1. Pendahuluan. 2. Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. 3. Pelaksanaan Keselamatan & Kesehatan Kerja di Laboratorium 4. Penanggulangan Keadaan Darurat 1. Pendahuluan
• Diterbitkan sebagai penjelasan
Lampiran I PermenLH No. 06 tahun 2009 tentang Laboratorium Lingkungan yang merupakan persyaratan tambahan untuk akreditasi laboratorium pengujian parameter kualitas lingkungan. 2. Manajemen K3 di Laboratorium 1. Menetapkan kebijakan & Prosedur K3 serta menjamin komitmen terhadap penerapannya. 2. Menetapkan personil yang bertanggungjawab atas penerapan K3. 3. Menetapkan perencanaan pengadaan & pemeliharaan fasilitas K3, simulasi keadaan darurat, pelatihan K3 dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di laboratorium secara rutin. 4. Melakukan evaluasi penerapan K3. 5. Memelihara rekaman kegiatan K3, seperti : laporan kecelakaan kerja, hasil evaluasi penerapan dsb 3. Pelaksanaan K3 di Laboratorium 1. Informasi & Komunikasi K3 Laboratorium harus mempunyai sistem informasi & komunikasi kepada semua personil Laboratorium, yang meliputi : a. Informasi bahaya MSDS atau LDKB yang berfungsi sebagai informasi acuan untuk menangani langsung & mengelola bahan kimia berbahaya di laboratorium. Contoh informasi rangking bahaya adalah sebagai berikut : Rangki Bahaya Kesehatan Bahaya Kebakaran Bahaya Reaktivitas ng 4 Penyebab kematian, cedera Segera menguap dalam Mudah meledak atau fatal meskipun ada keadaan normal & diledakan, sensitive pertolongan dapat terbakar secara terhadap panas dan cepat menarik air 3 Berakibat serius pada Cair atau padat dapat Mudah meledak tetapi keterpaan singkat, meskipun dinyalakan pada suhu memerlukan penyebab ada pertolongan biasa panas & tumbukan kuat 2 Keterpaan insentif dan terus Perlu sedikit ada Mudah meledak tetapi menerus berakibat serius, pemanasan sebelum memerlukan penyebab kecuali ada pertolongan bahan dapat dibakar panas & tumbukan kuat. 1 Penyebab iritasi atau cedera Dapat dibakar tetapi Stabil pada suhu normal, ringan memerlukan tetapi tidak meledak pemanasan terlebih dahulu 0 Tidak berbahaya bagi Bahan tidak dapat Stabil, tidak reaktif, kesehatan meskipun kena dibakar sama sekali meskipun kena panas panas atau suhu tinggi. b. Komunikasi bahaya Memasang sensor bahaya atau alarm di lokasi yang mudah menimbulkan kebakaran. Memasang symbol di lokasi tertentu terkait dengan bahan B3 Karakteristik bahan simbol
Bahan mudah meledak atau explosive
substances Bahan mudah teroksidasi atau oxidizing substances Bahan mudah menyebabkan korosi
Bahan mudah terbakar atau flammable
substances Bahan tidak boleh dibuang ke lingkungan
Bahan berbahaya atau harmful substances
Bahan bersifat infeksi atau infectious
substances Bahan bersifat korosif atau corrosive substances 3. Pelaksanaan K3 di Laboratorium
2. Peraturan Umum Bekerja di laboratorium
Laboratorium harus mempunyai peraturan umum pada saat bekerja di laboratorium untuk menghindari kecelakaan kerja, misalkan larangan makan, minum, merokok dan tidur di laboratorium dan memasak yang menggunakan peralatan laboratorium 3. Pelaksanaan K3 di Laboratorium 3. Fasilitas yang harus tersedia di laboratorium a.Safety shower, dengan persyaratan : memiliki kualitas air yang sama dengan standar air bersih, dapat beroperasi & aliran airnya konstans dan letak safety shower harus mudah dijangkau di setiap titik di laboratorium. b.Bak Cuci , digunakan untuk mencuci peralatan gelas laboratorium juga ketika pekerja terkena bahan kimia pada kulitnya. c.Fumehood, dengan syarat : bersih di bagian dalamnya, saluran gas harus tahan panas, fungsi pintu tipe vertical tidak mudah jatuh, pada kondisi tertutup semua bagian berfungsi & sesuai dengan spesifikasi bahan kimia yang digunakan. 