PENDAHULUAN
diartikan sebagai suatu daerah yang terletak diantara garis isotherm di bumi
bagian utara dan selatan, atau daerah yang terdapat di 23,50 lintang utara dan 23.50
lintang selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dibedakan
menjadi tropis kering dan tropis basah. Indonesia sendiri termasuk dalam iklim
tropis basah atau daerah hangat dan lembab yang memiliki kriteria faktor
tympani. Penyebabnya dapat berupa infeksi oleh bakteri, jamur maupun virus.
Lingkungan yang hangat dan lembab adalah media pertumbuhan kuman dan
jamur, ini merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna.3
Selain itu, trauma ringan pada liang telinga ketika membersihkan telinga secara
berlebihan menggunakan cotton bud juga dapat menjadi salah satu faktor
diabetes mellitus yang biasanya asam menjadi basa juga dapat menjadi salah satu
faktor predisposisi terjadinya penyakit ini. Hal lain pada kondisi yang dapat
1
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, yaitu Human Immunodeficiency
dan transplantasi ginjal bisa menjadi faktor predisposisi penderita otitis eksterna
akut yang dapat berlanjut menjadi otitis eksterna maligna.5 Kondisi lain seperti
alergi, penumpukan serumen di telinga tengah, berenang dan keadaan terpapar air
Otitis eksterna akut dibagi menjadi dua jenis, yaitu otitis eksterna difusa
dan otitis eksterna sirumskripta. Otitis eksterna difusa, yang sering disebut
“swimmer’s ear” atau “tropical ear” sering ditemukan pada perenang dan daerah
beriklim tropis. Kedua, dalam bentuk furunkel yang disebut otitis eksterna
albus.3
Studi di negara Nigeria, tercatat 133 kasus dari Januari 2009 sampai Maret
2006 angka kejadian infeksi yang paling umum dihadapi oleh para dokter adalah
otitis eksterna akut sekitar 1:250 dari populasi umum di Amerika Serikat.
2
Department (ED) pada tahun 2007 diperkirakan 2,4 juta kunjungan kesehatan atau
R.D. Kandou Manado, ditemukan dari 5.297 pengunjung didapati 440 merupakan
Republik Indonesia tahun 2012 tentang “10 Besar Penyakit Rawat Jalan Di
Rumah Sakit Tahun 2010”, penyakit telinga dan prosesus mastoid menempati
urutan ke-10.9
R.D. Kandou Manado yang paling sering adalah pada rentang umur 18-59 tahun
(50%) dengan prevalensi pada laki-laki sebesar (55%) dan pada perempuan
(45%).8 Hal yang sama ditemukan pada tahun 2013 di University of Nigeria
laki – laki yaitu 66 orang dan perempuan 61 orang dari 127 pasien.10 Pada
otitis eksterna di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
berdasarkan jenis otitis eksterna yang diderita lebih sering ditemukan otitis
eksterna difusa yaitu 374 pasien (84%).8 Hasil yang berbeda di University of
3
Jika otitis eksterna tidak diobati, infeksi akan menyebar ke struktur organ
disekitarnya yang lebih dalam dan dapat berkembang menjadi otitis eksterna
komplikasi tersebut.12
sebagai berikut : Bagaimana karakteristik pasien otitis eksterna usia 15-60 tahun
di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia periode Januari 2017 - Juni
2018.
4
1.3.2 Tujuan Khusus
Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.
Kristen Indonesia.
5
i. Mengetahui distribusi lokasi telinga yang dikeluhkan oleh
eksterna.
6
c. Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan manajemen
Indonesia.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam atau
labyrinthus. Telinga luar terdiri dari daun telinga (auricula) dan liang telinga
(meatus acusticus externus) dan mempunyai batas dengan telinga tengah yaitu,
membrane tympani.13 Auricula tersusun dari tulang rawan kecuali pada bagian
lobulus. Meatus acusticus externus atau liang telinga berbentuk huruf S, pada
sepertiga bagian luar tersusun oleh tulang rawan, sedangkan dua pertiga bagian
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat kelenjar serumen (kelenjar
keringat) dan rambut. Telinga tengah berbentuk rongga seperti kubus berisi udara
dengan batas luarnya yaitu membrane tympani, batas depan yaitu tuba auditiva
atas ke bawah yaitu canalis semi circularis horizontal, canalis facialis, oval
window, round window, dan promontorium. Dan untuk Telinga dalam terdiri dari
cochlea yang sering disebut dengan rumah siput. Cochlea berupa dua setengah
lingkaran dan vestibulum, yang terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis.
