Anda di halaman 1dari 53

Prodi d3 anafarma polkesma

Modul
K3 & promkes
MODUL 1
LEMBAR PENGESAHAN

Modul Praktikum K3&Promkes ini ditulis dengan mengacu pada Kurikulum Inti 2017 Program Studi D-III

ANAFARMA Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

Malang, Oktober 2020

Mengetahui

Ketua Jurusan Gizi Ketua Program Studi D3 Anafarma

Tapriadi SKM, M.Pd Dra. Sulistiastutik, M.Kes

NIP. 19630611199303 2 001


NIP. 19641107 198812 1 001

MODUL 1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya Penyusun dapat menyajikan modul praktikum I dengan judul

”K3&Promkes” ini. Modul ini berisi Pengenalan Alat dan Bahan, Modul ini dibuat

dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami alat dan bahan

yang ada di Laboratorium. Dengan adanya modul ini, mahasiswa diharapkan

mampu memahami penggunaan alat dan bahan .Dalam penulisan modul praktikum

ini, Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

Penyusun mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini dapat memberikan

manfaat bagi Penyusun dan perbaikan modul pada tahun akademik berikutnya

Malang, Oktober 2020

Penyusun

MODUL 1
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

KEGIATAN PRAKTIKUM 1........................................................................................... 5


Pengenalan Alat ................................................................................................................. 5
Ringkasan............................................................................................................................. 24
Test ...................................................................................................................................... 25
Materi Praktikum 1 ........................................................................................................... 27

KEGIATAN PRAKTIKUM 2 ......................................................................................... 28


Pengenalan Bahan ............................................................................................................... 28
Ringkasan ............................................................................................................................ 33
Test....................................................................................................................................... 34
Materi Praktikum 2 ........................................................................................................... 37

KEGIATAN PRAKTIKUM 3 .......................................................................................... 38


APD dan Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran ............................................................... 38
Ringkasan ............................................................................................................................ 46
Test....................................................................................................................................... 47
Materi Praktikum 3 ........................................................................................................... 49

Kunci Jawaban Test .......................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 51

i
BAB I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

Bagian pendahuluan ini penting untuk Anda ketahui karena akan


membawa Anda untuk mengenal pengenalan Alat dan Bahan Agar kegiatan
selama praktikum berjalan dengan baik, diharapkan Anda sudah benar-benar
mempelajari dan memahami isi modul ini dengan baik.
Terdapat 2 kegiatan praktikum yang terdapat dalam modul praktikum I,
yaitu:
Kegiatan Praktikum 1 : Pengenalan Alat
Kegiatan Praktikum 2 : Pengenalan Bahan
Kegiatan Praktikum 3 : Alat Pelindung Diri dan Penggunaan Alat Pemadam
Kebakaran

Setelah Anda selesai mempelajari semua materi dalam modul praktikum 1 ini,
Anda diharapkan mampu:
1. Memahami Penggunaan Alat.
2. Memahami Penggunaan Bahan
3. Memahami Penggunaan Alat Pelindung Diri dan Penggunaan Alat
Pemadam Kebakaran

4
Kegiatan Praktikum 1
Pengenalan Alat
1. Pipet volume.

Pipet ini terbuat dari kaca dengan skala/volume tertentu, digunakan untuk
memindahkan secara tepat suatu volume tertentu sesuai kapasitas alat. Zat cair
dipipet dengan cara menghisap cairan ke dalam pipet menggunakan alat bantu
bola hisap.

Cara penggunaannya:

Dalam memakai pipet ini, pertama bilas dengan cairan yang akan dipakai
(dikondisikan). Lalu isi pipet dengan cairan sampai 1-2 cm diatas skala yang
dinginkan. Ujung pipet dipasang bola hisap. Cairan yang menempel di luar ujung
pipet bawah dikeringkan menggunakan tissue. Pada pengamatan miniskus, pipet
harus pada posisi ditahan vertikal dan mata melihatnya harus benar-benar
horizontal/sejajar. Lalu keluarkan cairan sedikit demi sedikit sampai miniskus
bawah tepat pada tanda. Kemudian tuangkan isinya, pipet harus dalam keadaan
vertikal. Pada saat-saat terakhir biarkan ujung pipet menempel pada sisi dalam
Erlenmeyer selama 15 detik guna member kesempatan kepada zat cair yang
masih di dalam pipet untuk keluar. Sisa zat cair yang ada diujung pipet tidak
boleh ditiup keluar

Gambar 1. Pipet Volume

5
Video simulasi praktek:
https://youtu.be/ZhL07x_E4-k

6
2. Pipet ukur.

Pipet ini memiliki skala,digunakan untuk mengambil larutan dengan volume


tertentu. Gunakan bulb atau karet penghisap untuk menyedot larutan, jangan
dihisap dengan mulut.Teknik pemakaiannya sama dengan pipet volume, hanya
volume yang dipindahkan dapat sebagian saja, disesuaikan dengan keperluan
yang ditunjukkan skala yang ada.

