Anda di halaman 1dari 8

Maulida, A. dkk. Pola Bakteri Otitis Media...

POLA BAKTERI OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK TIPE AMAN


DAN BAHAYA DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Alya Maulida1, Achmad Rofii2, Noor Muthmainah3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
2
Departemen Ilmu Telinga, Hidung, Tenggorokan Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat.
3
Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran,Universitas Lambung Mangkurat

Email korespondensi: alyamaulida80@gmail.com

Abstract: Acute otitis media can initiate chronic suppurative otitis media (CSOM) so that the causative
bacteria have in common. The accuracy of antibiotic therapy given based on the pattern of bacterial
susceptibility in microbiological examination determines the success of CSOM management. The purpose
of this study was to determine the bacterial pattern in safe and unsafe type of CSOM in Ulin hospital
Banjarmasin. This research is a descriptive study by using accidental sampling method and 33 samples
are obtained. The middle ear swab was identified conventionally and planted on growth media using Mac
conkey and blood agar media then obtained 26 bacterial isolates. Bacterial pattern in safe type CSOM
were shown by descriptive analysis is Staphylococcus aureus (75%), Pseudomonas aeruginosa (12,5%),
Staphylococcus epidermidis (12,5%). Meanwhile in unsafe type of CSOM is Staphylococcus aureus
(36%), Staphylococcus epidermidis (28%), dan Pseudomonas aeruginosa (8%).

Keywords: Chronic suppurative otitis media, CSOM, safe type, unsafe, bacterial pattern

Abstrak: Otitis media akut dapat mengawali otitis media supuratif kronik (OMSK) sehingga
bakteri penyebabnya memiliki kesamaan. Ketepatan terapi antibiotik yang diberikan berdasarkan pola
kepekaan kuman pada pemeriksaan mikrobiologi menentukan keberhasilan penatalaksanaan OMSK.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola bakteri OMSK tipe aman dan bahaya di RSUD Ulin
Banjarmasin. Penelitian ini bersifat dekskriptif dengan menggunakan metode accidental sampling dan
didapatkan 33 sampel. Swab telinga tengah diidentifikasi secara konvensional dan ditanam pada media
pertumbuhan menggunakan media Mac conkey serta agar darah kemudian didapatkan 26 isolat bakteri.
Pola bakteri pada OMSK tipe aman ditunjukkan oleh analisis secara deskriptif yaitu Staphylococcus
aureus (75%), Pseudomonas aeruginosa (12,5%), dan Staphylococcus epidermidis (12,5%). Sedangkan
pada OMSK tipe bahaya adalah Staphylococcus aureus (36%), Staphylococcus epidermidis (28%), dan
Pseudomonas aeruginosa (8%).

Kata-kata kunci: Otitis media supuratif kronik, OMSK, tipe aman, bahaya, pola bakteri

235
Homeostasis, Vol. 3 No. 2, Agsutus 2020: 235-242

PENDAHULUAN bahwa OMSK merupakan peringkat ketiga


Peradangan persisten pada telinga pada diagnosis penyakit terbanyak di RSUD
tengah atau rongga mastoid yang ditandai Ulin Banjarmasin dengan jumlah sebanyak
dengan keluarnya cairan telinga 494 pasien. Pada bulan Januari sampai
(otorrhoea) yang berulang atau persisten Februari tahun 2019 jumlahnya terus
selama lebih dari 8 minggu melalui meningkat yaitu 79 pasien dari 609 pasien di
perforasi membran timpani disebut dengan poliklinik THT RSUD Ulin Banjarmasin.
otitis media supuratif kronik (OMSK). Otitis media akut dapat mengawali otitis
OMSK biasanya dimulai sebagai media supuratif kronik. Infeksi pada saluran
komplikasi otitis media akut (OMA) pernapasan bagian atas dapat menyebabkan
persisten dengan perforasi dan secara klinis otitis media akut sehingga bakteri yang
dibagi menjadi OMSK tipe bahaya menyebabkan otitis media supuratif kronis
(maligna atau atikoantral), dan tipe aman dapat pula menyebakan otitis media akut.
(benigna atau tubotimpani).1,2,3 Pada penelitian di berbagai negara dari
Sampai saat ini didapatkan kasus tahun 2013 hingga 2017 didapatkan bakteri
gangguan pendengaran disebabkan oleh pada discharge telinga OMSK tersering
OMSK sebanyak 164 juta, 90% diantaranya yaitu Pseudomonas aeruginosa,
terjadi di negara berkembang. Prevalens Staphylococcus aureus, Proteus mirabilis,
terjadinya OMSK pada Negara berkembang Eschericia coli, Enterobacter sp., dan
di Asia masih tergolong tinggi yaitu 2-4% Klebsiella sp.8-10
termasuk Indonesia, Filipina, Thailand, dan Ketepatan terapi antibiotik yang
Malaysia ditunjukkan oleh data dari World diberikan berdasarkan pola kepekaan kuman
Health Organization (WHO). Sedangkan di pada pemeriksaan mikrobiologi dapat
negara maju seperti Australia dan Eropa menentukan keberhasilan penatalaksanaan
tergolong rendah berkisar 0,4 % termasuk OMSK. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
Inggris, Denmark, dan Finlandia. Menurut pendekatan identifikasi jenis bakteri serta
WHO Regio Pasifik Barat dan Asia pola kepekaannya terhadap antibiotik pada
Tenggara, yaitu China, India serta negara pasien OMSK tipe aman dan bahaya,
Asia lainnya, digolongkan sebagai region sehingga pemilihan dan penerapan
dengan jumlah kematian tertinggi dari otitis antibiotika dapat dilakukan secara
media dan prevalens OMSK paling tinggi.4,5 empiris. 8,11

