Laporan Praktikum 3
Oleh :
Kelas B
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menganugrahkan keimanan, keislaman, kesehatan
jasmani dan rohani dan kesempatan sehingga penulis dapat menyusun laporan ini
dengan baik. Laporan dengan judul “KELAYAKAN DAN KALIBRASI ALAT” ini
disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pestisida dan
Teknik Aplikasi Minat Hama dan Penyakit Tumbuhan di semester 5 tahun 2019
Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah
berkontribusi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya, khususnya kepada para dosen pengampu mata kuliah Sistem Pertanian
Berkelanjutan (Konservasi) yang telah menyampaikan materi dengan sangat baik
dan rekan-rekan yang telah memberikan dukungan moril maupun material dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi bagi penulis dalam penyusunan laporan berikutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
semua pihak pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
No Nama Gambar Hal.
1. Gambar 1. Cara pengukuran sebaran butiran semprot 3
2. Gambar 2. Bagian-bagian nozzle standar 4
3. Gambar 3. Nozzle tipe kerucut 5
4. Gambar 4. Flat Fan Nozzle 6
5. Gambar 5. Even Fan Nozzle 6
6. Gambar 6. Nozzle Polijet 6
7. Gambar 7. Nozzle Type Senapan (Spray Gun Spray) 7
8. Gambar 8. Membersihkan Nozzle 9
9. Gambar 9. Menguji pola semprotan nozzle 9
10. Gambar 10. Grafik Pola Sebaran Pengujian Nozzle 1 (Cone Nozzle) 10
11. Gambar 11. Grafik Pola Sebaran Hasil Pengujian Nozzle 2 (Nozzle lubang 11
empat)
12. Gambar 12. Grafik Pola Sebaran Hasil Pengujian Nozzle 3 (Nozzel Polijet) 12
13. Gambar 13. Nozel yang digunakan saat praktikum 13
iv
DAFTAR TABEL
v
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pengaplikasian pestisida dikenal berbagai macam alat, mulai alat pelindung
(apron) sampai berbagai macam jenis alat aplikasi pestisida. Penyemprotan merupakan
metode pengaplikasian pestisida yang paling umum digunakan. Sekitar 75% dari
seluruh jenis pestisida yang ada di aplikasikan dengan cara disemprotkan. Semua alat
yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara penyemprotan disebut
alat semprot atau sprayer. Penggunaan alat untuk aplikasi pestisida perlu melalui tahap
kalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi adalah mengukur kebutuhan air bagi alat semprot
untuk suatu areal pertanaman. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisiensikan butiran
semprot agar tidak terjadi pemborosan sehingga tanaman tidak menerima pestisida
secara berlebihan dan menyebabkan toksisitas bagi tanaman maupun lingkungan.
Faktor yang menentukan kalibrasi adalah jenis tanaman, jenis herbisida yang akan
diaplikasikan dan luas areal tanam.
1
2 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Kalibrasi alat aplikasi pestisida dilaksanakan di Lapangan Parkir Gedung
Teknologi Pertanian dan Perikanan (xFTIP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
pada tanggal 1 Oktober 2019, pukul 10.30 sd 12.00 WIB.
2
- Isi tangki dengan air. Untuk tudor sprayer tangki sprayer yang berupa botol diisi
dengan 1 L air
- Lakukan pempompaan sesuai dengan ketentuan
Untuk pompa otomatis lakukan pemompaan sampai awal batas merah. Pemompaan
dilakukan kembali apabila ukuran tekanan telah habis. Untuk pompa semi otomatis
pemompaan awal dilakukan sampai pompa terasa sulit untuk dipompa lagi.
Pemompaan selanjutnya dilakukan secara rutin dan konstan (± tiap tiga langkah).
Untuk tudor sprayer pemompaan terus dilakukan sampai air di dalam botol habis.
- Keluarkan air dari nosel dan tampung dalam ember selama 1 (satu) menit.
- Tentukan Cs (L/menit) dengan cara mengukur volume air tersebut dengan gelas
ukur (untuk pompa semi otomatis dan otomatis), sedangkan untuk tudor sprayer, Cs
adalah waktu yang diperlukan untuk menghabiskan semua air (1 L) dalam botol dan
untuk micronair keluarnya pelarut (sesuai dengan bj pestisida) dari botol (1 L)
- Lakukan minimal 3 kali untuk setiap jenis nosel.
