Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis eksterna yang disebut juga Swimmers ear merupakan suatu peradangan

atau infeksi pada kanalis auditorius eksternal dan atau daun telinga. Kondisi ini

merupakan salah satu kondisi medis yang paling umum yang biasanya mempengaruhi

atlet air. Individu dengan kondisi alergi, seperti eczema, rhinitis alergi, atau asma,

memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena otitis eksterna. Otitis eksterna diperkirakan

mengenai 10% orang pada tahap tertentu dan dapat terjadi akut, kronik atau bentuk

nekrosis.1,2

Peradangan pada otitis eksterna umumnya di seluruh saluran telinga. Otitis

eksterna akut (<6 minggu), kronis (> 3 bulan), dan nekrosis merupakan bentuk ganas.

Otitis eksterna akut dapat muncul sekali atau mungkin terjadi kekambuhan, hal ini

menyebabkan nyeri dengan aural discharge dan berkaitan dengan gangguan

pendengaran.2

Otitis eksterna akut adalah peradangan pada kanalis auditorius eksternal yang

disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Kondisi ini ditandai dengan nyeri,

nyeri tekan, kemerahan, dan pembengkakan pada saluran telinga eksternal dan

terkadang ada eksudat purulen. Otitis eksterna akut dikaitkan dengan paparan air

(kegiatan rekreasi air, mandi, dan berkeringat berlebihan), trauma lokal, keadaan yang

hangat dan lingkungan lembab.3,4

1
Hasil analisis menunjukkan pada tahun 2007, diperkirakan 2,4 juta pelayanan

kesehatan di AS (8,1 kunjungan per 1.000 penduduk) didiagnosis otitis eksterna akut.

Data tahunan rawat jalan untuk pasien otitis eksterna akut selama tahun 2003-2007

adalah anak usia 5-9 tahun (18,6) dan 10-14 tahun (15,8), namun 53% terjadi pada

orang dewasa berusia 20 tahun (5,3). Insiden memuncak selama musim panas dan

pada terbanyak di daerah selatan.3 Di Amerika Serikat sekitar 98% disebabkan oleh

bakteri, pathogen yang paling umum Pseudomonas aeruginosa (20%-60%)

and Staphylococcus aureus (10%-70%).3,4,5

Secara umum di dunia frekuensi otitis eksterna tidak diketahui, namun

insidennya meningkat di Negara tropis seperti Indonesia.Tidak ada ras ataupun jenis

kelamin yang berpengaruh terhadap angka kejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak

ada hubungan antara perkembangan otitis eksterna dan usia. Sebuah studi

epidemiologi tunggal di Inggris menemukan prevalensi selama 12-bulan yang sama

untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan prevalensinya meningkat pada usia lebih

dari 65 tahun. Berikutnya berdasarkan atas kepustakaan prevalensi otitis eksterna di

negara Indonesia belum di ketahui pasti namun kejadian otitis eksterna sering terjadi

di negara tropis seperti Indonesia. Walaupun otitis eksterna dapat ditemukan pada

semua kelompok usia, insidensi tertinggi ditemukan pada anak usia 7 hingga 12

tahun.5

2
Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk membahas lebih rinci mengenai

otitis eksterna sirkumskripta mulai dari definisi sampai penatalaksanaannya

dilengkapi dengan kasus yang ditemui di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Telinga

Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga

luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane timpani. Daun

telinga merupakan struktur tulang rawan yang berleku-lekuk dan dibungkus

oleh kulit tipis. Lekukan-lekukan ini dibentuk oleh heliks, antiheliks, tragus,

antitragus, fossa skafoidea, fossa triangularis, konkha dan lobulus. Permukaan

lateral daun telinga mempunyai tonjolan dan daerah yang datar. Tepi daun

telinga yang melengkung disebut tuberkulum telinga (darwn tubercle). Pada

bagian anterior heliks terdapat lengkungan yang disebut antiheliks. Bagian

superior antiheliks membentuk dua buah krura antiheliks dan bagian dikedua

krura ini disebut fosa triangulari. Di atas kedua krura ini terdapat fosa skafa. Di

