Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Bekerja dengan Bahan
Kimia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Manajemen Laboratorium. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Bekerja dengan Bahan Kimia bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Cermat Bekerja dengan Bahan Kimia
2. Untuk mengetahui Prosedur Umum untuk Bekerja dengan Bahan Kimia Berbahaya
3. Untuk mengetahui Cara Bekerja dengan Zat dengan Toksisitas Tinggi
4. Untuk mengetahui Cara Bekerja dengan Bahan Berbahaya Hayati
5. Untuk mengetahui Cara Bekerja dengan Bahan Kimia yang Mudah Terbakar
3
6. Untuk mengetahui Cara Bekerja dengan Bahan Kimia yang Sangat Reaktif atau
Mudah Meledak
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Bersihkan daerah kerja secara teratur, termasuk lantai, untuk mengurangi bahaya
pernapasan.
Beri label dengan benar dan simpan semua bahan kimia dengan rapi secara berurutan.
Hadapkan label ke arah luar agar mudah dilihat. Wadah harus bersih dan bebas debu.
Untuk wadah dan label yang mulai rusak, ganti, kemas ulang, atau buang di tempat
yang sesuai.
Kembalikan semua peralatan dan bahan kimia laboratorium ke tempat penyimpanan
yang ditentukan di akhir hari.
Kencangkan semua tabung gas yang dimampatkan ke dinding atau bangku. 6. Jangan
menyimpan wadah bahan kimia di lantai.
Jangan menggunakan lantai, tangga, dan koridor sebagai area penyimpanan.
Evaluasi bahaya reaksi yang skalanya diperbesar jika terdapat kondisi berikut:
Bahan awal dan perantara mengandung kelompok fungsional yang memiliki
riwayat keterikatan ledakan atau yang dapat meledak sehingga meningkatkan
tekanan secara besar-besaran. z Reaktan atau produk tidak stabil di dekat suhu
reaksi atau kerja (uji dasar terdiri dari memanaskan sampel kecil dalam tabung
titik leleh).
Reaktan dapat berpolimerisasi sendiri.
Reaksi tertunda, artinya diperlukan periode induksi.
Terbentuk produk sampingan yang mengandung gas.
Reaksi eksotermik, dan harus dibuat rencana untuk memberi atau mendapat
kembali kontrol reaksi jika mulai berjalan di luar kendali.
Reaksi memerlukan periode rel ux yang panjang dan pelarut mungkin hilang
karena pendinginan kondensor yang buruk.
c. Menanggulangi Kecelakaan dan Keadaan Darurat
Semua pegawai laboratorium harus mengetahui apa yang harus dilakukan
dalam keadaan darurat. Setiap laboratorium harus memiliki rencana tanggap darurat
tertulis yang mengatasi cedera, tumpahan, kebakaran, kecelakaan, dan keadaan
darurat lainnya yang mungkin terjadi serta mencakup prosedur untuk komunikasi dan
penanggulangan. Pekerjaan laboratorium tidak boleh dilakukan tanpa mengetahui
rencana tanggap darurat.
6
2.3 Bekerja dengan Zat dengan Toksisitas Tinggi
Tindakan pencegahan tambahan diperlukan untuk menyusun beberapa lini pertahanan
untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh zat yang sangat beracun.
a. Merencanakan Eksperimen yang Melibatkan Bahan Kimia Sangat Beracun
Sebelum eksperimen dimulai, siapkan rencana yang menjelaskan tentang
penjagaan tambahan yang akan digunakan untuk semua tahap eksperimen, dari
mendapat hingga membuang bahan kimia. Catat jumlah bahan yang digunakan dan
nama orang yang terlibat dalam rangkuman tertulis dan notebook laboratorium.
Cari tahu apakah pemantauan diperlukan untuk menjaga pelaku eksperimen
tetap aman, jika ada alasan untuk meyakini bahwa tingkat paparan zat dalam
eksperimen tersebut dapat melebihi tingkat keselamatan yang ditentukan.
b. Mengendalikan Akses
Untuk laboratorium tempat bahan kimia yang sangat beracun digunakan,
batasi akses untuk orang yang berwenang atas pekerjaan laboratorium ini dan dilatih
dalam tindakan pencegahan khusus yang berlaku.
