Anda di halaman 1dari 13

JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA,5(2), 2020

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga


ISSN-Online : 2548-141X
Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang
http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id

IDENTIFIKASI DAN UJI RESISTENSI BAKTERI DARI SWAB


(USAP) TENGGOROKAN PENYEBAB PNEUMONIA PADA
PASIEN YANG DI RAWAT INAP BANGSAL PARU RSUP DR. M.
DJAMIL PADANG

1
Ringga Novelni, 1Ifmaily, 1Alamsyah Hanafiah
1
Fakultas Farmasi Universitas Perintis Indonesia
Email: ringga.novelni@gmail.com

ABSTRAK
Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan penyebab kematian tertinggi.
Penelitian ini dilakukan terhadap pasien pneumonia di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada bulan Februari- April 2019. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif eksploratif dengan desain prospektif. Identifikasi bakteri penyebab pneumonia
dari swab tenggorokan 10 orang pasien pneumonia di Bangsal paru RSUP Dr. M. Djamil
Padang diawali dengan isolasi bakteri dengan penanaman sampel pada media Agar Darah
dan media Mac Conkey. Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan pewarnaan gram dan
uji biokimia. Dari hasil uji identifikasi bakteri didapatkan 7 jenis bakteri penyebab
pneumonia, yaitu 1 kultur Enterobacter aerogenes (10%), 2 kultur Pseudomonas
aeruginosa (20%), 3 kultur Klebsiella pneumoniae (30%), 1 kultur Staphylococcus
aureus (10%), 1 kultur Streptococcus pneumoniae (10%), 1 kultur Staphylococcus
epidermidis (10%), dan 1 kultur Proteus mirabilis (10%). Uji resistensi bakteri hasil
isolasi dilakukan terhadap 5 antibiotik yaitu amoksisilin, cefotaxim, kloramfenikol,
gentamisin dan eritromisin. Hasil uji resintensi bakteri didapatkan resistensi tertinggi
terhadap antibiotik amoksisilin, sedangkan hasil sensitivitas tertinggi terhadap antibiotik
gentamisin.

Kata kunci : Pneumonia, swab tenggorokan, bakteri, antibiotik, resistensi

Artikel History
Diterima : 10 Agustus 2020 Disetujui : 17 September 2020
Diterbitkan : September 2020
Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

PENDAHULUAN
Penyakit pneumonia merupakan salah seperti Streptococcus pneumoniae dan
satu penyakit menular yang tersebar Staphylococcus aureus, sedangkan
hampir di sebagian besar negara bakteri gram negatif yang menyebabkan
berkembang termasuk indonesia dan pneumonia adalah Klebsiella
menjadi masalah yang sangat penting pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa,
(Widagdo, 2012). Survei Kesehatan Escherichia coli dan Proteus sp.
Rumah Tangga Depkes tahun 2001 Penggunaan antibiotik adalah pilihan
menyebutkan, penyakit infeksi saluran utama dalam pengobatan pneumonia.
napas bagian bawah menempati urutan Antibiotik yang sering digunakan untuk
kedua sebagai penyebab kematian terapi pneumonia adalah siprofloksasin,
(Soedarsono, 2010). Selain itu, levofloksasin, ampisilin, meropenem,
Prevalensi kasus pneumonia di Sumatera eritromisin dan gentamisin (PDPI,
Barat pada tahun 2018 adalah 3,1% 2003).
(Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan hasil survei yang
Berdasarkan hasil survei pendahuluan dilakukan di bangsal paru dan
yang dilakukan terhadap pasien laboratorium mikrobiologi RSUP DR.
pneumonia di rawat inap bangsal paru M. Djamil Padang didapatkan bahwa
RSUP Dr. M. Djamil Padang, diperoleh antibiotik yang sering digunakan dalam
peningkatan jumlah kasus penyakit pengobatan pneumonia adalah
pneumonia yang membutuhkan amoksisilin dan cefotaxim
pengobatan sebanyak 847 pasien pada (Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr.
tahun 2015, 1738 pasien pada tahun 2016 M.djamil Padang, 2018). Berdasarkan
dan 3118 pasien pada tahun 2017 penelitian (Sulistyaningrum, 2016)
(Rekam Medik, 2018). beberapa bakteri penyebab pneumonia
Menurut penelitian (Febriany dkk, menunjukkan resistensi terhadap
2016) pneumonia disebabkan oleh antibiotik. Pola resistensi terhadap
beberapa faktor yaitu seperti bakteri, antibiotik menunjukkan bahwa bakteri
jamur, virus, dan parasit. Sebagian besar Pseudomonas sp telah resisten terhadap
pneumonia disebabkan oleh bakteri. antibiotik ampisilin (87,5%), sefiksim
Bakteri yang sering menyebabkan (75%), gentamisin (75%), kotrimoksazol
pneumonia adalah bakteri gram positif (62,5%), dan siprofloksasin (50%).

