Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :
RANCANGAN INOVATIF ALAT PENYEDOT HAMA WERENG
COKLAT DAN PENYEMPROT PUPUK EFEKTIVITAS ALAT UNTUK
LAHAN SAWAH

BIDANG KEGIATAN :
PKM KARYA INOVATIF (PKM-KI)

Diusulkan Oleh :
Rafanza Putra Denindra H0222096
Sherly Eka Apriliawati H0222116
Valma Syifa Celena H0222124

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Luaran yang diharapkan.................................................................................2
1.5 Manfaat...........................................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Pengendalian Hama Wereng Coklat...............................................................4
2.2 Alat Penyedot Wereng Coklat........................................................................4
2.3 Alat Penyemprot.............................................................................................5
BAB 3. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA..........................................6
3.1 Rancangan Produk..........................................................................................6
3.2 Peluang Usaha................................................................................................7
BAB 4. BIAYA DAN TAHAP PELAKSANAAN...............................................9
4.1 Anggaran Biaya..............................................................................................9
4.2 Tahapan Pelaksanaan...................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lahan pertanian yang menjadi komoditas pangan utama di Indonesia


adalah lahan sawah. Lahan sawah merupakan salah satu ciri kehidupan
masyarakat tradisional yang umum dijumpai di beberapa negara yang sebagian
besar penduduknya mengonsumsi beras sebagai makanan pokoknya, seperti di
Asia (Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur). Lahan pertanian yang berupa
lahan sawah biasanya dicirikan oleh adanya pematang yang mengelilinginya
dengan maksud untuk membatasi antara bidang lahan sawah yang satu dengan
bidang sawah lainnya. Sistem lahan sawah dipandang sebagai sistem pertanian
yang berkelanjutan disebabkan ekosistem sawah relatif stabil dengan tingkat erosi
dan pencucian hara yang kecil, serta tingkat efisiensi penggunaan air yang telatif
tinggi karena adanya lapisan kedap air di bawah lapisan top soil. Lahan sawah
berperan sebagai penyedia beras nasional utama. Beras adalah komoditas strategis
karena komoditas ini merupakan komponen bahan desa terhadap beras, karena
bisa dipastikan bila di suatu tempat ada lahan sawah pasti penduduk disekitarnya
dapat mengakses beras. Selain itu produksi pertanian yang dihasilkan di dalam
negeri lebih terjamin atau setidaknya lebih diketahui keamanannya untuk
dikonsumsi. Aspek kuantitas, aksesibilitas, keselamatan (food safety) dan
distribusi merupakan unsur penting dalam ketahanan pangan. Tantangan yang
dihadapi dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan adalah meningkatkan
produktivitas dan sekaligus mempertahankan lahan sawah yang telah ada.

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan sawah yaitu


dengan adanya pemberian pupuk pada lahan sawah. Pupuk merupakan sumber
unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi
tanaman. Setiap unsur hara memiliki peranan masing-masing dan dapat
menunjukkan gejala tertentu pada tanaman apabila ketersediaannya kurang.
Beberapa hal yang harus penentuan jenis pupuk, dosis pupuk, metode pemupukan,
waktu dan frekuensi pemupukan serta pengawasan mutu pupuk. Pemupukan dapat
diartikan sebagai pemberian bahan organik maupun bahan non organik untuk
mengganti kehilangan unsur hara di dalam tanah dan untuk memenuhi kebutuhan

1
unsur hara bagi tanaman sehingga produktivitas tanaman meningkat. Dengan kata
lain pemupukan adalah tindakan mengaplikasikan pupuk pada tanaman.

Pengelolaan sawah tidak terlepas dari pengendalian hama penyakit


tanaman, kemampuan petani dalam mengendalikan organisme pengganggu
tanaman penggangu tanaman akan berdampak positif terhadap peningkatan
produksi hasil lahan sawah yang dimiliki petani. Hama dan penyakit tanaman
merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman di Indonesia. Hama dan
penyakit tanaman dianggap sebagai permasalahan utama dalam sistem produksi
pertanian di Indonesia yang dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 30%
per tahun. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengendalikan hama dan
penyakit agar tidak memberikan dampak yang merugikan terhadap hasil panen
baik secara kualitas maupun kuantitas

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dari penulisan ini dapat dikemukakan sebagai:
1. Bagaimana cara membuat alat penyedot hama dan penyemprot pupuk?
2. Bagaimana manfaat alat penyedot hama dan penyemprot bagi petani?
3. Berapa biaya yang dapat dihitung dalam usaha alat penyedot hama dan
penyemprot pupuk?

