Anda di halaman 1dari 8

Tondi Rosalinda Mandalahi, Mukhlis Imanto, Tri Umiana Soleha, Reni Zuraida| Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian

Otitis Eksterna di
Poliklinik THT-KL RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019.

Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Otitis Eksterna di Poliklinik THT-KL


RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019
Tondi Rosalinda Mandalahi1, Mukhlis Imanto2, Tri Umiana Soleha3, Reni Zuraida4
1Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher, Fakultas Kedokteran,

Universitas Lampung
3Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
4Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Otitis eksterna adalah inflamasi telinga luar yang meliputi aurikulum, kanal audiotori eksternal, atau keduanya. Inflamasi bisa
bersifat akut dan kronis yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian otitis eksterna di Poliklinik THT-KL RSUD Abdul Moeloek Provinsi
Lampung tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain case control. Jumlah sampel
terbagi atas 56 responden yang mengalami otitis eksterna dan 56 responden yang tidak mengalami otitis eksterna. Sampel
diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square (α = 0,05). Responden
yang mengalami otitis eksterna paling banyak terjadi pada responden dengan riwayat membersihkan telinga (73,2%), tanpa
riwayat beraktivitas di air (62,5%), dan tanpa riwayat diabetes melitus (91,1%). Hasil analisis uji chi square menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara riwayat membersihkan telinga (p value = 0,001) dan beraktivitas di air (p value = 0,036)
dengan kejadian otitis eksterna. Sedangkan riwayat diabetes melitus (p value = 0,500) tidak terdapat hubungan dengan
kejadian otitis eksterna. Terdapat hubungan antara riwayat membersihkan telinga dan beraktivitas di air dengan kejadian
otitis eksterna. Sedangkan riwayat diabetes melitus tidak terdapat hubungan dengan kejadian otitis eksterna.

Kata kunci: faktor risiko, otitis eksterna, telinga luar

The Association Between Risk Factor with Otitis Externa Occurrence in


Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery Clinic of RSUD Abdul
Moeloek Provinsi Lampung in 2019
Abstract
Otitis externa is an inflammation of the outer part of the ear which includes auricle, external audiotory canal, or both. The
inflammation can be acute and chronic that ussually caused by bacteria, viral, and fungal infections. The objective of this
study was to determine the association between risk factor with otitis externa occurrence in otorhinolaryngology head and
neck surgery clinic of RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung in 2019. This study was an observational analytic study with a
case control design. The sample divided into 56 respondents who had otitis externa and 56 respondents who did not have
otitis extena. The sample taken using consecutive sampling technique. Data analysis using chi square test (α = 0,05).
Respondents who had otitis externa were highest among respondents with history of ear cleaning (62,5%), without history
of activity in water (62,5%), and without history of diabetes mellitus (91,1%). The results of chi square analysis indicate an
association between history of ear cleaning (p value = 0,001) and activity in water (p value = 0,036) with otitis externa
occurrence. While history of diabetes mellitus (p value = 0,500) did not affect otitis externa occurrence. There was an
association between history of ear cleaning and activity in water with otitis externa occurrence. While history diabetes
mellitus did not affect the otitis externa occurrence.

Keywords: external eye, otitis externa, risk factor

Korespondensi: Tondi Rosalinda Mandalahi, Alamat Jalan Selat Malaka I No.49 Panjang, Bandar Lampung, 35243,HP
085758161006, e-mail rosalindaasinaga@gmail.com

Pendahuluan Faktor risiko yang memicu terjadinya


Otitis eksterna merupakan sebuah inflamasi pada telinga luar ialah perubahan
inflamasi di telinga bagian luar yang meliputi derajat keasaman (pH) di liang telinga yang
aurikulum, meatus akustikus eskternus, atau biasanya normal atau asam. Bila pH tersebut
bisa keduanya1. Inflamasi yang terjadi pada menjadi basa, daya proteksi terhadap infeksi
otitis eksterna bisa bersifat akut maupun kronis menurun. Bakteri dan jamur juga lebih mudah
dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri tumbuh bila didukung oleh keadaan udara yang
dan jamur2. hangat dan lembab seperti di negara tropis.
Berenang atau paparan air yang lain, trauma

