Anda di halaman 1dari 21

EVALUASI NILAI GIZI

Iradiasi Produk Pangan


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Nilai Gizi

Disusun Oleh :
Wini Mutiara ( 143020 124)
Syifa Fauziah (143020130)
Sri Wulandari (143020137)
Fragma Adiana (143020
Nadia Yuditia SD (143020156)

KELAS : C

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
pertolongan-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Iradiasi
Produk Pangan .
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Nilai Gizi di
program studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ira Endah Rohimah, ST., M.Si.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi Nilai Gizi dan kepada segenap pihak yang telah
membantu memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
inspirasi terhadap para pembaca.

Bandung, 25 Desember 2016

Penulis

| KATA PENGANTAR 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1

1.3 TUJUAN...........................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

2.1 Iradiasi Pangan.................................................................................................................................3

2.2 Dosis Radiasi Pada Produk Pangan...................................................................................................5

2.3 Keuntungan dan Kelemahan Teknik Iradiasi Pangan.........................................................................8

2.4 Macam-macam Produk Hasil Iradiasi............................................................................................10

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................18

KESIMPULAN.....................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19

| DAFTAR ISI 35
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan
gizi masyarakat, maka tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun
berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi.
Salah satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat
memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi.
Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia terus melakukan perubahan-perubahan
dalam hal pengolahan bahan makanan. Hal ini wajar sebab dengan semakin berkembangnya
teknologi kehidupan manusia semakin hari semakin sibuk sehingga tidak mempunyai banyak
waktu untuk melakukan pengolahan bahan makana yang hanya mengandalkan bahan mentah
yang kemudian diolah didapur. Dalam keadaaan demikian, makanan cepat saji (instan) yang
telah diolah dipabrik atau telah diawetkan banyak manfatnya bagi masyarakat itu sendiri.
Dahulu makanan cepat saji (instant) menggunakan pengawet dari bahan kimia seperti
natrium benzoat, asam sitrat, dll. Seiring berkembangnya zaman, ditemukannya bukti-bukti
bahwa efek dari bahan pengawet tersebut berbahaya karena menggangu bagi kesehatan. Selain
itu, bahan pengawet buatan tersebut juga mengakibatkan kerusakan bahan pangan. Faktor-faktor
tersebut mendorong para peneliti untuk mencari teknik pengawetan makanan yang lebih praktis.
Salah satu tekniknya yaitu dengan iradiasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud iradiasi pada produk pangan?
2. Bagimana dosis yang digunakan saat iradiasi produk pangan?
3. Apa saja contoh produk yang menggunakan iradiasi ?
4. Bagaimana Evaluasi nilai Gizi pada produk tersebut?
5. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari produk iradiasi pangan?

| DAFTAR PUSTAKA 1
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui apa yang dimaksud iradiasi pangan, dosis yang digunakan pada
produk pangan, contoh produk yang menggunakan iradiasi dan evaluasi nilai gizi pada produk
dan kelemahan dan kelebian pada produk yang menggunakan iradiasi pangan.

| DAFTAR PUSTAKA 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Iradiasi Pangan.


Menurut Maha (1981), iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi
radiasi secara sengaja dan terarah. Sedangkan menurut Winarno et al. (1980), Iradiasi adalah
teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber iradiasi buatan.
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang tanpa media. Sedangkan teknik iradiasi adalah pemancaran energi dengan radiasi
gamma berintensitas tinggi yang dapat membunuh organisme berbahaya, tetapi tanpa
mempengaruhi nilai nutrisi makanan tersebut dan tidak meninggalkan residu serta tidak
membuat makanan menjadi radioaktif.
Iradiasi bahan pangan dan makanan adalah salah satu teknologi pemrosesan pangan yang
bertujuan untuk membunuh kontaminan biologis berupa bakteri pathogen, virus, jamur, dan
serangga yang dapat merusak bahan pangan tersebut dan membahayakan konsumen dengan cara
mengionisasi bahan pangan tersebut dengan menggunakan sinar tertentu.
Selain dapat membunuh berbagai kontaminan biologis yang dapat merusak pangan dan
membahayakan konsumen, iradiasi dapat mencegah penuaan bahan pangan yang disebabkan
karena factor internal pangan tersebut, misalnya pertunasan, sehingga berfungsi sebagai
pengawet, serta dapat membuat bahan pangan tetap segar karena proses iradiasi sendiri
merupakan proses pada temperature ambient.
Prinsip Iradiasi