2) Lebar gawang semprot (tidak akan dilakukan secara khusus, karena diperlukan alat
bantu yang sangat mahal, yaitu water sensitive paper atau oil sensitive paper)
3) Pola sebaran butiran semprot (minimal dilakukan tiga kali).
Pengukuran pola sebaran butiran dilakukan dengan cara sebagaimana dapat dilihat pada
Gambar 1.
3
3 PEMBAHASAN
3.1 Kalibrasi
Kalibrasi merupakan pengukuran kebutuhan suatu cairan atau larutan suatu alat semprot
untuk beberapa luasan tertentu. Kegiatan ini merupakan proses verifikasi akurasi alat
ukur agar sesuai dengan rancangannya. Kegiatan kalibrasi pestisida, dilakukan ketika
akan dilakukan penyemprotan, dengan tujuan untuk menghindari penggunaan yang
berlebihan, memperkecil keracunan pada tanaman dan memperkecil terjadinya
pencemaran lingkungan (Andrixinata, 2010).
3.2 Nozzle
Salah satu komponen vital dari sprayer adalah nozzle, spuyer atau cerat. Nozzle inilah
yang sesungguhnya berfungsi memecah larutan semprot menjadi droplet. Nozzle adalah
bagian dari sprayer yang berfungsi untuk menentukan karakteristik semprotan, yaitu
pengeluaran, sudut penyeprotan, lebar penutupan, pola semprotan dan pola penyebaran
yang dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan kebutuhan.
4
pada nozzle tersebut akan terpecah menjadi butiran halus (droplet). Terdapat banyak
macam nozzle hidraulik, tetapi yang banyak digunakan adalah sebagai berikut :
Nozzle ini umumnya menghasilkan ukuran droplet yang relatif lebih besar
dibandingkan dengan nozzle kerucut, yakni berkisar antara agak kasar hingga
sedang. Nozzle ini terutama digunakan untuk aplikasi herbisida, tetapi dapat juga
digunakan untuk mengaplikasikan insektisida dan fungisida. dua bentuk nozzle
kipas, yakni sebagai berikut.
a) Flat fan nozzle disebut pula flat spray nozzle (Gambar 4) yang mempunyai pola
semprotan berbentuk cerutu (tapered edge spray pat tern). Nozzle ini digunakan
untuk aplikasi herbisida, insektisida, dan fungisida
5
Gambar 4. Flat Fan Nozzle
b) Even fan nozzle atau flat even spray nozzle (Gambar 5) yang mempunyai pola
semprotan merata (evenspray pattern). Nozzle ini hanya digunakan untuk
mengaplikasikan herbisida.
Nozzle ini menghasilkan pola semprotan seperti fan flat nozzle da ukuran droplet
relatif lebih kasar dari fan nozzle (kasar hingga agak kasar Nozzle ini hanya cocok
untuk mengaplikasikan herbisida pra-tumbuh (Gambe 6).
6
Nozzle ini banyak digunakan dengan power sprayer untuk mengaplikasikan
insektisida dan fungisida (Gambar 7). Nozzle ini menghasilkn droplet bervariasi
mulai dari kasar hingga halus, tergantung pada tekanan pompa. Spray gun nozzle
digunakan untuk menyemprot pohon dan beberap tanaman sayuran (misalnya
kentang).
5. Lain-lain
Di samping nozzle-nozzle tersebut di atas, masih banyak lagi type nozzle vang dibuat
orang, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Adjustable nozzle atau nozzle variabel. Nozzle ini dapat diatur pola
semprotannya, mulai dari pola semprotan bentuk kerucut yang mengha- silkan
droplet sangat halus hingga sangat kasar.
b) Boomless nozzle. Nozzle ini berbentuk seperti polijet nozzle, tetapi lebar sudut
semprotannya sangat besar sehingga menghasilkan gawang yang sangat besar
pula (hingga 10 m) dan menghasilkan pola semprotan seperti kipas.
c) Air injection nozzle. Nozzle ini menghasilkan pola semprotan seperti kerucut,
droplet halus.
d) Nozzle lubang empat. Nozzle ini mempunyai 4 (atau 5) lubang penge- luaran
yang banyak digunakan di Indonesia. Nozzle ini menghasilkan semprotan yang
halus dan pola semprotan pada setiap lubang berbentuk kerucut.
e) Twin fluid nozzle. Nozzle ini memiliki macam-macan desain dan ukuran droplet
yang dihasilkan. Biasanya, nozzle ini digunakan pada sprayer aliran udara (air
assisted sprayer) untuk penyemprotan pohon buah- buahan.