Gambar 2. Pipet Ukur

Video simulasi praktek:


https://youtu.be/ZhL07x_E4-k

7
3.Labu ukur (labu takar),

Labu Takar digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada
proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran. Labu ukur
merupakan suatu labu gelas dengan dasar rata dan leher sempit yang
diperlengkapi dengan batas tanda volume. Dipakai untuk membuat larutan
dengan volume tertentu yang memerlukan ketelitian, untuk pengenceran
pembuatan larutan standart pada analisa volumetri, spektrofotometri dan
sebagainya.

Cara Penggunaannya :
a. Bilas labu ukur dengan akuades terlebih dahulu
b. Bahan cairan pekat yang akan dilarutkan dimasukkan hati-hati dengan
bantuan corong ke dalam labu takar (Jika menggunakan asam/basa kuat
didalam labu ukur harus akuades terlebih dahulu yang dimasukkan).

c. Tambahkan akuades/bahan pengencer lain yang diperlukan, Bilas sisa-sisa


bahan pada wadah penimbang tanpa mengangkat corong dari labu.
Tambahkan terus bahan pengencer dengan hati-hati sampai isi labu
mendekatii tanda batas. Saat mendekati tanda batas gunakan pipet tetes
untuk menambahkan cairan sampai tanda batas (perhatikan miniskus
cairan). Bersihkan cairan yang ada pada dinding leher labu takar
menggunakan spatula dan tissue. Tutup labu takar kemudian lakukan
pengocokan dengan menggoyangkan labu dengan cara seperti mengangkat
barbell secara hati-hati

Gambar 3. Labu Ukur

8
Video simulasi praktek:
https://youtu.be/5R6GK83sV44
https://youtu.be/gZg7eTq8GJM

9
4. Gelas Ukur

Gelas Ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair.
Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh
digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan
miniskus pada saat pembacaan skala. Tidak untuk mengukur teliti.

Gambar 4. Gelas Ukur


Video simulasi praktek:
https://youtu.be/2aXddmmjqZ0

10
5. Gelas Beaker/Beaker Glass.

Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun galatnya cukup
besar). Digunakan untuk tempat larutan sementara dan dapat juga untuk
memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk proses
pemekatan.

Gelas 5. Beaker Glass

Video simulasi praktek:


https://youtu.be/2aXddmmjqZ0

11
6. Buret.

Alat ini terbuat dari kaca dengan skala dan kran pada bagian bawah, digunakan
untuk melakukan titrasi (sebagai tempat titran). Penunjuk volume dari 0 sampai
angka tertentu, berupa skala sepanjang tabung. Berdasarkan kelelitian/pembagian
skala, ada 2 jenis buret yaitu buret makro dengan pembagian skala 0,05-0,10 ml
dan buret mikro dengan pembagian skala 0,01 ml.

Cara Pembacaan Buret


Pada pembacaan skala yang dipandang adalah miniskus zat cair. Untuk zat cair
yang berwarna terang, sebagai dasar pembacaan adalah miniskus bawah zat cair
pada dinding buret. Sedangkan untuk zat cair yang berwarna gelap sebagai dasar
pembacaan adalah permukaan atas zat cair pada dinding buret. Selama
penitrasian, penetesan diatur melalui kran berupa tetesan-tetesan yang
kecepatannya tetap, dengan posisi rangkuman tangan sedemikian rupa sehingga
setiap waktu praktikan siap menghentikan laju tetesan. Buret dipasang pada statif
yang sesuai dengan klem secara vertikal.

Gambar 6.Buret

12
Video Simulasi Praktek:
https://youtu.be/4LGTut9bX2U
https://youtu.be/xPJytzmyGsA

13
Cara Penggunaannya:

a. Bilas dengan aquades dan larutan yang akan dipakai


b. Cek apakah kran/katub berfungsi dengan baik (tidak bocor)
c. Dalam pengisian harus diusahakan agar tidak ada gelembung udara sepanjang
cairan dalam buret.
d. Dalam pemakaian minimum cairan tersisa 20 %
e. Pengisian cairan selalu dengan bantuan corong, corong dilepas sebelum titrasi
dimulai.

14
7. Erlenmeyer

Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut
(galat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi.
Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.

Gambar 7. Erlenmeyer

Video simulasi praktek:


https://youtu.be/2aXddmmjqZ0

15
Tabung reaksi.

Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, dalam skala kecil dan dapat
digunakan sebagai wadah untuk perkembangbiakkan mikroba.