depan antiheliks terdpat konka, yang terdiri atas dua bagian yaitu samba konka,

yang merupakan bagian anterior superior konka yang ditutupi oleh krus heliks

dan kavum konka yang terletak dibawahnya bersebrangan dengan konka, yang

3
merupakan bagian antero superior konka yang ditutupi oleh krus heliks dan

kavum konka yang terletak dibawahnya bersebrangan dengan konka dan

terletak di bawah krus heliks terdapat tonjolan kecil yang berbentuk segitiga

kecil yang disebut tragus dan terletak pada batas bawah anteheliks disebut

antitragus.6,7

Gambar 2.1. Anatomi daun telinga.7

Auricula terdiri dari potongan kartilago yang ditutupi kulit dan

dihubungkan ke tengkorank oleh oto dan ligamentum vestigial. Meatus

acusticus externus membentuk pipa melengkung seperti S yang terbentang

dari auricular ke membran tympani (gendang telinga). Meatus acusticus externa

mempunyai kerangka tulang rawan pada sisi paling laterlanya yang bersambung

dengan auricular.8,9

4
Saluran ini dilapisi kulit yang melekat erat ke kerangka tulang rawan dan

tulang liang telinga. Kulit ini mengandung banyak glandula ceraminosa dan

vibrissae pada bagian terluarnya. Rangka luar dan bagian medial dibentuk oleh

pars tympanica, petrosa dan squamosa ossis temporalis. Os temporal

membentuk bagian dasra dan dinding lateral tengkorak. Telinga luar berfungsi

mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga

tengah.10

Jaringan subkutan daun telinga bagian superior sangat tipis, terutama di

permukaan anterior, sehingga kulit langsung menempel pada tulang rawan.

Makin ke bawah lapisan subkutan bertambah dan berakhir di lobulus yang tidak

mempunyai rangka tulang rawan. Perdarahan daun telinga bagian posterior

berasal dari cabang posterior a.karotis eksterna yang mendarahi juga sebagian

kecil permukaan depan daun telinga. Sebagian permukaan belakang daun

telinga terutama doperdarahi oleh a.oksipitalis. permukaan depan daun telinga

terutama diperdarahi oelh cabang anterior a.temporalis superficial anterior.

Persarafan daun telinga disuplai oleh cabang-cabgan aurikularis magnus dan

oksipitalis minor dari pleksus servikali, juga dari cabagng aurikulotemporal

saraf trigeminal serta cabang auricular n.vagus.9,10

Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang

melengkung, maka telinga luar mampu melindungi membrana timpani dari

5
trauma, benda asing dan efek termal. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan

bagian tulang rawan pada sepertiga luar dan bagian tulang pada dua pertiga

dalam. Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm 3 cm. Bentuk liang telinga

seperti huruf S melar akibat perbedaan sudut bagian tulang rawan dan bagian

tulang karena itu membrane timpani biasanya tidak dapt terlihat langsung dari

luar. Bagiang yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang

dan tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari

liang telinga dapat bergerak.6,7,8

Pada kulit yang normal di liang telingfa, ada bakteri flora seperti

Micrococcus dan Corynebacterium sp. Infeksi pada liang telinga oleh bakteri

patogen dipengaruhi kondisi host misalnya adanya trauma lokal, adanya

perubahan sifat serumen, dermatitis, dan perubahan pH di liang telinga. Kulit

yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang,

selain itu juga mengandung folikel rambut yang banyak bervariasi antar

individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalm laing telinga.

Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya

tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya

jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka, dan tiap

pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi.9,10

6
Jika menggunakan otoskop, aurikula biasanya harus ditarik ke postero

lateral untuk dapat melihat bagiantulang dan membrana timpani. Bersama

dengan lapisan luar membrana timpani, liang telinga membentuk suatu kantung

berlapis epitel yang dpat memerangkap kelembaban, sehingga daerah ini

menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu. Kulit uang melapisi bagian

kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selian itu juga

mengandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar individu namun

ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga.8,9,10

Anatomi liang telinga bagiang tulang sangat unik karena merupakan satu-

satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa

adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini akan sangat peka, dan

tiap pembengakakn akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk

ekspansi.10

7
Gambar 2.2. Membran Timpani.10

Ada tiga makroskopik mekanisme pertahanan dari liang telinga dan

permukaan lateral membrane timpani yaitu tragus dan antitragus, kulit dengan

lapisan serumen dari isthmus. Salah satu cara perlindungan yang diberikan

telinga luar adalah dengan pembentukan serumen atau kotoran telinga.