51 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

Sedangkan untuk bakteri S. epidermidis Populasi dalam penelitian ini adalah


resisten terhadap antibiotik ampisilin, semua pasien pneumonia di rawat
gentamisin, sefiksim, kotrimoksazol inap bangsal paru RSUP Dr. M.
(87,5%) dan siprofloksasin (62,5%). Djamil Padang pada bulan Februari –
Resistensi bakteri terhadap antibiotik April 2019.
penting untuk disampaikan hasilnya B. Sampel
secara berkala khususnya antibiotik yang Sampel penelitian ini adalah pasien
sudah bersifat resisten, karena bakteri pneumonia di rawat inap bangsal paru
mengalami perubahan di tempat dan RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
waktu yang berbeda sehingga perlu bulan Februari – April 2019 yang
dilakukan analisis pola dan sensitivitas memenuhi kriteria inklusi berikut:
bakteri terhadap antibiotik (Raharjo dan 1. Batuk berdahak purulen
Susalit, 2006). 2. Sesak napas
METODOLOGI PENELITIAN 3. Pasien yang bersedia dilakukan
Waktu dan Tempat Penelitian pengambilan swab tenggorokan
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan 4. Pasien yang di diagnosa
Februari - April 2019 di rawat inap pneumonia yang di rawat inap
bangsal paru RSUP Dr. M. Djamil bangsal paru RSUP Dr. M. Djamil
Padang dan Laboratorium Mikrobiologi Padang pada Bulan Februari –
Fakultas Kedokteran Universitas April 2019
Andalas. Alat dan Bahan
Jenis dan Desain Penelitian Alat
Jenis Penelitian ini merupakan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam
Deskriptif dengan desain Prospektif. penelitian ini adalah swab dakron steril,
Data penelitian diambil dari swab (usap) spatel lidah steril, cawan petri (Petrio®),
tenggorokan pasien pneumonia di tabung reaksi, rak tabung reaksi, beaker
bangsal paru RSUP Dr. M. djamil glass, gelas ukur, Erlenmeyer (Pyrex®),
Padang dan Laboratorium Mikrobiologi bunsen, mikroskop, kaca objek,
Fakultas Kedokteran Universitas penggaris, ose, autoklaf (All
Andalas. American®), inkubator (Gallenkamp ®),
Populasi dan Sampel pinset, lemari pendingin, lemari aseptis,
A. Populasi

51 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

pipet mikro (Tranferpette®), timbangan menggunakan spatel lidah steril


analitik, kapas steril. kemudian usapkan swab dakron steril
Bahan pada tonsil atau dinding belakang faring,
Bahan-bahan yang digunakan adalah jangan menyentuh lidah atau rongga
swab (usap) tenggorokan penyebab mulut. Setelah itu masukkan sampel ke
pneumonia pada pasien dewasa yang di dalam tempat sampel lalu tutup dan beri
rawat inap bangsal paru RSUP Dr. M. nama menggunakan label. Sampel swab
Djamil Padang. Untuk penanaman (usap) tenggorokan dibawa ke
sampel: Media Agar darah (BBL®) dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Media mac conkey (BBL®), media untuk Kedokteran Universitas Andalas.
uji biokimia: media Triple Sugar Iron Isolasi Bakteri
Agar (TSIA) (BBL®), media SIM Sampel swab (usap) tenggorokan
(BBL®) dan media Simmon Citrat Agar diambiI dengan swab dakron steril. Lalu
(BBL®), untuk uji resistensi antibiotik: diinokulasikan pada media Mac Conkey
disk antibiotik, Mc Farland 0,5, Mueller dan Blood Agar, lalu di inkubasi dengan
Hinton Agar, NaCl 0,9 %, untuk uji keadaan terbalik pada suhu 37 °C selama
katalase: Reagen H2O2 3% dan bakteri 24 jam.
untuk uji koagulase digunakan plasma Identifikasi Bakteri
sitrat dan bakteri, alkohol 96 %, alkohol Identifikasi bakteri dilakukan dengan
70 %, larutan Kristal violet, larutan pewarnaan gram dan uji biokimia. Untuk
Lugol, larutan safranin. bakteri gram negatif akan dilakukan uji
Pengambilan Sampel biokimia antara lain: Uji TSIA, Uji
Sampel yang diambil berupa swab Simmon Citrat dan Uji SIM. Sedangkan
(usap) tenggorokan penyebab untuk bakteri gram positif akan
pneumonia pada pasien yang di rawat dilakukan uji biokimia antara lain: Tes
inap bangsal paru RSUP Dr. M. Djamil Katalase dan Tes koagulase.
Padang. kriteria inkusi dalam penelitian Penentuan Resistensi Antibiotika
ini adalah batuk berdahak purulen, sesak a. Penyiapan Disk antibiotik
napas, Pasien yang bersedia dilakukan Disk antibiotik yang digunakan
pengambilan swab tenggorokan. dengan konsentrasi yang telah
Ambil swab dakron steril, lalu minta ditetapkan. Antibiotik antara lain :
pasien membuka mulut tekan lidah Amoksisilin (10 µg), Cefotaxim (30

