Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN DIREKSI PT.

ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)


NOMOR : KD.

/OP.404/ASDP-2015
Tentang

STANDAR PELAYANAN PADA KAPAL PENYEBERANGAN


DI LINGKUNGAN PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
Menimbang

: a.

bahwa sebagai salah satu badan usaha milik negara


yang bergerak dibidang penyeberangan, maka harus
memperhatikan aspek pelayanan kepada pengguna
jasa;

b.

bahwa dengan ditetapkannya Undang Undang


Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
dan PP nomor 96 tahun 2012 pasal 9 tentang
pelaksanaan UU no. 25 tahun 2009;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut di
atas, perlu ditetapkan standar pelayanan pada
kapal penyeberangan di lingkungan PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero).

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang


Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4297);
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3913);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Umum (Perum) Angkutan Sungai
Danau dan Penyeberangan menjadi Perusahaan

Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1992 Nomor 26);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005
tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan
Pembubaran
Badan
Usaha
Milik
Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4556);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang
Kepelabuhanan
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5070);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2010
tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5108) Juncto Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang
Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5208);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Pasal
9 Tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.58
Tahun 2003 tentang Mekanisme Penetapan dan
Formulasi
Perhitungan
Tarif
Angkutan
Penyeberangan
Juncto
Peraturan
Menteri
Perhubungan Nomor PM.18 Tahun 2012;
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.52
Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Penyeberangan;
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 37/PMK.010/2008 tanggal 26 Pebruari
2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib
Dana
Pertanggungan
Wajib
Kecelakaan
Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di
Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut
dan Udara;
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.26
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Angkutan
Penyeberangan Lintas Antar Propinsi;
14. Anggaran Dasar PT. ASDP Indonesia Ferry
2

(Persero) sebagaimana tertuang dalam Akta


Notaris Nomor 82 tanggal 29 Juni 1993 dibuat
dihadapan Imas Fatimah,SH, Notaris di Jakarta,
yang telah diubah dengan Akta Nomor 24 tanggal
8 Agustus 2008 dibuat dihadapan Johny Dwikora
Aron SH, Notaris di Jakarta, yang telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 42 tanggal 26 Mei 2009,
Tambahan Nomor 13762 juncto Akta Nomor 40
tanggal 17 September 2009 yang dibuat di
hadapan Johny Dwikora Aron,SH, Notaris di
Jakarta, yang telah telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 26 tanggal 30
Maret 2012, Tambahan Nomor 277/L, dan telah
beberapa kali diubah sebagaimana diubah
terakhir dengan Akta Nomor 91 tanggal 26 Juni
2014 yang dibuat di hadapan Johny Dwikora
Aron,SH, Notaris di Jakarta, yang Akta Notaris
tersebut telah sahkan oleh Menteri Hukum dan
HAM sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM
Nomor AHU-05076.40.20.2014 tanggal 02 Juli
2014;
15. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan Perseroan
(Persero) PT.
ASDP
Indonesia Ferry Nomor KEP-86/MBU/2010 tentang
Pengangkatan
Anggota-anggota
Direksi
Perusahaan Perseroan
(Persero) PT.
ASDP
Indonesia Ferry dan Nomor KEP-117/MBU/2011
tentang
Pemberhentian
dan
Pengangkatan
Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero)
PT. ASDP Indonesia Ferry;
16. Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan
Komisaris
PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Nomor
SK.1315/HK.102/ASDP-2012
tentang
Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero);
17. Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry
(Persero)
Nomor
KD.47/HK.001/ASDP-2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pusat
PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) juncto Nomor
KD.317/HK.001/ASDP-2014 tentang Perubahan
Pertama
Keputusan
Direksi
Nomor
KD.47/HK.001/ASDP-2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pusat PT.ASDP Indonesia Ferry
(Persero);
18. Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry
(Persero)
Nomor
KD.48/HK.001/ASDP-2012
3

tentang Organisasi dan Tata Kerja Cabang


PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) juncto Nomor
KD.75/HK.001/ASDP-2012
tentang
Perubahan
Model Organisasi Cabang Pontianak juncto Nomor
KD.121/HK.001/ASDP-2012 tentang Perubahan
Keputusan Direksi Nomor KD.48/HK.001/ASDP2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Cabang
PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Atas Model
Organisasi
Cabang
Merak
juncto
Nomor
KD.318/HK.001/ASDP-2014 tentang Perubahan
Ketiga
Keputusan
Direksi
Nomor
KD.48/HK.001/ASDP-2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Cabang PT.ASDP Indonesia Ferry
(Persero);
19. Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry
(Persero) Nomor KD./OP.404/ASDP-2014
tentang Tarif Pelayanan Jasa Pelabuhan Lintas
Antar Propinsi Pada Pelabuhan Penyeberangan Di
Lingkungan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero).