Sebagian besar struktur kelenjar sebasea dan apokrin yang menghasilkan

serumen terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum

ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan

pelindung penolak air pada dinding kanalis ini. pH gabungan berbagai bahan

tersebut adalah sekitar 6, suatu faktor tambahan yang berfungsi mencegah

infeksi. Serumen diketahui memiliki fungsi sebagai proteksi. Dapat berfungsi

8
sebagai sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari

membrane timpani. Serumen juga berfungsi sebagai pelumas dan dapat

mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis.8,9,10

Saluran limfatik merupakan bagian yang penting dalam penyebaran

infeksi. Bagian anterior dan superior dari meatus akustikus eksternus,

disalurkan ke pembuluh limfe preaurikular di kelenjar limfe servikal bagian

superior. Bagain inferior, disalurkan ke infra aurikuler dekat angulus

mandibula. Bagian posterior disalurkan ke kelenjar limfe postaurikuler dan

kelenjar limfe servikal bagian superior. Rangsangan pada aurikuler dan meatus

akustikus eksternus berasal dari saraf perifer dan cranial, yaiu dari saraf

trigeminus (V), fasil (VII), glosopharingeal (IX), dan vagus (X).10

Gambar 2.3. Anatomi telinga tengah dan telinga dalam.6

9
2.2. Definisi

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis,

disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempengaruhi

radang telinga luar ialah perubahan PH di liang telinga, yang biasanya normal

atau asam. Bila PH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada

Keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.

Faktor predisposisi otitis eksterna yang lain adalah trauma ringan ketika

mengorek telinga.6

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) merupakan peradangan

pada sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel

rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka ditempat tersebut dapat

terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.6

10
Gambar 2.4. Otitis Eksterna Sirkumskripta.

2.3. Etiologi

Penyebab otitis eksterna sirkumskripta yang tersering adalah

Staphylococcus aureus, staphylococcus albus. Faktor lain penyebab otitis

eksterna sirkumskripta adalah maserasi kulit liang telinga akibat sering

berenang atau mandi dengan shower, trauma, reaksi terhadap benda asing, dan

akumulasi serumen. Sering terjadi superinfeksi oleh bakteri piogenik (terutama

Pseudomonas atau Staphilococcus) dan jamur.11

11
Otitis eksterna rekuren biasanya disebabkan oleh pemakaian aplikator

berujung kapas yang sering atau sering berenang dalam kolam renang

berklorinasi (atau keduanya).11

2.4. Patogenesis

Otitis eksterna sirkumskripta merupakan infeksi folikel rambut, bermula

sebagai folikulitis kemudian biasanya meluas menjadi furunkel. Organisme

penyebab biasanya Staphylococcus. Umumnya kasus-kasus ini disebabkan oleh

trauma garukan pada liang telinga. Kadang-kadang furunkel disebabkan oleh

tersumbat serta terinfeksinya kelenjar sebasea di liang telinga. Panas dan

lembab dapat menurunkan daya tahan kulit liang telinga, sehingga frekuensi

penyakit ini agak meningkat pada musim panas. 12

Pada kasus dini, dapat terlihat pembengkakan dan kemerahan difus

didaerah liang telinga bagian tulang rawan, biasanya posterior atau superior.

Pembengkakan itu dapat menyumbat liang telinga. Setelah terjadi lokalisasi

dapat timbul pustula. Pada keadaan ini terdapat rasa nyeri yang hebat sehingga

pemeriksaan sukar dilakukan. Biasanya tidak terdapat sekret sampai absesnya

pecah. Toksisitas dan adenopati muncul lebih dini karena sifat organisme

penyebab infeksi.13

Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan

berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa.

12
Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk

melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu

terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakkan dan akhirnya

menimbulkan rasa nyeri. 14

Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu kemudian terjadi

perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan

mengeluarkan cairan/nanah yang biasa menumpuk dalam liang telinga (meatus

akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah

penurunan pendengaran.14

Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu

pseudomonas (41%), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan

bakteroides (11%0. Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna,

periaurikuler dan tulang temporal.13

Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh :14

a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium dan perikondrium bukan

bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma.

Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang

mengakibatkan rasa sakit yang hebat.


b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga bersambung dengan

kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada

daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga

13
luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita

otitis eksterna.
2.5. Faktor Predisposisi
Infeksi dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor predisposisi tertentu

sebagai berikut:14
1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa
2. Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan

kelembaban
3. Suatu trauma ringan seringkali karena benang atau membersihkan

telinga secara berlebihan.

2.6. Gejala Klinis

Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit

(biasanya dari ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu,

rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan

kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa

sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda

infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.14

Rasa nyeri yang hebat disebabkan karena kulit liang

telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya,

sehingga rasa nyeri timbul pada saat penekanan perikondrium.

