Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRATIKUM

PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI


PENGENALAN ALAT PENYEMPROTAN PESTISIDA

Oleh :

Zhuan Anses Armytha (2205901020018)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pestisida dan teknik aplikasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
identifikasi pestisida, dan cara pengaplikasiannya. Guna untuk mengurangi
serangan OPT pada budidaya tanaman serta guna untuk meningkatkan hasil dan
kulitas produksi budidaya.
Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam
rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja
sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat
dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan
penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi
yang tepat, Penggunaan jenis alat semprot dan mengetahui jumlah larutan yang
harus disemprotkan / satuan luas, dan tipe nozzle apa yang harus digunakan dapat
dengan mudah ditentukan berdasarkan perhitungan. Sedangkan untuk kecepatan
berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong, sulit untuk
dapat diatur atau diubah. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhitungan dan
percobaan mengenai tipe-tipe alat semprot, volume semprot, dosis, dan aplikasi
yang tepat.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk Mengenal dan mengetahui jenis
– jenis alat semprot pestisida beserta fungsinya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah cairan, larutan atau
suspensi menjadi butiran-butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan
alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan,
pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Sprayer juga diartikan sebagai alat atau
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan atau
pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan oleh
kesesuaian dan ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan
waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan oleh dosis pestisida
yang akan disemprotkan. Tujuan dari sprayer yaitu Agar mampu melakukan
kalibrasi serta menentukan jumlah-jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya
tanaman tertentu (Näslund, J. 2016).
Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi
alat penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan
pompa tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran
droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga
sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan
(Hidayat, 2020).
Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak
digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun
hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan
oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia
menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan.
Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara
lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet
sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah
rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Musafira, dkk. 2020).
Disamping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan
pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang

3
direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang
kurang menunjang aplikasi (Rahman, M. N., & Yamin, M. 2014).
Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan
ketersediaan suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas
dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulan dari hasil penelitian.
Keberhasilan aplikasi herbisida ditentukan oleh beberapa hal antara lain gulma
sasaran, cuaca, jenis herbisida yang digunakan dan tata cara aplikasinya. Syarat
pengaplikasian herbisida juga harus sesuai dengan kondisi dilapangan.Sebelum
melakukan aplikasi herbisida terlebih dahulu harus mengetahui gulma sasaran dan
tanaman yang dibudidayakansertasifat – sifatnya.Jenis herbisida juga penting
untuk diketahui apakah sesuai untuk mengendalikan gulma sasaran dan tidak
meracuni tanaman serta bagaimana herbisida tersebut diaplikasikan.Selain
itu,faktor lain yang sangat menentukan keberhasilan suatu aplikasi herbisida
adalah cuaca, alat yang digunakan dan orang yang mengaplikasikan herbisida
tersebut. Apabila hal –hal tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka aplikasi
herbisida juga dilapangan diharapkan dapat baik pula.
Alat yang digunakan dalam pengaplikasian herbisida adalah alat penyemprot
atau sprayer. Alat penyemprot herbisida yang paling banyak digunakan adalah
alat penyemprot punggung. Sebelum melakukan pengendalian gulma, terlebih
dahulu sprayer dikalibrasi. Kalibrasi dilakukan untuk menghindari pemborosan
herbisida, memperkecil terjadiny akeracunan pada tanaman akibat penumpukan
herbisida, dan memperkecil pencemaran lingkungan (Zulmi, N., dkk 2016).

2.1 Bagian-Bagian Sprayer


Alat penyemprot punggung yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang
Indonesia adalah secara manual yang memiliki bagian-bagian khusus. Untuk
mempermudah dalam cara penggunaanya, maka kita perlu mengenal bagian-
bagian penting dari alat semperot punggung anatara lain:
1. Tanki (Tank). Tanki digunakan untuk menempatkan larutan herbisida.
2. Pengaduk (Agitator) biasanya alat ini sudah terpasang dalam tanki tatapi
kebanyakan alat penyemprot kecil tidak memiliki alat agitasi sehingga
aplikator harus menggoyang-goyang sendiri sprayer sewaktu menyemprot.

4
3. Pompa (pump), pompa digunakan untuk mndapatkan tekanan yang
diperlukan unutk mendorong larutan keluar dari nozzle.
4. Pengatur tekanan (preasure regulator) alat ini digunakan untuk
mengontrol takanan yang dihasilkan pompa sehingga diperoleh volume
semprot yang seragam per satuan waktu nozzle.
5. Saringan (strainer) alat terlatak dibagian atas tanki, pada tanki semprot
dan dekat nozzle.
6. Pengatur takanan (preasure gauge).
7. Nozzle, nozzle digunakan untuk memperhalus larutan semprot sampai pada
sasaran (Setyowati, 2013).
Ada bermacam-macam nozzle berdasarkan bentuk cairan yang dihasilkan
semprotan misalnya: bentuk kipas (fan), bentuk kerucut (cone) dan bulat ditengah.
Nozzle kipas mempunyai jangakauan yang beragam misalnya nozzle merah
mencapai jangkauan 2 m, biru memcapai jangauan 1,5 m, kuning 2 m dan hijau
0,5 m. Bentuk nozzle kipas dapat memberiakn hembusan dalam bentuk datar.
Nozle bentuk kerucut memberikan hembusan dalam bentuk lingkaran datar penuh.
Dan bentuk nozzle bentuk kerucut lubang tangah yang dapat menghasilkan
hembusan berupa lingkaran dengan bagian tengahnya kosong (Rahman, M. N., &
Yamin, M. 2014).

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 30 September 2023 pukul
08.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar.