1.3 Tujuan
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dan perumusan masalah maka
tujuan dari kegiatan kewirausahaan ini adalah:
1. Mengetahui cara pembuatan alat penyedot hama dann penyemprot pupuk
2. Memahami kinerja dan manfaat alat penyedot dan penyemprot pupuk
3. Mendapatkan perhitungan biaya dan pendapatan dari hasil penjualan
produk perwatan kulit waja yang dibuat sehingga dapat dianalisis
keuntungan untuk pengembangan start-up.

1.4 Luaran yang diharapkan


1. Memanfaatkan energi untuk mengendalikan OPT wereng coklat dan
menghindari penggunaan pestisida

2
2. Terciptanya produk alat dengan fungsi ganda yaitu penyedot dan
penyemprot yang efisien digunakan.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari pembuatan produk ini sebagai
berikut:
1. Mengenalkan alat pertanian dengan fungsi ganda yang ramah lingkungan
sehingga baik untuk lingkungan.
2. Membuka lapangan wirausaha baru sehingga mahasiswa menjadi
pengusaha yang tidak mencari kerja namun membuat lapangan kerja.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengendalian Hama Wereng Coklat


Berbagai metode telah dilakukan petani untuk mengendalikan hama wereng
coklat antara lain dengan pengendalian secara bercocok tanam, pengendalian
dengan varietas tahan hama, pengendalian secara fisik dan mekanik serta
pengendalian secara biologi. Cara - cara pengendalian tersebut dianggap kurang
efektif sehingga cara pengendalian hama yang lebih praktis dan cepat mulai
dilakukan petani yaitu secara kimiawi memanfaatkan pestisida. Ternyata dampak
yang ditimbulkan dari metode ini sangat banyak. Menurut Yusianto et al. (2016),
bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan
pestisida yang tidak bijaksana. Berdasarkan hal tersebut maka pemakaian alat
pengendali hama wereng coklat tanpa pestisida sangat terbuka. Penggunaan alat
pertanian yang ramah lingkungan ini akan menghasilkan bahan pangan yang aman
bagi kesehatan, sekaligus mengurangi kerusakan ekosistem lingkungan. Oleh
karena itu diperlukan suatu teknologi ramah lingkungan yang dikembangkan
untuk mengendalikan hama yang didasarkan kepada konsep Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) dengan mempertimbangkan ekosistem. PHT merupakan
pengendalian hama yang memanfaatkan teknologi dengan pendekatan
komprehensif berdasarkan ekologi serta mempertahankan kesehatan lingkungan
dan menguntungkan bagi pihak lain.

2.2 Alat Penyedot Wereng Coklat


Inovasi alat penyedot hama wereng dan penyemprot pupuk ini
menggunakan alat utamanya yaitu vacuum dan sprayer. Vacuum ini dapat
menyedot dan menyemburkan tekanan angin dengan kekuatan cukup tinggi.
Vacuum merupakan suatu perangkat yang bekerja dengan menggunakan pompa
udara untuk menciptakan vacuum parsial sebagai penghisap debu dan kotoran
yang menempel dikarpet atau di lantai. Menurut Nurlaili et al. (2018), cara kerja
dari vacuum cleaner yaitu memanfaatkan perbedaan tekanan udara, dimana udara
akan mengalir pada tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih
rendah. Tekanan udara yang terdapat di dalam vacuum dikurangi oleh kipas,
sehingga terjadi vacuum (ruang hampa), dengan demikian tekanan atmosfer akan
mendorong udara luar ke dalam vacuum cleaner sehingga debu akan ikut terhisap

4
melalui penghisap (intake port) melewati penyaring (filter) dan masuk ke dalam
kantong debu (dust bag) yang terdapat di dalam vacuum cleaner. Di dalam
vacuum terdapat kipas yang akan mengurangi tekanan di dalam vacuum sehingga
terjadi ruang hampa. Debu dan udara yang terhisap melalui penyedot (intake port)
melewati penyaring (filter). Debu ditampung di tangki penampung yang dapat
digendong.