8
Ujung atau puncak cochlea disebut helicotrema, menghubungkan perilimfe skala
tympani dan skala vestibuli. Pada irisan melintang cochlea, tampak skala
vestibuli dibagian atasnya, skala tympani di bagian bawahnya dan skala media
diantaranya. Skala vestibuli dan skala tympani berisi perilimfa, sedangkan skala
elastis tipis yang ditutupi oleh lapisan kulit, terdapat sedikit jaringan
subkutan antara kulit dan perichondrium. Bentuk anatomi dari daun telinga
ini sangat kompleks, tapi mudah terlihat jika cacat kongenital.16 Dalam
9
merawat trauma telinga luar, harus diusahakan untuk mempertahankan
dalam liang telinga. Daun telinga juga mempunyai otot instrinsik dan
timpani. Pada satu pertiga rangka bagian luar liang telinga disusun oleh
cartilago elastis, dan dua pertiga bagian dalam adalah tulang, yang
dibentuk oleh membran timpani. Liang telinga dilapisi oleh kulit, dan
10
sepertiga bagian luarnya mempunyai rambut, glandula sebacea, dan
Rambut dan lilin ini merupakan barier yang lengket, untuk mencegah
Saraf sensorik yang mempersarafi kulit dari liang telinga berasal dari
cervicales superficiales.14 16
saluran pendengaran bagian luar (CAE), daun telinga, atau keduanya. Penyakit ini
merupakan penyakit umum yang dapat ditemukan pada semua kelompok umur.
Otitis eksterna (OE) biasanya merupakan infeksi bakteri akut kulit saluran telinga
11
(paling sering disebabkan Pseudomonas aeruginosa atau Staphylococcus aureus),
tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri lain, virus, maupun infeksi jamur.18
2.3 Epidemiologi
ada 133 kasus di diagnosis dengan otitis eksterna yang terjadi pada semua
kelompok umur. Usia minimun adalah satu tahun, sementara usia maksimal
otitis eksterna akut di Amerika Serikat diperkirakan 2,4 juta kunjungan kesehatan
RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado pada periode Januari – Desember 2011
memperlihatkan bahwa dari 5.297 pengunjung terdapat 440 kasus otitis eksterna.7
minggu.
12
sepertiga luar dari liang telinga luar (meatus acusticus externus).
rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini
jamur pada dua pertiga dalam dari kulit liang telinga luar (meatus
edema yang tidak jelas batasnya. Infeksi ini juga dikenal juga
dengan nama swimmer’s ear dan tropical’s ears. Infeksi ini sering
terjadi pada perenang dan cuaca yang panas serta lembab. Bakteri
13
lain yang dapat menjadi penyebab otitis eksterna difusa ini adalah
dan sebagainya. Penyakit ini juga bisa terjadi sekunder pada otitis
c. Otomikosis
telinga tidak nyaman dan rasa sakit di telinga, rasa penuh di liang
dan Aspergilus.19
Ramsay Hunt.1
14
2.4.2. Otitis Eksterna Kronis
tengkorak. Suatu tipe khusus dari infeksi akut yang difus di liang
telinga luar. Infeksi telinga ini di mulai dari liang telinga luar dan
Keadaan ini sering didapati pada pasien usia lanjut dan menderita
15
liang telinga luar. Pemeriksaan scan tulang dengan technetium Tc
c. Keratosis obsturan
yang lebar, membran timpani lebih tebal dan jarang, serta sering
ditemukan sekresi telinga pada satu sisi telinga atau unilateral dan
penyebab yang paling umum adalah Pseudomonas sp. dan Staphylococcus sp.