3.2 Alat dan Bahan


Saat praktikum dilakukan, alat yang digunakan adalah alat / penyemprot
(sprayer) dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah kertas hvs.

3.3 Cara Kerja


1. Mahasiswa mendengar penjelasan tentang jenis – jenis alat semprot
pestisida terutama alat semprot yang terdapat di laboraturium.
2. Mahasiswa mencatat jenis – jenis alat semprot pestisida terutama alat
semprot yang terdapat di laboraturium.
3. Mengambil dokumentasi alat semprot pestisida yang terdapat di
laboraturium pertanian.
4. Membuat laporan pratikum

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Bagian-Bagian Alat Penyemprot (Sprayer)

N Gambar Keterangan
o
1 1. Nozzle
2. Stik Nozzle
3. Tutup tangki
4. Tali gendong
5. Tangki
6. Stik pompa
7. selang

Tabel 4.2 tipe - tipe nozzle

No Tipe nozzle Gambar

1. Cone Nozzle

7
2. Flat Fan Nozzle

3. Even Flat Fan Nozzle

4. Nozzle Polijet

5. Nozzle Lubang Empat

4.1 Pembahasan
Praktikum pestisida kali ini melakukan kegiatan pengenalan alat
penyemprotan (sprayer) yang meliputi pengenalan bagian-bagian yang terdapat
pada alat penyemprotan (sprayer) khususnya pada jenis – jenis nozzle, berikut
fungsi dan cara menggunakannya.
1. Cone Nozzle ( nozzle kerucut )
Cone nozzle didesain bentuknya kerucut supaya menghasilkan semprotan
yang halus. Cone nozzle sendiri terdiri dari 2 jenis, pertama adalah solid cone nozzle
dimana pola yang dihasilkan berbentuk semprotan bulat dan berisi, sedangkan jenis
kedua adalah hollow cone nozzle; bentuk semprotan yang dihasilkan berbentuk
kerucut bulat kosong. Cocok untuk aplikasi tanaman seperti insektisida dan
fungisida.

8
Manfaat utama dari hollow cone nozzle ialah menghasilkan ukuran tetesan
terkecil yang memberikan semprotan area permukaan yang lebih besar yang
memungkinkan perpindahan panas lebih cepat, ideal untuk aplikasi seperti
pasteurisasi di mana target perlu dipanaskan atau didinginkan dengan cepat.

2. Flat Fan Noozzle ( nozzzle kipas standar )


Pola yang dihasilkan nozzle kipas standar cenderung berbentuk oval dan
sebaran cairan/droplet-nya merata dan biasanya dipakai untuk aplikasi tanaman
fungisida dan insektisida

3. Even Flat Fan Nozzle (nozzle kipas rata)


Nozzle yang satu ini menghasilkan semprotan berbentuk garis dan terbilang
rata untuk penyebaran cairannya. Ada dua desain umum nosel kipas datar hidrolik
yaitu lubang elips dan defleksi. Untuk tekanan tinggi Nozzle Kipas Rata digunakan
untuk aplikasi insektisida sedangkan untuk tekanan rendah digunakan untuk aplikasi
herbisida. Dampak semprotan nozzle ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pola
semprotan kerucut penuh atau berongga, tetapi tidak setinggi nozzle aliran padat.
Agar nozzle ini dapat menutupi suatu area, diperlukan semacam gerakan relatif.
Umumnya Gerakan ini ditimbulkan oleh produk dibawah serangkaian nozzle atau
nozzle itu sendiri yang melakukan gerakan.

4. Nozzle Polijet
Nozzle yang satu ini menciptakan semprotan berbentuk garis atau cerutu.
Berbeda dengan nozzle lain yang berfungsi di aplikasi tanaman insektisida dan
fungisida, nozzle polijet justru ramai digunakan untuk aplikasi herbisida.

5. Nozzle Lubang Empat


Nozzle lubang empat ini menghasilkan pola semprotan berbentuk kerucut.
Butiran semprot halus sampai agak halu (tergantung tekanan). Umumnya
digunakan untuk aplikasi insektisida dan fungisida.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa Sprayer
merupakan salah satu alat mesin pertanian yang mempermudah penyemprotan
pestisida, untuk menggunakan sprayer operator harus memperimbangkan arah
angin, jangan sampai menyemprotkan pestisida melawan arah angin hal ini
berbahaya bagi operator karena hasil semprotan larutan akan terbang menuju
operator, Selain itu, perlu perawatan khusus seperti menjaga kebersihan alat
setelah digunakan, hal ini dapat dilakukan dengan cara merendam tangki dengan
air sabun selama 1 hari untuk menghilangkan sisa-sisa larutan pestisida.

5.2 Saran
Saran dari praktikum kali ini adalah alangkah sebaiknya alat yang sudah
di pakai dibersihkan kembali setelah pemakaian.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, M. N., & Yamin, M. (2014). Modifikasi nosel pada sistem


penyemprotan untuk pengendalian gulma menggunakan sprayer gendong
elektrik. Jurnal Keteknikan Pertanian, 2(1).
Näslund, J. (2016). U.S. Patent Application No. 29/500,492.
Musafira, F., Qadrini, L., Fatimah, M. F., Ardiputra, S., & Asrirawan, A. (2020).
Edukasi Pembuatan Dan Penyemprotan Desinfektan Pada Masyarakat Di
Desa Suruang Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali
Mandar. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 1(3), 416-421.
Zulmi, N., SKM, H. S. K., & Dwi Astuti, S. K. M. (2016). Hubungan Antara
Frekuensi Dan Lama Penyemprotan Dan Interval Kontak Pestisida
Dengan Aktivitas Cholinesterase Petani Di Desa Kembangkuning
Kecamatan Cepogo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

11

Anda mungkin juga menyukai