Rasa nyeri spontan juga dapat timbul saat mumbuka mulut

(sendi temporomandibula).14

2.7. Diagnosis

14
14
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :

1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan menanyakan gejala yang dirasakan pasien

seperti rasa gatal yang hebat ditelinga, rasa nyeri, hingga pasien

mengeluhkan tidak bisa makan atau membuka mulut.


2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan liang telinga, pada inspeksi tampak linag telinga kemerahan,

edema. Rasa nyeri juga dijumpai terutama saat menggerakkan rahang

(mengunyah), menekan tragus dan menggerkkan daun telinga.


Adanya inflamasi, hiperemis, edema yang terlihat pada linag telinga

luar dan jaringan lunak periaurikuler.


Nyeri yang hebta, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan

lunak pada ramus mandibula dan mastoid.


Nervus kranialis harus (V-XII) diperiksa.
Status menteal harus diperiksa. Gangguan status mental dapat

menunjukkan komplikasi intracranial.


Membrane timfani biasanya intak.
Demam tidak umum terjadi.

2.8. Diagnosis Diferensial


A. Otitis Eksterna Difusa
Otitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga

dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas

batasnya. Kuman penyebab biasanya golongan pseudomonas. Gejalanya

berupa nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar

getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang

15
berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti sekret yang

keluar dari kavum timpani pada otitis media. Pengobatan dilakukan dengan

membersihkan liang telinga dan memasukkan tampon yang mengandung

antibiotika ke liang telinga.6


B. Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang

tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah pityrosporum, Aspergilus.

Kadang kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.

Pityrosporum menyebabkan terbentuk sisik yang menyerupai ketombe dan

merupakan predipossisi otitis eksterna bakterialis.13


Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh ditelinga, tetapi

sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan

liang telinga larutan asam asetat 2% dalam alkohol, larutan iodin povidon

5% atau tetes telinga yang mengandung campuran antibiotik dan steroid

yang diteteskan keliang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-

kadang diperlukan juga antijamur(sebagai salep)yang dibersihkan secara

topikal yang mengandung nistatin, klotrimazol.13


2.9. Tatalaksana
Prinsip pengobatan otitis eksterna sirkumskripta adalah agar tetap

menjaga telinga bersih dan kering dan melindungi telinga dari terjadinya

trauma.
Terapi bergantung pada keadaan furunkel, bila sudah terjadi abses, diaspirasi

secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Terapi lokal diberikan antibiotik

dalam bentuk saleb seperti polimyxin B atau Bacitracin atau antiseptik (asam

asetat 2-5% dalam alkohol). 6

16
Jika dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir

(drain) untuk mengalihkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik

secara sistemik, hanya diberikan obat simptomatik seperti analgetik dan obat

penenang.6

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas
Nama : Ny. RM
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 30 tahun
Tempat tinggal : Hative Besar
Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen Protestan
Tempat Pemeriksaan : poliklinik THT RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
B. Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri pada telinga Kiri
Anamnesis Terpimpin :
keluhan nyeri sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu, telinga terasa sangat

gatal dan riwayat korek telinga +, tidak ada cairan yang keluar dari telinga

pasien dan juga tidak ada bau, namun pasien merasa telinga sebelah kirinya

bengkak. Pasien mengeluhkan sakit saat membuka mulut dan tidak dapat

17
makan, mengunyah atau menelan. Riwayat berenang tidak ada, batuk beringus

tidak ada, demam tidak ada.


Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat kebiasaan : mengorek telinga
Riwayat pengobatan : amoxicillin, obat tetes telinga
C. Pemeriksaan Fisik
1. Telinga

Kanan Kiri
a. Inspeksi/ palpasi Normal Normal
b. Otoskopi
Daun Telinga Nyeri tekan (-), nyeri Nyeri tekan (+), Nyeri

tekan tragus (-) tekan tragus (+)

Liang Telinga Lapang, sekret (-) Edema, hiperemis

Membran Timpani Intak, Refleks cahaya (+) Tidak intak, refleks

cahaya (-)
c. Tes Pendengaran
Rinne + +
Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi
Swabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
Normal Normal
Kesimpulan

2. Hidung dan Sinus Paranasal

Kanan Kiri
a. Inspeksi/ palpasi Normal Normal
b. Rhinoskopi anterior
Cavum Sempit, sekret (-) Sempit, sekret (-)