Tidak hanya bakteri, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh jamur dan virus.
Jamur penyebab tersering adalah Aspergillus niger dan Candida albicans. Otitis
eksterna juga dapat disebabkan oleh penyebaran luas dari proses dermatologis
antara lain yaitu struktur kanalis auditorius yang unik berkontribusi terhadap
suhu yang hangat, gelap dan mudah lembab, sehingga merupakan lingkungan
16
yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Aktivitas membersihkan atau
invasi patogen penyakit ke kulit yang rusak. Selain itu, sering berenang dan sering
terpapar air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber
kontaminasi yang sering dari bakteri. Pada penggunaan bahan kimia seperti
hairspray dan pewarna rambut juga bisa membuat iritasi yang memungkinkan
bakteri dan jamur mudah masuk. Serta, keadaan yang terlalu sering menggunakan
alat – alat yang menutupi saluran telinga seperti alat bantu pendengaran maupun
earphone yang dapat meningkatkan risiko otitis eksterna. Pada dasarnya, otitis
eksterna dapat ditemukan pada hampir semua kelompok usia. Otitis eksterna tidak
individu tersebut.4,12
preinflamasi, stadium inflamasi akut, yang dapat terjadi secara ringan, sedang atau
berat dan stadium inflamasi kronik. Pada stadium preinflamasi terjadi edema
berlangsung akan timbul rasa penuh dan rasa gatal di telinga. Kerusakan lapisan
epitel memungkinkann invasi bakteri atau jamur yang berasal dari pinggir kanal
ataupun yang masuk bersama benda asing yang dimasukkan ke kanal, seperti
17
cotton bud. Hal ini mengakibatkan terjadinya stadium inflamasi akut yang
Pada tahap awal stadium inflamasi ringan, permukaan kulit meautus acusticus
externus terlihat eritema ringan, sedikit edema, dan dapat juga terlihat adanya
sekret encer atau agak keruh dalam jumlah yang sedikit. Rasa nyeri dan gatal akan
dari stadium inflamasi ringan ke stadium inflamasi sedang, dan kanal terlihat lebih
stadium inflamasi berat. Ditandai dengan rasa nyeri yang semakin bertambah dan
tertutupnya lumen kanal, serta terdapat banyak eksudat purulen, edema, adanya
papul putih di permukaan kulit kanal sehingga membran timpani tidak terlihat
jelas. Pada stadium berat ini, biasanya terjadi perluasan infeksi yang meliputi
Pada stadium kronik, terjadi penebalan kulit kanal eksternal dan bagian
sekunder pada bagian aurikula dan konka, seperti eksematisasi, likenifikasi, dan
ulserasi superfisial. Kondisi ini hampir sama dengan eksema, dan dapat terjadi
18
2.6 Manifestasi Klinis
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Pada
otitis eksterna sirkumskripta memiliki gejala dan tanda seperti nyeri hebat dan
kemerahan kulit di sekitar folikel rambut hingga abses yang akhirnya pecah,
terjadi pelepasan sekret yang sangat busuk. Rasa nyeri yang hebat disebabkan
karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan ikat longgar dibawahnya,
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondium. Rasa nyeri akan terasa
lebih berat akibat pergerakan daun telinga atau tekanan pada tragus, seperti
terjadi bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga sehingga hantaran
Pada otitis eksterna difusa, gejala dan tanda umumnya ialah rasa gatal, nyeri
tekan, dan nyeri tarikan di daerah daun telinga, tetapi penyakit ini dapat juga
liang telinga tersebut. Pada pemeriksaan otoskopi, sering terlihat suatu lapisan
tipis dan kemerahan pada kulit liang telinga. Peradangan tersebut dapat menyebar
ke membran timpani dan jaringan lunak sekitar. Gejala nyeri lebih dominan pada