Majority | Volume 11 | Nomor 2 | Februari 2023 | 105


Tondi Rosalinda Mandalahi, Mukhlis Imanto, Tri Umiana Soleha, Reni Zuraida| Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Otitis Eksterna di
Poliklinik THT-KL RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019.

dari mengorek liang telinga, tidak adanya Kemudian berdasarkan penelitian di Poliklinik
serumen, objek seperti alat bantu dengar, THT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
earphones, serta kondisi dermatologi seperti menyatakan bahwa riwayat trauma karena
psoriasis dan eksim, dan radioterapi dapat penggunaan cotton swab memiliki nilai
menjadi faktor risiko lain yang bisa prevalensi sebesar 100% sebagai faktor risiko
menimbulkan otitis eksterna2. terbanyak terjadinya otitis eksterna9.
Tingkat kejadian otitis eksterna di Selain itu, faktor risiko lainnya
Netherlands per tahunnya diestimasikan sekitar berdasarkan penelitian yang dilakukan di
12-14 orang per 1000 populasi. Sedangkan di Poliklinik THT-KL Rumah Sakit Nasional
United Kingdom, data otitis eksterna dilaporkan Muhimbili Tanzania kondisi telinga yang basah
bahwa lebih dari 1% selama periode lebih dari dikarenakan adanya aktivitas dengan air
12 bulan3. Data dari CDC (Center for Disease memiliki prevalensi sebesar 13,1%1. Sama
Control and Prevention) menyatakan juga seperti penelitian yang dilakukan di RSUP H.
bahwa kasus otitis eksterna yang bersifat akut Adam Malik Medan menyatakan bahwa
di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 2,4 juta beraktivitas di air seperti berenang memiliki
kunjungan per tahun (8,1 kunjungan per 1000 prevalensi sebesar 19,1% yaitu faktor risiko
populasi)4. Sedangkan penelitian di Rumah Sakit kedua setelah kebiaasaan membersihkan
Sao Paolo Brazil pada periode 1 Februari 2010 telinga10. Kemudian penelitian yang dilakukan di
sampai 31 Januari 2011 menyatakan bahwa Antsiranana, Madagaskar menyatakan bahwa
otitis eksterna sebagai salah satu penyakit beraktivitas di air seperti berenang dengan
terbanyak dengan angka kejadian mencapai frekuensi satu sampai empat kali dalam sebulan
1.558 dari 8.541 kasus per bulan dan di kolam renang merupakan faktor risiko yang
merupakan urutan kedua dari sepuluh diagnosis sangat signifikan menimbulkan terjadinya otitis
terbanyak kasus telinga hidung tenggorokan eksterna11.
yang datang berobat ke unit gawat darurat5. Prevalensi berdasarkan faktor risiko lain
Di Indonesia yang merupakan negara ditimbulkan oleh riwayat penyakit sistemis yaitu
iklim tropis memiliki tingkat kejadian otitis diabetes melitus yang merupakan faktor risiko
eksterna yang bervariasi di masing-masing yang sangat signifikan yaitu 18,7 kali lebih
daerahnya. Adapun penelitian di poliklinik THT- berisiko terhadap kejadian otitis eksterna
KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dikarenakan kondisi sistem imun pasien yang
pada periode Januari sampai Desember 2011 melemah sehingga pasien rentan untuk terkena
memperlihatkan bahwa dari 5.297 pasien yang infeksi11. Sama halnya pada penelitian yang
datang terdapat 440 (8,33%) kasus otitis dilakukan oleh Yang di Taiwan bahwa terdapat
eksterna6. Sedangkan berdasarkan penelitian di sekitar 24,2% pasien dengan riwayat diabetes
Poliklinik THT RS. H. Adam Malik Medan dari melitus mengeluh otalgia atau ottorhea dan
bulan Januari sampai Desember 2000 pemeriksaan fisik menunjukkan adanya
melaporkan bahwa pasien otitis eksterna pembengkakan pada liang telinga atau granulasi
sebanyak 867 (8,07%) kasus otitis eksterna dari yang patut dicurigai mengarah kepada otitis
10.746 kunjungan baru7. eksterna maligna12.
Prevalensi pasien otitis eksterna
berdasarkan faktor risiko menurut penelitian Metode
Abraham dan kawan-kawan pada tahun 2019 di Penelitian ini termasuk penelitian analitik
Poliklinik THT-KL Rumah Sakit Nasional observasional dengan metode case control.
Muhimbili Tanzania menyatakan bahwa Penelitian ini dilakukan Instalansi Rekam Medik
kebiasaan membersihkan telinga sendiri RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
memiliki risiko tinggi terjadinya otitis eksterna pada bulan November – Desember 2020.
yaitu sebesar 53,7 % khususnya kebiasaan Populasi pada penelitian ini dibedakan menjadi
membersihkan telinga menggunakan cotton dua kelompok yaitu kelompok kasus dan
bud1. Sama halnya juga dengan penelitian kelompok kontrol. Kelompok kasus adalah
Abdullahi dan Aliyu di Poliklinik THT-KL Rumah kelompok yang terdiri dari pasien Otitis
Sakit Pendidikan Usmanu Danfondiyo Sokoto, Eksterna tahun 2019 dan sebagai kontrol adalah
Nigeria bahwa pembersihan telinga sendiri pasien yang tidak menderita Otitis Eksterna dan
menggunakan cotton bud memiliki risiko yang terdata di RSUD Abdul Moeloek Provinsi
lebih tinggi dengan prevalensi sebesar 73,9%8. Lampung. Sampel yang digunakan pada masing-