M E M U T U S K A N,
Menetapkan

: KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA


FERRY
(PERSERO)
TENTANG
STANDAR
PELAYANAN PADA KAPAL PENYEBERANGAN DI
LINGKUNGAN PT. ASDP INDONESIA FERRY
(PERSERO).

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
Dalam Keputusan Direksi ini, yang dimaksud dengan:
(1) Standar Pelayanan
adalah pedoman yang dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan sebuah pelayanan publik
yang mengatur jenis dan mutu pelayanan yang merupakan
kewajiban perusahaan yang berhak diperoleh setiap pengguna
jasa;
(2) Perusahaan adalah PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero);
(3) Direksi adalah Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero);

(4) General Manager adalah General Manager PT. ASDP Indonesia


Ferry (Persero);
(5) Kantor Pusat
adalah
berkedudukan di Jakarta;

Pembina

teknis

cabang

yang

(6) Cabang adalah unit kerja teknis operasional perusahaan yang


berkedudukan di daerah;
(7) Kapal Penyeberangan adalah
diusahakan oleh perusahaan;

Kapal

Ferry

Ro-Ro

yang

(8) Pengguna Jasa adalah orang atau badan hukum atau instansi
pemerintah yang memanfaatkan fasilitas kapal penyeberangan
dan pelabuhan dalam bentuk jasa atau sewa untuk kepentingan
usaha, sosial, maupun kegiatan pemerintahan;
(9) Jam Pelayaran adalah waktu tempuh kapal dari pelabuhan
penyeberangan
keberangakatan
menunju
pelabuhan
penyeberangan kedatangan;
(10) Petugas Keamanan (Security) adalah satuan kelompok
petugas yang melakukan keamanan fisik (physical security)
dalam rangka penyelenggaraan keamanan di atas kapal
penyeberangan;
(11) Pramugari adalah petugas yang melayani penumpang diatas
kapal terutama keamanan dan kenyamanannya;
(12) Cleaning Service adalah petugas yang memberikan pelayanan
kebersihan, kerapihan dan Hygenisasi di kapal penyeberangan
sehingga tercipta suasana yang nyaman sebagai tujuan jangka
pendeknya, dan sebagai tujuan jangka panjangnya adalah untuk
mempertahankan life of time semua benda yang termasuk dalam
lingkup kerja cleaning service tersebut;
(13) Kafetaria adalah ruangan dalam kapal penyeberangan yang
dapat digunakan pengguna jasa/pengunjung untuk makan dan
minum, baik makanan yang dibawa sendiri maupun makanan
yang dibeli disana;
(14) Lesehan adalah ruangan dalam kapal penyeberangan tanpa
sekat/pembatas yang dapat digunakan pengguna jasa untuk
duduk dan/atau berbaring selama pelayaran;
(15) Tatami adalah ruangan dalam kapal penyeberangan dengan
sekat/pembatas yang dapat digunakan pengguna jasa untuk
berbaring selama pelayaran;
(16) Tinggi Geladak adalah jarak antara lantai ruangan dengan
plafon/atap ruangan.
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
5

Maksud dan tujuan Keputusan Direksi ini adalah menetapkan standar


pelayanan di atas kapal penyeberangan sehingga menciptakan
loyalitas pengguna jasa kepada PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
dikarenakan rasa aman, nyaman, selamat dan terjangkau serta
kesetaraan.
Pasal 3
Standar Pelayanan Di atas Kapal Penyeberangan
(1)Standar pelayanan dalam kapal penyeberangan mencakup:
a.
b.
c.
d.

Keselamatan;
Keamanan;
Kenyamanan;
Kemudahan/keterjangkauan;

e. Kesetaraan.

(2) Keselamatan di dalam kapal penyeberangan dimaksud dalam pasal


3 ayat (1) huruf a meliputi jenis pelayanan :
a.
b.

Informasi dan fasilitas keselamatan;


Informasi dan fasilitas kesehatan.

(3) Keamanan di dalam kapal penyeberangan dimaksud dalam pasal 3


ayat (1) huruf b meliputi jenis pelayanan :
a.
b.
c.

Informasi dan Fasilitas keamanan;


Petugas keamanan (Security);
Informasi gangguan keamanan.

(4) Kenyamanan di dalam kapal penyeberangan dimaksud dalam


pasal 3 ayat (1) huruf c meliputi jenis pelayanan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

Tinggi geladak;
Fasilitas pengatur suhu ruangan;
Fasilitas kebersihan;
Petugas kebersihan;
Lampu penerangan;
Tingkat kebisingan;
Tingkat getaran ;
Fasilitas tempat duduk;
Fasilitas lesehan;
Fasilitas tatami;
Fasilitas kamar;
Fasilitas ruang kesehatan;
Fasilitas hiburan;
Fasilitas headset charging station;
Ruang ibadah;
6

p.
q.
r.

