Proses digitalisasi menjadi peran penting pada era modern saat ini. Proses digitalisasi banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, hal ini dilakukan dalam rangka efisien dan efektivitas kinerja berbagai bidang industry, sehingga penggunaan teknologi pada era modernisasi ini dapat berpengaruh secara optimal. Penggunaan teknologi tak jarang lagi ditemui bahkan dalam kehidupan sehari hari, teknologi terutama dalam bentuk smartphone telah banyak berkontribusi dalam kehidupan sehari hari. Teknologi dibuat dengan berbagai model, tentunya dengan fungsi yang sengaja diciptakan agar mudah digunakan oleh pengguna, seperti laptop, computer, smartphone dan lain sebagainya. Gawai semacam itu mampu menunjang pekerjaan dan mampu menjadi sarana komunikasi kita dalam kehidupan sehari hari. hal itu memberikan kemudahan secara menyeluruh bagi penggunanya. Kehadiran Smartphone amat banyak memberi kita keleluasaan, dengan bentuknya yang minimalis sehingga mudah dibawa kemana mana, mampu berperan sebagai alat media informasi, melakukan interaksi serta mendapatkan berbagai hiburan khususnya bagi para remaja, hampir pada semua aktivitas yang mereka lakukan memerlukan smartphone. Apalagi saat pandemi akibat corona virus beberapa tahun silam, hampir seluruh pelajar maupun siswa berdiam diri dirumah, melaksakan karantina dan belajar melalui media digital tentunya dengan bantuan smartphone. Hal tersebut berlangsung cukup lama dan membuat sebuah kebiasaan baru bagi mereka, dimana mereka akan selalu menggunakan smartphone untuk memulai pembelajaran. Pada masa pandemi para remaja tentunya akan cenderung menghabiskan waktu didepan layar smartphone atau komputer, hal tersebut dapat di akibatkan oleh beberapa faktor seperti, mengalami gangguan kecemasaan dan depresi, membuat para remaja bosan, jenuh dan lain sebagainya. Sehingga mengubah pola hidup mereka. Dalam kondisi seperti itu, tentu tidak ada yang bisa kita perbuat, karena kondisi yang tak memungkinkan, akan tetapi dampak yang dihasilkan oleh penggunaan gadget secara berlebih amat terasa pada kesehatan kita, salah satunya radiasi yang dihasilkan dari penggunaan gadget yang berlebih, sebenarnya radiasi juga sengaja digunakan karena alasan kesehatan, tetapi tergantung dosis yang diterima, sehingga muncul dampak positif dan negatif yang diterima oleh tubuh atau pengguna smartphone. Radiasi yang diedarkan lewat layar smartphone, dapat berakibat buruk bagi tubuh, gelombang radio yang diterima dan dikirim oleh smartphone masuk ke segala arah. Hal tersebut tentunya berpengaruh bagi tubuh seperti gangguan insomnia, menjadi mudah lelah, dan sakit kepala terus menerus. Di indonesia memiliki banyak peternak ayam, karena popularitasnya yang tinggi dari masyarakat, sehingga ayam sudah amat lazim terdengar ditelinga kita, namun tentunya para peternak pasti mendapat beberapa masalah akibat beternak, salah satunya adalah tumpukan limbah bulu ayam yang pasti akan berdapambak buruk bagi para peternak. Selain menjadi penyebab bau tak sedap, ternyata bulu ayam juga mampu memicu munculnya penyakit penyakit yang tentunya akan membahayakan kesehatan, sehingga hal tersebut tampak tak baik bagi para peternak. Namun menurut beberapa peneliti, bulu ayam tak hanya menjadi sumber bau dan penyakit, tetapi mampu menjadi pengganti pakan ternak, hal tersebut tentunya mengurangi biaya pangan bagi para peternak. Selain itu bulu ayam memiliki kandungan karbon yang jika diaktivasi dapat dijadikan sebagai absorben, dimana absorben merupakan proses penyerapan partikel fluida dalam suatu proses adsorpsi. Dimana nantinya karbon yang telah diaktivasi menjadi karbon aktif, akan menyerap panas dan sinar radiasi yang dihasilkan oleh smartphone. Bulu ayam yang akan dimanfaatkan sebagai anti radiasi di proses menjadi bioplastik agar lebih mudah dibentuk. Bioplastik merupakan plastik yang dapat terurai oleh mikroorganisme dan terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui (Radiyatullah et al., 2015).