Majority | Volume 11 | Nomor 2 | Februari 2023 | 106


Tondi Rosalinda Mandalahi, Mukhlis Imanto, Tri Umiana Soleha, Reni Zuraida| Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Otitis Eksterna di
Poliklinik THT-KL RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019.

masing kelompok kasus dan kontrol sebanyak Tabel 2. Karakteristik Jumlah Responden Otitis
56 responden dengan menggunakan teknik Eksterna Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
consecutive sampling. Karakteristik Frekuensi Presentase
Penelitian ini telah mendapatkan (n) (%)
persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Usia (tahun)
0-10 12 21,4
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
11-20 6 10,7
Lampung dengan nomor persetujuan etik yaitu 21-30 12 21,4
No. 3060/UN26.18/PP.05.02.00/2020. 31-40 7 12,5
41-50 8 14,3
Hasil 51-60 4 7,1
Berdasarkan hasil penelitian yang telah >60 7 12,5
dilakukan, didapatkan data karakteristik Jenis Kelamin
responden berdasarkan usia dan jenis kelamin. Laki-laki 25 44,6
Adapun data karakteristik responden tersebut Perempuan 31 55,4
dapat dilihat pada tabel 1. Total 56 100

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Hasil distribusi frekuensi responden pada
dan Jenis Kelamin tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah masing-
masing kejadian otitis eksterna dan tidak otitis
Karakteristik Frekuensi Presentase (%) eksterna yaitu sebanyak 56 orang (50,0%). Pada
(n) variabel riwayat membersihkan telinga, jumlah
Usia (tahun)
responden terbanyak adalah responden dengan
0-10 18 16,1
11-20 15 13,4
riwayat membersihkan telinga sebanyak 64
21-30 30 26,8 orang (57,1%), sedangkan responden tanpa
31-40 13 11,6 riwayat membersihkan telinga berjumlah 48
41-50 17 15,2 orang (42,9%). Pada variabel riwayat
51-60 9 8 beraktivitas di air, jumlah responden terbanyak
>60 10 8,9 adalah responden tanpa riwayat beraktivitas di
Jenis Kelamin air sebanyak 80 orang (71,4%), sedangkan
Laki-laki 60 53,6 responden dengan riwayat beraktivitas di air
Perempuan 52 46,4 sebanyak 32 orang (28,6%). Pada variabel
Total 112 100
riwayat diabetes melitus, jumlah responden
terbanyak adalah responden tanpa riwayat
Hasil data karakteristik responden diabetes melitus sebanyak 104 orang (92,9%),
berdasarkan usia menunjukkan bahwa sedangkan responden dengan riwayat diabetes
responden terbanyak adalah usia 21 – 30 tahun melitus sebanyak 8 orang (7,1%).
dengan jumlah responden 30 orang (26,8%) dan
paling sedikit ada pada usia 51 – 60 tahun yaitu Hubungan Riwayat Membersihkan Telinga
berjumlah 9 orang (8%). Kemudian berdasarkan dengan Kejadian Otitis Eksterna
jenis kelamin, jumlah responden terbanyak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adalah laki-laki sebanyak 60 orang (53,6%), responden yang mengalami otitis eksterna
sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah dengan riwayat membersihkan telinga
52 orang (46,4%). Kemudian hasil data sebanyak 41 responden (73,2%) dan yang tidak
karakteristik responden berdasarkan usia memiliki riwayat membersihkan telinga
menunjukkan bahwa responden otitis eksterna sebanyak 15 responden (26,8%). Responden
terbanyak adalah usia 0 - 10 tahun dan 21 - 30 yang tidak mengalami otitis eksterna dengan
tahun dengan masing- masing jumlah riwayat membersihkan telinga sebanyak 23
responden sebanyak 12 orang (21,4%). responden (41,1%) dan yang tidak memiliki
Sedangkan pada tabel 2 karaktersitik riwayat membersihkan telinga sebanyak 33
berdasarkan jenis kelamin, responden otitis responden (58,9%). (Tabel 4).
eksterna terbanyak adalah perempuan Hasil uji statistik diperoleh p-value
sebanyak 31 orang (55,4%) sedangkan jenis sebesar 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa
kelamin laki-laki berjumlah 25 orang (44,6%). terdapat hubungan bermakna antara riwayat
membersihkan telinga dengan kejadian otitis