52 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

µg), Kloramfenikol (30 µg), (S) dan resisten (R) terhadap antibiotik
Gentamisin (10 µg) dan Eritromisin disimpulkan berdasarkan diameter
(15 µg). daerah bening hambatan disekitar disk
b. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji antibiotik (Sacher, 2004).
Sebanyak 1-2 ose koloni bakteri uji Perhitungan Persentase Resistensi
disuspensikan dalam 1-2 ml NaCl Persentase resistensi antibiotik dihitung
fisiologis dalam tabung reaksi steril untuk setiap jenis antibiotik dengan
dan dihomogenkan dengan ose, menggunakan persamaan:
kemudian dibandingkan kekeruhan % Resistensi =
dari suspensi dengan standar Jumlah kultur yang resisten
× 100 %
Jumlah kultur yang diuji
McFarland 0,5. Perlakukan yang
sama dilakukan pada setiap jenis
Perhitungan Nilai Multiple Antibacteril
bakteri uji.
Resisten (MAR)
c. Penentuan Resistensi Antibiotika
Perhitungan nilai MAR dengan
dengan Metoda Difusi Agar
menggunakan persamaan Krumperman:
Suspensi bakteri diambil dengan
x
kapas lidi steril dan ditanam pada MAR=
y
media Mueller Hinton Agar dengan Keterangan :
cara mengoleskan secara merata pada MAR = Multipel Antibacterial Resisten
permukaan media. Kemudian Disk (MAR)
antibiotik ditaruh hati-hati di atas X = Jumlah bagian yang resisten
biakan bakteri tersebut dan ditekan terhadap antibiotik dari satu kultur yang
perlahan dengan pinset steril supaya digunakan
benar-benar kontak dengan bakteri Y = Jumlah antibiotik yang
yang Terdapat pada media. Jarak disk digunakan
dengan tepi cawan petri 15 mm dan HASIL DAN PEMBAHASAN
jarak antar disk 24 mm. Biakan Dari hasil isolasi sampel swab (usap)
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 tenggorokan yang diambil dari 10 orang
jam. pasien pneumonia komunitas
Karakteristik dengan mengukur dan (Community Acquired Pneumoniae)
membandingkan diameter daerah yang dirawat di bangsal paru RSUP Dr.
hambatan terhadap tabel standar. Sensitif M. Djamil Padang, didapatkan 7 spesies

53 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

bakteri yaitu bakteri E. aerogenes, P. Mirabilis, S. aureus, S. pneumoniae dan


aeruginosa, K. pneumoniae, P. bakteri S. epidermidis.

