Anda di halaman 1dari 9

Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

PROFIL PASIEN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS DI POLIKLINIK THT-KL


RSUD KABUPATEN BULELENG TAHUN 2020-2022

Ida Bagus Yudi Mahayana1, Agus Bayu Dianindra Putra2, I Gusti Ayu Dwi Susantini3
1,3
Prodi Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha-RSUD Kabupaten Buleleng
2
RSUD Kabupaten Buleleng

e-mail: yudi.mahayana@gmail.com, bayudianindra@gmail.com, dwisusantini@yahoo.com

Abstrak

Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan adanya
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau
hilang timbul. OMSK ditandai dengan munculnya cairan dari telinga (otorrhea) berulang atau
persisten selama 2 minggu hingga 3 bulan melalui perforasi membran timpani. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif retrospektif dengan mengambil data sekunder dari catatan rekam medis
pasien OMSK yang berobat ke poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng periode Januari 2020-
Desember 2022. Penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling, yang
memenuhi kriteria inklusi yakni memiliki data rekam media yang lengkap didapatkan data
sebanyak 32 orang. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil pasien OMSK. Profil pasien
OMSK berdasarkan usia terbanyak pada kelompok usia 41-60 tahun sebanyak 17 orang atau
53%, berdasarkan jenis kelamin mayoritas diderita berjenis kelamin perempuan sebanyak 19
orang (59,375%), berdasarkan keluhan utama tertinggi dengan keluhan otorrhea yaitu
sebanyak 25 orang (78,125%), berdasarkan jenis OMSK tipe benigna merupakan jenis yang
paling banyak diderita yaitu 28 orang (78,125%), profil OMSK berdasakan sisi yang terdampak
terbanyak pada sisi unilateral 28% atau 87,5%, berdasarkan jenis terapi terbanyak yaitu
dengan medikamentosa dengan toilet telinga dikombinasikan dengan antibiotik topikal dan
antibiotik sistemik, sedangkan profil berdasarkan jenis antibiotik sistemik terbanyak dengan
ciprofloxacin sebanyak 15 orang atau 46,875%

Kata kunci: Profil, Otitis Media Supuratif Kronis, Buleleng

Abstract

Chronic suppurative otitis media (CSOM) is a chronic infection in the middle ear with perforation
of the tympanic membrane and secretions that come out of the middle ear continuously or
intermittently. CSOM is characterized by the appearance of fluid from the ear (otorrhoea)
recurrent or persistent for 2 weeks to 3 months through a perforation of the tympanic
membrane. This type of research is a study that uses a retrospective descriptive design by
taking secondary data from the medical records of CSOM patients who seek treatment at the
Buleleng District Hospital polyclinic for the period of January 2020-December 2022. This study
was taken using a total sampling technique, in which all patients who came to the ENT-Head
and Neck Surgery polyclinic at Buleleng District Hospital in 2020-2022 met the inclusion and
exclusion criteria and obtained data for 32 people. This study aims to determine the profile of
CSOM patients based on age, sex, complaint, type of CSOM, side of the ear affected, based
on therapy and the type of systemic antibiotics. The profile of CSOM patients based on age
was mostly in the age group of 41-60 years with 17 people or 53%, based on gender the
majority suffered by the female sex as many as 19 people (59.375%), based on the highest
complaint with otorrhea complaints, namely 25 people (78.125%), based on the type of CSOM,
the benign type is the type that suffers the most, namely 28 people (78.125%), the profile of
CSOM is based on the side that is most affected on the unilateral side 28% or 87.5%, based
on the type of therapy the most is with medication with a combined ear toilet with topical
antibiotics and systemic antibiotics, while the profile based on the type of systemic antibiotics
was the most with ciprofloxacin as many as 15 people or 46.875%