Gambar 8. Tabung Reaksi


Video Simulasi PRaktek
https://youtu.be/h83yAgEvm78

16
9. Corong

Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah
dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

Gambar 9. Corong

Video Simulasi Praktek:


https://youtu.be/9wbb-LF5Fac

17
10. Neraca Analitik

Digunakan untuk menimbang massa suatu zat. Ada beberapa jenis


timbangan, antara lain timbangan triple beam (Gambar 10), timbangan
pembebanan atas ( Gambar 11) dan timbangan digital “Mettler” ( Gambar 12).

Gambar 10. Triple Beam Gambar 11. Timbangan Pembebanan Atas

\Gambar 12. Neraca Mettler

18
Langkah Penimbangan :
Sebelum dan sesudah memakai neraca mettler bersihkan ruang neraca dengan
kuas yang telah tersedia. Atur kedudukan neraca dengan memutar knop kanan
kiri dibagian bawah alat, hingga gelumbung udara waterpas tepat ditengah-tengah
lingkaran. Tekan dan lepas plat control dengan hati-hati pada posisi “ON”.
Siapkan botol timbang atau gelas arloji kosong yang bersih dan kering.
Kemudian tempatkan di atas piring timbang. Pada layar tertera berat botol
timbang atau gelas arloji kosong ( catat bila diperlukan data berat gelas arloji /
botol timbang). Tekan dan lepas plat kontrol untu re-zero, pada layar akan tertera
0,0000. Lalu anda dapat memasukkan bahan ke dalam wadah sedikit demi sedikit
hingga nyala lampu menunjukkan berat badan yang ditimbang/dikehendaki. Catat
hasilnya, kemudian ambil dan Anda sudah selesai menimbang. Setelah selesai
menimbang, tekan plat kontrol dari bawah ke atas, “OFF”. Jangan lupa bersihkan
lagi ruang neraca dengan kuas.

Video Simulasi Praktek:

https://youtu.be/lX5ZWX5mz0o

19
11. Gelas arloji

Digunakan untuk tempat bahan padatan pada saat menimbang,


mengeringkan bahan, dll.

Gambar 13. Gelas arloji

20
12. Pipet tetes.

Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya
meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan
dalam skala tetesan kecil.

Gambar 14. Pipet tetes

21
13. Pengaduk gelas, digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau
mendekantir (memisahkan larutan dari padatan).

Gambar 15. Pengaduk Gela

14. Spatula, digunakan untuk mengambil bahan.

Gambar 16. Spatula

Video Simulasi Praktek:


https://youtu.be/_ljVODdKyZ8

22
14. Oven

Gambar 17. Oven


Oven Laboratorium adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan
ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan
gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik

Video Simulasi Praktek:

https://youtu.be/SP_BS0K2rz4

23
Ringkasan
Penggunaan alat laboratorium memerlukan keterampilan khusus. Karena tidak
semua orang awam dapat menggunakannya. Peralatan laboratorium juga biasa
disebut dengan alat gelas karena kebanyakan terbuat dari bahan gelas. Apalagi
penggunaan alat laboratorium berhubungan dengan pengukuran kuantitatif.
Penggunaan alat laboratorium yang salah akan mengakibatkan pengukuran yang
salah. Oleh karena itu sebagai seorang Analis harus memahami cara
menggunakan alat laboratorium. Beberapa alat laboratorium yang wajib diketahui
cara penggunaannya adalah: pipet ukur dan pipet volume berfungsi untuk
mengambil larutan secara kuantitatif sedangkan secara kualitatif dapat
menggunakan gelas ukur, Pengambilan larutan dengan alat gelas dibantu dengan
bola hisap. Pembuatan larutan dapat menggunakan labu takar sesuai ukuran
larutan yang akan dibuat. Penimbangan bahan harus secara kuantitatif
menggunakan neraca. Proses penimbangan dibantu dengan gelas arloji dan
spatula. Saat akan melarutkan bahan kimia dapat dilakukan dalam gelas kimia
dengan bantuak pengaduk kaca.

24
Test
1. Alat yang dibutuhkan untuk mengambil larutan 5 ml secara kuantitatif adalah
A. Pipet Ukur
B. Pipet Tetes
C. Gelas Ukur
D. Gelas Kimia
E. Kaca Arloji

2. Alat yang dibutuhkan untuk mengambil larutan 5 ml secara kualitatif adalah


A. Pipet Ukur
B. Pipet Tetes
C. Gelas Ukur
D. Gelas Kimia
E. Kaca Arloji

3. Alat yang dibutuhkan untuk melarutkan bahan kimia adalah


A. Pipet Ukur
B. Pipet Tetes
C. Gelas Ukur
D. Gelas Kimia
E. Kaca Arloji

4. Alat yang dibutuhkan untuk proses penimbangan adalah,


A. Pipet Ukur
B. Pipet Tetes
C. Gelas Ukur
D. Gelas Kimia
E. Kaca Arloji

25
5. Alat yang dibutuhkan untuk mengambil larutan tanpa satuan ml adalah adalah
A. Pipet Ukur
B. Pipet Tetes
C. Gelas Ukur
D. Gelas Kimia
E. Kaca Arloji