2.3 Alat Penyemprot


Pemberian pupuk cair pada tanaman menggunakan alat penyemprot
(sprayer). Sprayer berfungsi untuk memecah cairan atau larutan menjadi butiran-
butiran dan mendistribusikannya secara merata ke permukaan tanaman yang
dilindungi. Menurut Zhai et al. (2015), penyemprotan sprayer tidak hanya
dipengaruhi oleh debit penyeprotan dari nozzle, namun dari banyak faktor seperti
distribusi aliran/pola semprotan, arah penyemprotan, pengaruh udara, dan
dinamika droplet. Pada proses penyemprotan sprayer dibutuhkan informasi
mengenai unjuk kinerja alat semprot (sprayer) agar penyemprotan lebih efektif
dan efisien saat pengaplikasian pada tanaman.

5
BAB 3. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

3.1 Rancangan Produk


Alat pengendali hama wereng coklat dan penyemprotan pupuk di desain
berbentuk tas punggung dan memiliki corong penyedot berbentuk kerucut. Alat
ini memiliki sifat mobile yaitu alat penyedot, penyemprot, dan sinar yang berasal
dari lampu LED. Rancangan produk ini dapat dilakukan dengan langkah pertama
yaitu mendesain rancangan alat yang akan dibuat dan menyiapkan segala alat dan
bahan yang dibutuhkan seperti tangki, pompa elektrik, sprayer, lampu LED, aki,
pipa, tali gendong tangki, dan motor DC . Langkah kedua merancang hardware
yang terdiri dari dua bagian yaitu: bagian sensor dan lampu LED yang berguna
sebagai penarik hama wereng coklat. Penelitian menyatakan bahwa wereng
cokelat tertarik dengan cahaya yang memiliki warna merah, hijau, kuning, putih,
dan biru yang dipasang memutar searah dengan bentuk corong. Driver motor
sebagai pengendali motor untuk memutarkan baling baling penyedot. Motor DC
sebagai alat penyedot, dan aki sebagai sumber daya . Langkah ketiga yaitu alat
penyemprotan, untuk melakukan pemupukan dengan pupuk cair, komponen yang
digunakan adalah push button dan pompa air 12v. Pada bagian ini terdapat nozzle
sprayer. Pompa akan melakukan penyemprotan ketika push button ditekan.

Kinerja alat dengan dua fungsi yaitu tterletak pada sambungan pipa yang
dapat dilepas pasang sesuai kebutuhan. Pada penggunaan untuk penyedot wereng,
setelah power dinyalakan alat penyedot akan menyala hanya memutarkan motor
DC 150 rpm. Motor dinyalakan terlebih dahulu berfungsi untuk menarik wereng
masuk untuk mengenai sensor gerak. Apabila motor tidak dinyalakan terlebih
dahulu, maka yang terjadi hama wereng coklat hanya berkumpul di depan corong.
Kemudian alat corong diuji cobakan pada sawah serta corong didekatkan pada
batang padi. Penambahan dua buah tali pengikat pada tangki penampung hama
dimaksukan untuk mempermudah mobilitas alat dan memungkinkan dapat dipakai
di punggung petani seperti sebuah tas. Cahaya lampu yang digunakan
menggunakan lampu LED dengan daya 12 watt, lebih hemat, jelas warnanya, dan
lebih terang. Untuk menghindari keluarnya hama wereng coklat dari dalam kotak
penampung, maka pipa paralon dibuat menyerupai leher angsa.

6
Untuk melakukan pemupukan dengan pupuk cair, komponen yang
digunakan adalah push button dan pompa air 12v. Pada bagian ini terdapat nozzle
sprayer. Pompa akan melakukan penyemprotan ketika push button ditekan.
Tangki penampung pada alat ini berfungsi sebagai wadah pupuk yang akan
disemprotkan. Tangki dilengkapi dengan pengait pinggang sehingga dapat
digunakan seperti tas ransel. Pada penggunaan alat untuk penyedot wereng, tangki
berfungsi sebagai penampung wereng yang disedot. Penggunaan alat dengan dua
fungsi ini tidak dapat digunakan secara bersamaan, pergantian fungsi alat terletak
pada sambungan pipa yang dapat dilepas pasang sesuai kebutuhan. Untuk
penggunaan pemupukan, selang dapat dihubungkan dengann selang sprayer
sedangkan untuk penyedot hamaa dihubungkan dengan selang vacuum. Meski
tidak dapat digunakan bersamaan, haal tersebut tidak menjadi halangan karena
penggunaan keduanya memang ditargetkan dalam waktu yang berbeda. Untuk
penyemprotan pupuk, dapat digunakan pada pagi hingga sore hari. Untuk
penyedot wereng digunakan pada malam hari yang disesuaikan dengan daya tarik
wereng terhadap cahaya, sehingga wereng dapat disedot dengan daya tarik dari
lampu LED.