Majority | Volume 11 | Nomor 2 | Februari 2023 | 107


Tondi Rosalinda Mandalahi, Mukhlis Imanto, Tri Umiana Soleha, Reni Zuraida| Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Otitis Eksterna di
Poliklinik THT-KL RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019.

eksterna. Hasil analisis statistik menunjukkan Hubungan Riwayat Diabetes Melitus


nilai OR= 3,92 artinya responden dengan dengan Kejadian Otitis Eksterna (Responden
riwayat membersihkan telinga memiliki risiko >60 tahun)
3,92 kali lebih besar untuk terjadi otitis eksterna Prevalensi DM pada kelompok usia
dibandingkan responden tanpa riwayat menurut data Riskesdas tahun 2007 sudah
membersihkan telinga. berada di atas prevalensi nasional 1,1%, yaitu
sebesar 3,7% pada kelompok usia 55 – 64 tahun,
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden 3,4% pada kelompok usia 65–74 tahun, dan
Berdasarkan Faktor Risiko 3,2% pada kelompok usia 75 tahun ke atas.
Variabel Frekuensi (n) Presentase (%) Sehingga dapat disimpulkan bahwa DM menjadi
Kejadian Otitis salah satu sumber masalah kesehatan bagi
Eksterna lansia (Riskesdas, 2007). Hal ini juga didukung
Ya 56 50,0 oleh Khairani tahun 2007 yang menyatakan
Tidak 56 50,0 bahwa prevalensi DM tertinggi didapatkan pada
Riwayat usia ≥60 tahun dengan insidens tertinggi juga
membersihkan
didapatkan pada kelompok usia tersebut
telinga
(Khairani, 2007). Berdasarkan hal tersebut,
Ya 64 57,1
Tidak 48 42,9 dalam penelitian ini dilakukan analisis bivariat
Riwayat riwayat diabetes melitus dengan kejadian otitis
beraktivitas di eksterna khususnya untuk usia diatas 60 tahun.
air Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ya 32 28,6 responden yang mengalami otitis eksterna
Tidak 80 71,4 dengan riwayat diabetes melitus sebanyak 3
Riwayat responden (100%) dan yang tidak memiliki
Diabetes 8 7,1 riwayat diabetes melitus sebanyak 0 responden
Melitus 104 92,9
(0%). Responden yang tidak mengalami otitis
Ya
Tidak 112 100
eksterna dengan riwayat diabetes melitus
Total sebanyak 2 responden (66,67%) dan yang tidak
memiliki riwayat diabetes melitus sebanyak 1
Hubungan Riwayat Beraktivitas di Air dengan responden (33,33%)(Tabel 6).
Kejadian Otitis Eksterna Hasil uji statistik diperoleh p-value
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 0,500 maka dapat disimpulkan bahwa
responden yang mengalami otitis eksterna tidak terdapat hubungan antara riwayat
dengan riwayat beraktivitas di air sebanyak 21 diabetes melitus dengan kejadian otitis
responden (37,5%) dan yang tidak memiliki eksterna.
riwayat beraktivitas di air sebanyak 35
responden (62,5%). Responden yang tidak Pembahasan
mengalami otitis eksterna dengan riwayat Hubungan Riwayat Membersihkan Telinga
beraktivitas di air sebanyak 11 responden dengan Kejadian Otitis Eksterna
(19,6%) dan yang tidak memiliki riwayat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
beraktivitas di air sebanyak 45 responden sebagian besar responden yang mengalami
(80,4%) (Tabel 5). otitis eksterna memiliki riwayat membersihkan
Hasil uji statistik diperoleh p-value telinga, khususnya membersihkan telinga
sebesar 0,036 maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan cotton bud yaitu sebanyak 41
terdapat hubungan bermakna antara riwayat responden (73,2%), sedangkan responden yang
beraktivitas di air dengan kejadian otitis tidak memiliki riwayat membersihkan telinga
eksterna. Hasil analisis statistik menunjukkan berjumlah 15 responden (26,8%). Hasil uji
nilai OR= 2,45 artinya responden dengan statistik chi square diperoleh p value sebesar
riwayat beraktivitas di air memiliki risiko 2,45 0,001 dimana p < 0,05 artinya terdapat
kali lebih besar untuk terjadi otitis eksterna hubungan antara riwayat membersihkan telinga
dibandingkan responden tanpa riwayat dengan kejadian otitis eksterna.
beraktivitas di air.