Jika eksperimen jangka panjang yang melibatkan senyawa sangat beracun
memerlukan operasi tanpa penjagaan, sertakan pilihan cadangan gagal aman,
misalnya perangkat pematian, untuk berjaga-jaga seandainya terjadi kelebihan panas
reaksi atau peningkatan tekanan. Selain itu, sertakan interlock peralatan yang
mematikan eksperimen dengan mematikan perangkat seperti rendaman panas, pompa
reagen, katup solenoid, atau tudung kimia laboratorium. Interlock akan menempatkan
eksperimen dalam mode lebih aman jika terjadi masalah dan tidak akan reset meski
kondisi berbahaya dibalik.
c. Meminimalkan Paparan ke Bahan Kimia Sangat Beracun
Berikut ini adalah tindakan pencegahan yang perlu dilakukan dan mendorong
keselamatan dalam pekerjaan laboratorium dengan bahan kimia sangat beracun.
Lakukan prosedur yang melibatkan bahan kimia sangat beracun yang dapat
menghasilkan debu, uap, atau aerosol dalam tudung kimia laboratorium, kotak
sarung tangan, atau perangkat pengaman lainnya yang sesuai.
Kenakan sarung tangan saat bekerja dengan cairan atau zat padat beracun untuk
melindungi tangan dan lengan bawah
Kenakan pelindung wajah dan mata untuk mencegah pencernaan, penghirupan, dan
penyerapan bahan kimia beracun melalui kulit.
7
Isolasi peralatan yang digunakan dalam menangani bahan kimia sangat beracun
dari laboratorium umum. Pertimbangkan untuk menganginanginkan pompa vakum
laboratorium yang digunakan dengan zat ini melalui sikat ei siensi tinggi atau
tudung pembuangan. Pompa vakum yang digerakkan dengan motor dianjurkan
karena mudah untuk didekontaminasi (lakukan dekontaminasi di tudung yang
ditunjuk).
Selalu terapkan kebersihan laboratorium yang baik di tempat yang digunakan
untuk menangani bahan kimia sangat beracun. Setelah menggunakan bahan
beracun, cuci muka, tangan, leher, dan lengan. Jangan menyingkirkan peralatan
yang disediakan untuk menangani bahan beracun, termasuk PPE seperti sarung
tangan, dari lingkungan tanpa dekontaminasi lengkap. Pilih peralatan laboratorium
dan peralatan dari kaca yang mudah dibersihkan dan didekontaminasi. Jangan
sekalikali mencium atau mengecap campuran yang mengandung bahan kimia
beracun atau zat dengan toksisitas tidak diketahui.
Rencanakan pengangkutan bahan kimia sangat beracun dengan sangat hati-hati.
d. Penyimpanan dan Pembuangan Limbah
Ikuti praktik selamat dan aman untuk penyimpanan dan pembuangan bahan
kimia sangat beracun. Beri label semua wadah bahan kimia sangat beracun dengan
mencantumkan komposisi kimia, bahaya yang diketahui, dan peringatan
penanganannya. Simpan bahan kimia ini dengan baik di area yang dirancang secara
khusus.
8
2.5 Bekerja dengan Bahan Kimia yang Mudah Terbakar
Semua pegawai laboratorium harus mengetahui sifat bahan kimia yang mereka
tangani dan memiliki pemahaman mendasar tentang bagaimana kondisi laboratorium
mungkin mempengaruhi sifat ini. MSDS atau sumber informasi lainnya harus dijadikan
acuan untuk informasi seperti tekanan uap, titik nyala, dan ambang ledak di udara.
a. Bekerja dengan Cairan Mudah Terbakar
Ikuti prosedur berikut untuk bekerja dengan cairan mudah terbakar:
Hindari membuat konsentrasi uap yang mudah terbakar.
Jaga wadah cairan yang mudah terbakar tetap tertutup kecuali selama pemindahan
isi.