Tabel 1. Hasil pengamatan uji Biokimia

PENGAMATAN UJI BIOKIMIA (Literatur)


Penanaman Penanaman Penanaman Penanaman Penanaman Penanaman Penanaman
Pengujian Media Media Media Media Media Media Media
Blood Agar Mac Conkey Mac Conkey Blood Agar Blood Agar Blood Agar Mac
Conkey
Pewarnaan Gram (-) Gram (-) Gram (-) Gram (+) Gram (+) Gram (+) Gram (-)
Gram
TSIA A/A K/K K/A - - - K/A
SC + + + - - - +/-
Sulfur - - - - - - +
Indol - - - - - - -
Motil + + - - - - +
Katalase - - - + - + -
Koagulase - - - + + - -
Kesimpula Enterobacter Pseudomonas Klebsiella Staphylococcus Streptococcus Staphylococcus Proteus
aerogenes aeruginosa pneumoniae aureus (literatur pneumoniae epidermidis mirabilis
n (literatur (literatur (literatur Cowan et al., (literatur (literatur literatur
Cowan et al., Cowan et al., Cowan et al., 1993) Cowan et al., Cowan et al., Manos et al.,
1993) 1993) 1993) 1993) 1993) 1993)

Dari hasil tabel diatas untuk pewarnaan perubahan warna pada media dari hijua
gram bakteri E.aerogenes mampu ke biru dan bakteri ini mampu
mempersentasi glukosa, sukrosa dan menggunakan sitrat sebagai satu-satunya
laktosa menajdi asam dalam medium sumber karbon.
sehigga terjadi perubahan warna phenol Untuk uji biokimia bakteri garm positif
red menjadi kuning yang bersifat asam, dilakukan uji katalase pada bakteri S.
bakteri K. pneumoniae dan P. mirabilis aureus dan S. epidermidis menunjukkan
hanya mampu memfermentasikan hasil positif ada gelembung gas sehingga
glukosa menjadi asam sehingga terjadi menghasilkan enzim dan untuk uji
perubahan phenol red menjadi kuning koagulase pada bakteri S. aureus dan S.
pada bagian dasar dan bagian miring pneumoniae hasil positif ada butiran
berwarna merah. pasir di kertas koagulase sehingga
Untuk uji Simmon Citrat pada bakteri menghasilkan enzim koagulase.
E. aerogenes, P. aeroginosa, K.
Pneumoniae hasil positif terjadi

54 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

(2017) didapatkan hasil bahwa


Mikroorganisme penyebab
pneumonia mikroorganisme penyebab pneumonia
Enterobacter didapatkan bakteri terbanyak yaitu
aerogenes
10% 10% Pseudomonas bakteri P. aeruginosa (28,57%)
10% aeruginosa
20% Klebsiella
kemudian diikuti oleh bakteri S. aureus
10% pneumoniae

10% Staphylococcus
(28,57%), Streptococcus sp (14,29%), E.
aureus
30% coli (14,29%) dan S. epidermidis
Streptococcus
pneumoniae
(7,14%).
Gambar 1. Mikroorganisme Penyebab
Perbedaan spesies bakteri dan juga
Pneumonia
Berdasarkan penelitian oleh Alfarizi persentasenya pada penelitian ini dan
(2017) didapatkan hasil bahwa penelitian sebelumnya yang dilakukan
mikroorganisme penyebab pneumonia oleh Alfarizi (2017) dan Nurlita (2017)
didapatkan bakteri terbanyak yaitu disebabkan oleh adanya perbedaan
bakteri K. pneumoniae (46%) kemudian lokasi yang dilakukan Serta dapat pula
diikuti oleh bakteri Streptococcus sp. disebabkan oleh perbedaan waktu
(24%) dan S. aureus (12%), Sedangkan penelitian juga berpengaruh dalam
berdasarkan penelitian oleh Nurlita spesies mikroorganisme.

Gambar 2. Hasil Uji Resistensi

Dari hasil uji resistensi yang amoksisilin (71,42%). Sedangkan


dilakukan, persentase resistensi terhadap antibiotik eritromisin (66,67%),
antibiotik tertinggi terdapat antibiotik cefotaxim (57,14%), kloramfenikol

55 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

(26,19%). Dan terhadap antibiotik (0,40). Dan terhadap bakteri S.


gentamisin memberikan angka resistensi epidermidis dan bakteri P. mirabilis
paling kecil (21,43%). didaptkan nilai MAR rata-rata paling
Berdasarkan perhitungan indeks kecil (0,00). Pada perhitungan indeks
Multiple antibacterial Resisten (MAR) MAR jika dikatakan resisten apabila
didapatkan nilai MAR rata-rata tertinggi nilai yang didapatkan > 0,2 maka bakteri
yaitu pada bakteri P. aeruginosa S. epidermidis dan bakteri P. mirabilis
didapatkan (1,60), Sedangkan terhadap telah resisten terhadap beberapa
bakteri K. pneumoniae didapatkan antibiotik yang digunakan. Jika nilai
(1,20), bakteri S. aureus didapatkan MAR tinggi menunjukkan bakteri
(1,00), bakteri S. pneumoniae didapatkan mempunyai tingkat resistensi yang tinggi
(0,60), bakteri E. aerogenes didapatkan terhadap antibiotik tersebut.