Pada penelitian dari 12 daerah di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk


didapatkan prevalens 27 dari 1000 anak mengetahui mengetahui pola bakteri pada
sekolah mengalami OMSK dan daerah otitis media supuratif kronik tipe aman dan
dengan angka prevalens OMSK tertinggi tipe bahaya di RSUD Ulin Banjarmasin.
adalah Bali dan Bandung.6 Pada penelitian
Juli 2016 sampai Juni 2017 di RSUP Dr. METODE PENELITIAN
Wahidin Sudirohusodo terdapat 107 kasus Penelitian ini bersifat deskriptif.
OMSK dengan 55,1% adalah OMSK tipe Subjek penelitian yaitu seluruh pasien
aman dan 44,9% adalah tipe bahaya.7 OMSK yang datang pada Agustus-Oktober
Angka kejadian OMSK tipe aman 2019 ke Poliklinik THT RSUD Ulin
maupun tipe bahaya berdasarkan survei Banjarmasin dengan teknik pengambilan
pendahuluan dari tahun 2014 sampai tahun sampel yang digunakan yaitu accidental
2018 termasuk sepuluh besar diagnosis sampling. Data dilakukan analisis secara
penyakit terbanyak di RSUD Ulin deskriptif. Kriteria inklusi pada penelitian
Banjarmasin. Pada tahun 2018 didapatkan ini adalah pasien yang menyetujui serta

236
Maulida, A. dkk. Pola Bakteri Otitis Media...

menandatangani informed conscent dan Berdasarkan gambar 1. diketahui


berusia >17 tahun untuk menjadi subjek bahwa dari 33 sampel penelitian didapatkan
penelitian. Kriteria eksklusi sampel yaitu bakteri aerob pada otitis media supuratif
pasien dengan otomikosis, otitis eksterna, kronik di RSUD Ulin Banjarmasin paling
kolesteatoma kongenital, dan memiliki tinggi yaitu Staphylococcus aureus,
riwayat operasi sebagai terapi OMSK Staphylococcus, Pseudomonas aeruginosa,
sebelumnya. dan tidak tumbuh.
Infeksi pada otitis media supuratif
HASIL DAN PEMBAHASAN kronik dapat terjadi melalui dua jalur yaitu
Hasil dari pengambilan sampel melalui kelanjutan infeksi saluran napas
didapatkan jumlah subjek penelitian atas yang menginfeksi telinga tengah
sebanyak 29 orang dengan sampel swab melalu tuba eustachius dan jalur lainnya
telinga pasien sebanyak 33 sampel. Dari 33 adalah lanjutan infeksi dari mikroorganisme
sampel swab telinga tengah pasien patogen pada telinga luar.15 Hal ini yang
didapatkan 26 isolat bakteri yang tumbuh memungkinkan flora normal pada membran
pada media Mac conkey dan agar darah. mukosa (seperti hidung) dan kulit yaitu
Hasil distribusi persentase jumlah pasien Staphylococcus aureus dapat menjadi
OMSK paling tinggi ialah OMSK tipe bakteri penyebab OMSK paling tinggi pada
bahaya (65,58%) sedangkan OMSK tipe penelitian ini. Hal ini sesuai dengan
aman sebanyak (34,42%). Hal ini sesuai penelitian Prakash et al. (2013) yang
dengan Laisitawati et al. (2017) yang menemukan Staphylococcus aureus
mengatakan tipe OMSK yang paling tinggi merupakan bakteri penyebab OMSK
yaitu OMSK tipe bahaya (53,4%).14 Hal ini tertinggi sebanyak 33 sampel (41,25%),
dapat dikarenakan RSUD Ulin Banjarmasin meskipun terdapat perbedaan persentase
merupakan satu-satunya RS tipe A yang dan pola bakteri.16 Penelitian
menjadi rujukan untuk pasien OMSK tipe Boovaragamoorthy (2019) juga
bahaya dengan indikasi tatalaksana operatif mendapatkan Staphylococcus sp (31%),
di Kalimantan Selatan. Bacillus sp (31%), diikuti dengan
Halobacillus sp. (17%) merupakan bakteri
tersering pada otitis media supuratif
Tidak
kronik.17
Pseudomo
nas
tumbuh Pola bakteri pada penelitian ini berbeda
21%
aeruginos dengan penelitian Kadriyan et al. (2010) di
a
Staphyloc
9%
occus
RSUP Mataram dimana bakteri terbanyak
aureus yang didapatkan yaitu Pseudomonas
Staphyloc 46%
occus
aeruginosa sebanyak 12 sampel (34,2%).18
epidermid Pada penelitian Sahu et al. (2018)
is
24% menyebutkan pola bakteri OMSK yang
ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa
(29,17%), Staphylococcus aureus (22,4%),
Gambar 2. Persentase pola bakteri pada dan Acinobacter baumanii (13,8%).19
pasien OMSK di RSUD Selain itu pada penelitian Shyamala et al.
ulin Banjarmasin periode (2012) bakteri yang didapatkan ialah
Agustus-Oktober 2019 Pseudomonas aeruginosa (40%),
Staphylococcus sp (31%), dan Escherichia
coli (12%).20 Penelitian Dewi et al. (2013)