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana potensi bulu ayam untuk mengurangi paparan sinar radiasi yang terdapat pada smartphone? 2. Bagaimana efektivitas screen guard pada jenis smartphone yang berbeda? 1.3 Tujuan Peneltian Bedasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut : 1. Mencari tahu efektivitas bulu ayam untuk mengurangi paparan sinar radiasi. 2. Mencari tahu jumlah paparan sinar radiasi yang diakbatkan oleh penggunaan smartphone dengan jenis yang berbeda. 1.4 Manfaat Penelitian Bedasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitian pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menambah wawasan tentang dampak penggunaan smartphone secara berlebih. 2. Menambah wawasan terkait manfaat penggunaan screen guard pelindung anti radiasi pada smartphone. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bulu Ayam Ayam merupakan hewan yang banyak ditemui di daerah peternakan, para peternak banyak menjadikanya sebagai hewan ternak karena ayam memiliki popularitas yang tinggi, selain itu bertenak pasti juga didasari oleh beberapa alasan salah satunya adalah pola pembesaran atau fattening dan budidaya atau breeding. Hampir semua bagian yang terdapat pada ayam dapat dimanfaatkan seperti telur, bagian daging, hati, dan yang terpenting adalah bulu ayam, awalnya para peternak tak menyangka untuk mengubah bulu ayam sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan lagi, nyatanya bulu ayam malah dapat digunakan sebagai pakai ternak, yaitu dengan menjadikanya tepung, hal tersebut tentunya menguntungkan bagi para peternak dengan mengurangi biaya produksi pakan. Selain pengganti pakan, bulu ayam dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. Bulu ayam menjadi objek potensial untuk digunakan menjadi berbagai alternatif salah satunnya menjadi screen guard, pada dasarnya proses pembuatan screen guard tidak membutuhkan limbah bulu ayam, namun menurut peneliti, limbah bulu ayam memiliki kandungan yang dapat dijadikan sebagai screen guard protector, seperti kandungan karbon aktif dan lain sebagainya yang dapat digunakan. Penggunaan kandungan karbon ditujukan untuk mencegah masuknya sinar gelombang elektromagnetik. Tentunya hal tersebut akan bermanfaat bagi generasi milenial, karena hampir seluruh aktivitas akan berdampingan dengan penggunaan smartphone. 2.2 Karbon Aktif Limbah bulu ayam memiliki potensi untuk digunakan Kembali, salah satunya adalah penggunaan limbah bulu ayam sebagai bahan dasar screen guard, menurut peneliti bulu ayam memiliki kandungan karbon aktif sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembuatan screen guard, kandungan karbon dalam proses pembuatan screen guard yaitu sebagai penyerap bau, warna, klorin atau mineral lain, namun peneliti harus mengaktivasikan karbon pada bulu ayam. Dalam pembuatan screen guard diperlukan kegiatan aktivasi karbon, sehingga nantinya akan menjadi karbon yang telah diaktivasi dimana akan terjadi dua tahap yaitu karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi merupakan proses pembekuan karbon dari bahan baku, sedangkan aktivasi merupakan proses pengubahan karbon dari daya serap rendah menjadi karbon yang mempunyai daya serap tinggi. Pengaktivasian karbon dilakukan dengan tujuan menciptakan screen guard dengan pelindung anti radiasi. 2.3 Gelombang Elektromagnetik Radiasi Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang merambat tanpa medium. Gelombang Elektromagnetik tidak membutuhkan alat perambatan (seperti radiasi). Radiasi elektromagnetik merupakan radiasi yang dipancarkan oleh gelombang elektromagnetik. 2.4 Bioplastik Bioplastik merupakan plastik yang dapat terurai oleh mikroorganisme dan terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui (Radiyatullah et al., 2015). Di Indonesia, potensi pengembangan bioplastik sangat besar karena memiliki hasil pertanian dan kelautan yang dapat di kembangkan menjadi biopolimer (Suryanto, 2016). BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, kuantitatif dan eksperimen.