Majority | Volume 11 | Nomor 2 | Februari 2023 | 108


Tondi Rosalinda Mandalahi, Mukhlis Imanto, Tri Umiana Soleha, Reni Zuraida| Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Otitis Eksterna di
Poliklinik THT-KL RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019.

Tabel 4. Hubungan Riwayat Membersihkan Telinga dengan Kejadian Otitis Eksterna

Variabel Riwayat Otitis Eksterna


Membersihkan Total P value OR CI 95%
Telinga Ya Tidak
n % n % n %
Ya 41 73,2 23 41,1 64 57,1
Tidak 15 26,8 33 58,9 48 42,9 0,001 3,922 1,8 – 8,7
Total 56 100 56 100 112 100

Tabel 5. Hubungan Riwayat Beraktivitas di Air dengan Kejadian Otitis Eksterna

Variabel Riwayat Otitis Eksterna


Beraktivitas di Air Total P value OR CI 95%
Ya Tidak
n % n % n %
Ya 21 37,5 11 19,6 32 7,1
Tidak 35 62,5 45 80,4 80 92,9 0,036 2,455 1,1-5,8
Total 56 100 56 100 112 100

Tabel 6. Hubungan Riwayat Diabetes Melitus dengan Kejadian Otitis Eksterna (Responden >60
tahun)
Otitis Eksterna
Variabel Riwayat Total P value
Diabetes Melitus Ya Tidak OR
n % n % n %
Ya 3 100 2 66,67 5 83,33
Tidak 0 0 1 33,33 1 16,67 0,500 0,400
Total 3 100 3 100 6 100

Hasil pada penelitian ini sesuai dengan eksterna diffusa dengan nilai OR sebesar 3 yang
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh artinya lidi kapas/cotton bud merupakan faktor
Randrianandraina et al tahun 2020 di kota terjadinya otitis eksterna difusa14. Aktivitas
Antsiranana, Madagaskar tentang faktor risiko membersihkan telinga khususnya dengan
yang berhubungan dengan otitis eksterna. Uji cotton bud mengakibatkan serumen yang
statistik pada penelitian tersebut menunjukkan berfungsi sebagai pertahanan kulit meatus
bahwa terdapat hubungan yang bermakna akustikus eksternus hilang, protective lipid
antara membersihkan telinga dengan layer, dan acid mantle juga hilang. Hal ini
menggunakan cotton-swab atau cotton bud menyebabkan kelembaban dan suhu di meatus
dengan kejadian otitis eksterna, dengan hasil akustikus eksterna meningkat. Meatus
analisis didapatkan p value sebesar 0,006711. akustikus ekterna yang lembab, hangat, dan
Hasil ini didukung juga oleh penelitian kotor merupakan media pertumbuhan bakteri
sebelumnya yang dilakukan oleh Nussinovitch yang baik15. Kemudian tekanan yang berasal
et al tahun 2004, hasil penelitian tersebut dari ujung cotton-bud dapat menyebabkan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan impaksi serumen dan mencegah terjadinya
membersihkan telinga dengan cotton-tip pengeringan dari kelembaban liang telinga
applicator terhadap kejadian otitis eksterna setelah mandi atau berenang13.
dengan p value <0,00113. Hasil penelitian ini juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hubungan Riwayat Beraktivitas di Air dengan
Hariningsih tahun 2007 di Poliklinik THT RSUD Kejadian Otitis Eksterna
Wonogiri Jawa Tengah, hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa terdapat hubungan sebagian besar responden yang mengalami
membersihkan telinga dengan menggunakan otitis eksterna tidak memiliki riwayat
lidi kapas / cotton-bud terhadap kasus otitis beraktivitas di air berjumlah 35 responden