Larutkan uap yang mudah terbakar dengan ventilasi untuk menghindari
konsentrasi yang mudah terbakar. Gunakan pembuangan yang tepat dan aman
setiap zat mudah terbakar dipindahkan dalam jumlah besar dari satu wadah ke
wadah lain, dibiarkan bertahan dalam wadah terbuka, dipanaskan dalam wadah
terbuka, atau ditangani secara lain.
Lakukan pemindahan hanya dalam tudung kimia laboratorium atau di area
lainnya yang memiliki ventilasi memadai untuk menghindari peningkatan
konsentrasi uap yang mudah terbakar.
Saat menggunakan teknik pelarutan, pastikan peralatan seperti kipas tahan
ledakan dan item yang menimbulkan percikan diletakkan di luar arus udara.
b. Hubungkan saluran dan bejana logam yang mengeluarkan cairan yang mudah
terbakar ke tanah dengan benar untuk menyebar listrik statis. Misalnya, saat
memindahkan cairan yang mudah terbakar dalam peralatan logam, hindari
percikan api yang ditimbulkan oleh listrik statis dengan menghubungkannya ke
saluran pentanahan dan menggunakan kawat pentanahan.
c. Bekerja dengan Gas yang Mudah Terbakar
Kebocoran atau keluarnya gas yang mudah terbakar dapat menghasilkan
atmosfer eksplosif di laboratorium. Asetilen, hidrogen, amonia, hidrogen suli da,
propana, dan karbon monoksida sangat berbahaya. Asetilen, metana, dan hidrogen
memiliki beragam konsentrasi yang memungkinkan bahan ini menjadi mudah
terbakar (ambang kemudahbakaran), sehingga sangat meningkatkan potensi
bahaya kebakaran dan ledakannya.
9
2.6 Bekerja dengan Bahan Kimia yang Sangat Reaktif atau Mudah Meledak
a. Bekerja dengan Senyawa Reaktif atau Eksplosif
Adakalanya, diperlukan penanganan bahan yang dikenal bersifat eksplosif
atau yang mungkin berisi pencemar eksplosif seperti peroksida. Bahan kimia
eksplosif harus diperlakukan dengan sangat hati-hati. Bekerja dengan bahan eksplosif
(atau berpotensi eksplosif) biasanya memerlukan penggunaan pakaian pelindung,
seperti pelindung wajah, sarung tangan, dan jas laboratorium. Gunakan juga
perangkat pelindung seperti pelindung ledakan, halangan, atau bahkan barikade
tertutup atau ruang isolasi dengan atap atau jendela ledakan.
b. Bekerja dengan Peroksida Organik
Peroksida organik adalah kelas senyawa khusus dengan stabilitas sangat
rendah sehingga tergolong dalam zat paling berbahaya yang biasanya ditangani di
laboratorium, terutama sebagai inisiator untuk reaksi radikal bebas. Meski merupakan
bahan eksplosif yang berdaya rendah, senyawa ini berbahaya karena kepekaannya
yang ekstrem terhadap guncangan, percikan, dan bentuk detonasi tidak disengaja
lainnya.
Senyawa ini peka terhadap panas, gesekan, benturan, dan cahaya, juga bahan
pengoksidasi dan pereduksi kuat. Semua peroksida organik sangat mudah terbakar,
dan kebakaran yang melibatkan peroksida dalam jumlah besar harus ditangani dengan
perhatian ekstrem.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak
berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat
yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang
ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang
yg ada disekitarnya.
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-
upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin
terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari
berbagai faktor, antara lain faktor teknis faktor lingkungan, dan faktor manusia.
3.2 Saran
Melalui penulisan makalah ini tentang Keselamata Kerja Laboratorium, maka penulis
memberikan saran kepada seluruh pembca terkhusus rekan rekan yang ikut serta dalam
kegiatan di Laboratorium agar sekiranya dapat mengutamakan keselamatan diri sendiri
dan orang lain selama kegiatan berlangsung. Serta dianjurkan agar mendahulukan untuk
memastikan seluruh sarana dan prasarana di laboratorium terkondisi baik sehingga aman
saat di adakannya penelitian atau percobaan.
11
12