SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
IMELDA NASUTION
NIM : 1881014
2
3
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Bakteriologi
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) merupakan bakteri yang
berbentuk bulat, termasuk dalam bakteri gram positif, dan memiliki sifat
Bagian ujung belakang tiap pasangan sel secara khas berbentuk tombak
(runcing tumpul), tidak membentuk spora dan tidak bergerak. Bakteri ini
Rantai panjang akan muncul bila ditanam dalam perbenihan yang hanya
protein M dan dinding selnya terdiri dari komponen asam teichoic dan
8
9
peptidoglikan.
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Diplococcic
Ordo : Lactobacillales
Family: Streptoccoceae
Genus : Streptococcus
kapsul tipis yang melingkupi setiap selnya. Kapsul tersebut terdiri dari
2.1.2 Patogenitas
pnemonia pneumococcus dan lebih dari sebagian infeksi bersifat fatal. Pada
anak, tipe 6, 14, 19, 23 merupakan tipe yang paling sering menimbulkan
alfa hemolitik, diameter koloni biasanya berkisar antara 0,5 - 1,25 mm. Pada
saat dikultur, bakteri ini biasanya mukoid, dan berwarna keperakan. Bakteri
subur pada perbenihan padat atau dalam kaldu, kecuali pada media
diperkaya dengan darah atau cairan jaringan. Kuman yang bersifat patogen
membentuk koloni yang bulat, kecil, berdiameter 0,5 - 1 mm, dan dikelilingi
zona kehijau- hijauan sama dengan zona yang dibentuk oleh Streptococcus
optochin akan tampak zona yang tidak didapati adanya pertumbuhan kuman
oleh morfologi dan komposisi dari sel darah merah sapi. Diameter sel
darah merah darah sapi lebih kecil dan memiliki membran sel lebih tipis
hemolisis akan berlangsung lebih mudah pada darah sapi. Darah sapi pada
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap aktifitas lisis dari sel
13
darah merah sapi adalah modulasi permukaan dari aktifasi jalur klasik
14) yang digunakan C2, sedikitnya 20 kali lebih cepat pada sel darah
merah sapi dibanding sel darah merah manusia dan marmut pada
sapi yang diambil dari pungsi vena jugularis, kemudian darah sapi
disimpan pada suhu 4oC dan dapat digunakan antara kurun waktu 2
pembekuan yang masih tersisa dalam sel darah merah. Proses defibrinasi
kultur bakteri karena negara dengan iklim tropis seperti Asia Pasifik cukup
14
dengan ADS karena perbedaan ukuran sel darah merah sapi dengan sel darah
merah manusia dimana sel darah merah sapi mempunyai diameter yang lebih
kecil dan membran sel yang lebih tipis sehingga mudah mengalami lisis.
dan kandungan zat yang ada dalam sel darah merah. Penyimpanan sel darah
merah manusia dalam waktu yang lama dapat mengubah bentuk sel darah
yang mengakibatkan rusaknya pompa Na-K, dan penurunan ATP yang dapat
agen anti infektif, dan serum globulin sehingga dapat menghambat bakteri
serum yang tinggi akan kandungan protein dan glukosa yang digunakan untuk
awalnya dikembangkan oleh E.W. Todd dan L.F. Hewitt untuk memproduksi
modifikasi oleh Updyke dan Nickle sebagai media kultur Streptococcus beta
hemolitikus untuk tes serologi. Updyke dan Nickle juga memaparkan bahwa
media todd hewitt broth merupakan media yang terbaik dibandingkan media
baik dengan metode presipitin maupun dengan antibodi fluoresen. Jones et al.
Media THB kaya akan nutrisi yang mengandung pepton, dekstrosa, dan
garam. Pepton dan infusi jantung memberikan nitrogen dan asam amino
yang melawan zat asam yang dihasilkan dari fermentasi dekstrosa sehingga
didapat dengan cara membiarkan darah dalam tabung reaksi (tanpa anti
protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke
darah kelinci dapat dihitung sekitar 7,5 % dari bobot tubuh. Pengambilan
darah pada kelinci pada umumnya dilakukan adalah 10% dari total volume
telinga, bagian lateral vena saphena, vena jugularis, vena cava inferior, dan
jantung.
Globulin 25 - 40 g/l
Bicarbonate 16 - 32 mmol/l
Iron 33 - 40 µmol/l
18
Lead 2 - 27 mmol/l
BUN 13 - 30 mg/dl
Vitamin A 30 – 80 µg/l
Fungi. Yeast sejak dahulu sudah dimanfaatkan pada berbagai macam hal
biologi. Nutrient cell yang terdapat dalam yeast dimanfaatkan dalam berbagai
ekstrak yeast yang disebut yeast pepton dan dengan cara autolisis. Yeast
dengan konsentrasi berbeda sehingga dinding sel rusak. Ekstrak yeast yang
dihasilkan berasal dari bagian yang larut air. Perbedaan dari kedua cara
konstituen yeast sehingga dinding sel tidak dapat dihapus dan menghasilkan
Ekstrak yeast mengandung vitamin, nitrogen, asam amino, dan karbon yang
sedangkan pada goresan sisi kedua (zona 2), koloni mulai tampak jarang
tumbuh terpisah dengan koloni lain. Jika pada zona ketiga dan keempat
bahwa terdapat banyak jumlah bakteri dalam spesimen yang ditanam pada
hasil yang hampir sama baik pada media agar darah manusia maupun sapi.
