Modul
K3 & promkes
MODUL 2
Video simulasi praktek pembuatan poster:
1. Membuat poster dengan Ms.Word
https://www.youtube.com/watch?v=IhblTqnk-G8
2. Membuat poster dengan Ms.Powerpoint
https://www.youtube.com/watch?v=Hd1PnLDApgI
3. Membuat poster dengan Coreldraw
https://www.youtube.com/watch?v=UFJR8Z71_UI
4. Membuat poster dengan Photoshop
https://www.youtube.com/watch?v=Sws5r-6i-N0
5. Membuat poster dengan Canva
https://www.youtube.com/watch?v=qd0MpgcAbDw
36
PERCOBAAN 5
I. Tujuan :
Membuat promosi kesehatan dalam bentuk poster dengan tema :
a. Pengaruh zat kimia terhadap lingkungan
b. Cara pengolahan limbah B
1. Pikirkan cara penggunaan produk reaksi dan buat sejumlah keperluan saja.
2. Pikirkan biaya pembuatan dan penyimpanan bahan yang tidak dibutuhkan.
LAPORAN PRAKTIKUM
Buatlah poster dengan memilih salah satu tema :
a. Pengaruh zat kimia terhadap lingkungan
b. Cara pengolahan limbah B3
PERCOBAAN 6
PEMBUATAN POSTER PROMOSI KESEHATAN
I. Tujuan :
Zat yang mudah terbakar adalah zat yang mudah memantik api dan
terbakar di udara. Zat tersebut dapat berbentuk padat, cair, atau uap. Untuk
menggunakan zat yang dapat menyebabkan kebakaran dengan benar diperlukan
pengetahuan tentang kecenderungan bahan ini untuk menguap, memantik api atau
terbakar dalam berbagai kondisi di laboratorium.
4. Jika reaksi berjalan diluar rencana, batasi akses ke area hingga reaksi dapat
dikendalikan. Pertimbangkan kendali pengoperasian jarak jauh.
Beri pendingin dan permukaan cukup untuk pertukaran panas sehingga
memungkinkan pengendalian reaksi. Bahan kimia yang sangat reaktif memicu
reaksi dengan kecepatan yang meningkat sangat cepat seiring meningkatkanya
suhu. Jika panas yang dihasilkan tidak dihilangkan kecepatan reaksi
meningkat hingga terjadi ledakan. Hal ini sangat menjadi masalah saat
meningkatkan skala eksperimen.
Zat korosif adalah zat padat, cair atau gas yang dapat merusak jaringan hidup
dengan tindakan kimia di tempat yang mengalami kontak. Efek korosif tidak
hanya terjadi di kulit dan mata, tetapi juga di saluran pernapasan dan bila
termakan dapat merusak saluran cerna. Zat korosif umum yang ditemukan di
banyak lab antara lain ammonia, hidrogen peroksida, bromine, asam nitrat, klorin,
nitrogen dioksida, fenol, asam hidroklorat, fosfor dsb.
Setiap personil yang akan bekerja dengan menggunakan zat radioktif harus
mengetahui dan mengerti tentang keselamatan kerja terhadap radiasi pengion.
Personil yang akan bekerja dengan sumber radiasi atau di area radiasi harus
membaca dan memahami beberapa dokumen standart.
Terakhir, label harus dilepaskan apabila wadahnya sudah kosong dari bahan
radioaktif, dan apabila tidak terkontaminasi dapat dibuang sebagai limbah non-
aktif, sebaliknya apabila terkontaminasi buanglah pada tempat limbah aktif.
Apabila akan bekerja menggunakan sumber atau di area radiasi diluar jam kerja,
harus seijin penanggung jawab ruangan atau atasannya.
LAPORAN PRAKTIKUM
Buatlah poster dengan memilih salah satu tema :
a. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau
meledak.
b. Bahan beracun, korosif dan kaustik
c. Bahaya radiasi
PERCOBAAN 7 dan 8
I. Tujuan :
Membuat promosi kesehatan dalam bentuk poster dengan tema :
P3K untuk luka bakar, syok akibat aliran listrik, luka sayat akibat alat gelas,
bahaya infeksi dari kuman.
a. Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk
penanganannya pun tinggi.
a Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan
oksigen pada api yang menyala
b. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang menutupi luka bakar.
Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau
menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit.
b. Syok akibat aliran listrik
Tubuh manusia merupakan penghantar listrik yang baik. Cedera akibat listrik
adalah kerusakan yang terjadi akibat arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh
manusia yang membakar jaringan atau mengganggu fungsi suatu organ. Cedera
akibat listrik dapat tampak seperti luka lecet ringan pada kulit, tetapi akibatnya
pada organ dalam dapat sangat berat, terutama pada jantung, otak, dan otot.