infeksi liang telinga dan terdapat pengeluaran sekret (otorrhea). Sekret tersebut
biasanya encer hingga tampak berminyak dan dapat berbau busuk, hal ini
19
dengan otorrhea juga dapat terjadi peda perjalanan penyakitnya, demikian juga
pada psoriasis, dermatitis seboroik atau eczema. Pada otomikosis gejala yang
ditemukan, yaitu berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga. Dan pada
keadaan herpes zoester otikus, ditemukan lesi kulit yang vesikuler pada kulit di
daerah muka dan sekitar daun telinga, kadang juga disertai paralisis pada otot
kasus keratosis obsturan, gejala umumnya adalah nyeri telinga (otalgia) berat, tuli
biasanya disebabkan oleh adanya gumpalan epitel berkeratin di liang telinga. Pada
otitis eksterna maligna gejalanya ialah rasa gatal di liang telinga, diikuti oleh
nyeri, sekret yang banyak keluar, pembengkakan liang telinga, serta terdapat
jaringan granulasi yang tumbuh cepat ke dalam sehingga liang telinga menjadi
tertutup.4,19
a. Anamnesis
Pada Anamnesis, keluhan utama yang dilaporkan pasien antara lain rasa
nyeri telinga atau otalgia yang berat, rasa penuh pada telinga, tinnitus,
dan demam. Nyeri bertambah terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri
tekan pada tragus, serta gerakan spontan membuka mulut, yaitu seperti
20
adalah pendengaran sedikit berkurang, walaupun ada juga yang normal.
Selain iyu, keluarnya sekret yang encer bening sampai kental. Jenis
sekret ini tergantung dari penyebab kuman atau jamur yang menginfeksi.
sedikit berkurang.12
b. Pemeriksaan Fisik
otitis eksterna antara lain terdapat nyeri tekan tragus, edema saluran
c. Pemeriksaan Penunjang
21
2.8 Penatalaksanaan
sehingga obat yang bersifat topikal bisa bekerja efektif. Jika ada nyeri, dokter
telinga yang tepat, karena jika berlebihan dapat menyebabkan tumbuhnya jamur
dan selalu menjaga telinga dalam keadaan tetap kering dan tidak lembab.
keadaan furunkel. Jika sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk
mengeluarkan nanahnya. Selain itu juga diberikan antimikroba lokal dalam bentuk
salep contohnya pylomixin B, bacitracin atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam
alkohol). Jika dinding furunkel tebal, dilakukan insisi dengan anastesi, kemudian
di pasang salir (drain) untuk mengalirkan nanah. Biasanya tidak perlu diberikan
obat antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat simtomatik seperti analgetik
dan obat penenang. Untuk otitis eksterna difusa, penanganan yang dilakukan
dengan membersihkan liang telinga, dan karena adanya oedema dinding kanalis,
terdapat kontak yang baik anatar obat dengan kulit yang meradang. Antibiotika
diperlukan jika dicurigai adanya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan
telinga. Jika otitis eksterna difus yang terjadi secara sekunder akibat dari otitis
22
media kronik, maka pengobatan otitis media kronik yang diutamakan terlebih
dahulu. Rasa nyeri pada telinga dapat diatasi dengan analgetik. Pada otomikosis,
antibiotik dan steroid yang diteteskan ke liang telinga. Kadang juga diperlukan
obat anti jamur dalam bentuk salep yang diberikan secara topikal, seperti nistatin,
dengan penyebabnya, yaitu virus herpes zoester. Pada otitis eksterna kronik,
secara berkala. Jika koklesteatoma masih kecil atau terbatas, dapat dilakuakan
tindakan konservatif. Sedangkan pada otitis eksterna maligna sering, harus segera
dilakukan tes kultur dan resistensi. Sambil menunggu hasil kultur, dapat diberikan