Majority | Volume 11 | Nomor 2 | Februari 2023 | 109


Tondi Rosalinda Mandalahi, Mukhlis Imanto, Tri Umiana Soleha, Reni Zuraida| Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Otitis Eksterna di
Poliklinik THT-KL RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019.

(62,5%). Sedangkan responden yang memiliki kemungkinan akan mengubah kelembaban


riwayat beraktivitas di air sebanyak 21 meatus akustikus eksternus dan mengakibatkan
responden (37,5%). Hasil uji statistik chi square terjadinya otitis eksterna21.
diperoleh p value sebesar 0,036 dimana p < 0,05
artinya terdapat hubungan antara riwayat Hubungan Riwayat Diabetes Melitus dengan
beraktivtas di air dengan kejadian otitis Kejadian Otitis Eksterna
eksterna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil pada penelitian ini sejalan dengan responden yang mengalami otitis eksterna
penelitian yang dilakukan oleh dengan usia diatas 60 tahun memiliki riwayat
Randrianandraina et al tahun 2020 di kota diabetes melitus yaitu sebanyak 3 responden
Antsiranana, Madagaskar tentang faktor risiko (100%), sedangkan responden yang memiliki
yang berhubungan dengan otitis eksterna. Uji riwayat diabetes melitus berjumlah 0
statistik pada penelitian tersebut menunjukkan responden (0%). Hasil uji statistik diperoleh p
bahwa terdapat hubungan yang bermakna value sebesar 0,500 dimana p > 0,05 artinya
antara kebiasaan beraktivitas di air seperti tidak terdapat hubungan antara riwayat
berenang di kolam renang dengan kejadian diabetes melitus dengan kejadian otitis
otitis eksterna, dengan hasil analisis didapatkan eksterna.
p value sebesar 0,000411. Hasil ini didukung juga Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Kujundzic et al pada tahun 2011 di Croatia Randrianandraina et al tahun 2020 di kota
menunjukkan bahwa atlit renang mempunyai Antsiranana, Madagaskar tentang faktor risiko
faktor risiko yang lebih tinggi untuk mengalami yang berhubungan dengan otitis eksterna. Uji
otitis eksterna dibandingkan atlit sepakbola, statistik pada penelitian tersebut menunjukkan
dengan hasil analisis didapatkan OR sebesar bahwa terdapat hubungan yang bermakna
2,74 artinya atlit renang memiliki risiko 2,74 kali antara riwayat diabetes dengan kejadian otitis
lebih besar mengalami otitis eksterna eksterna, dengan hasil analisis didapatkan p
dibandingkan atlit sepakbola16. Kemudian hasil value sebesar 0,000311. Hasil penelitian ini juga
ini didukung juga dengan penelitian yang tidak didukung oleh penelitian Yang et al tahun
dilakukan oleh Yavo et al tahun 2004, 2020, dengan hasil penelitian menunjukkan
menunjukkan bahwa berenang di kolam renang bahwa terdapat hubungan antara otitis
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya eksterna maligna dengan diabetes dengan p
otitis eksterna dengan nilai RR sebesar 3,7 yang value <0,00112.
artinya berenang di kolam renang memiliki Berdasarkan teori, individu dengan
risiko 3,7 kali lebih besar untuk terjadinya otitis diabetes memiliki risiko terkena infeksi nekrosis
eksterna17. di liang telinga dan struktur sekitarnya serta
Berenang terutama pada cuaca yang dapat menimbulkan otitis eksterna maligna.
panas dapat menyebabkan mekanisme Teori yang mungkin berkaitan dengan penyebab
pertahanan kulit liang telinga terganggu, telinga kondisi ini adalah perubahan imunitas host,
menjadi basah yang dapat menimbulkan iritasi mikroangiopati jaringan lokal, dan bahkan
dan erupsi akibat paparan oleh adanya zat kimia perubahan biokimia serumen22. Perubahan
di dalam kolam renang10. Air yang tertahan di biokimia serumen pada pasien diabetes
meatus akustikus eksternus dan keringat yang menyebabkan pH serumen menjadi lebih tinggi
ada di liang telinga memicu terjadinya maserasi dan didukung juga dengan aktivitas enzim
kulit dan meningkatkan pH. Sehingga hal-hal lisozim yang sedikit sehingga dapat memicu
tersebut yang dapat mengubah keseimbangan ketidakseimbangan imunitas lokal dan
flora normal dan mempromosikan proliferasi mengakibatkan infeksi pada telinga luar pasien
bakteri patogen18,19. Kontaminasi bakteri tersebut23. Perbedaan hasil penelitian ini
patogen yang bisa terjadi di kolam renang dengan teori dan penelitian sebelumnya
berdasarkan hasil penelitian yang pernah dikarenakan adanya perbedaan lokasi dan
dilakukan adalah otitis eksterna berkaitan erat metode penelitian yang digunakan sehingga
dengan kolam renang yang ditemukan adanya akan berpengaruh terhadap faktor risiko
mikroorganisme Pseudomonas aeruginosa20. khususnya diabetes melitus, serta
Ditambah lagi bila setelah berenang tidak dimungkinkan karena adanya faktor risiko lain
dilakukannya pengeringan telinga yang tepat