3. Pelaksanaan K3 di Laboratorium 3. Fasilitas yang harus tersedia di laboratorium d.Eye wash, dengan persyaratan : harus dipastikan dapat beroperasi & mempunyai aliran air yang konstan & memadai, dapat diatur sehingga tepat dengan posisi mata, kualitas air = standar kualitas air bersih. e.Perlengkapan kerja, seperti : jas laboratorium, kaca mata pengaman, sepatu tertutup, sarung tangan dan masker. f.Exhaust – fan, disarankan digunakan di ruangan tertentu seperti ruang preparasi dan ruang penyimpanan bahan kimia. g.Pemadam kebakaran : APAR adalah suatu peralatan pemadam kebakaran yang berisi media pemadam kebakaran yang dikeluarkan melalui tekanan dari dalam tabung melalui pompa tangan yang tersedia. Bahan atau media pengisi APAR terbagi atas 3 jenis : jenis padat (dry powder chemical), cair (foam atau busa) dan gas (CO2 & N2) Cara menggunakan : gunakan dalam bentuk semburan, jangan disemprotkan secara langsung ke sumber kebakaran, segera isi ulang. 3. Pelaksanaan K3 di Laboratorium Penggunaan APAR disesuaikan dengan bahan penyebab kebakaran , yang terdiri dari kelas A, B, C dan D Alat bantu pemadam kebakaran lainnya adalah karung/goni, pasir dan baju tahan api.
N Kelas Jenis Kebakaran
o 1. A Kebakaran karena bahan padatan, material organik (kayu, kertas, kain, plastic dan bahan lain yang sejenis).
2. B Kebakaran karena cairan atau alcohol, minyak, paraffin dsb
3. C Kebakaran karena gas yang mudah terbakar (H2, CH4, C2H2) 4. D Kebakaran karena logam (Al, Na, K, Mg dsb)
5. E Kabakaran karena instalasi bertegangan (listrik)
3. Pelaksanaan K3 di Laboratorium 3. Pelaksanaan K3 di Laboratorium h. Alarm
i. Petunjuk arah keluar ruangan laboratorium dengan warna hijau
j. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) sesuai dengan
Permenaker No. 15 tahun 2008 3. Pelaksanaan K3 di Laboratorium 4. Penyimpanan Bahan Kimia Penyimpanan bahan kimia harus sesuai dengan karakteristik masing – masing bahan kimia. No Karekteristik Syarat Penyimpanan 1. Bahan mudah terbakar Suhu ruangan dingin (< 21 oC) dan berventilasi, jauhkan dari sumber api dan sumber panas, tersedia APAR 2. Bahan Mudah Suhu ruangan dingin & berventilasi, jauhkan dari panas api dan meledak hindarkan dari gesekan / tumbukan mekanis. 3. Bahan Oksidator Suhu ruangan dingin & berventilasi, jauhkan dari sumber api & panas dan jauhkan dari bahan cairan mudah terbakar/reduktor terutama yang mempunyai flash point rendah. 4. Bahan reaktif terhadap Suhu ruangan dingin, kering & berventilasi, jauhkan dari sumber asam nyala api/panas, ruang penyimpanan perlu didesain disesuaikan dengan bahan reaktif yang disimpan. 5. Bahan reaktif terhadap Suhu ruangan dingin, kering & berventilasi, jauhkan dari sumber air nyala api/panas, ruang penyimpanan harus kedap air, sediakan APAR tanpa air, penyimpanan harus di atas permukaan tanah. 6. Gas bertekanan Tabung gas disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat, di luar ruangan & tidak terkena langsung sinar matahari/atau di dalam ruangan dengan ventilasi yang baik & terpisah dari ruang kerja, jauhkan dari sumber api atau panas dan jauhkan dari korosif 7. Bahan Beracun Suhu ruangan dingin & berventilasi, jauhkan dari bahaya kebakaran, dipisahkan dari bahan yang mungkin bereaksi dan sediakan APD 8. Bahan Korosif Suhu ruangan dingin & berventilasi, wadah tertutup, dipisahkan dari zat – zat beracun, sediakan APD 4. Penanggulangan Tanggap Darurat Jika terjadi suatu kecelakaan, maka tetap tenang, lakukan P3K untuk kecelakaan bahan kimia dengan segera dan langsung menghubungi penanggungjawab K3. 