Keywords : Profile, Chronic Supurrative Otitis Media, Buleleng

GMJ | 14
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

PENDAHULUAN populasi.5 Di negara-negara Asia


Otitis media supuratif kronis (OMSK) Tenggara seperti Malaysia, Thailand,
atau yang lebih dikenal dengan congek Filipina serta Vietnam pada tahun 2012
adalah infeksi kronis di telinga tengah sebanyak 2-4%. di Indonesia sendiri
dengan adanya perforasi membran timpani dilaporkan bahwa prevalensi OMSK pada
dan sekret yang keluar dari telinga tengah tahun 2006-2009 ialah 3,1% yang artinya
terus menerus atau hilang timbul.1 OMSK ada 6,6 juta penduduk Indonesia
ditandai dengan munculnya cairan dari menderita OMSK. OMSK dapat ditemukan
telinga berulang atau persisten selama 2 baik di negara maju maupun berkembang.6
minggu hingga 3 bulan melalui perforasi Etiologi OMSK biasanya polimikrobial.
membran timpani. 1 Mikroorganisme yang paling sering
Gejala klinis OMSK antara lain ditemukan yaitu Staphylococcus aureus,
otorrhea yang bersifat purulen atau Methycillin -Resistance Staphylococcus
mukoid, terjadi gangguan pendengaran, Aureus (MRSA). Selain itu ditemukan juga
otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga, dan Pseudomonas aeruginosa, Proteus spp,
kadang-kadang vertigo.1 OMSK dibagi Klebsiella spp, Bacteroides spp. dan
menjadi beberapa jenis . Jenis yang Fusobacterium spp. Aspergillus spp dan
pertama adalah perforasi tubotimpani (di Candida spp. lebih sering ditemukan pada
bagian tengah membran timpani), pasien immunocompromise.7
biasanya 'aman', sedangkan perforasi Pada OMSK bakteri patogen
atticoantral (di bagian atas membran menginvasi mukosa cavum timpani .
timpani) disebut tipe 'tidak Selanjutnya terjadi inflamasi pada telinga
aman/berbahaya'. Aman atau tidak tengah disertai edema dan fibrosis yang
aman/berbahaya tergantung pada menyebabkan perforasi spontan pada
keberadaan kolesteatoma. Kolesteatoma membran timpani yang terus menerus.7
adalah lesi non-ganas tetapi merusak Infeksi dapat memicu respon imun
dasar tengkorak.2 Kolesteatoma lokal yang mengakibatkan produksi
merupakan pertumbuhan epitel skuamosa berbagai macam mediator inflamasi dan
yang abnormal pada telinga tengah dan sitokin.1 . Endotoksin adalah modulator
mastoid yang berupa kongenital ataupun respon imun, merangsang makrofag untuk
didapat.3 menghasilkan tumor necrosis factor α
Banyak teori yang dikemukakan oleh (TNF-α) dan IL-1β. Keratinosit
para ahli tentang patogenesis menghasilkan mediator peradangan
kolesteatoma, antara lain adalah teori seperti IL-1α dan IL-1β, IL-6 dan IL-8.
invaginasi, teori migrasi, teori metaplasi Menurut Penelitian di Romania bahwa
dan teori implantasi . Kolesteatoma terjadi peningkatan serum IL-6 dan IL-8
merupakan media yang baik untuk pada penderita OMSK dibandingkan pada
pertumbuhan bakteri, seperti Proteus dan orang normal. Sedangkan peningkatan IL-
Pseudomonas aeruginosa. Selanjutnya 1α pada pasien OMSK dengan
infeksi mengaktifkan respon imun lokal kolesteatoma.8
yang mengakibatkan produksi berbagai Antibiotik topikal dan toilet telinga
mediator inflamasi dan sitokin. Massa merupakan prinsip utama terapi pada
kolesteatoma juga akan menekan dan OMSK tipe benigna.9 Selain itu perlunya
mendesak organ di sekitarnya sehingga edukasi seperti hindari air masuk ke
membuat tulang pendengaran menjadi telinga. Selanjutnya dilakukan cuci telinga
nekrosis, selain itu diperparah juga oleh menggunakan NaCl 0,9%, asam asetat 2%
reaksi asam yang diproduksi oleh bakteri.1 dan peroksida 3%. Pemberian antibiotik
Diperkirakan terdapat 31 juta kasus topikal golongan kuinilon diberikan
baru OMSK per tahun, dengan 22,6 % bersamaan dengan antibiotik sistemik anti
pada anak-anak di bawah 5 tahun.4 OMSK Pseudomonas sp (golongan kuinolon dan
dapat ditemukan baik di negara maju Sefalosporin generasi IV). Antibiotik topikal
maupun berkembang. Dilaporkan bahwa golongan kuinolon jauh lebih efektif
prevalensi insiden OMSK pada beberapa dibandingkan golongan aminoglikosida
negara di Tanzania proporsi pasien yang bersifat ototoksik. Kuinolon efektif
dengan OMSK sebanyak 1,4% dari seluruh dalam mengatasi otore dan