26
Materi Praktikum 1
Pengenalan Alat
I. Prosedur Kerja
Gambarkan peralatan gelas yang ada di video simualsi dan tuliskan fungsinya
dalam bentuk tabel
II. Tabel Pengamatan
Nilai
No. Kriteria Penilaian Bobot Skor (Bobot x
Skor)
Karya
- Isi (kreatif dan inovatif).
1. - Kontribusi bagi 50
perkembangan ilmu dan
pengetahuan.
Penyajian
- Penggunaan bahasa.
2. - Ketepatan waktu. 50
- Kualitas penyampaian
pesan.
Jumlah Nilai

27
Kegiatan Praktikum 2
Pengenalan Bahan

Keterampilan bekerja di laboratorium maupun dunia kerja dapat diperoleh


melalui kegiatan praktikum. Ketika bekerja di Laboratorium, kita dihadapkan
pada resiko yang cukup besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan
digunakan :

1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar,


korosif, karsinogenik, dan beracun

2. Alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh.


3. Alat listrik seperti kompor listrik, yang dapat menyebabkan sengatan
listrik.
4. Penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpecik.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium, hal yang harus dilakukan


pada saat bekerja di Laboratorium antara lain :

1. Tahap persiapan
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan
praktikum serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan
membaca petunjuk praktikum.

b. Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar


dari kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahan dapat
diketahui dari Material Safety Data Sheet (MSDS).

c. Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara


penggunaannya.

d. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum lengan panjang,


kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dll.

28
2. Tahap pelaksanaan

a. Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).


b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan
d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan
dengan kategori limbahnya
f. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang
diperlukan.

3. Tahap pasca pelaksanaan


a. Cuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan kembalikan ke
tempat semula.
b. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat (tutup jangan
tertukar).
c. Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum.

d. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium

Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis pelaksanaan di


laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan pengetahuan sifat bahan yang
digunakan dalam percobaan juga sangat penting. Sifat bahan secara rinci dan
lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS).

29
Berikut ini sifat bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan
kimia :

Simbol Kode Penjelasan


Toxic Bahan ini dapat
menyebabkan kematian atau
sakit serius bila masuk
dalam tubuh melalui
pernafasan, pencernaan atau
melalui kulit.

Korosif Bahan ini dapat merusak


jaringan hidup,
menyebabkan iritasi kulit
dan gatal.

Ekplosif Bahan ini mudah meledak


dengan adanya panas,
percikan bunga api,
guncangan atau gesekan.

Pengoksidasi Bahan ini dapat


menyebabkan kebakaran.
Bahan ini menghasilkan
panas jika kontak dengan
bahan organik dan reduktor.
Mudah Bahan ini memiliki titik
Terbakar nyala rendah dan bahan
yang bereaksi dengan udara
untuk menghasilkan gas
yang mudah terbakar

30
Iritant Bahan ini menyebabkan
luka bakar pada kulit,
berlendir dan mengganggu
pernafasan.

Berbahaya Bahan ini menyebabkan


terhadap limbah berbahaya terhadap
Lingkungan lingkungan. Sebelum
dibuang harus diolah
terlebih dahulu.

Gas Bahan ini termasuk gas


Bertekanan bertekanan. Jangan
disimpan di atas temperatur
yang telah ditentukan di
MSDS.

Berbahaya Bahan ini bersifat bahaya


terhadap jika terhirup.
Pernafasan

31
Video Simulasi Praktek:
https://youtu.be/llPMQ-c5mRo
https://youtu.be/X38G6oY2J6U

32
Ringkasan

Setiap bahan kimia memiliki tingkat bahaya masing-masing. Oleh karena itu ada
identifikasi/penggolongan bahan kimia berbahaya berdasarkan aturan yang
berlalu. Sebagai seorang analis harus memahami simbol-simbol berbahaya
tersebut. Agar saat bekerja dengan suatu bahan kimia sudah memahami resiko
berbahayanya. Klasifikasi bahan kimia ditandai dengan hazard simbol. Dimana
setiap keadaan berbahaya diwakili oleh simbol tersebut. Seperti simbol bahan
bersifat toksik adalah simbol tengkorak. Bahan bersifat iritant bersimbol tanda x.
Untuk bahan bersifat korosif bersimbol tangan terkena bahan kimia. Bahan
berbahaya pada lingkungan bersimbol lingkungan rusak dan ikan mati. Bahan
mudah terbakar bersimbol api. Bahan mudah meledak bersimbol api dalam
lingkaran. Bahan gas bertekanan bersimbol kaleng botol berwarna hitam. Bahan
berbahaya terhadap pernafasan bersimbol bayangan manusia dari kepala sampai
dada.

