OTITIS EKSTERNA
Oleh :
Preseptor:
dr. Dina Arfiani Rusjdi, Sp.Rad
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan YME karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan case report session yang berjudul “Otitis
Eksterna Difusa”. Case report session ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
pembimbing yang telah memberikan arahan dan petunjuk, dan semua pihak yang telah
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga case
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang
Otitis eksterna (OE) adalah peradangan atau infeksi pada telinga luar. Penyakit ini
merupakan penyakit umum yang dapat ditemukan pada semua kelompok umur. Otitis
eksterna ( OE ) biasanya merupakan infeksi bakteri akut pada liang telinga (paling sering
Biasanya seluruh liang telinga terlibat. Faktor yang mempermudah radang telinga luar
adalah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi
Otitis eksterna, juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmer’s ear, adalah
radang telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran telinga luar
menjadi merah dan bengkak karena infeksi oleh bakteri atau jamur dengan tanda-tanda
khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga, dan
Penulisan case report session ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis
3
1.4 Metode Penelitian
Penulisan case report session ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
1.1. Anatomi Telinga Luar
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar
terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani; telinga tengah terdiri
dari membrane timpani, tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, dan stapes), dan
tuba eustachius; sedangkan telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) dan
kanalis semisirkularis.1 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1.
struktur-struktur telinga tengah. Liang telinga luar yang sering disebut meatus, memiliki
panjang kira-kira 2,5 – 3 cm, membentang dari bibir depan konka sampai
membran timpani. Sepertiga bagian luar adalah kartilaginosa dan terdapat banyak
kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut, sedangkan duapertiga dalam adalah
bagian tulang dan hanya sedikit kelenjar serumen. Kelenjar keringat terdapat pada
seluruh kulit liang telinga. Bagian tulang rawan liang telinga luar sedikit mengarah
keatas dan kebelakang dan bagian sedikit kebawah dan kedepan sehingga berbentuk
5
huruf “S“, sehingga penarikan daun telinga kearah belakang atas luar, akan membuat
liang telinga cenderung lurus dan memungkinkan terlihatnya membran timpani pada
Bagian yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan
tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga
dapat bergerak dan mengandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar
individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga.
Bersama dengan lapisan luar membrana timpani, liang telinga membentuk suatu
kantung berlapis epitel yang bersifat lembab, sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi
Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu- satunya
tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan
subkutan (jaringan longgar). Dengan demikian daerah ini sangat peka, dan tiap
6
pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi. Karena
keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti
spiral, maka telinga luar mampu melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing
1.2. Definisi
Otitis eksterna adalah proses inflamasi dan infeksi pada liang telinga, akut
maupun kronis yang disebabkan disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Bakteri
sering merupakan penyebab otitis eksterna bentuk akut sedangkan yang kronik lebih
1.3. Epidemiologi
Otitis eksterna akut mengenai 4 dari 1000 orang/ tahun dan yang kronik
ditemukan bahwa bakteri sebagai penyebab OE dan 10% nya disebabkan oleh jamur.
Sembilan puluh persen hanya mengenai satu telinga. Insidensi meningkat pada usia 7 –
12 tahun dan menurun pada usia 50 tahun. Otitis ekterna dikaitkan dengan
1.4. Klasifikasi
a. OE akut diffusa merupakan bentuk yang paling sering dari otitis eksterna.
7
2. Otitis eksterna kronis, yaitu otitis eksterna yang berlangsung lebih dari
6 minggu.
ke jaringan yang lebih dalam dari liang telinga dan umumnya terjadi pada
Staphylococcus Aureus. Penyakit ini dapat juga disebabkan oleh jamur (10% otitis
eksterna disebabkan oleh jamur terutama jamur Pityrosporum dan Aspergillus), alergi,
dan virus (misalnya: virus varisela zoster). Otitis eksterna dapat juga disebabkan oleh
8
-
Berenang dan terpapar air karena dapat menyebabkan serumen keluar dan
maserasi telinga menjadikan media yang baik untuk tumbuhnya kuman. Oleh
1.6. Patogenesis
sel-sel kulit yang mati dengan cara migrasi dari gendang telinga ke luar.
pembersihan ini dan mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga
berlebihan juga dapat menimbulkan trauma. Trauma akan memudahkan invasi kuman ke
Pada liang telinga terdapat kelenjar sebasea dan keringat yang akan
memproduksi selapis tipis serumen. Serumen berperan dalam proteksi telinga luar dari
Tidak adanya serumen dapat menjadi predisposisi infeksi, begitu pula apabila terlalu
tebal (banyak) yang dipengaruhi oleh faktor umur, metabolime dan genetik. Serumen
Klinis dari otitis eksterna terbagi dalam beberapa stadium. Pada stadium
9
kelembaban, maserasi, tidak adanya serumen, dan pH basa. Hal ini menyebabkan edema
stratum korneum dan menyumbat apopilosebaseus sehingga timbul rasa penuh di telinga
dan gatal. Gatal yang menyebabkan pasien menggaruk menimbulkan kerusakan pada
semakin hebat dan nyeri. Apabila terjadi resolusi inkomplit atau peradangan menetap
lebih dari tiga bulan, maka akan masuk pada stadium inflamasi kronis.6
Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna antara lain:7,8
- Rasa penuh pada telinga, merupakan keluhan yang umum pada tahap
awal dari otitis eksterna dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri
10
- Gatal, pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak
Paling sering ditemukan pada otitis eksterna yang disebabkan oleh jamur.
- Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya
berupa rasa tidak enak, rasa seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta
peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari
mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang
telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga
gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan
tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat
dirasakan oleh penderita otitis eksterna. Nyeri terutama ketika daun telinga
- Otorea berwarna bening sampai kental purulen tergantung pada kuman atau
- Kurang pendengaran mungkin terjadi pada keadaan akut dan kronik dari
otitis eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau
purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering
11
obatan yang digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen yang
1.8. Diagnosis9,10
atau membersihkan telinga secara berlebihan, berenang, tinggal di daerah dengan suhu
dan kelembaban yang tinggi dan lain-lain. Dari anamnesis dapat ditemukan keluhan
Pada pemeriksaan fisik, tampak liang telinga edema dan hiperemis disertai
sekret. Jika terjadi edema yang hebat, membran timpani akan sulit dinilai.
Terdapat nyeri tekan tragus, nyeri tarik auricular dan adenopati regional yang nyeri
tekan.
Gambar 2.3. Otitis eksterna akut.(a) Kanalis aurikularis tampak hiperemis dan
sempit akibat pembengkakan (b) kanalis tampak dipenuhi
serumen dan material purulen.1
12
Dua keluhan yang penting dan ditemukan pada otitis eksterna adalah otalgia
(nyeri pada telinga ataupun rasa penuh di telinga) dan otorea (keluarnya cairan dari
liang telinga). Keluhan tersebut juga dapat ditemukan pada otitis eksterna karena jamur,
osteomielitis, dan trauma. Untuk membedakan otorea dari masing- masing penyakit
Penyebab Karakteristik
Otitis Eksterna
hifa
Otitis media dengan perforasi timpani
10
Gambar 2.4. Otomikosis. (a) Aspergilus. (b) Candida.11
1.9. Komplikasi
Pasien dengan otitis eksterna serangan ringan dapat sembuh spontan tanpa
diobati apabila sawar epiteliel kembali normal, piloapokrin memproduksi secret yang
normal, pH asam dan kanalis menjadi normal. Jika inflamasi berkembang jauh lebih
cepat daripada perbaikan maka akan timbul peningkatan rasa nyeri, otorea, dan edema
liang telinga. Daerah liang telinga kaya akan drainase limfatik, sehingga dapat terjadi
limfadenopati apabila daerah tersebut mengalami inflamasi. Inflamasi juga dapat meluas
parotitis.12
eksterna maligna adalah infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain di sekitarnya
dengan peradangan yang meluas secara progresif ke subkutis, tulang rawan, dan tulang
menghancurkan tulang temporal. Gejalanya adalah rasa gatal di liang telinga yang
dengan cepat diikuti nyeri, sekret yang banyak, liang telinga bengkak. Rasa nyeri
11
kemudian semakin hebat dan liang telinga tertutup jaringan granulasi yang tumbuh
cepat. Saraf fasial dapat terkena sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasial.1
1.10. Tatalaksana
yang paling efektif terhadap otitis eksterna. Membersihkan telingan dilakukan secara
hati-hati dengan penghisap atau kapas yang dibasahi dengan H2O2 3%, bila terdapat
larutan antiseptik povidon iodine dan pada otitis eksterna akut difus dapat dimasukkan
tampon telinga yang telah diberi campuran Polimixin-B, Neomycin, Hidrocortisone dan
sistemik jika infeksi cukup berat dan analgetik seperti Paracetamol atau ibuprofen dapat
diberikan. 12
12
BAB III
LAPORAN KASUS
telinga
- Kebiasaan mengorek telinga dengan cotton bud ada
- Demam ada sejak 1 hari yang lalu, tidak tinggi, tidak menggigil.
- Penurunan pendengaran pada telinga yang sakit sejak 1 hari yang lalu
- Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada
- Riwayat batuk pilek sebelumnya tidak ada
- Riwayat berenang 1 minggu terakhir tidak ada
- Riwayat bepergian dengan pesawat 1 minggu terakhir tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Pemeriksaan sistemik
Mulut : mukosa bibir kering, mukosa mulut basah, lidah kotor tidak ada.
Telinga :
Paru :
Perkusi : sonor
Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi irama teratur, bising tidak ada
Abdomen :
Inspeksi : distensi tidak ada
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal.