Pada pengawetan bahan pangan dengan iradiasi digunakan radiasi berenergi tinggi yang
dikenal dengan nama radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi pada materi yang
dilaluinya (Maha, 1981).

Bila sumber iradiasi (sinar x, sinar gamma dan berkas elektron) mengenai bahan pangan, maka
akan menimbulkan eksitasi, ionisasi dan perubahan komponen yang ada pada bahan pangan
tersebut. Apabila perubahan terjadi pada sel hidup, maka akan menghambat sintesis DNA yang
menyebabkan proses terganggu dan terjadi efek biologis. Efek inilah yang digunakan sebagai
dasar untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan (Maha, 1981).

Pemanfaatan praktis iradiasi bahan pangan banyak berkaitan dengan pengawetan.


Radiasi menonaktifkan organisme perusak pangan, yaitu bakteri, kapang dan khamir. Iradiasi
juga efektif untuk memperpanjang masa simpan sayur dan buah segar karena membatasi
perubahan hayati yang berkaitan dengan pematangan, peramunan, pertumbuhan dan penuaan.

Prinsip pengawetan pangan dengan cara iradiasi yaitu :


1. Penyinaran dapat menghambat pertunasan pada umbi-umbian.
2. Penyinaran dapat memperlambat atau menunda proses pematangan pada buah-buahan.
3. Penyinaran dapat menghambat aktivitas mikroba yang terdapat dalam bahan pangan.
4. Penyinaran dapat mnginaktifkan enzim-enzim.
5. Penyinaran dapat membunuh serangga atau hama yang mnyerang bahan pangan di ruang
penyimpanan.
Tujuan iradiasi
1. Mengurangi kehilangan akibat kerusakan dan pembusukan.
2. Membasmi mikroba dan organisme lain yang menimbulkan penyakit yang terbawa oleh
makanan.
3. Memperpanjang daya simpan
Syarat Iradiasi
Dalam iradiasi pangan, syarat penggunaan radiasinya adalah sebagi berikut :
Sinar Gamma dari radionuklida 60Co atau 137Cs.
Sinar X yang dihasilkan dari mesin sumber yang dioperasikan dengan energi pada atau
dibawah 5 MeV.
Elektron yang dihasilkan dari mesin sumber yang dioperasikan dengan energi pada atau
dibawah 10 MeV.
Energi yang digunakan tidak boleh menyebabkan terbentuknya senyawa radioaktif pada
bahan pangan.
Penggunaan Dosis Iradiasi perlu diperhatikan.
Jika jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang
diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak
sehingga tidak dapat diterima konsumen.
2.2 Dosis Radiasi Pada Produk Pangan.
Intensitas sinar iradiasi dalam sistem satuan SI dinyatakan dengan satuan Gray (Gy) yang
berarti dosis sinar yang diserap yang setara dengan 1 joule per kilogram material terserap.
Peraturan FDA (Food and Drug Association) menyatakan bahwa 1 kilogray (kGy) setara dengan
1000 Gy.
Menurut Hermana (1991), dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap ke
dalam bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan. Seringkali untuk tiap
jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kalau jumlah
radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak akan
tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak sehingga tidak dapat
diterima konsumen. Besarnya dosis radiasi yang dipakai dalam pengawetan makanan tergantung
pada jenis bahan makanan dan tujuan iradiasi. Persyaratan dosis yang dibutuhkan untuk
mengiradiasi jenis pangan tertentu dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel. 1 Penerapan dosis dalam berbagai penerapan iradiasi pangan.
Tujuan Dosis (kGy) Produk