GMJ | 15
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

menghilangkan mikroorganisme.7 Pada ini diambil dengan menggunakan teknik


OMSK tipe Maligna diperlukan untuk total sampling, di mana seluruh pasien
tindakan pembedahan seperti yang datang ke poliklinik THT-KL RSUD
mastoidektomi radikal, mastoidektomi Kabupaten Buleleng tahun 2020- 2022
radikal modifikasi, timpanomastoidektomi, yang memenuhi kriteria inklusi yakni
canal wall down tympanoplasty/ memiliki data rekam media yang lengkap
mastoidectomy.10 dan didapatkan data sebanyak 32 orang.
Penggunaan antibiotik yang tidak Analisa data dilakukan secara deskriptif.
rasional secara luas menyebabkan Penelitian ini dilaksanakan dengan
terjadinya resistensi bakteri yang membuat mengambil data dari rekam medis di RSUD
terapi OMSK menjadi lebih sulit. Di negara- Kabupaten Buleleng Data akan disusun
negara berkembang, infeksi bakteri yang dalam bentuk tabel.
resisten dengan antibiotik meningkat pesat
karena penggunaan antibiotik yang HASIL DAN PEMBAHASAN
sembarangan, kepadatan penduduk, Penelitian ini dilaksanakan di RSUD
sanitasi rumah sakit yang buruk dan Kabupaten Buleleng, pada bulan Januari
kurangnya sumber daya manusia yang 2020 sampai bulan Desember 2022. Data
terlatih dalam pengendalian infeksi.9 yang didapatkan sebanyak 32 kasus,
Pembedahan bertujuan untuk diperoleh dari data sekunder melalui rekam
menghilangkan infeksi dan menjadikan medik penderita OMSK yang datang ke
telinga yang kering dan aman seperti poliklinik THT-KL RSUD Kabupaten
prosedur operasi seperti timpanoplasti dan Buleleng tahun 2020-2022. Untuk
mastoidektomi. Tujuan mastoidektomi mengetahui profil berdasarkan usia, jenis
adalah untuk menghilangkan jaringan kelamin, keluhan utama, tipe OMSK, dan
infeksi, dan menciptakan telinga yang terapi OMSK adapun hasil penelitian
kering dan aman, sedangkan tujuan dari disajikan sebagai berikut.
timpanoplasti untuk memulihkan
pendengaran yang sudah terganggu akibat Tabel 2. Profil Pasien OMSK
OMSK. Timpanoplasti kontraindikasi pada Berdasarkan Usia
pasien usia di bawah 5 tahun mengingat
Usia Jumla (%)
seringnya terjadi infeksi dan belum
h
patennya fungsi tuba eustachius 11
0-10 1 3,125
Anamnesis yang menyeluruh dan
11-20 1 3,125
pemeriksaan otoskopi merupakan dua alat
yang penting dalam mendiagnosa OMSK. 21-40 10 31,25
Evaluasi audiometri seperti audiometri 41-60 17 53,125
nada murni, serta timpanometri dilakukan > 60 3 9,375
untuk menggambarkan jenis tingkat Total 32 100
keparahan gangguan pendengaran akibat
komplikasi OMSK. Pemeriksaan Berdasarkan tabel di atas diketahui
nasofaringoskopi untuk mengevaluasi bahwa 32 pasien OMSK, proporsi
gangguan nasofaring yang menyebabkan terbanyak pada kelompok usia 41-60 tahun
disfungsi tuba eustachius. Selain itu sebanyak 17 orang (53,125%), diikuti
dilakukan pemeriksaan CT-Scan tulang kelompok usia 21-40 tahun sebanyak 10
temporal untuk melihat ada atau tidaknya orang (31,25%), kelompok usia >60 tahun
kolesteatoma.12 sebanyak 3 orang (9,375%), sedangkan
proporsi paling kecil pada kelompok usia 0-
METODE 10 tahun dan kelompok usia 11-20 tahun
Jenis penelitian ini adalah sebanyak 1 orang (3,125%).
penelitian yang menggunakan rancangan Penelitian dari Draman juga
deskriptif retrospektif dengan mengambil mengatakan bahwa distribusi OMSK
data sekunder dari catatan rekam medis terbanyak pada usia >40 Tahun yaitu 31
pasien OMSK yang berobat ke poliklinik orang (35.1%).13 Penelitian dari Poluan dkk
RSUD Kabupaten Buleleng periode menyatakan proporsi umur yang paling
Januari 2020-Desember 2022. Penelitian signifikan menderita OMSK adalah umur