obat golongan fluorquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi per oral. Pada keadaan
makin cepat. Otitis eksterna maligna sering didapati pada pasien usia lanjut dan
menderita penyakit diabetes mellitus. Untuk itu, selain mengobati telinga, pasien
23
2.9 Komplikasi
parotis. Ketika infeksi menyebar ke struktur disekitarnya telinga luar, itu dikenal
sebagai keganasan atau necrotizing otitis externa. Selain itu, beberapa jenis otitis
2.10 Pencegahan
Pencegahan otitis eksterna antara lain, yaitu saat telinga terasa gatal tidak
dengan menggunakan cotton bud, kuku, pin, atau benda lainnya yang bisa melukai
telinga. Jika terasa sangat gatal, segera berkonsultasi ke dokter. Gatal dapat
dikontrol dengan antihistamin yang diberikan secara oral, terutama pada waktu
tidur. Lalu usahakan telinga selalu dalam keadaan kering, tidak lembab,
contohnya setelah mencuci rambut, berenang atau mandi, usahakan telinga tidak
lembab dengan menggelengkan kepala untuk membuang air yang tersisa dari
saluran telinga. Pasien otitis eksterna yang masih dalam pengobatan harus
diperhatikan agar telinga jauh dari air selama 7-10 hari. Pada perenang dapat
dengan penggunaan penyumbat telinga karet silikon. Pasien yang memakai alat
bantu dengar atau earphone harus membatasi penggunaannya sampai rasa sakit
hilang.12
24
Pencegahan lainnya dengan menggunakan asam asetat profilkasis yang
diresepkan oleh dokter sebelum atau sesudah berenang dan pemberian sebelum
tidur adalah salah satu cara untuk mencegah otitis eksterna. Jika gejala belum
untuk melihat apakah diperlukan perubahan dalam pengobatan. Dan jika stenosis
menanganinya.7,18
2.11 Prognosis
Sebagian besar pasien otitis eksterna membaik dalam 2-3 hari dari
pemberian antibiotik. Jika tidak membaik dalam 2-3 hari maka perlu dilakukan
evaluasi kembali oleh dokter. Otitis eksterna biasanya sembuh sepenuhnya dalam
7-10 hari. Pada beberapa pasien, dapat menyebabkan nyeri hebat yang
memerlukan penghilang rasa sakit seperti narkotika, dan nyeri biasanya membaik
2-5 hari setelah memulai terapi. Jika tidak diobati, otitis eksterna akut dapat
berkembang menjadi otitis eksterna maligna, suatu kondisi serius yang sering
50%.3,7
25
26
2.12 Kerangka Teori
Faktor Risiko
Penyumbat
Trauma ringan Diabetes
Telinga dan alat
Bahan Alergi Penggunaan saat mengorek Melitus Berenang bantu dengar
Iritan Cotton Bud telinga
Keluhan
Gangguan
Otalgia Pruritus Rasa Penuh Ottorhea Demam
Pendengaran
Memperberat
a. Kemasukan
Agent: Air saat
Otitis mandi dan
a. Bakteri
Eksterna berenang
b. Jamur
c. Virus b. Struktur
anatomis
telinga
27
2.13 Kerangka Konsep
Gambaran Kasus
Berdasarkan Usia
Gambaran Kasus
Berdasarkan Jenis
Kelamin
Gambaran Kasus
Berdasarkan
Pendidikan
Gambaran Kasus
Berdasarkan
Pekerjaan
Gambaran Kasus
Gambaran Kasus Berdasarkan
Otitis Eksterna
Otitis Eksterna Keluhan Utama
Gambaran Kasus
Berdasarkan
Keluhan Tambahan
Gambaran Kasus
Berdasarkan Faktor
Resiko
Gambaran Kasus
Berdasarkan Jenis
Otitis eksterna
Gambaran Kasus
Berdasarkan Lokasi
Telinga yang
diderita
Bagan II.2 Kerangka Konsep
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mundur sampai waktu peristiwa yang terjadi. Data yang dipakai yaitu rekam
medik, dari hasil data penelitian ini akan dibuat dalam bentuk deskriptif untuk
3.2.1 Lokasi
3.2.2 Waktu
2018.
3.3.1 Populasi
29
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita
3.3.2 Sampel
2018.
diderita.
30
b. Diluar usia 15-60 tahun. periode Januari 2017 – Juni 2018.
diderita.