Tabel 2. Uji Resistensi Bakteri E. aerogenes terhadap Antibiotik


Standar Diameter Daerah Hambat Diameter Daerah
®
Antibiotik (mm) BBL Hambat Kultur E. % Resistensi
Resisten Intermediet Sensitif aerogenes (mm)

Amoksisilin ≤ 13 14-17 ≥ 18 0 100 %


Cefotaxim ≤ 14 15-22 ≥ 22 27 0,00 %
Kloramfenikol ≤ 12 13-17 ≥ 18 26 0,00 %
Gentamisin ≤ 13 13-14 ≥ 15 22 0,00 %
Eritromisin ≤ 13 14-22 ≥ 23 0 100 %

Berdasarkan tabel 2. Menunjukkan uji laktamse yang akan membuka cincin β-


resistensi bakteri E. aerogenes terhadap laktam sehinggan antibiotik β-laktam
antibiotik amoksisilin dan eritromisin. kehilangan aktivitas antibiotik dan untuk
Karena golongan β-laktam disebabkan golongan makrolida terjadi akibat
bakteri mampu memproduksi enzim β- adanya mutasi pada target antibiotik.

Tabel 3. Uji Resistensi Bakteri P. aeruginosa terhadap Antibiotik

56 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

Standar Diameter Daerah Diameter Daerah


Hambat (mm) BBL ® Hambat Kultur P. %
Antibiotik aeruginosa (mm) Resistensi
Resisten Intermediet Sensitif P.a 1 P.a 2

Amoksisilin ≤ 13 14-17 ≥ 18 0 0 100 %

Cefotaxim ≤ 14 15-22 ≥ 22 0 0 100 %

Kloramfenikol ≤ 12 13-17 ≥ 18 25 0 50 %
Gentamisin ≤ 13 13-14 ≥ 15 0 22 50%
Eritromisin ≤ 13 14-22 ≥ 23 0 0 100 %

Berdasarkan tabel 3. Menunjukkan uji eritromisin. Untuk golongan


resistensi bakteri P. aeruginosa terhadap sepharosporin terjadi akibat adanya gen
antibiotik amoksisilin, cefotaxim dan pengkode enzim β-laktamase.

Tabel 4. Uji Resistensi Bakteri K. pneumoniae terhadap Antibiotik

Standar Diameter Daerah Hambat Diameter Daerah


(mm) BBL ® Hambat Kultur P. %
Antibiotik aeruginosa (mm) Resistensi
Resiste Intermediet Sensitif P.a 1 P.a 2
Amoksisilin ≤ 13 14-17 ≥ 18 0 0 100 %
Cefotaxim ≤ 14 15-22 ≥ 22 0 0 100 %
Kloramfenikol ≤ 12 13-17 ≥ 18 25 0 50 %
Gentamisin ≤ 13 13-14 ≥ 15 0 22 50%
Eritromisin ≤ 13 14-22 ≥ 23 0 0 100 %

Berdasarkan tabel 4 Menunjukkan uji akan membuka cincin β-laktam


resistensi bakteri K. Pneumoniae sehinggan antibiotik β-laktam
terhadap antibiotik amoksisilin dan kehilangan aktivitas antibiotik dan untuk
eritromisin. . Karena golongan β-laktam golongan makrolida terjadi akibat
disebabkan bakteri mampu adanya mutasi pada target antibiot
memproduksi enzim β-laktamse yang

57 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

Tabel 5. Uji Resistensi Bakteri S. aureus terhadap Antibiotik

Standar Diameter Daerah Hambat Diameter Daerah % Resistensi


Antibiotik (mm) BBL ® Hambat Kultur
Resisten Intermediet Sensitif S. aureus (mm)
Amoksisilin ≤ 13 14-17 ≥ 18 0 100 %
Cefotaxim ≤ 14 15-22 ≥ 22 0 100 %
Kloramfenikol ≤ 12 13-17 ≥ 18 0 100 %
Gentamisin ≤ 13 13-14 ≥ 15 11 100 %
Eritromisin ≤ 13 14-22 ≥ 23 0 100 %

Berdasarkan hasil dari tabel 5 tidak terikatpada subunit 50S ribosom


Menunjukkan uji resistensi bakteri S. bakteri, maka tidak mampu menghambat
aureus terhadap ke-5 antibiotik. Untuk sintesis protein. Untuk golongan
golongan kloramfenikol disebabkan aminoglikosida telah dimodifikasi tidak
karena adanya enzim yang akan mampu terikat pada subunit 30S
menambahkan gugus asetil ke dalam ribosom sehingga tidak dapat
antibiotik tersebut. Sehinggan antibiotik menghambat sintesis protein.