GMJ | 16
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

55-59 tahun yaitu berjumlah 10 orang Berdasarkan tabel di atas, diketahui


(16,7%). Kemudian disusul usia 35-39 bahwa dari 32 pasien penderita OMSK
tahun dan usia 50-54 tahun sebanyak tujuh proporsi tertinggi berdasarkan jenis
orang (11,7%); umur 30-34 tahun dan umur kelamin adalah pasien perempuan yakni
45-49 tahun sebanyak enam orang sebanyak 19 orang atau sebesar 59,375 %
(10%).14 Dari hasil ini didapatkan bahwa sedangkan pasien laki-laki sebanyak 13
kejadian OMSK pada usia dewasa lebih orang atau 40,625%. Dengan
banyak, kemungkinan disebabkan oleh perbandingan rasio perempuan: laki-laki
infeksi kronis yang tidak ditangani secara 1:1,2.
adekuat, selain itu paparan polusi dan Penelitian ini sejalan dengan hasil
kurangnya kesadaran atas hygine sangat Penelitian Puloan dkk menyebutkan bahwa
berpengaruh atas terjadinya OMSK.15 perempuan lebih banyak mengalami
OMSK dipengaruhi atau ditimbulkan OMSK dibanding laki-laki dengan hasil 33
oleh tiga hal yaitu adanya kuman (terdiri orang perempuan (55%) dan 27 (45%)
dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan orang dengan jenis kelamin laki-laki Begitu
riketsia), keadaan daya tahan tubuh (status dengan penelitian dari Draman, dkk jenis
nutrisi, imunisasi) dan keadaan lingkungan kelamin perempuan lebih dominan, dengan
(rumah yang kurang ventilasi, lembab, rasio perempuan: laki-laki 1,9:1. Penelitian
basah, dan kepadatan penghuni). Selain itu dari Chattopadhyay pada tahun 2019 yang
dipengaruhi juga dengan faktor infeksi berjudul “Evaluation of Symptoms in Cases
(riwayat ISPA dan riwayat OMA), faktor of Otitis Media - A Clinical Study”. Dalam
sosiodemografi (usia, jenis kelamin, suku, penelitian ini, dari 112 pasien, laki-laki 52
tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan perempuan 60 yang menderita
status gizi, jarak rumah ke fasilitas OMSK.13 Dominasi perempuan dapat
kesehatan) dan faktor lingkungan.16 dikaitkan dengan peningkatan kesadaran
Hasil tidak sesuai dengan hasil kesehatan antara perempuan lainnya,
Penelitian dari Kishore & Reshma yang bahwa mereka cenderung untuk mencari
menyatakan bahwa OMSK tersering pada pengobatan dini. Namun, beberapa
usia 21-30 tahun sebanyak 12 pasien penelitian menunjukkan dominasi laki-laki,
(15%).17 Hasil Penelitian dari Basumatari yang dapat dikaitkan dengan gaya hidup
dan Rajbangshi yang menyatakan bahwa aktif mereka, seperti berenang atau
prevalensi tersering OMSK pada usia 21- menyelam.20 Selain itu kebiasaan merokok
30 tahun berjumlah 35 pasien (19,4 %).18 berkontribusi meningkatkan risiko
Tingginya prevalensi OMSK pada anak- terjadinya otitis media kronik, asap rokok
anak dan remaja muda dapat dikaitkan akan menyebabkan gangguan dari fungsi
dengan fakta bahwa tuba eustachius mukosiliar tuba eustasius.21
mereka lebih pendek, lebih sempit, dan Namun hasil penelitian ini tidak
lebih horizontal dibandingkan dengan sejalan dengan penelitian yang
orang dewasa. Perbedaan bentuk menunjukkan jumlah responden sebanyak
anatomis ini membuat anak-anak lebih 107 orang, ditemukan jenis kelamin laki-
rentan terhadap infeksi telinga. 19 laki lebih banyak yaitu 72 orang (67,3%)
dan 35 orang berjenis kelamin perempuan
Tabel 3. Profil Pasien OMSK (32,7%). . Berbeda juga hasil Penelitian
Berdasarkan Jenis Kelamin dari Asroel dkk pada tahun 2013 bahwa
penderita laki-laki lebih banyak
Jenis Juml (%) dibandingkan perempuan dengan rasio
Kelamin ah 1,17:1.22 Hal ini disebabkan kebiasaan laki-
Laki- 13 40,6 laki melakukan pekerjaan di luar
Laki 25 lingkungannya, sehingga rentan terhadap
Peremp 19 59,3 penularan.23
uan 75
Total 32 100 Tabel 4. Profil Pasien OMSK
Berdasarkan Keluhan Utama