Majority | Volume 11 | Nomor 2 | Februari 2023 | 110


Tondi Rosalinda Mandalahi, Mukhlis Imanto, Tri Umiana Soleha, Reni Zuraida| Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Otitis Eksterna di
Poliklinik THT-KL RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019.

yang lebih kuat seperti riwayat membersihkan Morbidity and Mortality Weekly Report. 60
telinga dan beraktivitas di air, mengingat (19): 605-9
variabel yang berhubungan dianalisis sekaligus 5. Werner A, Laccourreye O. 2011. Honey in
secara bersamaan sehingga kemungkinan juga otorhinolaryngology: when, why and
bisa dipengaruhi oleh varibel lain yang lebih how?. European Annals of
besar atau kuat hubungannya dengan otitis Otorhinolayngology, Head and Neck
eksterna. Selain itu kemungkinan juga bisa disease.128:133–7.
dipengaruhi oleh kejadian otitis eksterna di 6. Palandeng R. 2012. Otitis eksterna di
RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R. D. Kandou
masih bersifat akut dan belum ada yang bersifat Manado periode Januari - Desember 2011
kronis atau bahkan mengarah ke tingkat [skripsi] . Manado : Universitas Sam
keganasan atau otitis eksterna maligna Ratulangi.
sehingga masih jarang ditemukan pasien otitis 7. Abdullah F. 2003. Uji banding klinis
eksterna. pemakaian larutan burruwi saring dengan
salep Ichthyol (Ichthammol) pada otitis
Simpulan eksterna akut. Karya Akhir Bidang Ilmu
Berdasarkan hasil dan pembahasan Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
dalam penelitian ini maka simpulan yang Bedah Kepala Leher. Medan: FK USU.
didapatkan adalah:Terdapat hubungan antara 8. Abdullahi M, Aliyu D. 2016. Risk factors of
riwayat membersihkan telinga dengan kejadian acute otitis externa seen in patients in a
Otitis Eksterna di Poliklinik THT-KL RSUD Abdul nigerian tertiary institution. Sahel Medical
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019 (p = Journal.19(3):146-9.
0,001). Terdapat hubungan antara riwayat 9. Sedjati ML, Palandeng OI, Pelealu OCP.
beraktivitas di air dengan kejadian Otitis 2014. Pola kuman penyebab otitis eksterna
Eksterna di Poliklinik THT-KL RSUD Abdul dan uji kepekaan antibiotik di poliklinik
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019 dengan THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
(p = 0,036). Tidak terdapat hubungan antara Manado periode November – Desember
riwayat diabetes melitus dengan kejadian Otitis 2013 [skripsi]. Manado:Universitas Sam
Eksterna di Poliklinik THT-KL RSUD Abdul Ratulangi.
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019 (p = 10. Damayanti R. 2017. Pola kuman , uji
0,500). sensitifitas dan karakteristik pasien pada
penyakit otitis eksterna difusa di RSUP . H .
Daftar Pustaka Adam Malik Medan [Tesis]. Medan:
1. Abraham ZS, Tarimo O, Kahinga AA, Universitas Sumatera Utara
Ntunaguzi D, Mapondella KB, Massawe ER. 11. Randrianandraina PM et al. 2020.
2019. Prevalence and clinical Associated factors with otitis externa in the
characteristics of otitis externa among city of andsiranana, madagascar.
patients attending otorhinolaryngology International Journal of
department at Muhimbili National Otorhinolaryngology and Head and Neck
Hospital, Tanzania. International Journal of Surgery. 8 (5): 810-4.
Otorhinolaryngology and Head and Neck 12. Yang et al. Malignant otitis externa is
Surgery.5(4). 826-9. associated with diabetes: a population
2. Gore J. 2018. Otitis externa. Journal of the based case control- study. Annals of
American Academy of Physician Assistants, Otology, Rhinology & Laryngology. 00 (0):
31(2).47–8 1-6.
3. Balen VFAM, Smit WM, Zuithoff NPA, 13. Nussinovitch M, Rimon A, Volovitz B, Raveh
Verheij TJM. 2003. Clinical efficacy of three E, Prais D, Amir J. 2003. Cotton
common treatments in acute otitis externa tip applicators as a leading cause of otitis
in primary care: Randomised controlled externa. International Journal of
trial. British Medical Journal. 327(7425): Pediatric Otorhinolaryngology.Vol 68:433-
1201–3. 5.
4. Centers for Disease Control and Prevention 14. Hariningsih D. 2007. Hubungan kebiasaan
(CDC) .2011. Estimated burden of acute memberishkan telunga dengan lidi kapas/
otitis externa – united states, 2003-2007. cotton bud terhadap kasus otitis eksterna