1.Penanggulangan tanggap darurat bila terkena bahan kimia. Jangan panik Mintalah bantuan rekan anda yang berada di dekat anda Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut Bila terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak tersebar. Bawa ke tempat yang cukup oksigen Hubungi paramedic secepatnya atau melalui telepon darurat 4. Penanggulangan Tanggap Darurat 2. Penanggulangan tanggap darurat bila terjadi kebakaran Jangan panik Ambil alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan jenis kebakaran. Beritahu teman terdekat anda & lainnya melalui telepon internal. Bunyikan alarm kebakaran Hindari penggunaan lift Hindari menghirup asap secara langsung Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat. Hubungi pemadam kebakaran dan polisi. 4. Penanggulangan Tanggap Darurat 3. Identifikasi sumber – sumber kecelakaan Sumber – sumber kecelakaan di Laboratorium dimungkinkan berasal dari : Bahan kimia, seperti asam kuat (H2SO4, HCl, HNO3), basa kuat ( NaOH, KOH) yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan pelarut organik yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan, iritasi tenggorokan dan saluran pernafasan. Bahaya kecelakaan peralatan, misalkan luka terkena pecahan alat gelas, terkena sengatan listrik pada kabel peralatan instrument yang terkelupas. Bahaya kebakaran, yang dapat terjadi karena hubungan singkat pada instalasi listrik dan zat – zat yang mudah terbakar (alcohol, toluene, aseton dll). Bahaya lain yang dapat terjadi karena kesalahan manusia itu sendiri, seperti : bahaya jika menggunakan peralatan yang runcing/tajam, terpeleset karena licin dll 4. Penanggulangan Tanggap Darurat 4. Tindakan penyelamatan saat terjadi kecelakaan Luka karena barang tajam atau pecahan gelas (bersihkan luka dari debu, cuci dengan alcohol & keringkan , beri larutan iodiumtincture dan jika terjadi luka lebih serius maka usahakan jangan sampai terjadi pendarahan lebih lanjut dan segera bawa ke dokter). Kecelakaan bahan kimia Luka karena asam kuat seperti H2SO4, HCl, asam asetat glatsial , maka lakukan siram dengan air mengalir, siram dengan larutan soda kue (NaHCO 3) 5 % dan netralkan dengan larutan ammonia (NH4OH) 5 % Luka karena basa kuat seperti KOH, NaOH, ammonia cair atau kapur tohor, maka lakukan siram dengan air mengalir dan netralkan dengan asam borat 4 % atau asam asetat 1 %. Keracunan bahan kimia, tindakan yang harus dilakukan : identifikasi jenis racun, bersihkan saluran pernafasan dari kotoran, lendir atau muntahan, berikan pernafasan buatan dan jika racunnya tidak diketahui segera berikan norit (carbon active), putih telur dan susu. 4. Penanggulangan Tanggap Darurat Kecelakaan akibat kebakaran, untuk menanggulanginya maka diperlukan APAR yang sesuai dengan jenis kebakarannya. Kecelakaan akibat bahaya lain Bahaya selain yang terdapat di atas, misalnya terkena baha – bahan panas pada mata atau muka. Apabila bahan panas tersebut berupa asam, tindakannya adalah : siram dengan air menggunakan eye wash atau shower, netralkan dengan larutan natrium bikarbonat 5 % dan teteskan minyak mineral. Apabila bahan panas tersebut berupa basa,maka lakukan tindakan : siram dengan air sebanyak – banyaknya, netralkan dengan asam borat 4 % dan teteskan minyak mineral Thank You