237
Homeostasis, Vol. 3 No. 2, Agsutus 2020: 235-242

di RSUP Adam Malik Medan menyebutkan OMSK anak adalah P. aeruginosa (32%),
bakteri terbanyak pada OMSK adalah Proteus mirabilis (20%), dan
Pseudomonas aeruginosa (34,8%), Staphylococcus aureus (19%).22
Staphylococcus aureus (8,7%), dan Faktor yang mungkin juga dapat
Staphylococcus epidermidis (3,4%).21 memengaruhi perbedaan pola bakteri adalah
Perbedaan pada penelitian tersebut tanda dan gejala pasien yang terjadi karena
dengan penelitian ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga pada penelitian ini
faktor kendali yang juga berbeda seperti dilakukan tinjauan terhadap OMSK tipe
usia seperti pada penelitian ini yang tidak aman dan bahaya yang dilampirkan dalam
memasukan usia 0-17 tahun. Hal ini sesuai gambar berikut.
dengan penelitian Madana et al. (2011)
yang menyebutkan bahwa bakteri pada
100
90
80 75
70
Presntase( %)

Staphylococcus aureus
60
50 Staphylococcus epidermidis
40 36 Pseudomonas aeruginosa
28 28
30 Tidak tumbuh
20 12.5
8
10 0
0
OMSK Tipe Aman OMSK Tipe Bahaya

Gambar 2. Perbandingan persentase Jenis Bakteri pada OMSK Tipe Aman dan Bahaya di RSUD
Ulin Banjarmasin periode Agustus-Oktober 2019.

Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui dan Staphylococcus koagulase negatif pada


bahwa pada otitis media supuratif kronik OMSK tipe bahaya.23 Selain itu hasil ini
tipe aman terdapat biakan Staphylococcus juga didukung oleh penelitian Lampikoski
aureus, Staphylococcus epidermidis, et al. (2012) yang mendapatkan pola bakteri
Pseudomonas aeruginosa, dan tidak ada pada OMSK tipe bahaya dengan biofilm
sampel yang tidak tumbuh. Sedangkan pada yang positif adalah Staphylococcus aureus,
otitis media supuratif kronik tipe bahaya Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas
didapatkan Staphylococcus aureus, aeruginosa, Klebsiella oxytoca, dan
Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas Haemophilus influenza.24 Kadriyan et al.
aeruginosa, dan terdapat sampel tidak (2010) juga menyebutkan bahwa pola
tumbuh (28%). Pola bakteri pada kedua tipe bakteri pada OMSK tipe bahaya yaitu
OMSK ini tidak terdapat perbedaan yang Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
cukup jelas. aureus, dan Streptococcus pyogenes.16
Terdapat perbedaan yang cukup jelas Jumlah biakan bakteri yang tidak
pada biakan bakteri sampel yang tidak tumbuh juga sesuai dengan penelitian
tumbuh antara OMSK tipe aman dan Handoko et al. (2007) yang mendapatkan 5
bahaya. Hasil ini sesuai dengan penelitian dari 23 sampel (21,73%) tidak tumbuh pada
Handoko et al. (2007) yang menemukan P. OMSK tipe bahaya.23
aeruginosa, P. Mirabilis, S. aureus, Hal ini dapat disebabkan karena bakteri
yang tidak tumbuh memerlukan media

