Anda di halaman 1dari 7

PERANGKAT PEMBELAJARAN

Disusun oleh:

DIMAS TRIO PUTRO

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 3 SELUMA


Jl. Raya Bengkulu-Tais Km. 34, Kelurahan Dermayu, Kecamatan Air
Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Seluma


Mata Pelajaran : Produktif TKRO “Pekerjaan Dasar Teknik
Otomotif”
Tema : Dasar-dasar Alat Ukur Hidrolik dan Pneumatik
Sub Tema : Dasar-dasar Alat Ukur Hidrolik dan Pneumatik
Kelas/Semester : X/2
Pembelajaran : 1-4
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Kendaraan Ringan dan
Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah,
dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Kendaraan
Ringan dan Otomotif. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan
tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK).
KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
3.8. Menerapkan alat ukur hidrolik 4.8. Menggunakan alat-alat ukur
serta fungsinya hidrolik
3.9. Menerapkan alat ukur pneumatik 4.9. Menggunakan alat-alat ukur
serta fungsinya pneumatik

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapakan dapat menuntun peserta didik
untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama dan setelah mengikuti
proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur Hidrolik dan Pneumatik.
2. Memahami dasar-dasar alat ukur Hidrolik dan Pneumatik.
3. Menjelaskan macam macam alat ukur Hidrolik dan Pneumatik.
4. Menggunakan dengan baik, benar dan teliti alat-alat ukur Hidrolik dan
Pneumatik.
5. Mampu melakukan tindakan perawatan pada alat-alat ukur hidrolik dan
pneumatik.

D. MATERI PEMBELAJARAN
A. Uraian Materi
Alat ukur hidrolik adalah alat ukur yang metode pengukurannya
menggunakan fluida bertekanan.
1. Jenis-jenis alat ukur hidrolik
1.1. Hidrometer
Hidrometer merupakan alat ukur hidrolik yang digunakan untuk
mengukur berat jenis elektrolit baterai. Cara menggunakannya adalah :
1. Membuka penutup pada sel baterai
2. Memasukkan pipet ke dalam sel baterai dan pompa hidrometer hingga
elektrolit tersedot masuk ke dalam tabung kaca.
3. Mengangkat hidrometer, tetapi tidak boleh keluar dari lubang sel
baterai. Usahakan posisi hidrometer tegak lurus.
4. Membaca hasil pengukuran berat jenis elektrolit baterai. Hasil
pengukurannya sama dengan angka pada skala pelampung yang rata
dengan permukaan elektrolitnya. Untuk membaca hasil pengukuran,
posisikan mata sejajar dengan permukaan elektrolit di dalam tabung
kaca untuk menghindari kesalahan. Berat jenis baterai dikatakan baik
(baterai terisi penuh) apabila hasil pengukurannya adalah 1250 pada
temperatur 20o C. Hasil pengukuran yaitu, angka pada pelampung
yang ditunjukkan oleh batas atas cairan elektrolit. Selain itu, hasil
pengukuran hidrometer dapat dilihat dari warna pada batas atas cairan
elektrolit. Ada tiga indikator warna yang sering digunakan pada skala
hidrometer yaitu:
1. Good/warna hijau berarti berat jenis elektrolit sangat baik.
2. Fair/Warna putih berarti kondisi air elektrolit sedang.
3. Recharge/ warna merah berarti kondisi elektrolit perlu pengisian.

