Oleh :
Kelompok 5 A
Sprayer atau yang biasa disebut pompa pada kalangan masyarakat menjadi
suatu hal yang wajib dimiliki petani dalam melakukan pemeliharaan di lahan
pertanian. Sprayer biasanya digunakan pada saat proses penyemprotan pestisida
untuk mencegah hama dan penyakit pada tumbuhan dan penyemprotan pupuk cair
pada tanaman. Terdapat juga knapsack sprayer adalah alat penyemprot punggung
dan merupakan jenis sprayer yang sering digunakan, kelemahan dari knapsack
sprayer apabila larutan ingin dikeluarkan dari tangki, diperlukan tenaga pompa
yang dihasilkan oleh gerakan tangan naik-turun untuk memompa, tekanan airnya
tidak stabil, serta membutuhkan waktu yang lama pada saat pengoperasiannya.
1.2 Tujuan
Berikut tujuan dilaksanakannya praktikum kali ini adalah:
2.1 Pestisida
Dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian dapat menggunakan
pestisida kimia dan alami merupakan cara yang paling efektif bagi para petani untuk
mengendalikan hama dan penyakit tanaman (Budi, 2009). Pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT) biasanya dapat dicegah dengan menggunakan
pestisida berbentuk cair dan tepung (Guntur et al., 2016). Pengendalian yang
dilakukan secara kimiawi merupakan pengendalian hama menggunakan bahan
kimia yang dapat menghambat laju pertumbuhan hama yang disebut herbisida.
Pengaplikasian herbisida dapat dilakukan secara penyemprotan (spraying),
pengapasan (fogging), penghembusan (dusting), pencelupan (dipping), injeksi,
penyiraman, dan penaburan. Untuk pemberian pupuk dan pestisida berbentuk padat
dapat dilakukan melalui akar tanaman (Djojosumarto, 2008).
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Sprayer Swan SA- 14, digunakan untuk pengujian manual.
2. Sprayer Cosmec 767 M-4, digunakan untuk pengujian menggunakan motor
bakar.
3. Meteran, digunakan untuk mengukur jarak.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Air.
Pada praktikum Alat Mesin Pertanian kali ini yaitu mengenai pengukuran
karakteristik sprayer. Sprayer yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
sprayer manual (Swan SA- 14) dan sprayer motor bakar (Cosmec 767 M-4).
Pengukuran karakteristik dilakukan guna mengetahui jarak penyemprotan
maksimal dan kecepatan pengeluaran bahan.
Berdasarkan tabel 4.1 didapati hasil bahwa sprayer motor bakar memiliki
jarak penyemprotan terpanjang dan terlebar. Hal tersebut disebabkan oleh tenaga
motor bakar yang membuat penyemprotan menjadi lebih bertenaga. Sprayer ini
merupakan hasil modifikasi dari sprayer konvensianal yang sudah ada sebelumnya,
penerapan teknologi digunakan untuk menunjang kerja para petani. Menurut
Priyatmoko et al., (2016) penggunaan teknologi tepat guna merupakan salah satu
upasa untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi para petani, dengan begitu
tingkat produktifitaspun meningkat. Mesin 4 tak yang digunakan mampu
memberikan tenaga hingga 25-30 kg/cm2 sehingga jangkauan yang diberikan
sangatlah luas. Tekanan yang luas tersebut berpengaruh terhadap jangkauan yang
akan dihasilkan dan jatuhnya pestisida di permukaan tumbuhan. Keunggulan
tersebut harus dibayar dengan penggunaan bahan bakar yang tentunya tidak ramah
lingkungan. Hasil pembakaran yaitu CO2 berbahaya apabila terhirup oleh operator
secara berturut. Kapasitas sebesar 20 liter memungkinkan operator untuk
melakukan penyemprotan secara lebih efektif karena tidak harus mengisis pestisida
secara berulang, tetapi hal tersebut tidak berlaku konstan karena penyesuaian
tekananan dapat mempengaruhi kecepatan keluarnya air. Panjang semprotan dan
lebar yang dihasilkn jika dibandingkan dengan sprayer manual (tabel 4.1) akan jauh
lebih luas, hal tersebut dikarenakan inti dari mekanisme penyemprotan yang
menggunakan mesin motor bakar dan telah dijelaskan dalam uraian sebelumnya.