5. 36-40
6. 41-45
7. 46-50
8. 51-55
9. 56-60
31
sejak dilahirkan.
pengetahuan, 2. SMP
5. Sarjana
pasien. Tangga
3. Pelajar/Mahas
iswa
4. Wiraswasta
5. Pegawai
swasta
6. Pegawai
Negeri (PNS)
meminta pertolongan
dokter atau
paramedis lainnya.
32
keluhan utama pendengaran
sehingga 3. Demam
datang ke rumah
sakit.
alat bantu
dengar
4. Diabetes
Mellitus
sirkumskripta
3. Otomikosis
4. Keratitis
obsturan
33
3.5 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan data rekam medik pasien periode Januari
2017-Juni 2018.
Pengambilan
Pengolahan Data Rekam
Input Data
Data Medik
Data yang telah terkumpul akan diedit dan dimasukkan ke dalam aplikasi
SPSS (Statistical Package for The Social Science). Kemudian setelah itu
34
menganalisis data dengan metode analisis univariat. Pengolahan data merupakan
a. Editing
b. Coding
data.
c. Entry Data
d. Cleaning
35
e. Tabulasi
univarit dilakukan untuk melihat proporsi semua variabel yaitu umur, jenis
36
BAB IV
Indonesia, yaitu pasien otitis eksterna pada usia 15-60 tahun yang tercatat pada
periode Januari 2017 – Juni 2018. Adapun data yang diambil disesuaikan dengan
variabel yang akan diteliti dan dilakukan rekapitulasi pada format yang dibuat
oleh peneliti. Data penelitian ini diperoleh dengan melihat data rekam medik
pasien otitis eksterna usia 15-60 tahun sebanyak 67 pasien untuk memperoleh data
karakteristik pasien otitis eksterna yang terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat
Hasil penelitian yang didapatkan akan disajikan dalam bentuk tabel dan
sebagai berikut:
37
Tabel IV.1 Distribusi Pasien Otitis Eksterna Berdasarkan Jenis Kelamin
Variabel Frekuensi %
Laki-laki 32 47,8
Perempuan 35 52,2
Total 67 100,0
distribusi pasien otitis eksterna pada usia 15-60 tahun berdasarkan jenis
38
kelamin yaitu kasus perempuan berjumlah 52,2% (35 orang), sedangkan
4.2.2 Usia
Variabel Frekuensi %
Total 67 100,0
39
Gambar IV.2 Grafik Distribusi Persentase Pasien Otitis Eksterna
Berdasarkan Usia
40
Dapat kita lihat kelompok pasien dengan usia 26-30 tahun memiliki angka
usia 36-40 tahun dan 46-50 tahun memiliki angka terendah yakni 6%
(4 orang).
Pendidikan
Variabel Frekuensi %
SD 4 6,0
SMP 5 7,5
SMA 35 52,2
Diploma 5 7,5
Sarjana 18 26,9
Total 67 100,0
41
Gambar IV.3 Grafik Distribusi Persentase Pasien Otitis Eksterna
Dapat kita lihat angka paling tinggi adalah pasien otitis eksterna yang
42
4.2.4 Pekerjaan
Variabel Frekuensi %
Pelajar/Mahasiswa 10 14,9
Wiraswasta 4 6,0
Total 67 100,0
43
Gambar IV.4 Grafik Distribusi Persentase Pasien Otitis Eksterna
Berdasarkan Pekerjaan
berjumlah 5 orang (7,5%). Dapat kita lihat pasien yang bekerja sebagai
pegawai swasta memiliki angka yang lebih tinggi yakni 26 orang (40%).
penulis terdiri dari 2 keluhan yang ada pada data rekam medik.