33
Test

1. Maksud dari simbol dibawah ini adalah

A. Bahan Korosif
B. Bahan Mudah terbakar
C. Bahan Mudah teroksidasi
D. Bahan Iritant
E. Bahan bersifat toksis

2. Maksud dari simbol dibawah ini adalah

A. Bahan Korosif
B. Bahan Mudah terbakar
C. Bahan Mudah teroksidasi
D. Bahan Iritant
E. Bahan bersifat toksis

34
3. Maksud dari simbol dibawah ini adalah

A. Bahan Korosif
B. Bahan Mudah terbakar
C. Bahan Mudah teroksidasi
D. Bahan Iritant
E. Bahan bersifat toksis

4. Maksud dari simbol dibawah ini adalah

A. Bahan Korosif
B. Bahan Mudah terbakar
C. Bahan Mudah teroksidasi
D. Bahan Iritant
E. Bahan bersifat toksis

35
5. Maksud dari simbol dibawah ini adalah

A. Bahan Korosif
B. Bahan Mudah terbakar
C. Bahan Mudah teroksidasi
D. Bahan Iritant
E. Bahan bersifat toksis

36
Materi Praktikum 2
Pengenalan Bahan
I. Prosedur Kerja
Pilih salah satu bahan kimia jelaskan hazard simbol, cara penyimpanannya dan
cara penanganannya jika terjadi tumpahan.
II. Tabel Pengamatan
Nilai
No. Kriteria Penilaian Bobot Skor (Bobot x
Skor)
Karya
- Isi (kreatif dan inovatif).
1. - Kontribusi bagi 50
perkembangan ilmu dan
pengetahuan.
Penyajian
- Penggunaan bahasa.
2. - Ketepatan waktu. 50
- Kualitas penyampaian
pesan.
Jumlah Nilai

37
Kegiatan Praktikum 3
Alat Pelindung Diri (APD) dan Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran

Alat perlindungan diri (APD) atau lebih dikenal dengan PPE (Personal
Protection Equipment) didefinisikan sebagai segala perlengkapan yang
dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh seseorang di tempat kerja yang
melindunginya dari salah satu atau lebih resiko terhadap keselamatan dan
kesehatannya termasuk pakaian yang dikenakan untuk melindungi diri dari cuaca
bila diperlukan, helm, sarung tangan, perlindungan mata, sepatu, harness dll.

Perlengkapan seperti baju kerja biasa atau seragam yang tidak secara
spesifik melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan tidak termasuk
APD. Suatu perusahaan menyediakan APD bagi para pekerja untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan para pekerja, pemakaian alat APD dimaksudkan
untuk mengurangi atau meminimalkan resiko dan bahaya di tempat kerja.

Hal- hal yang harus diperhatikan saat menggunakan APD :

1. Memastikan pakaian pelindung pas dengan ukuran tubuh, dan sesuaikan posisi
APD agar merasa nyaman saat bekerja

2. Memastikan APD bekerja dengan baik dan benar, jika tidak segera laporkan

3. Jika menggunakan 2 atau lebih APD secara bersamaan pastikan mereka


kompatibel dan tidak mengurangi keefektifan masing - masing APD

4. Melaporkan gejala timbulnya rasa sakit atau tidak nyaman secepatnya

5. Menginformasikan kepada pihak yang bertanggungjawab bila diperlukan


pelatihan khusus APD akan secara efektif melindungi tubuh pemakainya bila
penggunaan APD sesuai dengan instruksi produsen dan digunakan bagi
aktivitas yang sesuai dengan tujuan penggunaan alat, sebelum menggunakan
APD harus dilatih terlebih dulu, menyimpan dan memelihara APD dengan
benar mengganti bagian yang rusak.

38
Agar dapat dikenakan APD yang tepat maka jenis bahaya di tempat kerja
perlu diperhatikan dengan seksama. Hal ini akan memungkinkan untuk memilih
tipe APD yang tepat untuk meminimalakan resiko bahaya tersebut dan
menyelesaikan pekerjaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih
APD yang tepat :

1. Kondisi dan resiko bahaya yang dihadapi di tempat kerja

2. Kesesuaian dengan pemakai

3. Kondisi Kesehatan pekerja

4. Keperluan pekerjaan seperti waktu yang dibutuhkan, kejelasan


pandangan, kemudahaan komunikasi dll

5. Jika lebih dari satu APD dikenakan, apakah mereka dapat dipakai
bersamaan secara efektif.

APD terdiri atas berbagi jenis yang dibagi sesuai dengan posisi peletakan
atau pemakaiannya di tubuh pekerja dan fungsi atau kegunaannya, secara garis
besar dapat dibagi menjadi tubuh, kepala, tangan , kaki, mata dan wajah,
pendengaran, pernafasan dll.