Terdapat banyak arti dalam penelitian kualitatif, kuantitatif dan eksperimen. Menurut pendapat Moleong ( 2007 : 6 ) penelitian kualitatif adalah penelitian desktiptif dalam bentuk kata-kata serta bahasa, penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami subyek peneliti.
Sedangkan menurut Sudaryana (2022) penelitian kuantitatif adalah metode yang
berlandas data yang konkrit, yang diolah dengan metode statistik yang dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis.
Selain menggunakan metode kualitatif dan kuantitafif, penelitian ini juga
menggunakan metode eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto (2019) penelitian eksperimen adalah penelitian yang sudah direncanakan dan sengaja dilakukan untuk menghasilkan hipotesis.
3.3.1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah layer protector dari bulu ayam yang disebut dengan Chickguard .
3.3.2. Alat dan bahan
No. Alat Bahan 1. Electromgnetic Radiation Tepung Bulu Ayam Tester Dt-1130 2. Blender NAOH 3. Nampan KOH 4. Gelas Takar Gliserin 5. Wisk Acetone 6. Alat Filter Air 7. Oven Tepung tapioka 8. Timbangan 9. 10. 11. 12.
3.4. Metode Pemerolehan Data
Peneliti menggunakan metode observasi. Menurut Sugiyono (2018) observasi
adalah metode pengumpulan data secara akurat karena peneliti mengamati secara langsung. Untuk mendapatkan data layer protector dari bulu ayam yang disebut dengan Chickguard, peneliti membagi langkah percobaan menjadi dua :
Langkah-lagkahnya sebagai berikut :
3.4.1 Layer Protector
a. Pembuatan bioplastic dengan air 100 ml
Siapkan air 100 ml Masukkan 10 grams tepung maizena, 5 ml gliserin dan 5 ml cuka ATAU ASAM ASTET Lalu aduk larutan ini hingga larutannya tercampur secara homogen Panaskan larutan ini di api kecil dan terus diaduk hingga menggumpal Setelah larutan ini berubah menjadi gumpalan matikan kompornya dan ratakan di dalam cetakan Lalu ratakan hingga tipisagar menjadi lembaran yang bagus Kalau sudah jemur selama …. hingga menyusut Lalu lepaskan bioplastic dari cetakan secara perlahan
3.4.2 Aktivasi Bulu Ayam
1) Persiapan Siapkan bulu ayam Cuci bulu dengan air dan detergent Keringkan di bawah sinar matahari Setelah kering aduk bulu sampai halus Lalu, taruh bulu ayam di gelas beker Setelah itu, rendam dengan aseton Kemudian, aduk selama 15 menit, Setelah 15 menit saring bulu ayam Masukkan ke dalam nampan dan menyebarkannya Keringkan bulu ayam di dalam ovendi suhu 40 C, setelah kering, keluarkan dari oven 2) Aktivasi Takar 10 grams bulu ayam Takar 4 grams NAOH, lalu larutkan dalam 1 liter air Setelah larut, campurkan dengan 10 grams bulu ayam Lalu aduk dan tunggu sampai 20 menit Setelah 20 menit, ambil gelas beker lalu lakukan penyaringan Dan keringkan di dalam oven
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Menurut pendapat
Moleong ( 2007 : 6 ) penelitian kualitatif adalah penelitian desktiptif dalam bentuk kata- kata serta bahasa, penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami subyek peneliti. Sedangkan menurut Sudaryana (2022) penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandas data yang konkrit, yang diolah dengan metode statistik yang dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis. Pada penelitian kualitatif dan kuantitatif, peneliti menggunakan :
1. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Sugiyono (2018:229) 2. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Moelong (2012:186) 3. Deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk membeberkan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Karaf (1981:93) 4. Eskperimental merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Sugiyono (2012:107)