Variabel Frekuensi %
Otalgia 44 65,7
Pruritus 23 34,3
Total 67 100,0
44
Gambar IV.5 Grafik Distribusi Persentase Pasien Otitis Eksterna
Dari tabel dan grafik diatas, distribusi kasus otitis eksterna usia 15-
(34,3%). Dapat kita lihat keluhan utama yang paling banyak dikeluhkan
45
Tabel IV.6 Distribusi Pasien Otitis Eksterna Berdasarkan Keluhan
Tambahan
Variabel Frekuensi %
Otorrhea 25 37,3
Demam 13 19,4
Total 67 100,0
46
tambahan yaitu otorrhea sebanyak 25 orang (37,3%), penurunan
(19,4%), dan rasa penuh sebanyak 9 orang (13,4%). Dapat kita lihat selain
berikut:
Variabel Frekuensi %
Berenang 2 3,0
Total 67 100,0
47
Gambar IV.7 Grafik Distribusi Persentase Pasien Otitis Eksterna
distribusi kasus otitis eksterna usia 15-60 tahun berdasarkan faktor resiko
orang (3 %), penggunaan alat bantu dengar (ABD) 1 orang (1,5%), dan
48
Tabel IV.8 Distribusi Pasien Otitis Eksterna Berdasarkan Jenis Otitis
Eksterna
Variabel Frekuensi %
Otomikosis 2 3,0
Total 67 100,0
49
Gambar IV.8 Grafik Distribusi Persentase Pasien Otitis Eksterna
jenis otitis eksterna yang paling dominan dari 65 kasus adalah otitis
Telinga
Variabel Frekuensi %
Unilateral 58 86,6
Bilateral 9 13,4
Total 67 100,0
50
Gambar IV.9 Grafik Distribusi Persentase Pasien Otitis Eksterna
bilateral. Dapat kita lihat dari data diatas lokasi telinga yang paling banyak
4.3 Pembahasan
Indonesia didapatkan distribusi pasien otitis eksterna pada usia 15-60 tahun
51
jenis kelamin didominasi oleh jenis kelamin perempuan dengan jumlah 35 pasien
(52,2%). Hasil penelitian ini sesuai oleh Andar tahun 2014 didapatkan bahwa
jumlah 36 orang (69%) dibanding dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah
16 orang (31%).20 Hasil lain yang serupa ditemukan pada penelitian Chervoni
tahun 2013 di kota Lanchasire, Inggris, dari 846 kasus otitis eksterna didapatkan
jenis kelamin perempuan berjumlah 462 orang dan laki laki 384 orang. 21 Akan
seringnya kasus otitis eksterna ini, seperti pada penelitian Aryanugraha dan
predisposisi terjadinya otitis eksterna. Hal ini dapat dimungkinkan karena tidak
ini diduga karena kebiasaan tindakan melakukan perawatan dan mencuci rambut
yang lebih sering atau berlebihan, sedangkan kebiasaan tersebut lebih banyak
tahun dengan jumlah pasien 12 orang (17,9%). Hal ini sesuai dengan penelitian
Farhaan tahun 2000 dilaporkan bahwa pasien otitis eksterna terbanyak adalah
kelompok usia 21-30 tahun sebanyak 26 orang (40,6%).25 Otitis eksterna sering
terjadi pada usia dewasa atau usia produktif. Hal ini disebabkan karena pada usia
52
produktif atau orang dewasa didapatkan rambut liang telinga luar lebih banyak.
Pada orang dewasa juga didapatkan liang telinga luar dengan jaringan keratin
lebih tebal serta aktivitas kelenjar keringat yang lebih tinggi.26 Hal tersebut
Akan tetapi pada otitis eksterna jenis maligna biasanya terjadi pada usia lanjut dan
lebih tinggi dibanding pH serumen yang tidak disertai dengan diabetes. Kondisi
eksterna.1
dilakukan oleh Ramadhanti tahun 2013, tingkat pendidikan SMA adalah tingkat
berhubungan dengan sikap dan perilaku terhadap kesehatan. Oleh karena itu
sebanyak 27 orang (40,3%). Hal ini berbeda dengan penelitian Omran dkk di
Roohani Hospital, Nepal tahun 2015 didapatkan bahwa ibu rumah tangga adalah
53
jenis pekerjaan yang menderita otitis eksterna dengan frekuensi terbanyak yakni
pada 48 orang (37,5%).29 Pada umumnya individu yang rentan terkena otitis
eksterna adalah orang-orang yang gemar berolahraga air atau terpapar air,
termasuk perenang.25 Sedangkan pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak
sejalan.