Dosis rendah
(s/d 1 KGy)

Pencegahan
pertunasan
0,05 0,15 Kentang, bawang putih,
bawang bombay, jahe,

Pembasmian
serangga dan
Serealia, kacang-kacangan,
parasit
buah segar dan kering,
0,15 0,50
ikan, daging kering

Faktor Yang
Buah dan sayur segar
Perlambatan Mempengaruhi
proses fisiologis Proses Iradiasi
Faktor-faktor
yang perlu
mendapat
0,50 1,00 perhatian dalam
melakukan
penyinaran
pangan adalah:
Dosis sedang (1-
10 kGy) Dosis
penyinaran
Perpanjangan yang
masa simpan digunakan.
1,00 3,00 Ikan, arbei segar
Lama
penyinaran

Pembasmian
mikroorganisme
perusak dan
patogen 1,00 7,00 Hasil laut segar dan beku,
Macam sumber penyinaran yang digunakan.
Perlakuan pendahuluan dari bahan pangan yang akan disinari.
Perlakuan lanjutan dari bahan pangan yang sudah disinari.
Kemasan yang digunakan pada produk pangan

Legalitas Iradiasi

Setiap metode pengolahan pangan mengakibatkan perubahan sifat pangan yang


mungkin menimbulkan konsekuensi pada konsumen, tetapi jelas bahwa pangan yang diiradiasi
aman, dan konsumsinya sebagai bagian dari makanan sehari-hari sama sekali tanpa akibat yang
membahayakan (Hermana, 1991).

Untuk memastikan terdapatnya tingkat keamanan yang diperlukan, pemerintah perlu


mengundangkan peraturan, baik mengenai pangan yang diiradiasi maupun sarana iradiasi.
Peraturan tentang iradiasi pangan yang sampai sekarang digunakan antara lain adalah Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 826 Tahun 1987 dan No. 152 Tahun 1995. Peraturan tersebut
selanjutnya digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan Undang-undang Pangan No. 7
Tahun 1996.

Menurut Hermana (1991), pangan yang diiradiasi tidak dapat dikenali dengan penglihatan,
penciuman, pencecapan ataupun perabaan. Satu-satunya cara agar konsumen mengetahui
dengan pasti bahwa suatu pangan telah diiradiasi adalah dengan menyertakan label yang
menyatakan dengan jelas perlakuan tersebut dalam kata, logo atau keduanya. Pelabelan pangan
di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No 69 Tahun 1999 dan khusus mengenai
iradiasi pangan diatur dalam pasal 34.

Keamanan Pangan Iradiasi


Codex Alimentarius Commission telah melakukan berbagai kajian dan menyatakan
bahwa iradiasi pangan dengan dosis rata-rata sampai dengan 10 kGy tidak menimbulkan bahaya
toksisitas dan tidak memerlukan pengujian lebih lanjut. Studi keamanan pangan iradiasi juga
dilakukan di berbagai negara baik terhadap hewan percobaan maupun studi klinis pada manusia.
Dari hasil studi yang dilakukan menunjukkan bahwa :