Pakaian pelindung untuk badan dapat menyediakan perlindungan dari


panas, air, dingin, hujan, angin, bahan kimia, potongan material bila bekerja
dengan kayu atau besi, atau sampah dan pengotor lainnya. Pakaian tersebut harus
memudahkan untuk dilihat, dan menyediakan perlindungan fisik bagi tumbukan
mekanik yang berakibat luka -luka.

Keadaan dimana perlindungan tubuh diperlukan :

1. Bekerja di luar ruangan dan terekspos oleh kondisi cuaca yang tidak
bersahabat

2. Bekerja di lingkungan yang mempunyai temperatur ekstrem, panas atau


dingin,

39
3. Bekerja di jalan raya atau dermaga yang memerlukan kemudahan penglihatan
oleh lingkungan sekitar

4.Bekerja di dalam air atau disekitarnya, dimana terdapat resiko tenggelam


5. Bekerja di laboratorium atau aktivitas yang memungkinkan kontaminasi
dengan bahan kimia

6.Pemadam kebakaran
7.Mengaplikasikan pestisida atau bahan kimia berbahaya lainnya
8.Mengelas atau memotong benda dengan alat mekanis
9. Perlindungan Kepala

Kepala adalah bagian yang mudah terluka oleh tumbukan. Perlindungan kepala
ditujukan untuk menyediakan perlindungan bagi tumbukan mekanis, terluka, dan
terjebaknya rambut di dalam mesin yang bergerak (scalping).

Daftar berikut merupakan contoh kegiatan , dimana APD yang berfungsi


melindungi kepala diperlukan :

1.Pekerjaan pada pada tangga, dibawahnya atau didekat tangga

2.Pekerjaan konstruksi pada gedung, menara, bangunan besar dan pabrik

3.Bekerja di saluran, parit, terowongan, dibawah tanah, persiapan mineral

4. Aktivitas transportasi dengan resiko kejatuhan benda, mengendarai truk


pengangkut (fork lift), atau bekerja di gudang dan tempat penyimpanan

5. Aktivitas dengan bahaya yang bersumber dari benda yang tergantung, pengait
yang tajam, permukaan hambatan yang rendah.

3.Perlindungan Telapak Tangan dan Lengan

40
Perlindungan tangan dan lengan berwujud sarung tangan, sarung tangan
sebagian, sarung tangan besi atau pelindung lengan. Tujuannya ialah melindungi
dari potongan benda, abrasi, temperatur ekstrem, kontak dengan bahan kimia
yang menyebabkan iritasi kulit dan dermatitis, kontak dengan bahan kimia
korosif.

Beberapa contoh aktivitas yang dapat mengakibatkan bahaya pada telapak


tangan dan lengan:

1. Pekerjaan konstruksi atau aktivitas di luar ruangan yang terpapar suhu


ektrem atau material abrasif.

2. Bekerja dengan alat- alat atau mesin yang bergetar menuju sindrom
jari putih bergetar (vibration white finger -VWF) terutama bila tangan
dalam keadaan dingin. Pada kondisi ini suplai darah ke jari berkurang
untuk menjaga panas tubuh ketika lingkungan dingin

3. Aktivitas memindahkan barang yang bersangkut paut dengan


memindahkan atau mengakat benda yang menpunyai tepian tajam,
kerusakan kemasan, temperatur ekstrem, dll.

4.. Pekerjaan yang berkaitan dengan listrik mempunyai resiko tersetrum,


bunga listrik, terbakar atau suhu tinggi

5. Pemakaian, pemindahan, atau pemakian mesin yang mengandung bahan


kimia dan bahan berbahaya termasuk juga pembersihan senyawa kimia

41
Perlindungan Kaki dan Telapak Kaki

Perlindungan kaki dan telapak kaki mencakup sepatu kerja (safety shoes),
sepatu bot, bakiak, bot spesial atau perlengkapan kaki yang sesuai dengan
industri tertentu. Pada industri peleburan baja diperlukan bahan khusus pada
sepatu agar pekerja terlindungi dari percikan metal cair. Beberapa contoh
aktivitas yang memerlukan perlengkapan pelindung kaki dan telapak kaki :

1. Konstruksi dan pekerjaan rekayasa dimana terdapat pekerjaan dimana terdapat


resiko tertumbuk, material yang mengakibatkan kerusakan kulit (semen, dll.),
penetrasi oleh paku

2. Memindahkan material di gudang, terpeleset, jatuh dan mendarat pada


permukaan yang keras menimbulkan luka pada mata kaki, kontak dengan
tumpahan bahan kimia atau bahan berbahaya.

3. Pekerjaan listrik membutuhkan sepatu dengan insulasi untuk menghindarkan


pemakai dari resiko tersetrum.