Punggung : nyeri tekan CVA (-)
Alat Kelamin : tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
15
Diagnosis Kerja : Otititis Eksterna Difus AS
Pemeriksaan Anjuran :-
Manajemen
a. Preventif
Hindari mengorek-ngorek telinga.dengan cutton bud atau alat lainnya
Selama pengobatan tidak boleh berenang dan menjaga agar air tidak masuk ke
dalam telinga
b. Promotif
Menjelaskan bahwa serumen sebenarnya akan dibersihkan secara alami saat kita
Prognosis :
Resep
Pro : Ny. EY
Umur : 45 tahun
Alamat : Jln. Patenggangan
16
BAB IV
DISKUSI
dengan otitis eksterna difusa AS. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada pasien ini dari anamnesis mengeluhkan nyeri pada telinga kiri
sejak 1 hari yang lalu, nyeri semakin bertambah apabila daun telinga disentuh dan saat
mengunyah. Pasien juga mengeluhkan gatal, rasa penuh pada telinga serta pendengaran
Ciri khas nyeri pada otitis ekterna adalah kualitas nyeri yang tidak sebanding
dengan peradangan yang ada dan akan terasa sakit bila telinga disentuh, ditekan atau
ditarik. Hal ini dikarenakan kulit dari liang telinga luar berhubungan langsung dengan
periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang
mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga
17
bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit
saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar
mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
riwayat ini menjadi faktor predisposisi otitis eksterna pada pasien ini karena dapat
menimbulkan maserasi pada telinga dan hilangnya serumen yang berfungsi sebagai
kemungkinan adanya infeksi saluran pernapasan atas yang sering mendahului terjadinya
otitis media akut. Pasien tidak pernah mengeluh riwayat keluar cairan dari telinga
sebelumnya sehingga kemungkinan adanya otitis media supurasi kronis dapat dieksklusi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan liang telinga kiri sempit, hiperemis, dan edema
sehingga membran timpani sulit dinilai. Hilangnya fungsi proteksi telinga terhadap
tersebut menjadi media yang baik untuk tumbuhnya bakteri. Sebagai respon terhadap
bakteri tersebut terjadi reaksi inflamasi akut berupa hiperemis dan edema liang telinga.
Otitis eksterna difus merupakan suatu proses peradangan pada liang telinga yang
umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, maka untuk etiologinya ditatalaksana dengan
antibiotik yaitu amoksisilin tablet 500 mg 3 kali sehari serta untuk menghilangkan rasa
bud atau alat lainnya. Selain itu selama pengobatan tidak boleh berenang dan menjaga
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Sosialisman, Alfian FH, Helmi. Kelainan Telinga Luar. Dalam: Efiaty AS,
Nurbaiti I, Jenny B, Ratna DR (editor). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6.Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007; 58-59.
2. Anonim. Anatomi telinga. Tersedia di:
http://i1045.photobucket.com/albums/b454/dryohanita/ANATOMI
%20TELINGA/the-human-ear.gif. Diakses tanggal: 1 Februari 2018 .
3. Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C. Penyakit Telinga Luar. Dalam: Effendi
H, Santoso K (ed). Buku Ajar Ilmu Panyakit THT Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997.78-84.
4. Osguthorpe JD, Nielsen DR. Otitis Externa: Review and Clinical Update.
American Family Physician Journal 74 (9), 2006.
5. Waitzman AA, Elluru RG. Otitis Externa. Tersedia di:
http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview. Diakses: 1 Februari 2018.
6. Current diagnosis. Grunstein E, Santos F, Selesnick SH.Diseases of The External
Ear. In: Lalwani AK (Editor). Current Diagnosis and Treatment, Otolaryngology
Head and Neck Surgery 2nd edition.McGraw-Hill: New York. 2008.
7. Abdullah F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring Dengan Salep
Ichtyol (Ichtammol) Pada Otitis Eksterna Akut. Tersedia di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6423/1/tht-farhan.pdf. Diakses
tanggal: 2 Februari 2018.
19
8. Lee K.J, Essential Otolaryngology: Head and Neck surgery. Stamford: Appleton
& Lange. 1995.
9. Rosenfeld RM, Brown L, Cannon CR, Dolor RJ, Ganiats TG, Hanley M, et al.
Clinical Practice Guideline: Acute Otitis Externa. Otolaryngology-Head and Neck
Surgery. 2006; 134: S4-S23
10. Sander R. Otitis Externa: A Practical Guide to Treatment and Prevention.
American Family Physician Journal. 2001; 63: 5.
11. Onerci TM. Diagnosis in Otorhinolaryngology. Berlin, Springer. 2009.
12. Carney AS. Externa and Otomycosis.. In: Gleeson M, Browning GG, Burton MJ,
Clarke R, Hibbert J, Jones NS, dkk (editors). Scott-Brown's Otorhinolaryngology,
Head and Neck Surgery, 7th Edition, Volume 3.London: Edward Arnold Publishers.
2008.
20