Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN EKOSISTEM SUB-

OPTIMAL

ALAT PEMBERANTASAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


PANGAN

Disusun Oleh:

HABIL ARZA

NIM. 2106113197

AGROTEKNOLOGI-C

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

1.3 Manfaat 2

II ISI 3

2.1 Pengertian Alat Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman


Pangan 3

2.2 Macam-Macam dan Fungsi Alat Pemberantasan Hama dan


Penyakit Tanaman Pangan 4

2.3 Cara Pengendalian Hama dan Penyakit 6

2.4 Kerusakan Alat Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman


Pangan 6

III PENUTUP 8

3.1 Kesimpulan 9

ii
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan mengandalkan


satu komponen pengendalian, terutama pestisida, berpotensi merusak
lingkungan. Dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi, pendapatan
petani, daya saing produksi dan pelestarian lingkungan maka sistem
pengendalian OPT tetap harus mengarah dan berpegang pada prinsip
bahwa sistem pengendalian pada suatu wilayah adalah efektif dan efisien
serta berwawasan lingkungan. Konsepsi pengendalian yang
dikombinasikan dari berbagai cara dan dikembangkan secara lebih luas
yaitu sebagai suatu sistem pengelolaan populasi hama yang
menggunakan semua teknik yang sesuai dengan kompatibel (saling
mendukung) untuk menurunkan populasi sampai dibawah ambang
kerugian ekonomi dan konsep ini dikenal dengan konsep Pengendalian
Hama Terpadu.

Alat yang biasa digunakan dalam pengendalian hama dan penyakit


pada tanaman adalah alat penyemprot. Alat penyemprot (sprayer)
pestisida tersebut adalah alat yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan
pestisida yang melewati pipa/selang yang dikeluarkan dalam bentuk
butiran (droplet). Saat ini sprayer memiliki jenis yang bermacam-macam
yaitu sprayer konvensional dan sprayer knapsack (sprayer dengan pompa
yang digerakkan menggunakan tenaga listrik). Sprayer merupakan alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan
dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan (Annafiah, 2021).

Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang


sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama
& penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian
ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu
tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida

1
yang akan disemprotkan. Alat penyemprot (Sprayer) adalah alat/mesin
yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi
menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukand alam rangka pemberantasan
dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan
sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukandalam rangka
pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja
sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat
dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan
ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.

Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan


sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang
terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran
semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang
terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang
melekat pada objek dan sasaran semprot.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian alat pemberantasan


hama dan penyakit tanaman pangan

2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam dan fungsi alat


pemberantasan hama dan penyakit tanaman pangan

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengendalian hama dan


penyakit

4. Mahasiswa dapat mengetahui kerusakan alat pemberantasan


hama dan penyakit tanaman pangan

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa mengetahui pengertian alat pemberantasan hama dan

2
penyakit tanaman pangan

2. Mahasiswa mengetahui macam-macam dan fungsi alat


pemberantasan hama dan penyakit tanaman pangan

3. Mahasiswa mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit

4. Mahasiswa mengetahui kerusakan alat pemberantasan hama dan


penyakit tanaman pangan.

3
II ISI

2.1 Pengertian Alat Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman


Pangan

Hama dan penyakit merupakan masalah utama bagi para petani,


hingga saat ini hama dan penyakit yang menyerang tanaman pangan
sangat bervariasi. Banyak orang, bahkan petani sendiri kesulitan
membedakan antara hama dan penyakit, hal ini dikarekan sebagian besar
petani kekurangan informasi serta masih bergantung dari pengalaman
petani lain untuk mengatasi permasalahan hama dan penyakit yang ada.
Sering kali terjadi kesalahan dalam membedakan antara hama dan
penyakit, misal hama diberantas dengan obat untuk penyakit (fungisida),
begitupun sebaliknya, penyakit diberantas dengan obat untuk hama
(insektisida). Akibatnya hama dan penyakit tidak terkendali dan tetap
menyerang tanaman, sehingga merugikan banyak biaya dan tenaga. Oleh
karena itu sangat dibutuhkan seorang konsultan pertanian yang mampu
mendiagnosa hama dan penyakit pada tanaman (Arifin, 2017).