GMJ | 17
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

Keluha Juml (%) didefinisikan sebagai drainase atau aliran


n Utama ah yang keluar dari telinga. Cairan yang keluar
Otorrhe 20 62, bisa berupa wax, darah, nanah, lendir, atau
a 5 cairan serebrospinal.26
Ganggu 3 9,3
an 75 Tabel 5. Profil Pasien Berdasarkan
pendengaran Tipe OMSK
Otalgia 6 18,
75 Tipe Freku (
Vertigo 1 3,1 OMSK ensi %)
25 Tubotym 32 1
Tinitus 2 6,2 panic 00
5 Atticoantr 0 0
Total 32 100 al
Total 32 1
Bedasarkan tabel diatas, dapat 00
diketahui bahwa dari 32 pasien penderita Berdasarkan tabel di atas, dapat
OMSK proporsi tertinggi bedasarkan diketahui bahwa dari 32 pasien penderita
keluhan utama adalah telinga keluar cairan OMSK di, proporsi tertinggi berdasarkan
sebanyak 20 orang atau 62,5 %, nyeri Tipe OMSK (ada atau tidaknya
telinga 6 orang (18,75 %), diikuti dengan kolesteatoma) adalah OMSK tipe
gangguan pendengaran sebanyak 3 orang tubotympanic dengan 32 orang (100%),
(9,375 %), tinitus dengan 2 orang (6,25%). sedangkan OMSK tipe atticoantral dengan
Sedangkan vertigo dengan 1 orang jumlah kasus 0.
(3,125%) Hasil penelitian ini serupa dengan
Penelititan ini sejalan dengan Khrisna & Sudipta.6 pada tahun 2015 di
Ahadiah dkk pada tahun 2020 dimana RSUP Sanglah Denpasar yang
bahwa otorrhea atau telinga keluar cairan menyatakan bahwa OMSK tipe benigna
merupakan gejala yang paling sering lebih banyak dibandingkan tipe maligna
dengan 25 orang (100%).24 Begitu pula yaiutu 37 orang (82,2%) menderita OMSK
penelitian dari Kishore & Reshma, tipe benigna, dan 8 orang (17,8%) yang
didapatkan bahwa 74 (92,5%) pasien menderita OMSK tipe maligna. Hasil yang
mengeluhkan telinga keluar cairan dan 6 sama juga ditemukan di India Selatan
(7,5%) pasien tidak mengeluarkan cairan dimana pasien OMSK tipe tubotimpanik
dari telinga.17 lebih banyak dibandingkan tipe atticoantral
Berbeda dengan hasil penelitian dengan 29 pasien (80,5%) berbanding 7
Rout dkk, penelitian yang dilakukan di India pasien (19%).21 Hasil yang sama juga
pada tahun 2012 dari 210 penderita, gejala ditemukan di Tanzania dimana OMSK tipe
penurunan pendengaran yang lebih sering tubotimpanik lebih dominan dengan 79
dengan 38,57%.25 pasien (53%). 5
Gejala paling sering dijumpai pada Rendahnya tingkat kejadian OMSK
OMSK adalah telinga berair, berbau busuk maligna disebabkan oleh tingginya tingkat
bahkan bisa juga terjadi pembentukan kesadaran pasien OMSK dengan tipe
jaringan granulasi atau polip, maka dari itu benigna untuk mencari pengobatan awal.
tidak jarang pasien mengeluhkan telinga Selain itu keluhan telinga berair sangat
keluar darah bercampur dengan sekret. mengganggu bagi pasien sehingga pasien
Penderita juga dapat mengalami akan datang lebih awal ke dokter untuk
penurunan pendengaran dan vertigo.1 mendapatkan terapi. Angka kejadian
Penderita OMSK mengalami keluhan OMSK tipe benigna jauh lebih banyak
yang berbeda-beda dan mengalami lebih dibanding dengan OMSK maligna. Hal ini
dari satu keluhan, gejala OMSK adalah disebabkan oleh onset waktu OMSK relatif
telinga berair, nyeri telinga, gangguan lebih pendek sehingga kolesteatoma relatif
pendengaran, vertigo dan masih ada belum terbentuk.27
beberapa gejala klinis yang lain. Otorrhea
adalah gejala THT yang umum dan