1.2. Noozle Tester


Noozle Tester adalah alat ukur hidrolik yang digunakan untuk
memeriksa tekanan pengabutan pada injektor. Langkah pemakaian:
1. Pasang injektor pada pipa dari pompa injector tester. Pastikan tangki
pompa nozzle tester terisi solar.
2. Tekan tuas pompa injector tester berkali-kali sampai tekanannya
terasa berat. Setelah itu, tahan tuas pompa.
3. Kemudian bacalah skala penunjukkan tekanan pengabutan bahan
bakar yang ada pada pressure gauge. Tekanan injector baru 151-159
kg/cm2. Tekanan injektor lama 145-155 kg/cm2.
4. Jika hasil pengukuran tekanan pengabutan bahan bakar tidak sesuai
dengan standar tekanan injektor maka lakukan penyetelan dengan cara
menambahkan shim ke dalam injektor atau menyetel baut penyetel
injektornya, sampai didapat tekanan yang tepat.
5. Untuk memeriksa kebocoran pada injektor, tekan tuas pompa nozzle
tester sampai kurang lebih di bawah tekanan standar yaitu 10-20
kg/cm2 di bawah tekanan standar. Untuk injektor baru lakukan
penekanan diantara 131-141 kg/cm2. Biarkan selama 10 detik. Dan
perhatikan ada tidaknya kebocoran pada injektor di bagian lubang
injeksi. Amati dan rasakan unjung bodi nozzle dengan jari, apakah
ada tetesan atau ujung bodi nozel menjadi basah.
6. Untuk tes bentuk semprotan, lakukan pemompaan sesuai injektor yang
dites. Untuk injektor model lama lakukan pompa tuas nozzle tester 15-
60 kali per/menit. Untuk injektor model baru lakukan pompa tuas
injektor 30-60 kali per-menit.
Lihatlah bentuk semprotan bahan bakar , karena bentuk semprotan
sangat erat sekali hubungannya dengan proses pembakaran karena
bentuk penyemprotan yang baik akan menghasilkan atomisasi
pengabutan sempurna. (Lihat gambar pada buku siswa PDTO (X)
halaman 180).

1.3. Oil Pressure Gauge


Oil Pressure Gauge adalah alat ukur hidrolik yang digunakan untuk
mengukur tekanan oli pada kendaraan.
Langkah Penggunaan :
1. Lepas switch oli di mesin. Letak oli tiap mesin tidak sama tergantung
kontruksi mesin masing-masing kendaraan. Misalnya, switch oli
letaknya di dekat oil filter (saringan oli)
2. Pasangkan alat pengukur tekanan oli pada lubang switch oli.
3. Nyalakan mesin dan baca hasil pengukuran.
4. Bandingkan hasil pengukuran dengan standar tekanan oli pada buku
pedoman service manual kendaraan (manual book). Jika hasil
pengukuran di bawah tekanan oli standar, maka berarti tekanan oli
berkurang.
5. Selain itu, pengukuran tekanan oli juga dapat dilakukan dengan
melihat lampu indikator tekanan oli di dashboard. Bila lampu tekanan
oli menyala, berarti tekanan oli melemah.
6. Apabila tekanan oli berkurang, periksa jumlah oli yang ada di mesin,
dengan cara mengukur ketinggian oli dari stick oli. Jika oli kurang,
maka harus ditambahkan . Selain itu, periksa pompa oli. Pompa oli
pada mesin umumnya terletak di bak oli. Pompa oli lemah dikarenakn
gigi-gigi atau komponen pompa lainnya sudah aus. Sehingga, tekanan
oli yang dihasilkan menjadi lemah.

2. Pemeliharaan Alat Ukur Hidrolik


Langkah langkah pemeliharaan alat ukur hidrolik di bengkel sekolah:
1. Letakkan alat ukur hidrolik pada tempatnya setelah tidak digunakan.
Hal ini dilakukan untuk mencegah alat ukur terjatuh dan terbentur
dengan peralatan lain dibengkel.
2. Bersihkan debu dan kotoran pada alat ukur hidrolik dengan kain
bersih, baik sebelum maupun sesudah digunakan. Debu dan kotoran
yang masuk ke dalam alat ukur akan merusak komponen-komponen di
dalam alat ukur.
3. Gunakan alat ukur hidrolik sesuai dengan fungsinya dan batas standar
tekanan yang diukur. Tekanan yang berlebihan menyebabkan alat
ukur rusak.
4. Jangan meletakkan alat ukur hidrolik secara sembarangan, misalnya
diatas mesin yang sedang beroperasi dan di dekat kunci-kunci agar
alat ukur tidak terjatuh.
5. Simpan alat ukur hidrolik di tempat yang tidak lembap dan jauhkan
dari sinar mathari langsung.
6. Jauhkan alat ukur hidrolik dari sumber panas agar komponen dari
plastik tidak mudah mengembang.