7
3.3.2 Merawat Nozzle
Nozzle terbuat dari berbagai bahan, misalnya logam kuningan, perunggu, baja tahan
karat; dan plastik. Ada juga nozzle yang terbuat dari keramik Karena penggunaan terus-
menerus, nozzle dapat mengalami keausan vehingga lubangnya membesar. Dengan
demikian, nozzle yang telah aus kan mengakibatkan perubahan curah (flow rate),
curahan cairan menjad lebih besar, dan perubahan pola semprotan.
Perubahan angka curah dapat diketahui dengan menguji flow rate nozzle. Sedangkan
perubahan pola semprotan nozzle dapat diketahui dengan pengujian sederhana
menggunakan lembaran seng gelombang (Gambar 9). Nozzle yang akan diuji dipasang
pada sprayer, kemudian sprayer diisi air dan dipompa hingga tekanan yang diinginkan.
Kemudian, air disem- protkan pada seng gelombang yang dipasang miring.
Penyemprotan dilakukan pada suatu titik yang tetap selama pengujian. Di bawah
cucuran seng gelombang ditaruh penampung (tabung reaksi, gelas biasa, atau gelas
ukur) untuk menampung air yang mengucur. Banyaknya atau tinggi air yang
tertampung pada penampung akan membentuk pola sebaran tertentu yang menjadi pola
semprotan khas nozzle tersebut. Bila pola semprotannya sudah menyimpang dari
aslinya, yakni dengan membandingkannya dengan nozzle serupa yang masih baru,
maka nozzle harus diganti. Kebersihan nozzle juga perlu dijaga dengan baik karena
kotoran yang masuk dapat menyumbat nozzle dan menyebabkan pola semprotannya
terganggu serta mengubah flow rate. Pembersihan nozzle dilakukan dengan
merendamnya dalam air, kemudian meniup nozzle tersebut dengan bantuan pipa kecil
(jangan langsung dengan mulut), atau menyikatnya dengan sikat yang lembut.
8
Gambar 8. Membersihkan Nozzle
9
4 HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM
4.1 Hasil
Tabel 3. Pengujian Curah Semprot
Gelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Ulangan 2 4,4 7,8 8,9 10 10 10 11 13 14 12 14,4 11,1 7,8 7,8 10 8,889 8,89 7,778 6,667
Ulangan 3 3 5 7 8 9 9 9 12 12 12 11,5 8 9 8 6 6 6 5 5
Rata-rata 2,5 5,4 7,5 12 13 12 12 15 14 14 14,8 10,3 11 11 9,78 8,296 7,74 5,926 5
Rata-rata
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
10
Tabel 5. Pengujian Pola Sebaran Semprot Nozzle 2 (Nozzle lubang empat)
Gelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Ulangan 1 0 0,4 3 7 23 27 41 70 93 39 23 14 7 2 1 0 0 0 0
Rata-rata 0 0,6 3,3 4,5 23,6 26 38 70 90 37 21,7 14,1 6,7 2,4 0,97 0,1 0 0 0
Rata-rata
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Gambar 11. Grafik Pola Sebaran Hasil Pengujian Nozzle 2 (Nozzle lubang empat)
Gelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Ulangan 1 0 0,2 0,8 3,3 5 6,7 6,7 6,7 5 1,3 6,67 6,67 8,3 3,3 0,83 0,083 0 0
Ulangan 2 0 0 0 0,1 0,11 0,1 0,9 3,3 7,8 6,7 8,89 6,67 2,2 0,3 0,06 0 0 0
Ulangan 3 0 0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,5 5 7 2 4 4 7 2 1 1 0,5 0
Rata-rata 0 0,1 0,3 1,2 1,74 2,3 2,7 5 6,6 3,3 6,52 5,78 5,9 1,9 0,63 0,361 0,17 0
11
Rata-rata
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Gambar 12. Grafik Pola Sebaran Hasil Pengujian Nozzle 3 (Nozzel Polijet)
4.2 Pembahasan
Kalibrasi merupakan pengukuran kebutuhan suatu cairan atau larutan suatu alat semprot
untuk beberapa luasan tertentu. Kegiatan ini merupakan proses verifikasi akurasi alat
ukur agar sesuai dengan rancangannya. Kegiatan kalibrasi pestisida, dilakukan ketika
akan dilakukan penyemprotan, dengan tujuan untuk menghindari penggunaan yang
berlebihan, memperkecil keracunan pada tanaman dan memperkecil terjadinya
pencemaran lingkungan (Andrixinata, 2010).