oleh pasien adalah otalgia pada 44 orang (65,7%), diikuti dengan pruritus
sebanyak 23 orang (34,3%). Dapat dilihat bahwa keluhan otalgia adalah gejala
dominan yang dirasakan oleh pasien. Hal ini serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Agus dkk tahun 2010 bahwa keluhan terbanyak yang membuat
keluhan berikutnya adalah gatal pada 10 penderita (21,7%), serta otorrhea pada 3
penderita (6,5%).30 Hal ini dimungkinkan terjadinya stadium inflamasi akut yang
ditandai dengan sensasi panas terbakar dalam liang telinga diikuti dengan nyeri.
Keadaan ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan
periosteum dan perikondium, sehingga edema pada lapisan dermis dapat menekan
langsung serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Rasa nyeri
dapat juga timbul pada saat gerakan membuka mulut (sendi temporomandibula).31
eksterna difusa yang berjumlah 61 orang (91%). Hasil serupa dengan penelitian
Andar di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2014 didapatkan bahwa
jenis yang sering dijumpai adalah otitis eksterna difusa sebesar 41 orang (85%).20
54
Hal ini disebabkan karena otitis eksterna difusa biasa terjadi pada cuaca yang
panas dan lembab. Indonesia sendiri termasuk dalam iklim tropis basah atau
daerah hangat dan lembab yang memiliki kriteria faktor predisposisi terjadinya
otitis eksterna.1,2 Bila lapisan lemak menghilang pada waktu cuaca panas dan
lembab, maka kandungan air dari stratum korneum meningkat sehingga terjadi
apopilosebasea dan lapisan lemak. Bila terpapar cuaca hangat dan lembab yang
lama, maka kulit liang telinga yang tidak terlindungi mengalami maserasi dan
ekfoliasi dari sel-sel epitelnya, tetapi pada stratum korneum tidak akan terjadi. Hal
Pseudomonas. Adapun bakteri lain yang juga menjadi penyebab otitis eksterna
aerogenes.2,3,20
oleh keluhan otorrhea pada 25 orang (37,3%) dan diikuti dengan keluhan
penurunan pendengaran sebanyak 20 orang (29,9%). Hal ini tidak serupa dengan
hasil penelitian Omran dkk tahun 2015 keluhan tambahan yang sering timbul
55
otitis eksterna bervariasi, tergantung dengan derajat atau stadium yang
dialaminya.
otitis eksterna adalah trauma mekanik, trauma lokal dan ringan pada epitel liang
dengan cotton bud, jari, bulu, ataupun pin. Keadaan ini mengakibatkan bakteri
masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat.32 Hasil penelitian ini
telinga dengan menggunakan benda asing seperti cotton bud berhubungan dengan
infeksi pada kanalis auditori eksternus.33 Kulit pada liang telinga luar hampir
sama dengan kulit dibagian tubuh lainnya. Bagian yang membedakan adalah tebal
tipisnya lapisan epidermis pars ossea. Hal tersebut merupakan faktor terjadinya
kerusakan kulit liang telinga luar meskipun oleh trauma yang kecil. Selain itu
baik.12,18,33
penderita (13,4%). Tidak terdapat perbedaan nilai pH, tingkat kelembaban antara
telinga kanan dan telinga kiri. Ketiga faktor tersebut berpengaruh terhadap
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Otitis Eksterna Usia 15-60 tahun di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen
1. Angka Kejadian otitis eksterna pada periode Januari 2017 - Juni 2018
yaitu 65 pasien.
2. Kelompok usia penderita otitis eksterna terbanyak yaitu kelompok usia 26-
30 tahun.
5. Penderita otitis eksterna untuk jenis pekerjaan yang paling banyak adalah
57
7. Penderita otitis eksterna memiliki keluhan tambahan selain keluhan utama
9. Lokasi telinga terjadinya otitis eksterna tidak hanya unilateral, tetapi juga
bilateral.
5.2 Saran
eksterna.
58
3. Bagi Masyarakat
infeksi.
59