Tabel 6. Uji Resistensi Bakteri S. pneumoniae terhadap Antibiotik

Standar Diameter Daerah Diameter %


®
Antibiotik Hambat (mm) BBL Daerah Hambat Resistensi
Resisten Intermediet Sensitif Kultur S.
pneumoniae
(mm)
Amoksisilin ≤ 13 14-17 ≥ 18 0 100 %
Cefotaxim ≤ 14 15-22 ≥ 22 21 0,00 %
Kloramfenikol ≤ 12 13-17 ≥ 18 22 0,00 %
Gentamisin ≤ 13 13-14 ≥ 15 20 0,00 %
Eritromisin ≤ 13 14-22 ≥ 23 0 100 %

58 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

Berdasarkan hasil dari tabel 6 yang akan membuka cincin β-laktam


Menunjukkan uji resistensi bakteri S. sehinggan antibiotik β-laktam
pneumonia terhadap antibiotik kehilangan aktivitas antibiotik dan untuk
amoksisilin dan Eritromisin. Karena golongan makrolida terjadi akibat
golongan β-laktam disebabkan bakteri adanya mutasi pada target antibiotik.
mampu memproduksi enzim β-laktamse
Tabel 7. Uji Resistensi Bakteri S. epidermidis terhadap Antibiotik

Standar Diameter Daerah Hambat Diameter %


Antibiotik (mm) BBL ® Daerah Hambat Resistensi
Resisten Intermediet Sensitif Kultur S.
epidermidis (mm)
Amoksisilin ≤ 13 14-17 ≥ 18 14 0,00 %
Cefotaxim ≤ 14 15-22 ≥ 22 15 0,00 %
Kloramfenik ≤ 12 13-17 ≥ 18 27 0,00 %
ol
Gentamisin ≤ 13 13-14 ≥ 15 23 0,00 %
Eritromisin ≤ 13 14-22 ≥ 23 29 0,00 %

Berdasarkan hasil dari tabel 7 peka terhadap mikroorganisme. Maka


Menunjukkan uji resistensi bakteri S. antibiotik pada tabel 8 merupakan
epidermidis amoksisilin, cefotaxim, antibiotik alternatif yang disarankan
kloramfenikol, gentamisin dan untuk digunakan secara empiris pada
eritromisin. Dikatakan sensitif jika penyakit pneumonia yang disebabkan
keadaan dimana mikroorganisme masih oleh bakteri S. epidermidis.
Tabel 8. Uji Resistensi Bakteri P.mirabilis terhadap Antibiotik
Standar Diameter Daerah Diameter Daerah %
®
Antibiotik Hambat (mm) BBL Hambat Kultur Resistensi
Resisten Intermediet Sensitif P.mirabilis (mm)
Amoksisilin ≤ 13 14-17 ≥ 18 27 0,00 %
Cefotaxim ≤ 14 15-22 ≥ 22 28 0,00 %
Kloramfenikol ≤ 12 13-17 ≥ 18 14 100 %
Gentamisin ≤ 13 13-14 ≥ 15 23 0,00 %
Eritromisin ≤ 13 14-22 ≥ 23 23 0,00 %