Dalam Praktikum pengujian kelayakan dan kalibrasi alat (nozzle dan sprayer) kali ini,
menggunakan knapsack semiotomatis dengan 3 buah nozzle yang berbeda, yaitu Cone
Nozzle, Nozzle lubang empat dan Nozzle Polijet seperti pada gambar di bawah ini.
Nozzle 1
12
Nozzle 2
Nozzle 3
Dari ketiga nozel yang digunakan, jumlah volume semprot yang paling banyak secara
berturut-turut adalah nozzle polijet, cone nozzle dan nozzle lubang empat. Dengan
volume curah semprot untuk nozzle polijet rata-rata 1,14 liter per menit. Cone nozzle
0,64 liter per menit. Dan nozzle lubang empat 0,52 liter per menit.
Besar kecilnya volume curah semprot antara nozel yang digunakan, mempengaruhi
kecepatan jalan saat aplikasi pestisida. Semakin sedikit volume curah semprot, maka
gerak langkah saat aplikasi pestisida di lapangan semakin lambat. Sedangkan, semakin
banyak volume curah semprotnya, maka gerak langkah saat aplikasi di lapangan semakin
cepat. Hal ini bertujuan agar aplikasi pestisida yang dilakukan dapat efektif untuk satu
area lahan aplikasi.
Pada hasil praktikum yang dilakukan, lebar semprot terluas secara berturut-turut adalah
cone nozzle, nozzle polijet dan nozzle lubang empat. Hal ini ditandai dengan cone nozzle
yang mengisi seluruh gelas penampung yang terdiri dari 19 gelas. Sedangkan untuk
nozzle polijet gelas yang terisi hanya 16 gelas dan nozzle lubang empat mengisi 14 dari
19 gelas yang digunakan.
13
Semakin banyak gelas yang terisi, menujukkan bahwa semakin lebar pola penyembaran
nozelnya, begitu pula sebaliknya. Semakin sedikit gelas yang terisi, maka menunjukkan
bahwa seamkin sempit pola penyebaran nozel yang digunakan. Lebar atau sempitnya
pola penyebaran nozel, mempengaruhi pada kegiatan aplikasi pestisida di lapangan.
Pada nozel yang pola penyebarannya luas, maka saat aplikasi di lapangan selang sprayer
berada pada posisi konstan (tidak disebarkan). Sedangkan jika pola penyebarannya
sempit, saat apliakasi di lapangan, selang sprayer di aplikasiikan secara menyebar
(digerakkan ).
14
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari ketiga nozel yang digunakan, jumlah volume semprot yang paling banyak secara
berturut-turut adalah nozzle polijet, cone nozzle dan nozzle lubang empat. Dengan
volume curah semprot untuk nozzle polijet rata-rata 1,14 liter per menit. Cone nozzle
0,64 liter per menit. Dan nozzle lubang empat 0,52 liter per menit. Besar kecilnya volume
curah semprot antara nozel yang digunakan, mempengaruhi kecepatan jalan saat aplikasi
pestisida. Lebar semprot terluas secara berturut-turut adalah cone nozzle, nozzle polijet
dan nozzle lubang empat. Hal ini ditandai dengan cone nozzle yang mengisi seluruh gelas
penampung yang terdiri dari 19 gelas. Sedangkan untuk nozzle polijet gelas yang terisi
hanya 16 gelas dan nozzle lubang empat mengisi 14 dari 19 gelas yang digunakan. Pada
nozel yang pola penyebarannya luas, maka saat aplikasi di lapangan selang sprayer
berada pada posisi konstan (tidak disebarkan). Sedangkan jika pola penyebarannya
sempit, saat apliakasi di lapangan, selang sprayer di aplikasiikan secara menyebar
(digerakkan ).
5.2 Saran
Peralatan yang digunakan untuk praktikum uji kelayakan dan kalibrasi alat harus
memadai, karena akan berpengaruh terhadap hasil dari pengujiannya. Penentuan volume
output dan lebar semprotan nozel harus dilakukan secara teliti dan dengan ulangan yang
berkali-kali. Tujuannya untuk mendapatkan hasil yang akurat pada pengujian nozel
sebelum diaplikasikan di lapangan.
15
6 DAFTAR PUSTAKA
16