4. Perlindungan Pendengaran

Alat perlindungan pendengaran dengan berbagai bentuk dirancang untuk


mengurangi level intensitas suara yang mencapai mekanisme pendengaran pada
bagian tengah dan dalam telinga. Telinga bagian luar (mengalirkan getaran suara
menuju gendang telinga. Getaran tersebut menyebabkan gendang telinga ikut
bergetar ,kemudian getaran ini ditransmisikan dan diubah menjadi impuls saraf.
Suara yang sangat kencang seperti mesin jet pada jarak yang dekat
mengakibatkan kerusakan pada gendang telinga, intensitas suara dan frekuensi
yang tinggi di tempat kerja dapat menyebabkan hilangnya pendengaran.

Jenis Peralatan Perlindungan Pendengaran 1. Penutup Telinga (Ear Muffs)


2. Penyumbat Telinga

1. Perlindungan Mata dan Wajah

Aktivitas yang dapat menyebabkan resiko pada wajah dan mata harus

42
diidentifikasikan bahayanya dan kemudian diperkirakan tingkat resikonya agar
dapat diketahui tipe alat pelindung yang dikenakan. Beberapa aktivitas yang
beresiko dan membahayakan wajah dan mata : 1. Bekerja dengan alat
berpenggerak yang menyebabkan potongan, partikel, material abrasif terbang 2.
Bekerja dengan alat genggam yang menyebabkan potongan, partikel terbang 3.
Bekerja dengan bahan kimia yang dapat menyebabkan luka, iritasi termasuk
bekerja dalam pabrik yang mengandung bahan - bahan tersebut 4. Bekerja dengan
logam yang dileburkan atau bahan lain yang dileburkan 5. Aktivitas pengelasan
dimana cahaya dengan intensitas tinggi atau radiasi optis lainnya

dikeluarkan padaa tingkat yang dapat mengakibatkan kecelakaan 6.


Menggunakan gas atau uap bertekanan

Tipe alat pelindung yang ada diantaranya kacamata, perisai mata, goggles,
visor, kerudung, filter las.

1. Kacamata : pelindung mata berbentuk kacamata mirip dengan kacamata resep


tetapi terdapat pelindung di kedua sisi kacamata untuk memberikan perlindungan
lateral. Penggunaannya dimaksudkan untuk menahan benturan ringan dan
lensanya terbuat dari kaca yang diperkuat atau plastik optis yang berkualitas
seperti polikarbonat

2. Perisai Mata (Eye Shields) : berbentuk seperti kacamata pelindung tetapi


didesain tanpa bingkai dengan lensa yang menyatu. Penglihatan tidak dapat
dibantu seperti pada kacamata pelindung tetapi terdapat beberapa model dapat
dipakai bersamaan dengan kacamata resep.

3. Goggle : terdiri atas pita pengikat elastis dan rangka plastik fleksible dimana
ditempatkan sebuah lensa tunggal. Memberikan

43
perlindungan yang lebih baik dari kacamata pelindung atau perisai mata karena
rangka plastik yang keras menyentuh erat permukaan wajah pemakai.

4. Perisai Wajah ( Face Shield) : mempunyai dimensi yang lebih besar dan lebih
berat dari bentuk pelindung mata yang lain,biasanya terdiri dari pengikat
(headband) dan harnes yang dilengkapi dengan sebuah perisai tembus pandang
yang melindungi seluruh wajah, rajutan kawat logam atau berbentuk opal agar
dapat dipasangi lensa.

Kebakaran diklasifikan menurut sumber apinya. Klasifikasi Kebakaran


yang secara umum dirujuk secara Internasional ialah klasifikasi kebakaran
menurut NFPA (National Fire Protection Association) Amerika

NFPA membagi klasifikasi kebakaran menjadi 6 (enam) kelas yaitu : 1.


Kebakaran Kelas A, 2. Kebakaran Kelas B, 3. Kebakaran Kelas C, 4. Kebakaran
Kelas D, 5. Kebakaran Kelas E ,dan 6. Kebakaran Kelas K.

Klasifikasi kebakaran berguna untuk : • Menentukan media pemadam


efektif menurut sumber api / kebakaran, • Menentukan aman tidaknya jenis media
pemadam tertentu untuk memadamkan kelas kebakaran tertentu berdasarkan
sumber api/kebakarannya.