Pertolongan pertama akibat aliran listrik dapat dilakukan dengan :
Hal pertama yang harus anda lakukan untuk menolong orang yang
tersengat listrik adalah mematikan sumber listrik tersebut.
3. Jika sumber listrik tidak ditemukan atau tidak dapat dimatikan, maka
gunakanlah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan listrik seperti
kayu atau karet untuk memegang dan melepaskan orang yang tersengat
dari sumber listrik.
5. Penolong sebaiknya menggunakan alas kaki yang terbuat dari karet atau
berdiri di atas alas yang terbuat dari karet atau kertas sebelum menolong
orang yang tersengat listrik. Akan tetapi, jika orang tersebut mengalami
sengatan listrik tegangan tinggi, maka sebaiknya jangan coba-coba
menolong atau mendekati orang tersebut.
6. Buka Pakaian. Bila orang yang tersengat listrik mengalami luka bakar,
segera buka semua pakaian yang mudah dilepaskan dari orang tersebut
kemudian siramlah dengan air panas untuk mengurangi nyeri dan
menghentikan pembakaran tubuh akibat panas listrik.
7. Periksa Secara Menyeluruh
Jika orang yang tersengat listrik pingsan, tampak pucat, atau terdapat
tanda-tanda syok; baringkan orang tersebut dengan posisi kepala lebih
rendah dari badan dan angkat kedua kaki. Cedera akibat listrik terutama
tegangan tinggi seringkali menyebabkan orang yang tersengat terpental
atau terjatuh. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai cedera
tambahan di luar cedera yang terjadi akibat listrik. Oleh karena itu,
jangan mencoba untuk memindahkan orang tersebut atau menggerakkan
kepalanya bila diduga terjadi patah tulang leher ataupun tulang belakang.
Bawa orang yang tersengat listrik ke tempat yang aman, kemudian
periksalah nadi dan napasnya. Bila terjadi henti napas maupun henti
jantung, segera lakukan tindakan resusitasi jantung paru. Selain itu,
periksalah cedera lainnya yang mungkin terjadi, seperti patah tulang
maupun dislokasi tulang.
8. Berikan Cairan. Cedera akibat listrik seringkali menyebabkan kerusakan
otot yang luas. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal akut.
Untuk mencegah hal ini, berikan banyak cairan kepada orang yang
tersengat listrik.
2) Jika terdapat pecahan pada kulit segera gunakanlah pinset dan kapas yang
steril untuk mengambilnya.
5) Bila perlu dijahit, segeralah pergi ke rumah sakit. Jika darah banyak keluar:
2) Jika luka terjadi pada anggota tubuh, penekanan dilakukan pada titik-titik
penekanan yaitu lengan bagian atas atau paha bagian bawah.
1) Gunakan alat pelindung diri (APD) sebelum dan selama bekerja dengan baik
dan benar.
2) Gunakan jas lab, sepatu, sarung tangan, pelindung mata/google (jika perlu).
3) Berhati-hati dalam mengambil dan menggunakan alat gelas.
6) Jangan pernah menangani pecahan gelas dengan tangan. Gunakan sapu dan
pengki untuk membersihkan pecahan gelas. Letakkan pecahan gelas di dalam
wadah khusus untuk pembuangan.
8) Jangan mencuci peralatan gelas yang panas di dalam air dingin. Peralatan
gelas mungkin dapat pecah.
9) Jangan meletakkan alat-alat gelas pada tempat/meja yang miring, karena dapat
jatuh dan pecah, akhirnya membahayakan.
10)Jangan menyimpan alat-alat gelas pada lemari yang terlalu penuh dan terlalu
tinggi/sulit untuk dijangkau.
d. Bahaya infeksi dari kuman
• Bersihkan luka dengan aliran air dan basuh dengan Antiseptik Cair
• Bila luka masih terus berdarah dan menunjukkan gejala infeksi yang semakin
buruk kemerahan dan bengkak), segera hubungi dokter.
LAPORAN PRAKTIKUM
Cahyono, A.B., 2008, Kesehatan Kerja Bahan Kimia Di Industri, , Gama Prees, Yogyakarta,
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kesehatan dan Keselamatan Kerja disertai perundang-undangan
yang terkait, Nuansa Aulia, Jakarta
Rachmatiah, Indah dkk, 2016, Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja, GajahMada
University Press, Yogyakarta
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kesehatan dan Keselamatan Kerja disertai perundang-undangan
yang terkait, Nuansa Aulia, Jakarta
40