GMJ | 18
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

Untuk membedakan OMSK tipe faktor predisposisi trauma akibat mengorek


benigna dan tipe maligna bisa dilihat dari telinga terlalu berlebihan. Telinga kanan
ada atau tidaknya kolesteatoma. lebih sering terjadi OMSK besar
Kolesteatoma adalah lesi non-ganas tetapi kemungkinan akibat mengorek sering
merusak dasar tengkorak. Gejala klinis menggunakan dengan tangan kanan.28
yang biasanya dirasakan oleh pasien
antara lain adanya otalgia, demam, vertigo Tabel 7 Profil Pasien OMSK
bahkan penurunan pendengaran. Demam, Berdasarkan Jenis Terapi
vertigo, dan otalgia biasanya sudah terjadi
komplikasi intratemporal atau intracranial.1 Jeni Frekuens (%
s Terapi i )
Tabel 6. Profil OMSK Toile 6 19
Berdasarkan Sisi Telinga yang t telinga +
Terdampak Antibiotik
topikal
Sisi Frek (% Toile 26 81
Yang uensi ) t telinga +
Terdampak Antibiotik
Unilate 28 87, topikal +
ral 5 antibiotik
Bilatera 4 12, sistemik
l 5 Total 32 10
T 3 1 0
otal 2 00
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui
Berdasarkan tabel di atas , dapat bahwa dari 32 pasien penderita OMSK,
diketahui bahwa dari 32 pasien penderita proporsi tertinggi berdasarkan jenis terapi
OMSK, proporsi tertinggi berdasarkan sisi dengan medikamentosa adalah 32 orang
telinga yang terdampak adalah sisi (100%), sedangkan terapi medikamentosa
unilateral dengan 28 orang (87,5%), dan operasi tidak didapatkan kasus. Pada
sedangkan sisi bilateral dengan jumlah terapi medikamentosa pasien yang
kasus 4 (12,5%). mendapatkan toilet telinga + Antibiotik
Penelitian ini sejalan dengan hasil topikal berjumlah 6 orang (19%), dan 26
penelitian di Tanzania dimana 97.5% dari orang sisanya (81%) mendapatkan toilet
total 79 pasien menderita OMSK pada satu telinga + antibiotik topikal + antibiotik
sisi telinga.5 sistemik.
Penelitian ini sejalan dengan Lisa & Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Wibawa, 2014 di mana dari 205 penderita dilakukan Pasyah dan Wijana pada tahun
OMSK sisi unilateral lebih banyak yakni 2016 didapatkan pemberian toilet telinga+
155 orang (76%) dibandingkan sisi bilateral antibiotik topikal dan antibiotik sistemik
yang hanya 50 orang (24%). Hasil ini juga secara dominan pada 50 pasien (53%).29
sejalan dengan Gustomo BS yang meneliti Hasil ini juga didukung oleh penelitian dari
di Surakarta yang menyebutkan bahwa dari India yang mengatakan bahwa mayoritas
138 kasus OMSK terdapat 57,24% pada pasien diberikan terapi antibiotik oral dan
sisi unilateral.28 sistemik sebanyak 135 orang atau
Hasil ini berbeda dengan penelitian 64,28%.30
yang dilakukan Angola dimana OMSK sisi Beberapa modalitas terapi pasien
bilateral yang lebih banyak. Penyebab OMSK adalah antibiotik topikal dengan
seringnya terjadi infeksi telinga tengah atau tanpa steroid, antibiotik sistemik baik
unilateral sampai saat ini belum ditemukan penggunaan secara oral maupun injeksi
jawaban yang pasti, tetapi dari hasil dan toilet telinga. Terapi dengan antibiotik
penelitian Gustomo BS terdapat hubungan topikal merupakan terapi utama. Antibiotik
tangan dengan infeksi telinga.28 Infeksi topikal memiliki konsentrasi antibiotik yang
kronis telinga tengah dapat terjadi akibat lebih tinggi dan langsung tertuju ke daerah

GMJ | 19
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

yang terkena.dibandingkan dengan


antibiotik sistemik yang diserap dan di Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui
distribusikan ke seluruh tubuh. Namun jika bahwa dari 32 pasien penderita OMSK di
terdapat banyak sekret dan sulit untuk poliklinik THT-KL RSUD Kabupaten
dibersihkan, antibiotik sistemik patut Buleleng tahun 2020-2022, pemberian
dipertimbangkan Selain itu pada anak kecil paling sering menggunakan jenis antibiotik
yang kepatuhannya rendah dapat ciprofloxacin berjumlah 15 orang (46,875)
dipertimbangkan untuk pemberian diikuti dengan levofloxacin dengan 7 orang
antibiotik sistemik.31 (21,875), dan co-amoxiclav (amoxicillin-
Toilet telinga menggunakan H2O2 asam clavulanic), cefixime, cefadroxil dan
3% merupakan terapi utama untuk amoxicillin yang sama-sama berjumlah 1
menghentikan gejala otorrhea. Sedangkan orang (3,125%). Sedangkan 6 orang
tetes telinga ofloxacin juga rutin diberikan (18,75%) tidak diberikan antibiotik sistemik,
kepada 80% bersamaan dengan hanya diberikan terapi toilet telingan dan
kombinasi H2O2 3%. Antibiotik oral yaitu antiobiotik topikal
co-amoxiclav (amoksisilin-asam Terapi untuk OMSK tipe benigna
klavulanic) diberikan pada 28% pasien dapat dimulai dengan edukasi terlebih
diikuti pemberian levofloxacin 19% dan dahulu seperti hindari air masuk ke telinga,
antibiotik oral lainnya 32 selanjutnya dilakukan cuci telinga
menggunakan NaCl 0,9%, Asam Asetat
Tabel 8 Profil Pasien OMSK 2% dan peroksida 3%. Ditambahkan juga
Berdasarkan Jenis Antibiotik Sistemik dengan pemberian antibiotika topikal tetes
telinga ofloxacin. Oleh karena infeksi
Jenis Freku (%) Pseudomonas aureginosa paling banyak
Antibiotik ensi menyebabkan OMSK, maka dari itu
Levoflox 7 21, menurut panduan klinik dari Perhati pada
acin 875 tahun 2015 menyarankan pemberian
Ciproflo 15 46, antibiotik anti pseudomonas seperti
xacin 875 golongan kuinolon dan cephalosporin
Co- 1 3,1 generasi ke IV.10 Kuinolon efektif dalam
Amoxiclav 25 mengatasi otorrhea dan menghilangkan
Cefixim 1 3,1 mikroorganisme. Jika tidak ada
e 25 kolesteatoma, pengobatan anti mikroba
Cefadro 1 3,1 parenteral yang dikombinasikan dengan
xil 25 pembersihan telinga kemungkinan berhasil
Amoxicil 1 3,1 dalam menangani infeksi, tetapi dalam
lin 25 kasus yang berulang,
Tanpa 6 18, timpanomastoidektomi dapat diperlukan.
antibiotik 75 Ticarcillin-clavulanate adalah agen
sistemik alternatif yang efektif melawan
Total 32 100 Pseudomonas sp. Dan S. Aureus.33