aktifitas hemolisis alfa tidak nampak jelas pada koloni yang tumbuh di
media agar darah manusia. Dari penelitian FM Russel diketahui pada media
agar darah sapi yang didefibrinasi, S. pneumonia strain ATCC 49619 akan
alfa yang jelas 1 mm. Sedangkan pada media agar darah manusia, strain
hemolisis alfa.
dilihat dengan baik pada media agar darah sapi dan kuda. Keduanya
mm untuk media agar darah kuda serta media agar darah sapi
tampilan yaitu,
menjadi,
konveks di tengah.
23
Klebsiella pneumoniae hanya 1,4 % pada anak dan karier bakteri Basil
Gram negatif sebesar 9%. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
karier Bakteri Basil Gram negatif pada dewasa sebesar 19% dan pada anak
Tingginya angka karier K.pneumonie dan Basil Gram negatif pada individu
yang buruk
gambaran variasi koloni yang tampak pada agar darah karena perbedaan
43% dan 11%. Serotipe yang paling banyak ditemukan adalah 6A/B dan
15B/C.
dengan preinkubasi dalam STHB yang diperkaya dengan serum kelinci dan
Kultur S. Pneumoniae
1. Kuantitas koloni
Preinkubasi bakteri S. Pneumoniae
2. Diameter koloni
3. Diameter zona hemolisis
4. Karakteristik koloni
ADMG yang telah dicuci ADDG dengan defibrinasi
28
1. Kuantitas koloni
2. Diameter koloni
3. Diameter zona hemolisis
4. Karakteristik koloni
preinkubasi dalam STHB lebih baik daripada yang ditanam pada ADSG tanpa
preinkubasi STHB yang diukur dari kuantitas koloni yang lebih banyak,
diameter koloni lebih besar, diameter zona hemolisis lebih besar. Dan
1. Kriteria Inklusi
Baketi S. Pneumoniae
2. Kriteria Eksklusi
a. Terdapat kontaminasi atau kerusakan pada tube penyimpanan swab.
b. Ketebalan media tidak berada dalam rentang yang diterima (4-5 mm)
3. Besar Sampel
Dihitung menggunakan rumus Federer :
(t-1)(n-1) ≥ 15
Keterangan:
t = perlakuan
n = ulangan/ replikasi
(2-1) (n-1) ≥ 15
(n-1) ≥ 15
n ≥ 16
Jadi, sampel minimal yang dibutuhkan untuk tiap perlakuan adalah 16,
1. Bahan
a. Media Agar Darah Domba dengan Gentamisin 5 μg/mL
b. Media Agar Darah Manusia dengan Gentamisin 5 μg/mL
31
c. STHB yang diperkaya oleh serum kelinci dan ekstrak yeast 0,5%
d. Bakteri S. Pneumoniae yang telah disimpan pada media STGG
2. Alat
a. Osse steril
b. Lampu spiritus dan korek api
c. Tabung reaksi
d. Vortex
e. Pipet
f. Inkubator
3. Jenis Data
Data yang dikumpulkan merupakan data primer yaitu pertumbuhan bakteri
4. Cara Kerja
a. Tunggu hingga sampel swab nasofaring yang telah disimpan pada
o
media STGG mencair dalam suhu ruangan (25 C) dan dikocok
menggunakan vortex selama 10-20 detik.
b. Untuk perlakuan dengan preinkubasi dalam STHB:
1) Ambil 200 μl sampel bakteri S. Pneumoniae tersebut dan
campurkan ke dalam 6 ml media STHB (5 ml THB yang
mengandung ekstrak yeast 0,5% dan ditambah 1 ml serum kelinci).
2) Kocok campuran tersebut secara homogen menggunakan vortex
o
dan inkubasi selama 4 jam pada suhu 37 C dalam inkubator CO2
10%.
3) Kocok kembali campuran yang telah di inkubasi dengan
menggunakan vortex
c. Ambil 10μl sampel dengan menggunakan osse steril dan dioleskan
padazona agar darah dalam zona ukuran 1x2 cm
1) Lakukan streak pada 3 zona
32
2) Sampel yang telah ditanam pada media agar darah, diinkubasi pada
o
suhu 37 C dalam inkubator CO2 10% selama 16-24 jam.
variabel tergantung dianalisis, untuk skala numerik (diameter koloni dan zona
hemolisis) dilakukan uji Student –T jika data berdistribusi normal dan Uji
Mann Whitney jika data tidak berdistribusi normal. Skala nominal dan
ordinal (kuantitas koloni dan karakteristik koloni) dianalisis dengan uji Chi