44
Video Simulasi Praktikum:
https://youtu.be/rmtsr47IEPU

45
Ringkasan
Alat perlindungan diri (APD) atau lebih dikenal dengan PPE (Personal Protection
Equipment) didefinisikan sebagai segala perlengkapan yang dimaksudkan untuk
dipakai atau dipegang oleh seseorang di tempat kerja yang melindunginya dari
salah satu atau lebih resiko terhadap keselamatan dan kesehatannya. Agar dapat
dikenakan APD yang tepat maka jenis bahaya di tempat kerja perlu diperhatikan
dengan seksama. Hal ini akan memungkinkan untuk memilih tipe APD yang
tepat untuk meminimalakan resiko bahaya tersebut dan menyelesaikan pekerjaan.
APD terdiri atas berbagi jenis yang dibagi sesuai dengan posisi peletakan atau
pemakaiannya di tubuh pekerja dan fungsi atau kegunaannya, secara garis besar
dapat dibagi menjadi tubuh, kepala, tangan , kaki, mata dan wajah, pendengaran,
pernafasan dll. Kebakaran diklasifikan menurut sumber apinya. Klasifikasi
Kebakaran yang secara umum dirujuk secara Internasional ialah klasifikasi
kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association) Amerika.
NFPA membagi klasifikasi kebakaran menjadi 6 (enam) kelas yaitu : 1.
Kebakaran Kelas A, 2. Kebakaran Kelas B, 3. Kebakaran Kelas C, 4. Kebakaran
Kelas D, 5. Kebakaran Kelas E ,dan 6. Kebakaran Kelas K.

46
Test

1. Alat perlindungan diri (APD) atau lebih dikenal dengan PPE (Personal
Protection Equipment) didefinisikan sebagai
A. Segala perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh
seseorang di tempat kerja yang melindunginya dari salah satu atau lebih
resiko terhadap keselamatan dan kesehatannya
B. Segala perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh
seseorang di tempat umum yang melindunginya dari salah satu atau lebih
resiko terhadap keselamatan dan kesehatannya
C. Segala perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh
seseorang di tempat umum yang melindunginya dari salah satu atau lebih
bahaya terhadap keselamatan dan kesehatannya
D. Segala perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh
seseorang di tempat kerja yang wajib digunakan karena kewajiban dari
perusahaan
E. Segala perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh
seseorang di tempat umum yang wajib digunakan karena kewajiban dari
perusahaan

2. Agar dapat dikenakan APD yang tepat maka harus diketahui


A. Jenis bahaya di tempat kerja perlu diperhatikan dengan seksama.
B. Jenis pekerjaan di tempat kerja perlu diperhatikan dengan seksama.
C. Jenis bahan bangunan di tempat kerja perlu diperhatikan dengan seksama.
D. Jenis bahaya di tempat umum perlu diperhatikan dengan seksama.
E. Jenis pekerjaan di tempat umum perlu diperhatikan dengan seksama.

47
3. APD terdiri atas berbagi jenis yang dibagi sesuai dengan posisi peletakan atau
pemakaiannya di tubuh pekerja dan fungsi atau kegunaannya, secara garis
besar dapat dibagi menjadi
A. Tubuh, kepala, tangan , kaki, mata dan wajah, pendengaran, pernafasan
B. Tubuh, kepala, tangan , kaki, mata dan wajah, pendengaran, pernafasan
C. Tubuh, kepala, tangan , kaki, mata dan wajah, pendengaran, pernafasan
D. Tubuh, kepala, tangan , kaki, mata dan wajah, pendengaran, pernafasan
E. Tubuh, kepala, tangan , kaki, mata dan wajah, pendengaran, pernafasan

4. NFPA merupakan singkatan dari

A. National Fire Protect Association


B. National Final Protection Association
C. National Final Project Association
D. National Final Protect Association
E. National Fire Protection Association

5. NFPA membagi klasifikasi kebakaran menjadi

A. 3
B. 4
C. 5
D. 6
E. 7

48
Materi Praktikum 3
Alat Pelindung Diri (APD) dan Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran

I. Prosedur Kerja
Buatlah Cara Penggunaan APAR dan cara memadamkan api yang benar dalam
bentuk flowchart

II. Tabel Pengamatan


Nilai
No. Kriteria Penilaian Bobot Skor (Bobot x
Skor)
Karya
- Isi (kreatif dan inovatif).
1. - Kontribusi bagi 50
perkembangan ilmu dan
pengetahuan.
Penyajian
- Penggunaan bahasa.
2. - Ketepatan waktu. 50
- Kualitas penyampaian
pesan.
Jumlah Nilai

49
KUNCI JAWABAN

TEST 1
1. A
2. C
3. D
4. E
5. B

TEST 2
1. E
2. A
3. B
4. D
5. C

TEST 3
1. A
2. A
3. A
4. E

50
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, A.B., 2008, Kesehatan Kerja Bahan Kimia Di Industri, , Gama Prees,
Yogyakarta,
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kesehatan dan Keselamatan Kerja disertai
perundang-undangan yang terkait, Nuansa Aulia, Jakarta
Rachmatiah, Indah dkk, 2016, Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja,
GajahMada University Press, Yogyakarta

Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kesehatan dan Keselamatan Kerja disertai


perundang-undangan yang terkait, Nuansa Aulia, Jakar t

51

Anda mungkin juga menyukai