B. Uraian Materi
Alat ukur pneumatik merupakan alat ukur yang metode pengukurannya
menggunakan udara bertekanan.
1. Jenis Jenis Alat Ukur
1.1.Compression Tester
Digunakan untuk mengukur tekanan kompresi dalam silinder mesin.
Ada dua jenis mesin yang paling banyak digunakan dalam bidang
otomotif, yaitu mesin bensin dan diesel.
1.2. Vacum gauge
Digunakan untuk mengukur tekanan saluran udara masuk.
1.3. Radiator Cap Tester
Digunakan untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin mesin
dan juga dapat digunakan untuk memeriksa tekanan pembukaan pada
tekan tutup radiator, pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan
kondisi tutup radiator apakah masih baik atau sudah tidak dapat
dipakai lagi.
1.4. Tire Pressure Gauge
Digunakan untuk mengukur tekanan ban, ada dua jenis alat ukur ini
yaitu pressure gauge yang menyatu dengan kompresor dan tire
pressure gauge yang terpisah sebagai alat ukur sendiri.
1.5. Manometer AC (Air Conditioner)
Alat yang digunakan untuk mendiagnosis kerusakan/gangguan yang
terjadi pada AC.

2. Penggunaan Alat Ukur Pneumatik.


2.1. Compression Tester
 Memanaskan mesin sampai mencapai suhu kerja
 Mematikan mesin dan melepas semua kabel busi
 Melepas busi dari kepala silinder
 Memasang compression tester pada lubang busi dan membuka katup
gas sampai terbuka penuh.
 Menyalakan mesin dan membaca hasil pengukuran tekanan
kompresi.
 Membandingkan hasil pengukuran pada compression tester dengan
tekanan kompresi standar di manual book kendaraan.
 Melakukan pengukuran tekanan kompresi untuk silinder yang
lainnya sesuai jumlah silinder pada kendaraan yang diukur.
3. Pemeliharaan alat ukur Pneumatik
 Alat ukur pneumatik tidak boleh terjatuh karena dapat merusak
komponen di dalamnya. Letakan alat ukur pneumatik pada
tempatnya setelah digunakan untuk mencegah alat ukur terjatuh dan
tertimpa kunci-kunci di bengkel.
 Alat ukur pneumatik harus terhindar dari debu dan dari partikel kecil
lanna supaya tidak terbawa masuk ke dalam alat ukur saat
digunakan. Masuknya partikel kecil ke dalam alat ukur akan
merusak komponen-komponen di dalam alat ukur.
 Jangan pernah memberikan tekanan berlebih pada alat ukur
pneumatik karena dapat merusaknya. Lihat tekanan kerja maksimum
yang terdapat pada buku manual sebelum menggunakan alat ukur
penumatik.
 Bersihkan kotoran pada alat ukur dengan kain bersih setelah alat
ukur selesai digunakan
 Simpan alat ukur pneumatik di tempat yang tidak lembap dan jauh
dari sinar matahari langsung.
 Jauhkan alat ukur penumatik dari sumber panas agar komponen dari
plastik dan karet tidak mudah mengembang.
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
2. KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Seluma, …… Januari 2019

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Seluma Produktif Teknik Kendaraan


Ringan

M. Dani Suhir, M.Pd Dimas Trio Putro


NIP. 19591120 198203 1009

Anda mungkin juga menyukai