18
Concha Hiperemis (-), edema Hiperemis (-), edema

+/- +/-
Septum Deviasi +/- Deviasi +/-

c. Rhinoskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Posterior

3. Tenggorokan
a. Tonsil Palatina : tidak dilakukan
b. Dinding posterior : tidak dilakukan
c. Uvula : tidak dilakukan

Laringoskop indirek : tidak dilakukan

4. Leher
a. Nodul/ Masa : tidak ditemukan
b. Kelenjar limfe : tidak teraba
c. Tiroid : normal
D. Diagnosis
Otitis Eksterna Sirkumskripta
E. Diagnosis differensial
1. Otitis eksterna difus
2. Otomikosis
F. Terapi
1. Ciprofloxacin tablet 500 mg No X, 2 dd 1
2. Asam mefenamat tablet 500 mg No. X, 3 dd 1
G. Anjuran
1. Hindari masuknya air di telinga
2. Telinga tidak boleh lembab
3. Jangan mengorek telinga

H. Resume
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada telinga kiri. keluhan nyeri sudah

dirasakan sejak 2 hari yang lalu, telinga terasa sangat gatal dan riwayat korek

telinga +, tidak ada cairan yang keluar dari telinga pasien dan juga tidak ada

bau, namun pasien merasa telinga sebelah kirinya bengkak. Pasien

19
mengeluhkan sakit saat membuka mulut dan tidak dapat makan, mengunyah

atau menelan. Riwayat berenang tidak ada, batuk beringus tidak ada, demam

tidak ada. Riwayat penyakit dahulu tidak ada, riwayat penyakit keluarga tidak

ada, riwayat kebiasaan sering mengorek telinga, riwayat pengobatan dengan

meminum amoxicillin tablet dan menggunakan obat tetes telinga.


Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tarik dan nyeri tekan tragus

pada telinga sebelah kiri. Terdapat edema dan hiperemis pada liang telinga,

sehingga membran timpani tidak intak atau tidak dapat terlihat. Saat

melakukan tes pendengaran menggunakan garpu tala (Rinne, Weber,

Swabach) hasil yang didapatkan adalah Normal Hearing. Pasien kemudian

diterapi menggunakan Ciprofloxacin tablet 500 mg 2 X 1, dan asam

mefenamat tablet 500 mg, 3 x 1.

BAB IV

PEMBAHASAN

20
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) merupakan peradangan

pada sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel

rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka ditempat tersebut dapat

terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.6

Organisme penyebab biasanya Staphylococcus. Umumnya kasus-kasus ini

disebabkan oleh trauma garukan pada liang telinga. Kadang-kadang furunkel

disebabkan oleh tersumbat serta terinfeksinya kelenjar sebasea di liang telinga.

Panas dan lembab dapat menurunkan daya tahan kulit liang telinga, sehingga

frekuensi penyakit ini agak meningkat pada musim panas. 12

Pada kasus ini, pasien mengeluhkan nyeri yang dirasakan di bagian

telinga kirinya dan sangat gatal sehingga membuat pasien selalu ingin

mengorek telinganya. Ketiga tanda dan gejala ini masuk dalam TRIAS Otitis

Eksterna Sirkumskripta. Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat

menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel

skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri

masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu

terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakkan dan akhirnya

menimbulkan rasa nyeri. 14

Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu kemudian terjadi

perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan

mengeluarkan cairan/nanah yang biasa menumpuk dalam liang telinga (meatus

21
akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah

penurunan pendengaran.14

Terapi cipfrofloxacin tablet 500 mg diberikan dikarenakan jenis kuman

penyebab otitis eksterna sirkumskirpta yang paling dominan adalah

Staphylococcus, antibiotik ini merupakan antibiotik spektrum luas yang dapat

mematikan jenis bakteri tersebut. Selanjutnya pemberian Asam mefenamat

tablet 500 mg dengan tujuan untuk menghilangkan rasa nyeri yang terjadi pada

otitis eksterna sirkumskripta.

BAB V

PENUTUP

22
KESIMPULAN

1. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) merupakan peradangan pada

sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut,

kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka ditempat tersebut dapat terjadi

infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.


2. Organisme penyebab biasanya Staphylococcus. Biasanya disebabkan oleh

trauma akibat garukan telinga, serta telinga yang lembab.


3. Gejala klinis yang sering ditemukan yang berhubungan dengan TRIAS Otitis

Eksterna Sirkumskripta adalah Gatal, Riwayat Korek telinga, dan nyeri


4. Terapi dilakukan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan jenis

kuman penyebab, atau dilakukan insisi sesuai dengan keadaan furunkel

23

Anda mungkin juga menyukai