1. Iradiasi tidak menyebabkan pangan menjadi radioaktif. Proses iradiasi terjadi dengan
melewatkan pangan dengan suatu sumber radiasi dengan kecepatan dan dosis yang
terkontrol dan pangan tersebut tidak pernah kontak langsung dengan sumber radiasi.
Ketika perlakuan iradiasi dihentikan, tidak ada energi yang tersisa dalam pangan.
2. Iradiasi tidak menyebabkan pangan menjadi toksik. Semenjak tahun 1940-an pangan
iradiasi selalu diteliti dengan seksama terkait dengan toksisitasnya sebelum proses
iradiasi diterapkan terhadap suatu pangan.
3. Konsumsi pangan iradiasi tidak menyebabkan terjadinya perkembangan kromosom tidak
normal.
4. Perubahan kimia yang terjadi pada pangan iradiasi seperti pembentukan produk
radiolitik, adalah produk yang juga terbentuk karena proses pemanasan seperti glukosa
asam format, asetaldehida dan karbondioksida. Keamanan produk radiolitik ini telah diuji
secara seksama dan tidak ditemukan bahaya yang ditimbulkannya.
5. Iradiasi tidak menimbulkan terjadinya pembentukan radikal bebas. Radikal bebas juga
terbentuk selama proses pengolahan pangan lain seperti pemanggangan roti,
penggorengan, pengeringan beku dan lain-lain.
6. Iradiasi pangan yang dilaksanakan sesuai dengan GMP tidak meningkatkan risiko
botulisme.

Nilai Gizi Pangan yang Diiradiasi


Tidak satupun proses pengolahan dan pengawetan pangan dapat meningkatkan
nilai gizi pangan. Karena iradiasi merupakan proses yang tidak menggunakan panas
sehingga kehilangan zat gizi terjadi dalam jumlah minimal dan lebih kecil daripada
jumlah pengawetan lain seperti pengalengan, pengeringan, dan pasteurisasi. Codex
Alimentarius Commission dan International Atomic Energy Agency (IAEA), telah
melakukan berbagai kajian dan menyatakan bahwa iradiasi tidak menimbulkan masalah
gizi khusus pada pangan. Bahkan hasil sidang FHO, WHO dan IAEA di Jenewa tahun
1997 yang membahas iradiasi dengan dosis tinggi ( <10 kGy ) tidak menyebabkan
kehilangan zat gizi yang dapat berdampak terhadap status gizi manusia.
2.3 Keuntungan dan Kelemahan Teknik Iradiasi Pangan.
Keuntungan Iradiasi Pangan
1. Mengurangi mikroorganisme patogen, sehingga dapat mengurangi penyakit infeksi,
akibatnya biaya yang timbul untuk pengobatan dapat ditekan.
2. Dekontaminasi bumbu, rempah dll sehingga tidak merusak rasa dan aromanya.
3. Memperpanjang masa simpan, sehingga frekuensi transportasi distribusi pangan
berkurang, akibatnya dampak transportasi terhadap udara dan lingkungan juga berkurang
dan kebutuhan energi untuk transportasi juga dapat ditekan.
4. Mencegah serangan/disinfestasi serangga sehingga dapat menekan berkurangnya
gandum, tepung, serealia, kacang-kacangan dan lain-lain karena serangan serangga.
5. Menghambat pertunasan
6. Ekonomis, tidak banyak pangan yang terbuang karena busuk.
7. Iradiasi dapat dilakukan untuk pangan dalam jumlah besar, baik dalam bentuk curah
maupun dikemas.
8. Iradiasi tidak merubah kesegaran produk (karena tidak menggunakan panas).
9. Teknik iradiasi tidak mencemari lingkungan.

Kelemahan Iradiasi Pangan Pepes ikan /kare ayam

1. Kurang adanya sosialisasi pengawetan bahan makanan dengan teknik iradiasi kepada
masyarakat baik konsumen ataupun produsen makanan mengenai keamanan penggunaan
radiasi seharusnya lebih disosialisasikan lagi sehingga tidak ada ketakutan lagi akan
terjadinya senyawa radioaktif akibat mengkonsumsi makanan dengan teknik iradiasi.
2. Keselamatan para pekerja yang bekerja di bidangVakum
Pengemasan radiasi sangat perlu untuk diperhatikan
dan hal inipun perlu mendapat perhatian , karena tidak ada artinya melakukan
pengawetan pangan, tetapi dapat pula membahayakan keselamatan kita.