KESIMPULAN sebanyak 32 orang (100%). Terapi toilet


Pasien OMSK terbanyak telinga dikombinasi dengan antibiotik
berdasarkan usia pada kelompok usia 41- topikal dan antibiotik sistemik merupakan
60 tahun sebanyak 17 orang (53%). yang terbanyak yaitu sebanyak 26 orang
Perempuan lebih sering menderita OMSK atau 81%. Berdasarkan telinga yang
sebanyak 19 orang (59,375%). Keluhan terdampak terbanyak pada telinga
telinga keluar cairan atau otorrhea unilateral sebanyak 28 orang atau 87,5%.
merupakan keluhan tersering yaitu Jenis antibiotik sistemik terbanyak
sebanyak 20 orang atau 62,5%. OMSK tipe menggunakan antibiotik jenis ciprofloxacin
tubotympani merupakan yang terbanyak dengan 15 orang (46,875%)

GMJ | 20
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

DAFTAR PUSTAKA DOI:dx.doi.org/10.21276/ajmr.201


Abraham ZS, Ntunaguzi D, Kahinga AA, 9.8.2.E1
Mapondella KB, Massawe ER, Emmett SD, Kokesh J, Kaylie D. Chronic
Nkuwi EJ, Nkya A. Prevalence and ear disease. Medical Clinics. 2018
etiological agents for chronic Nov 1;102(6):1063-79.
suppurative otitis media in a tertiary Gupta P, Varshney S, Kumar SK, Mohanty
hospital in Tanzania. BMC research A, Jha MK. Chronic suppurative
notes. 2019 Dec;12:1-6. otitis media: A microbiological
Adams G, Boeis L, & Higler P. BOIES review of 20 years. Indian Journal
BUKU AJAR PENYAKIT THT Buku of Otology. 2020 Apr 1;26(2):59.
asli berstiker hologram 3 dlmensi. Gustomo BS. Gambaran Otitis Media
2012 Supuratif Kronis tipe bahaya di
Ahadiah TH, Rahmawati R, Purnami N, Edi RSUD Dr. Moewardi Surakarta
H. Profile of chronic suppurative Tahun 2007-2009.2010
otitis media complication in Harris AS, Elhassan HA, Flook EP. Why
Indonesian Patients: Review of 25 are ototopical aminoglycosides still
cases. Systematic Reviews in first-line therapy for chronic
Pharmacy. 2020;11(11):1477-81. suppurative otitis media? A
Appiah-Korang L, Asare-Gyasi S, Yawson systematic review and discussion
AE, Searyoh K. Aetiological agents of aminoglycosides versus
of ear discharge: a two year review quinolones. The Journal of
in a teaching hospital in Ghana. Laryngology & Otology. 2016
Ghana medical journal. 2014 Aug Jan;130(1):2-7.
25;48(2):91-5. Khrisna EA, Sudipta IM. Karakteristik
Asroel HA, Siregar DR, Aboet A. Profil Pasien Otitis Media Supuratif
penderita otitis media supuratif Kronis Di Rsup Sanglah Denpasar
kronis. Kesmas: Jurnal Kesehatan Tahun 2015. E-Jurnal Medika
Masyarakat Nasional (National Udayana. 2019;8.
Public Health Journal). 2013 Jul Kishore HR, Reshma PR. Clinico-
1;7(12):567-71. epidemiological profile of chronic
Basumatari S, Rajbangshi B. otitis media at a tertiary care
Sociodemographic Profile of hospital. Int J Otorhinolaryngol
CSOM-A Hospital Based Head Neck Surg.2020;6:2222-8.
Prospective Study. Journal of Lin YS, Lin LC, Lee FP, Lee KJ. The
Evolution of Medical and Dental prevalence of chronic otitis media
Sciences. 2019 Sep 9;8(36):2778- and its complication rates in
83. teenagers and adult patients.
Bellad SA, Kavi A, Mudhol RS. Prevalence Otolaryngology—Head and Neck
of chronic suppurative otitis media Surgery. 2009 Feb;140(2):165-70.
among school children residing in Mittal R, Lisi CV, Gerring R, Mittal J,
Rural Area of Belagavi, South India. Mathee K, Narasimhan G, Azad
Indian Journal of Otolaryngology RK, Yao Q, Grati MH, Yan D,
and Head & Neck Surgery. 2019 Eshraghi AA. Current concepts in
Nov;71:1549-52. the pathogenesis and treatment of
Brennan‐Jones CG, Head K, Chong LY, chronic suppurative otitis media.
Burton MJ, Schilder AG, Bhutta MF. Journal of medical microbiology.
Topical antibiotics for chronic 2015 Oct;64(10):1103-16.
suppurative otitis media. Cochrane Mostafa BE, El Fiky LM, El Sharnouby MM.
database of systematic reviews. Complications of suppurative otitis
2020(1). media: still a problem in the 21st
Chattopadhyay PK. Evaluation of century. ORL. 2009;71(2):87-92.
Symptoms in Cases of Otitis Media Natarajan, A., Chand, P., V, V.K.
- A Clinical Study. Asian J. Med. Microbiological profile of Chronic
Res. 2019;8(2):EN01-EN03. Suppurative Otitis Media. Int. J.
2014