3.2 Peluang Usaha


Produk alat penyemprot pupuk dan penyedot hama wereng adalah sebuah
produk yang termasuk ke dalam golongan produk gebrakan baru yang sebelumnya
belum ada. Alat ini memiliki manfaat melalui efisiensi penggunaannya.
Pengendalian hama wereng memiliki daya tarik karena lebih ramah lingkungan.
Alat penyedot menggunakan metode vacuum untuk menyedot wereng. Vacuum ini
dapat menyedot dan menyemburkan tekanan angin dengan kekuatan cukup tinggi.
Alat ini sama sekali tidak menggunakan pestisida, namun lebih memanfaatkan
kelemahan hama wereng coklat yang sangat sensitif terhadap cahaya lampu. Di
lain sisi, wereng merupakan hama utama tanaman padi yang merupakan tanaman
mayoritas dibudidayakan di Indonesia.

Alat yang dimodifikasi mampu menjalankan dua fungsi sesuai kebutuhan,


mampu menyemprotkan pupuk cair ataupun obat hama dan menyedot hama
wereng. Kinerja alat semprot (sprayer) membuat penyemprotan lebih efektif dan
efisien saat pengaplikasian pada tanaman. Penggunaannya efisien dengan hanya
7
mengganti selang sesuai keinginan. Dilengkapi dengan tangki yang dapat
digendong seperti tas membuatnya lebih nyaman ketika digunakan. Dengan dua
fungsi yang dapat dijalankan, mampu menghemat biaya dibanding membeli dua
alat secara terpisah.

8
BAB 4. BIAYA DAN TAHAP PELAKSANAAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1. Analisis Biaya
No. Jenis Pengeluaran Besaran
1. Aki 12V 3ah Rp.60.000
2. Set selang sprayer Rp.50.000
3. Tangki plastik 12 liter Rp.200.000
4. Tali ransel Rp.15.000
5. LED 12 volt Rp. 20.000
6. Pipa leher angsa Rp.25.000
7. Vacuum Rp. 150.000
8. Lain - lain Rp. 600.000
Jumlah Rp. 1.120.000

Tabel 4.2 Tabel Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Peralatan dibutuhkan Rp. 3.500.000
2. Biaya habis pakai Rp. 1.500.000
3. Lain-lain Rp. 5.000.000
Jumlah Rp. 10.000.000

9
4.2 Tahapan Pelaksanaan
Tabel 4.3 Jadwa kegiatan.
No Kegiatan Bulan / Minggu

I II III IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi
Awal dan
Perizinan
Mitra
2 Identifikasi
Masalah
3 Analisa
Kebutuhan
4 Penyusunan
Program
5 Persiapan
Pelaksanaan
Program
Sosialisasi
6 Pelaksanaan
Program
Sosialisasi
7 Monev
8 Evaluasi
9 Penyusunan
dan
Pembuatan
Laporan
Publikasi

10
DAFTAR PUSTAKA

Nurlaili, Veronika, B., Cantika, O., & Mustika, D. 2018. Daya Hisap Vacuum
Cleaner Sederhana. GRAVITASI: Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains, Vol.
1(2): 24-26.
Zhai, C., Zhao, C., Wang, X., Wang, N., Zou, W., dan Li, W. 2015. Two-
Dimensional Automatic Measurement for Nozzel Flow Distribution using
Improved Ultrasonic Sensor. Sensors, Vol. 15: 26353 – 26367.
Yusianto, R., Sudibyo, U., & Prasetyanto, W. A. 2016. PENGEMBANGAN
ALAT PENGENDALI HAMA WERENG COKLAT TANPA PESTISIDA
BERTENAGA KINCIR ANGIN YANG RAMAH LINGKUNGAN.
Teknoin, Vol. 22(8): 602-608.

Anda mungkin juga menyukai