59 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

Berdasarkan tabel 8. menunjukkan uji Febriany, Renalda patty, Fatimawali, Defny


silvia w. 2016. Identifikasi dan Uji
resistensi bakteri P. mirabilis terhadap
Sensitifitas Bakteri yang Diisolasi dari
antibiotik didapatkan hasil resistensi tertinggi Sputum penderita Pneumonia di RSUP
pada antibiotik kloramfenikol, Kloramfenikol Prof. DR. D. Kandou- Manado Terhadap
Antibiorik Ampisilin, Cefixime dan
yang terasetilasi tidak akan dapat terikat pada
Siprofloksasin. Journal of Pharmacon
subunit 50S ribosom bakteri, sehingga tidak Ilmiah Farmasi vol. 5(1) 125-134.
mampu menghambat sintesis protein.
Goldman E, Green LH. 2009. Practical
Mayoritas bakteri yang resistensi terhadap handbook of microbiology. Second
kloramfenikol memiliki plasmid dengan Edition. Boca Raton: CRC Press.
sebuah gen yang mengkode kloramfenikol Harti AS. 2015. Mikrobiologi Kesehatan:
asetiltransferase. Peran Mikrobiologi dalam Bidang
Kesehatan. Surakarta: Penerbit Andi.
Timbulnya resistensi dari beberapa
Kurniawan, jaka, Erly, Rima semiarty. 2015.
antibiotika disebabkan karena beberapa bakteri Pola Kepekaan Bakteri Penyebab
mempunyai kemampuan alami untuk kebal Pneumonia terhadap Antibiotika di
atau resiten terhadap efek pengobatan. Bakteri Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr.
M. Djamil Padang Periode Januari
bila dikatakan resisten jika pertumbuhannya sampai Desember 2011. Padang:
tidak dihambat oleh antibiotika pada kadar Fakultas Kedokteran UNAND.
maksimum yang dapat ditolerir oleh penjamu. Laboratorium Mikrobiologi RSUP M. Djamil
Padang. 2018. Antibiotika yang Sering
Dengan diketahui jenis dan pola resistensinya
Digunakan Penyebab Pneumonia di
diharapkan pemilihan antibiotik untuk terapi Bangsal Paru RSUP M. Djamil Padang.
pada pasien pneumonia lebih efektif dan juga Padang: Laboratorium Mikrobiologi
RSUP M. Djamil Padang.
merupakan salah satu upaya untuk
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
mengurangi resistensi antibiotik.
2003. Pedoman diagnosis dan
DAFTAR PUSTAKA penatalaksanaan pneumonia di
Clinical And Laboratory Standart Institute indonesia. Jakarta: indonesia.
(CLSI). 2015. Performance Standart for Kementrian Kesehatan Indonesia RI, 2018.
Antimicrobial Susceptibility Testing; Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Twenty-Fifth Informational Balitbang kemenkes RI
Supplement.
Laboratorium Mikrobiologi RSUP M. Djamil
Dewi. AK. 2013. Isolation, Identification and Padang. 2018. Antibiotika yang Sering
Sensitivity test of Staphylococcus aureus Digunakan Penyebab Pneumonia di
against Amoxicilin of the Milk Sample Bangsal Paru RSUP M. Djamil Padang.
in the Mastitis Crossbreed Ettawa Goat Padang: Laboratorium Mikrobiologi
at Girimulyo Area, Kulonprogo, RSUP M. Djamil Padang.
Yogyakart. Jurnal Sain Veteriner 31 (2).

60 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020


Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Dari Swab (Usap) Tenggorokan Penyebab Pneumonia
Pada Pasien Yang Di Rawat Inap Bangsal Paru Rsup Dr. M. Djamil Padang Novelni R

Radji, M., 2011. Buku Ajar Mikrobiologi


Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Rekam Medik, 2018. Laporan Kinerja
Instalasi Rekam Medis. Padang: RSUP
Dr. M. Djamil Padang.
Soedarsono. 2010. Pneumonia. Dalam
(Wibisono Mj, Winariani, Hariadi S,
eds) Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2010.
Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit
Paru FK Unair RSUD Dr. Soetomo.

Rahardjo, P., dan Susalit, E., 2006. Infeksi


Saluran Kemih, dalam Ilmu Dalam,
Edisi IV, FKUI, Jakarta: FKU.
Sulistyaningrum, ratnaningtyas. 2016. Pola
Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik
Pada Penderita Pneumonia Di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode
Agustus 2013- Agustus 2015.
Electronic Theses and Dissertations.
Surakarta: Fakultas Farmasi UMS
Vandepitte J, Verhaegen J, Engbaek K, Rohner
P, Piot P, Heuck C. 2010. Prosedur
Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi
Klinis. Edisi 2. Jakarta: EGC
Watson, Rachel. 2012. Sulfur Indol Motility
Media (SIM). Available.
http://www.uwyo.edu/molb2210_lab/inf
o/biochemical_tests.html (4 November
2018)
Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana
Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta: CV
Sagung Seto.,

61 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 5 No 2, 2020

Anda mungkin juga menyukai