GMJ | 21
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023

Netter FH. Atlas of Human Anatomy: Latin Otitis Media Supuratif Kronik
Terminology E-Book: English and (OMSK). MAJORITY. 2020 Dec
Latin Edition. Elsevier Health 29;9(2):158-65.
Sciences; 2018 Aug 24. Serban R, Filip C, Radulescu LM, Badescu
Newton M, Tsirevelou P. Otorrhoea. MC, Badescu MM, Diaconescu BM,
InnovAiT. 2020 May;13(5):281-8. Cobzeanu MD, Cobzeanu BM.
Pasyah MF & Wijana. Otitis Media IL-1α, IL-6 and IL-8 serum values in
Supuratif Kronis Pada Anak.Global patients with chronic suppurative
Medical& Health otitis media. Experimental and
Communication.2016 therapeutic medicine. 2021 Nov
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter 1;22(5):1-7.
Spesialis Telinga Hidung Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J,
Tenggorok BEdah Kepala Leher Restuti RD.Buku Ajar Ilmu
Indonesia. Panduan Praktik Kesehatan Telinga Hidung
Klinis,Panduan Praktis Klinis Tenggorok Kepala & Leher Edisi
Tindakan, Clinical Pathway di Ketujuh. Universitas Indonesia
bidang Telinga Hidung Tenggorok Publishing. Jakarta.2012.
Kepala-Leher. 2015. Starr O. Chronic Supurative Otitis Media.
Poluan FH, Utomo BS, Dharmayanti J. Patient Access. 2018. On:
Profile benign type of chronic Patient.info/doctor/chronic-
suppurative otitis media in general supurative-otitis-media
hospital of the christian university of Suneha S, Kumar M, Bhavana K. Clinical
Indonesia. International Journal of and Sociodemographic Profiles of
Research-GRANTHAALAYAH. Patients with Chronic Otitis Media
2021;9(4):229-39. Seeking Health Care at a Tertiary
Rosario DC, Mendez MD. Chronic Care Center of Bihar: A
Suppurative Otitis. [Updated 2023 Prescription-based Analysis. An
Jan 31]. In: StatPearls [Internet]. International Journal of
Treasure Island (FL): StatPearls Otorhinolaryngology Clinics. 2022
Publishing; 2023 Jan-. Available Apr 22;14(1):7-11.
from: Tria A, Lasminingrum L, Dermawan A.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/book Karakteristik OMSK dengan
s/NBK554592/ Kolesteatoma pada Pasien Rawat
Rout MR, Mohanty D, Vijaylaxmi Y, Inap di RS Hasan Sadikin Periode
Kamalesh B, Chakradhar M. 2016-2017. Jurnal Sistem
Prevalence of cholesteatoma in Kesehatan. 2020. 23;5(3).
chronic suppurative otitis media Watkinson JC, Clarke RW, editors. Scott-
with central perforation. Indian Brown's Otorhinolaryngology and
Journal of Otology. 2012 Jan Head and Neck Surgery: 3 volume
1;18(1):7. set. CRC Press; 2018 Jul 17.
Sari MR, Imanto M. Hubungan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Terhadap

GMJ | 22

Anda mungkin juga menyukai