Pembekuan 20C selama 48 jam

2.4 Macam-macam Produk Hasil Iradiasi.


1. Pepes Ikan
Iradiasi dengan dosis 45-60 kgy

Thawing

Penyimpanan suhu ruang

Produk iradiasi
Pepes atau Pais merupakan suatu cara khas dari Jawa Barat untuk mengolah bahan
makanan (biasanya untuk ikan) dengan bantuan daun pisang untuk membungkus ikan beserta
bumbunya. Cara membuatnya adalah bumbu dan rempah dihaluskan dan ditambah daun
kemangi, tomat, dan cabai dibalur/dibalut bersama ikan mas yang sudah dibersihkan. Semua lalu
dibungkus dengan daun pisang dan disemat dengan 2 buah bambu kecil di setiap ujungnya.
Bungkusan ini lalu dibakar (dipepes) di atas api atau bara api dari arang sampai mengering.
Diagram alir proses pembuatan pepes ikan mas

Ikan Mas

Penyiangan

Pemotongan

Larutan Garam Perendaman 15 menit

Pencucian

Bumbu-bumbu Mixing

Pembungkusan

Pengukusan

Pepes Ikan

Tabel 2. kandungan gizi pepes ikan


Komposisi Nilai gizi ikan mas Nilai gizi pepes ikan mas
Lemak 2g 11,3 g
Protein 16 g 15,2 g
Karbohidrat 0g 11,8 g
Kalsium 20 mg 686 mg
Fosfor 150 mg 530 mg
Zat Besi 2 mg 6,1 mg
Vitamin A 150 IU 10 IU
Vitamin B1 0,05 mg 0,13 mg
Vitamin C 0 mg 0 mg

Tabel 3. kandungan gizi pepes ikan iradiasi


Komposisi Nilai gizi ikan mas iradiasi
Lemak 22,00 %
Protein 27,54 %
Kadar Air 62,02 %
pH 6,29

2. Kare ayam

Kari ayam adalah makanan khas indonesia yang telah populer dan gurih sekali rasannya.
Memang orang Indonesia mempunyai berbagai menu masakan yang bisa memanjakan lidan dan
tidak pernah bosan untuk menikamtinnya setiap saat.
Diagram alir proses pembuatan kare ayam.

Ayam

Pemotongan

Mixing Bumbu

Pemasakan
Tabel 4. Kandungan gizi kare ayam dan kare ayam iradiasi.
Komposisi Nilai gizi daging ayam Nilai gizi kare ayam
Lemak 25 g 8,6 g
Kare Ayam
Protein 18,2 g 11,47 g
Karbohidrat 0g 16 g
Kalsium 14 mg 179 mg
Fosfor 200 mg 190 mg
Zat Besi 2 mg 0,8 mg
Vitamin A 810 IU 0 IU
Vitamin B1 0,08 mg 0 mg
Vitamin C 0 mg 5 mg

Tabel 5. Kandungan gizi kare ayam dan kare ayam iradiasi.


komposisi Nilai gizi kare ayam iradiasi
Lemak 7,35 %
Protein 16,58 %
Kadar Air 60,79 %
pH 5,55

Proses pengolahan pepes ikan mas dan kare ayam iradiasi :

Pepes ikan /kare ayam

Pengemasan Vakum

Pembekuan 20C selama 48 jam

Iradiasi dengan dosis 45-60 kgy

Thawing

Penyimpanan suhu ruang

Produk iradiasi
3. Apel

Apel adalah jenis buah-buahan, atau buah yang dihasilkan dari pohon buah apel. Buah apel biasanya
berwarna merah kulitnya jika masak dan (siap dimakan), namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau
kuning. Kulit buahnya agak lembek, daging buahnya keras. Buah ini memiliki beberapa biji di dalamnya.
Diagram alir proses iradiasi pada buah apel.