Kafetaria;
Kamar mandi dan toilet;
Ruang khusus sopir bus dan truk.

(5) Kemudahan / keterjangkauan di dalam kapal penyeberangan


dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf d meliputi jenis pelayanan :
a.
b.

Informasi perjalanan
Informasi
gangguan
perjalanan kapal

(6) Kesetaraan di dalam kapal penyeberangan dimaksud dalam pasal


3 ayat (1) huruf e meliputi jenis pelayanan :
a.
b.
c.

Akses disability;
Ruang ibu menyusui (nursery);
Ruang merokok.
Pasal 4

Pengelompokan Pelayanan Di atas Kapal Penyeberangan


Standar pelayanan di atas kapal penyeberangan dikelompokan
berdasarkan jam pelayaran:
(1) Pelayaran sampai dengan 4 jam;
(2) Pelayaran lebih dari 4 jam sampai dengan 8 jam;
(3) Pelayaran lebih dari 8 jam;
(4) Pelayaran sampai dengan 4 jam dalam persaingan yang ketat;
(5) Pelayaran lebih dari 8 jam dalam persaingan yang ketat;

Pasal 5
Fasilitas Standar Pelayanan Pelayaran
Fasilitas standar pelayanan dalam pelayaran dimaksud dalam pasal 4
ayat (1) sampai dengan ayat (5) termuat dalam lembaran lampiran
Keputusan Direksi ini.
Pasal 6
Ruang Khusus Sopir Bis Dan Truk
7

Merupakan ruangan khusus bagi sopir


dilengkapi :

bis dan truk dengan

(1) Untuk pelayaran sampai dengan 4 jam berupa bantal yang jadi
satu dengan matras;
(2) Untuk pelayaran sampai dengan 4 jam dengan persaingan ketat,
antara 4 sd 8 jam, dan lebih dari 8 jam berupa bantal yang jadi
satu dengan matras, dispenser air panas dengan teh, kopi dan gula
serta pelayaran diatas 8 jam dalam persaingan ketat diberikan
snack/extra fooding.
Pasal 7
Kamar Mandi dan Toilet
Kondisi kamar mandi dan toilet pada kapal penyeberangan :
(1) Kering
Tidak terdapat ceceran air, baik di lantai, wastafel maupun urinoir;
(2) Harum
Tidak terdapat bau selain bau harum pewangi ruangan kamar
mandi;
(3) Air cukup
Tersedia air bersih untuk kebutuhan MCK sesuai dengan jam
pelayaran;
(4) Ventilasi dan penerangan cukup
Aliran udara terjaga kebersihannya dan kecukupan penerangan di
urinoir maupun di bilik kamar mandi/WC;
(5) Ada petugas jaga.
Terdapat petugas cleaning service bersiap di dekat pintu masuk
kamar mandi.

Pasal 8
Petugas Operasional Di Kapal Penyeberangan
(1) Petugas operasional yang dimaksud adalah petugas yang bekerja
di kapal penyeberangan yang sedang melakukan pelayanan;
(2) Petugas operasional meliputi :
a. Petugas operasional non-organic (outsourcing);
b. Petugas operasional organik.
8

(3) Petugas operasional non-organic (outsourcing) sebagaimana


dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) huruf a adalah karyawan dari
pihak kedua (bukan karyawan perusahaan) yang ditugaskan oleh
perusahaan melalui Surat Perintah Kerja (SPK) yang dimuat dalam
perjanjian tersendiri, meliputi:
a. Petugas keamanan (Security);
b. Pramugari;
c. Petugas kebersihan (Cleaning Service).
(4) Petugas operasional organic sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat (2) huruf b adalah karyawan tetap perusahaan yang bertugas
sebagai pelaksana dan pengawas operasional di kapal
penyeberangan, meliputi:
a. Petugas Deck;
b. Petugas Kamar Mesin.
Pasal 9
Petugas Keamanan (Security)
(1) Petugas Keamanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3)
huruf a mengikuti pola kerja sebagai berikut:
a. Pola operasi disesuaikan dengan kondisi pelayanan 24 jam
(selainnya menyesuaikan), yaitu:
i. Pola 4 (empat) regu/shift, dimana masing-masing bekerja 8
(delapan) jam per regu;
ii. Pola 3 (tiga) regu/shift, dimana masing-masing bekerja 12
(dua belas) jam per regu.
b. Melakukan patroli untuk memonitor semua kegiatan pada
masing-masing area
30 menit sekali;
c. Istirahat 1 (satu) jam sesuai ketentuan yang ditetapkan;
d. Setiap aktifitas dan patroli dicatat dalam form checklist dan
buku jurnal sesuai standar formulir yang berlaku.
(2) Standar kerapihan petugas keamanan (security) harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Rambut tercukur rapi;
b. Kumis tercukur rapi;
c. Tidak berjenggot dan berjambang.