Alat penyemprot (Sprayer) merupakan salah satu peralatan


pertanian dan perkebunan yang digunakan untuk membantu pekerjaan
sebagai alat bantu untuk menyemprotkan pestisida untuk pemberantas
hama penyakit yang ada pada tanaman. Cara tradisional dalam
menyemprotkan pestisida masih dilakukan oleh mayoritas penduduk
Indonesia dimana dilakukan menggunakan alat penyemprot yang dipompa
secara manual. Ada juga petani yang menggunakan mesin berbahan bakar
fosil, menggunakan pesawat dan traktor untuk menyemprotkan pestisida
kelahan pertanian mereka. Akhir-akhir ini beberapa petani sudah mulai
menggunakan alat penyemprot pestisida tenaga baterai (Sarwono, 2022).

Penyemprotan pestisida merupakan proses dimana pestisida


digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan

4
angin,suhu udara, kelembaban dan curah hujan. Begitu juga dengan cara
menyemprot pestisida. Diusahakan sebaiknya para petani menyemprot
dengan cara yang dapat menghindari kontak langsung dengan pestisida
yang disemprotkan. Sebab itu pestisida harus disemprotkan sesuai
dengan tinggi tanaman. Semakin tinggi tanaman yang disemprot maka
semakin besar risiko terpajan pestisida baik karena terpercik, terciprat,
terbawa aliran udara,ataupun kontak langsung (Mahyuni,2015).

2.2 Macam-Macam dan Fungsi Alat Pemberantasan Hama dan Penyakit


Tanaman Pangan

Macam-macam dan fungsi alat semprot yang biasa digunakan


dalam industri pertanian:

a. Knapsack Sprayer

Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung.


Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal
pertanian padi, sayuran, atau di perkebunan. Prinsip kerjanya adalah
larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui
tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot.

b. Motor Sprayer

Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak


pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara
penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya,
antra lain digendong dipunggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di
atas tanah, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya.

c. CDA Sprayer

Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak


menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke
bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan
putaran piringan. Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki
melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi

5
(spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran.

Penyemprotan pada hama dan penyakit biasanya menggunakan


pestisida. Pestisida merupakan bahan yang digunakan secara luas pada
berbagai sektor,terutama disektor pertanian/perkebunan, kehutanan,
perikanan, dan pertanian pangan. Penggunaan pestisida pada sektor
pertanian bertujuan untuk menghilangkan tanaman pengganggu, jamur,
serangga, binatang pengerat, dan organisme lainnya sehingga berdampak
pada naiknya produksi pertanian. Penggunaan pestisida pada petani yang
kurang tepat diantaranya penggunaan pestisida tidak sesuai dengan dosis
yang dianjurkan, prinsip penggunaan pestisida yang tidak tepat. Petani
juga mengaku sengaja melebihkan dosis pestisida yang digunakan agar
lebih efektif membunuh hama tanaman bahkan petani mengoplos obat
semprot pestisida yang digunakan 3-5 jenis obat dalam satu tangki
(Rahmasari, 2020).

Alat aplikasi ikut mempengaruhi efisiensi pemakaian pestisida. Salah satu


alat aplikasi yang banyak digunakan oleh petani adalah :

 Knapsack sprayer semi otomatis. Tekanan diperoleh dari udara


yang dipompa knapsack sprayer semi otomatis, cairan dipompa
secara langsung ke dalam ruang tekan

 Mist Blower

Pengendalian hama secara mekanis dilakukan secara langsung


dengan menggunakan tangan maupun dengan bantuan alat dan mesin
pertanian. Gulma bisa hilang dari suatu lahan pertanian dengan melakukan
pengolahan tanah seperti pembajakan. Hal inilah yang dianggap sebagai
metode pengendalian gulma. Pembajakan mengangkat tanah beserta
tanaman liar di atasnya lalu membalikkan, sehingga akar tanaman dapat
memperoleh udara dan sinar matahari, serta daun gulma akan tertimbun
tanah. Beberapa hama lain seperti wireworm, larva kumbang spesies click
beetle, adalah hama yang juga sangat merusak di padang rumput yang
baru dibajak, dan penanaman berulang kali memaparkan mereka pada

6
pemangsa yang memakannya, seperti burung dan pemangsa lainnya
(wikipedia).

Hama dan penyakit tanaman hingga saat ini sangat merugikan


banyak pihak, baik itu para petani maupun konsumen. Maka dari itu, sudah
banyak metode untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman yang bisa
diterapkan.

2.3 Cara Pengendalian Hama dan Penyakit

Berikut cara mengatasi hama dan penyakit tanaman:

 Pengendalian Mekanis

Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara mekanis adalah


dengan tindakan nyata untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut.
Cara ini dapat dikatakan sebagai cara tradisional, dikarenakan tidak
menggunakan zat kimia semacam insektisida, akan tetapi dengan alat-alat
seperti sabit, gunting tanaman dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan
waktu yang lama, hasilnya pun tidak maksimal dikarenakan
perkembangan hama dan penyakit pada tanaman yang menyebar luas.