238
Maulida, A. dkk. Pola Bakteri Otitis Media...

dengan kebutuhan oksigen yang berbeda lebih lama, penelitian lebih lanjut tentang
seperti bakteri anaerob obligat, anaerob pola bakteri anaerob pada otitis media
aerotolerant, ataupun fakultatif anaerob supuratif kronik, serta keterlibatan biofilm
seperti pada penelitian Brook (2008) yang bakteri pada OMSK di Banjarmasin.
melaporkan 48 dari 116 sampel (41,37%)
merupakan bakteri anaerob pada OMSK DAFTAR PUSTAKA
seperti Prevotella berpigmen, 1. Morris P. Chronic supurative otitis
Porphyromonas, Bacteroides, media. Clinical evidence. BMJ
Fusobacterium dan Peptostreptococcus publishing group. 2012; 08: 507.
spp.42 2. Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D.
Selain itu mikroorganisme lain yang Diseases of ear, nose, and throat & head
juga dapat menyebabkan OMSK adalah and neck surgery. 7th Edition. India:
jamur dimana pada penelitian ini tidak Elsevier; 2018.
dilakukan pembiakan pada media jamur 3. Lalwani AK. CURRENT Diagnosis &
sehingga mungkin saja sampel swab telinga treatment in otolaryngology head & neck
pada penelitian ini tidak tumbuh. Seperti surgery. 4th edition. New York:
pada penelitian Vaidya et al. (2015) yang McGraw Hill Lange; 2019.
menemukan 9 pertumbuhan jamur (8,5%) 4. World Health Organization. Chronic
seperti Aspergillus fumigatus, Aspergillus suppurative otitis media: Burden of
niger, dan Aspergillus flavus, serta 33 illness and management options.
pertumbuhan multimikroorganisme Geneva: WHO, 2004.
(31,13%) dari 106 isolat.25 5. Homoe P, Kvaerner K, Damoiseaux
RAMJ, Dongen TMAV, Gunasekara H,
PENUTUP Jensen RG, Morris PS, Weinreich HM.
Berdasarkan hasil penelitian pola Panel 1: Epidemiology and diagnosis.
bakteri pada otitis media supuratif kronik di American Academy of
RSUD Ulin Banjarmasin dengan 33 sampel Otolaryngology—Head and Neck
dapat ditarik simpulan bahwa pola bakteri Surgery Foundation. 2017; 156(4S): S1-
yang ditemukan pada pasien OMSK adalah S21.
Staphylococcus aureus (46%), 6. Anggraeni R, Hartanto WW, Djelantik
Staphylococcus epidermidis (24%), B, Ghanie A, Utama DS, Setiawan EP,
Pseudomonas aeruginosa (9%), dan tidak et al. Otitis media in Indonesian urban
tumbuh (21%). Pola bakteri pada OMSK and rural school children. The Pediatric
tipe aman adalah Staphylococcus aureus Infectious Disease Journal. 2014;
(75%), Pseudomonas aeruginosa (12,5%), 33(10): 1010-5.
Staphylococcus epidermidis (12,5%), dan 7. Al-maidin NA. Karakteristik pasien
tidak tumbuh (0%) sedangkan pada OMSK otitis media supuratif kronik di rumah
tipe bahaya adalah Staphylococcus aureus sakit umum pusat dr.wahidin
(36%), Staphylococcus epidermidis (28%), sudirohusodo periode juli 2016 – juni
Pseudomonas aeruginosa (8%), dan tidak 2017 [skripsi]. Makassar: Universitas
tumbuh (28%). Hasanuddin, Fakultas Kedokteran; 2017.
Pada penelitian selanjutnya diharapkan 8. Ahmad S. Antibiotics in chronic
dapat melakukan penelitian lebih lanjut suppurative otitis media: a bacteriologic
tentang pola bakteri pada otitis media study. Egyptian Journal of Ear, Nose,
supuratif kronik dengan melibatkan lebih Throat and Allied Sciences. 2013; 14:
dari satu tempat penelitian dan periode yang 191-4.