Apel

Pembungkusan Vakum

Iradiasi dengan dosis


1,5 KGY

Komposisi Nilai gizi Apel Iradiasi


Karbohidrat 95 %
Apel iradiasi
Protein 2%
Lemak 3%
Serat 17 %
Vitamin A 2%
Vitamin C 14 %
Kalsium 1%

10. Cara Pengawetan atau Pengolahan Iradiasi


Proses iradiasi dilaksanakan dengan cara melewatkan memaparkan pangan (baik yang
dikemas maupun tidak) pada radiasi ionisasi dalam jumlah dan waktu yang terkontrol untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Iradiasi dilakukan dengan bantuan alat yang disebut iradiator.
Iradiator merupakan suatu fasilitas untuk melakukan iradiasi berbagai macam sampel atau
produk dengan tujuan penelitian, pengembangan, pengawetan, dan sterilisasi. Karena itu,
irradiator dapat disebut sebagai fasilitas iradiasi. Berdasarkan jenis radiasi pengion yang
digunakan, radiator dikelompokkan menjadi iradiator gamma dan irradiator elektron.

Aplikasi iradiator untuk pangan, khususnya iradiator gamma, terus berkembang.


Sejak dihasilkan varietas padi Atomita I penelitian padi dengan teknologi radiasi terus
berlanjut dengan menghasilkan berbagai varietas. Varietas padi yang mutakhir diberi
nama padi Pandan Putri. Selain padi, beberapa penelitian jenis pangan lainnya yang
menggunakan teknologi radiasi adalah sorgum, kacang kedelai, kacang hijau, buah
pisang, dan umbi akar. Iradiator gamma juga digunakan untuk perlakuan karantina
produk pangan berupa buah mangga yang penelitiannya saat ini sedang dilakukan bekerja
sama dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR). Dalam
kerja sama tersebut digunakan IRPASENA. Untuk aplikasi teknologi nuklir yang
memerlukan aktivitas iradiator atau dosis radiasi yang lebih tinggi maka digunakan
IRKA. Terkait dengan pemanfaatannya untuk pangan, IRKA biasa digunakan untuk
pengawetan pangan olahan, misalnya tahu, dan pangan olahan siap saji, misalnya pepes
ikan dan rendang.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Iradiasi merupakan penggunaan energi secara sengaja dan terarah untuk
penyinaran bahan dengan sumber radiasi buatan. Iradiasi pangan adalah suatu teknik
pengawetan pangan dengan menggunakan radiasi ionisasi secara terkontrol untuk
membunuh serangga, kapang, bakteri, parasit atau untuk mempertahankan kesegaran
bahan pangan. Tujuan dari pangan iradiasi yaitu menghambat pertunasan,
menanggulangi kehilangan akibat kerusakan fisik dan pembusukan dan menjadikan
bahan pangan tidak mengalami perubahan baik tekstur, aroma, rasa, warna serta nilai gizi.
Setiap bahan pangan yang diiradiasi mempunai dosis masing-masing dari dosis rendah,
dosis sedang dan dosis tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Dwi. 2012. Iradiasi Pangan cara Alternatif Mengawetkan dan Meningkatkan Keamanan

Pangan. http://blog.ub.ac.id (diakses 24 Desember 2016)

http://www.foodreview.biz/login/preview.php?view&id=55690

Winarno, F.G. dan B. Sri Laksmie Jenie. 1982. Kerusakan pangan dan cara pencegahannya. IPB

Bogor-Chalia Indonesia.

Anonim. 1996. Undang-undang Negara RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan. Dep. Pert. RI.

Dr. drh. Hj. Rr. Retno Widyani, MS, MH dan Ir. Tety Suciaty, MP. 2008.Prinsip Pengawetan

Pangan.Swagati Press

Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan Dengan Radiasi, Jakarta, 6-8 Juni 1983

Anda mungkin juga menyukai