 Pengendalian Biologis

Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara biologis adalah


mengendalikan hama dengan menggunakan predator untuk memangsa
para hama tersebut. Akan tetapi pengendalian secara biologis ini dapat
dikatakan kurang maksimal, hal tersebut dikarenakan hewan predator
yang kadang sulit ditemukan.

 Pengendalian Kimia

Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara kimia adalah


cara terakhir apabila cara sebelumnya tidak membuahkan hasil yang
maksimal. Cara pengendalian hama dan penyakit dengan kimia adalah

7
dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan
herbisida. Pengendalian ini memang terbilang mudah dan hasilnya
maksimal, akan tetapi memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar,
salah satunya adalah menimbulkan polusi udara.

2.4 Kerusakan Alat Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman


Pangan

Sprayer digunakan untuk :

1. Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas


hama

2. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas


penyakit

3. Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas


gulma

4. Menyemprotkan pupuk cairan

5. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu

Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu


cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray.

- Home hold sprayer (untuk kebutuhan rumah tangga)

- Knapsack-sprayer dengan pompa udara tekan (Gambar 5)

- Knapsack-sprayer bertekanan konstan dengan pompa plunyer

- Bucket sprayer (sprayer ember)

- Barrel sprayer (sprayer tong)

- Wheel barrow sprayer (sprayer beroda)

Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan


tersebut antara lain: tabung pompa bocor, batang torak mudah patah,

8
katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah,
nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, dan sambungan
las korosi. Selain masalah pada perangkat alatnya, masalah lain yang
sering ditemui yaitu persentase pestisida yang diaplikasikan tidak
sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan, hal ini disebabkan
oleh desain sprayer yang kurang menunjang aplikasi. Beberapa
permasalahan tersebut yang harus dihadapi dan menjadi kendala para
petani dalam menyemprot tanaman mereka.

9
III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alat penyemprot (Sprayer) merupakan salah satu peralatan


pertanian dan perkebunan yang digunakan untuk membantu pekerjaan
sebagai alat bantu untuk menyemprotkan pestisida untuk pemberantas
hama penyakit yang ada pada tanaman. Macam-macam dan fungsi alat
semprot yang biasa digunakan dalam industri pertanian knapsack sprayer,
motor sprayer, dan CDA sprayer.

Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara mekanis adalah


dengan tindakan nyata untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut.
Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara biologis adalah
mengendalikan hama dengan menggunakan predator untuk memangsa
para hama tersebut. Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara
kimia adalah cara terakhir apabila cara sebelumnya tidak membuahkan
hasil yang maksimal.

Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan


tersebut antara lain: tabung pompa bocor, batang torak mudah patah,
katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah,
nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, dan sambungan
las korosi. Selain masalah pada perangkat alatnya, masalah lain yang
sering ditemui yaitu persentase pestisida yang diaplikasikan tidak
sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan, hal ini disebabkan
oleh desain sprayer yang kurang menunjang aplikasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Annafiyah, A., Anam, S., & Fatah, M. (2021). Rancang Bangun Sprayer
Pestisida Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang
Penyemprot 6 Meter. Jurnal Rekayasa Mesin. 16(1): 90-99.

Arifin, M., Slamin, S., & Retnani, W. E. Y. (2017). Penerapan metode


certainty factor untuk sistem pakar diagnosis hama dan penyakit
pada tanaman tembakau. Berkala Sainstek. 5(1): 21-28.

https://disperta.pasuruankab.go.id/artikel-912-pestisida-dan-alat-
aplikasinya.html.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_hama.

Mahyuni, E. L. (2015). Faktor risiko dalam penggunaan pestisida pada


petani di Berastagi Kabupaten Karo 2014. Kes Mas: Jurnal
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Daulan. 9(1):
25014.

Rahmasari, D. A., & Musfirah, M. (2020). Faktor Yang Berhubungan Dengan


Keluhan Kesehatan Subjektif Petani Akibat Penggunaan Pestisida
Di Gondosuli, Jawa Tengah. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 3(1):
14-28.

Sarwono, E. (2022). Alat Penyempot Pestisida Tenaga Surya. Electrician:


Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro. 16(1): 66-72.

11

Anda mungkin juga menyukai