(3) Vendor membekali setiap petugas keamanan (security) dengan


peralatan standar berupa :
a. Tonfa;
9

b. Senter;
c. Borgol.
(4) Komandan Regu (DANRU) bertanggungjawab mengawasi setiap
kegiatan anggota regunya agar berjalan sesuai prosedur dan
peraturan-peraturan yang ditetapkan.

Pasal 10
Pramugari
(1) Pramugari sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) huruf b
mengikuti pola kerja sebagai berikut:
a. Pola operasi disesuaikan dengan kondisi pelayanan 24 jam
(selainnya menyesuaikan), yaitu:
i. Pola 4 (empat) regu/shift, dimana masing-masing bekerja 8
(delapan) jam per regu;
ii. Pola 3 (tiga) regu/shift, dimana masing-masing bekerja 12
(dua belas) jam per regu.
b. Masing-masing Pramugari bertugas sesuai dengan area yang
telah ditetapkan;
(2) Standar Pramugari harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Rambut panjang digelung rapi/rambut pendek minimal sebahu
terurai;
b. Menyapa dan menyambut pengguna jasa saat masuk dan
meninggalkan kapal;
c. Menawarkan
bantuan
kepada
pengguna
jasa
yang
membutuhkan;
d. Tidak diperkenankan bercanda dan bergunjing dengan petugas
kapal yang lain selama bertugas;
Pasal 11
Petugas Kebersihan (Cleaning Service)
(1) Petugas Kebersihan (Cleaning Service) sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (3) huruf c mengikuti pola kerja sebagai
berikut:
a. Pola operasi disesuaikan dengan kondisi pelayanan 24 jam
(selainnya menyesuaikan), yaitu:
iii. Pola 4 (empat) regu/shift, dimana masing-masing bekerja 8
(delapan) jam per regu;
iv. Pola 3 (tiga) regu/shift, dimana masing-masing bekerja 12
(dua belas) jam per regu.
b. Masing-masing Petugas Kebersihan (Cleaning Service)
bertugas sesuai dengan area yang telah ditetapkan;
10

(2) Terdapat minimal 1 (satu) Petugas Kebersihan (Cleaning Service)


stand by di depan pintu kamar mandi;
(3) Petugas Kebersihan (Cleaning Service) memastikan kamar mandi,
toilet, wastafel dan urinoir dalam keadaan kering;
(4) Koordinator regu (Supervisor) Petugas Kebersihan (Cleaning
Service) bertanggungjawab mengawasi setiap kegiatan anggota
regunya agar berjalan sesuai prosedur dan peraturan-peraturan
yang ditetapkan.
Pasal 12
MANAGER OF DUTY
(1) Pada setiap pelayaran, Perwira Jaga (Officer of Duty) sesuai dengan
pengaturan shift jaga laut yang diatur oleh nakhoda, merangkap
sebagai Manager Of Duty;
(2) Manager Of Duty bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
pekerjaan petugas keamanan (Security), Pramugari dan petugas
kebersihan (Cleaning Service) dan berkoordinasi dengan Nakhoda
dan menerima pengaduan dari pengguna jasa saat pelayaran.
Pasal 13
Alat Bantuan Keamanan
Perusahaan wajib memasang kamera pengawas (CCTV) pada setiap
kapal penyeberangan minimal 1 (satu) titik di masing-masing
kompartemen.
Pasal 14
Kecepatan Kapal
Kecepatan kapal yang dibutuhkan minimal 10 knot untuk pelayaran
dibawah 8 jam, di atas 8 jam kecepatan 13 knot.
Pasal 15
Keputusan Direksi ini diberlakukan sejak tanggal 15 April 2015 pukul
00:00 waktu setempat, dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya.

11

Ditetapkan di : J A K A R T A
2015

Pada tanggal : 15 SEPTEMBER


Agustus 2014
______________________________
A.N. DIREKSI
DIREKTUR UTAMA,

DANANG S BASKORO
SALINAN Keputusan Direksi ini
disampaikan kepada Yth;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Direktur Jenderal Perhubungan


Darat Kementerian Perhubungan R.I.;
Direktur
LLASDP
Ditjen
Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan R.I.;
Komisaris Utama PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero);
Para
Direktur
PT.
ASDP
Indonesia Ferry (Persero);
Kepala SPI PT. ASDP Indonesia
Ferry (Persero);
Corporate Secretary PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero);
Para Vice President PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero);
General Manager Cabang PT.
ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang bersangkutan.

12

Anda mungkin juga menyukai