239
Homeostasis, Vol. 3 No. 2, Agsutus 2020: 235-242

9. Aduda DSO, Macharia IM, Mugwe P, 16. Prakash M, Lakshmi K, Anuradha S,


Oburra H, Farragher B, Brabin B, Swathi GN. Bacteriological profile and
Mackenzie I. Bacteriology of chronic their antibiotic susceptibility pattern of
suppurative otitis media (CSOM) in cases of chronic suppurative otitis
children in Garissa district, Kenya: media. Asian Journal of Pharmaceutical
Apoint prevalence. International Journal and Clinical Research. 2013; 6(3): 210-
of Pediatric Otorhinolaryngology. 2013; 2.
77: 1107-11. 17. Boovaragamoorthy GM, Anbazhagan M,
10. Rath S, Das SR, Padhy RN. Surveillance Piruthiviraj P, Pugashendhi A, Kumar
of bacteria Pseudomonas aeruginosa and SA, Al-Dhabi NA, Gilan AKM, Arasu
MRSA associated with chronic MV, Kaliannan T. Clinically important
suppurative otitis media. Brazilian microbial diversity and its antibiotic
Journal of Otorhinolaryngology. 2017; resistance pattern towards varian drugs.
83(2): 201-6. Journal of Infection and Public Health.
11. Chee J, Pang KW, Yong JM, Ho RCM, 2019; 12: 783-8.
Ngo R. Topical versus oral antibiotics, 18. Kadriyan H, Rambu M, Ayu IG,
with or without corticosteroids, in the Sukaryatin E. Identifikasi biofilm pada
treatment of tympanostomy tube bakteri penyebab otitis media supuratif
otorrhea. International Journal of kronik tipe mukosa. Universitas
Pediatric Otorhinolaryngology. 2016; Mataram. 2010: 1-8.
86: 183-8. 19. Sahu MC, Swain SK. Surveillance of
12. Kaur I, Gould JM. Topical antimicrobial antibiotic sensitivity pattern in chronic
agents. Principles and Practice of suppurative otitis media of an indian
Pediatric Infectious Diseases. 2018: teaching hospital. World Journal of
1541–1550. Otorhinolaryngology-Head and Neck
13. Hafizah. Perbandingan sensitivitas Surgery. 2019; 5: 88-94.
bakteri aerob penyebab otitis media 20. Shyamala R, Reddy PS. The study of
supuratif kronik tipe benigna aktif tahun bacteriological agents of chronic
2008 dan 2012 [skripsi]. Banjarmasin: suppurative otitis media – aerobic
Universitas Lambung Mangkurat, culture and evaluation. Journal of
Fakultas Kedokteran; 2012. Microbiology and Biotechnology
14. Laisitawati A, Ghanie A, Suciati T. Research. 2012; 2(1): 152-62.
Hubungan otitis media supuratif kronik 21. Dewi NP, Zahara D. Gambaran pasien
dengan derajat gangguan pendengaran di otitis media supuratif kronik (OMSK) di
departemen THT RSUP Dr. Mohammad RSUP H. Adam Malik Medan. E-Journal
Hoesin Palembang periode 2014-2015. FK USU. 2013; 1(1): 1-6.
Majalah Kedokteran Sriwijaya. 2017; 2: 22. Madana J, Yolmo D, Kalaiarasi R,
57-65. Gopalakrishnan S, Sujatha S.
15. Mittal R, Lisi CV, Gerring R, Mittal J, Microbiological profile with antibiotic
Mathee K, Narasimhan G, Azad RK, sensitivity pattern of chlesteatomatous
Yao Q, Grati M, Yan D, Eshragi AA, chronic suppurative otitis media among
Angeli SI, Telischi FF, Liu XZ. Current children. International Journal of
concepts in the pathogenesis and Pediatric Otorhinolaryngology. 2011;
treatment of chronic suppurative otitis 75: 1104-8.
media. Journal of Medical Microbiology.
2015; 64: 1103-16.

240
Maulida, A. dkk. Pola Bakteri Otitis Media...

23. Handoko E, Soedarmi M, Purwanto HD. 25. Brook I. The role of anaerobic bacteria
Pola bakteri aerob dan kepekaan in chronic suppurative otitis media in
antibiotik pada otitis media supuratif children: Implication for medical
kronik yang dilakukan mastoidektomi. therapy. Anaerobe. 2008; 14: 297-3
2007.
24. Lampikoski H, Aarnisalo AA, Jussi J,
Kinnari TJ. Mastoid biofilm in chronic
otitis media. Otology & Neurotology,
Inc. 2012; 33: 785-8.

241
Homeostasis, Vol. 3 No. 2, Agsutus 2020: 235-242

242

Anda mungkin juga menyukai