibalur/dibalut bersama ikan mas yang sudah dibersihkan. Semua lalu
dibungkus dengan daun pisang dan disemat dengan 2 buah bambu kecil di setiap ujungnya.
Bungkusan ini lalu dibakar (dipepes) di atas api atau bara api dari arang sampai mengering.
Diagram alir proses pembuatan pepes ikan mas
Ikan Mas
Penyiangan
Pemotongan
Pencucian
Bumbu-bumbu Mixing
Pembungkusan
Pengukusan
Pepes Ikan
2. Kare ayam
Kari ayam adalah makanan khas indonesia yang telah populer dan gurih sekali rasannya.
Memang orang Indonesia mempunyai berbagai menu masakan yang bisa memanjakan lidan dan
tidak pernah bosan untuk menikamtinnya setiap saat.
Diagram alir proses pembuatan kare ayam.
Ayam
Pemotongan
Mixing Bumbu
Pemasakan
Tabel 4. Kandungan gizi kare ayam dan kare ayam iradiasi.
Komposisi Nilai gizi daging ayam Nilai gizi kare ayam
Lemak 25 g 8,6 g
Kare Ayam
Protein 18,2 g 11,47 g
Karbohidrat 0g 16 g
Kalsium 14 mg 179 mg
Fosfor 200 mg 190 mg
Zat Besi 2 mg 0,8 mg
Vitamin A 810 IU 0 IU
Vitamin B1 0,08 mg 0 mg
Vitamin C 0 mg 5 mg
Pengemasan Vakum
Thawing
Produk iradiasi
3. Apel
Apel adalah jenis buah-buahan, atau buah yang dihasilkan dari pohon buah apel. Buah apel biasanya
berwarna merah kulitnya jika masak dan (siap dimakan), namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau
kuning. Kulit buahnya agak lembek, daging buahnya keras. Buah ini memiliki beberapa biji di dalamnya.
Diagram alir proses iradiasi pada buah apel.
Apel
Pembungkusan Vakum
KESIMPULAN
Iradiasi merupakan penggunaan energi secara sengaja dan terarah untuk
penyinaran bahan dengan sumber radiasi buatan. Iradiasi pangan adalah suatu teknik
pengawetan pangan dengan menggunakan radiasi ionisasi secara terkontrol untuk
membunuh serangga, kapang, bakteri, parasit atau untuk mempertahankan kesegaran
bahan pangan. Tujuan dari pangan iradiasi yaitu menghambat pertunasan,
menanggulangi kehilangan akibat kerusakan fisik dan pembusukan dan menjadikan
bahan pangan tidak mengalami perubahan baik tekstur, aroma, rasa, warna serta nilai gizi.
Setiap bahan pangan yang diiradiasi mempunai dosis masing-masing dari dosis rendah,
dosis sedang dan dosis tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Dwi. 2012. Iradiasi Pangan cara Alternatif Mengawetkan dan Meningkatkan Keamanan
http://www.foodreview.biz/login/preview.php?view&id=55690
Winarno, F.G. dan B. Sri Laksmie Jenie. 1982. Kerusakan pangan dan cara pencegahannya. IPB
Bogor-Chalia Indonesia.
Anonim. 1996. Undang-undang Negara RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan. Dep. Pert. RI.
Dr. drh. Hj. Rr. Retno Widyani, MS, MH dan Ir. Tety Suciaty, MP. 2008.Prinsip Pengawetan
Pangan.Swagati Press
Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan Dengan Radiasi, Jakarta, 6-8 Juni 1983