Majority | Volume 11 | Nomor 2 | Februari 2023 | 111


Tondi Rosalinda Mandalahi, Mukhlis Imanto, Tri Umiana Soleha, Reni Zuraida| Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Otitis Eksterna di
Poliklinik THT-KL RSUD Provinsi Lampung Tahun 2019.

di Poliklinik THT RSUD Wonogiri [skripsi]. externa: review and clinical update. south
Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah african family practice.53(3): 1510–6.
Yogyakarta. 20. Hajjartabar M. 2004. Poor-quality water in
15. Kennedy FPC.2015. Otitis externa in 23 swimming ppools associated with a
years old women. Jurnal Agromed Unila. substansial risk of otitis externa due to
Vol 2 (1): 43-6. Pseudomonas aeruginosa . Water Sci
16. Kujundzic at al. 2012. Water related otitis Technol. 50 (1): 63-7.
externa.Coll. Antropol. Vol 36 (3): 893-7. 21. Ouedraogo RL. 2015. Otomycoses dans le
17. Yavo W et al. 2004. Prevalence and risk service d’ ORL du chu yalgado Ouedraogo
factors for otomycosis treated in the deOuagadougou: aspects
hospital setting in Abidjan (Ivory Coast) [in epidemiologiques, diagnostiques et
French]. Med Trop (Mars). 64(1):39–42. theapeutiques. Rev CAMES Sante. 55: 13-6.
18. Vincent VN, Mahdyoun P, Pulcini C, 22. Karaman E, Yilmaz M, Ibrahimov M,
Raffaelli C, Castillo L, Guevara N. 2015. Haciyev Y, Enver O. 2012. Malignant otitis
Pathologies acquises de l'oreille externe. externa. J Craniofac Surg. 23(6):1748-51.
EMC- Oto-rhino-laryngologie. 10: 20-050- 23. Bhat VS, Bhat SP, Rao H, Bhandary SK.
A-10. 2015. External ear infections in diabetics-
19. Osguthorpe JD, Nielsen DR. 2011. Otitis challenges in management. Vol 5 (4).

Majority | Volume 11 | Nomor 2 | Februari 2023 | 112

Anda mungkin juga menyukai