Jika dibandingkkan dengan sprayer motor bakar, hasil yang didapatkan pada
sprayer manual kapasitas yang dihasilkannya lebih rendah (tabel 4.1), hal ini
disebabkan oleh mekanisme kerjanya yang masih manual menggunakan pompa
mekanik sederhana dan masih membutuhkan tenaga manusia. Hal tersebut
membuat sprayer ini lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi
udara. Menurut (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian
Pertanian tahun 2012). Ukuran hand sprayer lebih kecil dan teknologi yang
digunakan sederhana sehingga memudahkan petani dalam penggunaan maupun
perawatan terhadap hand sprayer itu sendiri serta harganya relatif murah. Maksimal
tekanan yang dapat dikeluarkan hanya sebesar 6 kg/cm 2, sangat rendah karena
pompa mekanik yang ada tidak dapat dikalibrasi. Hal tersebut menyebabkan
jangkauan kapasitas penyemprotan yang lebih rendah. Karena menggunakan mesin
pompa sederhana, perawatan sprayer ini relatif lebih mudah. Kapasitas tangki yang
ada disesuaikan dengan kecepatan air yang dapat dikeluarkan yang dimana 3 liter
air dapat dikeluarkan dengan waktu kurang dari tiga menit.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat ditarik beberapa kesimpulan. Adapun
kesimpulannya adalah:
6.2 Saran
Perlu dilakukannya praktikum penggunaan sprayer yang lainnya, dengan
begitu pemahaman penggunaan dari spreyer dapat bertambah serta hasil kapastitas
kerja dari setiap sprayer lebih bervariasi. Pengaplikasian sprayer terbatas pada
pengukuran kapasitas kerja, dalam praktikum selanjutnya seharusnya dilakukan
pengukuran kapasitas kerja sprayer secara langsung pada tumbuhan perkebunan.
DAFTAR PUSTAKA
Dharmawan, A., & Soekarno, S. (2020). Uji Distribusi Semprotan Sprayer Pestisida
Dengan Patternator Berbasis Water Level Detector. Jurnal Teknik Pertanian
Lampung (Journal of Agricultural Engineering), 9(2), 85.
https://doi.org/10.23960/jtep-l.v9i2.85-95
Guntur, A. P., Iqbal, & Sapsal, T. (2016). Uji Kinerja Knapsack Sprayer Tipe Pb 16
Menggunakan Hollow Cone Nozzle dan Solid Cone Nozzle, 9(1), 163–168.
Murti, U. Y., Iqbal, & Daniel. (2016). Uji Kinerja dan Analisis Biaya Traktor Roda
4 Model AT 6504 dengan Bajak Piring (Disk Plow) pada Pengolahan Tanah
Usrah. Jurnal AgriTechno, 9(1), 63–69.
Priyatmoko, A., Widodo, S., & Salahudin, X. (2016). Analisis Tekanan Tangki
Sprayer dengan Variasi Besar Diameter Roda dan panjang Tuas Engkol
Peluncur dengan Menggunakan Satu Pompa Pada Sprayer Semi Otomatis.
Jurnal Wahana Ilmuwan, 1(1), 33–54.
Rahman, M. N., & Yamin, M. (2014). Modification of Spraying System For Weed
Control Utilize With Knapsack Electric Sprayer. Jurnal Keteknikan
Pertanian, 02(1), 39–46.
Susanto. (2011). Pengaruh Tekanan Penyemprotan, Nosel, dan Ketinggian
Terhadap Ukuran dan Jumlah Butiran Semprot Pada Hand Sprayer Merk
SWAN Tipe A-14/1. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.