Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN ANASTESI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2017


UNIVERSITAS PATTIMURA

ANESTESI SPINAL PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI OPERASI


LAPARATOMI EKSPLORASI AKIBAT PERFORASI GALL BLEDDER

DISUSUN OLEH :
JAQUELINE MAWARNI EFFENDY
2017-84-044

PEMBIMBING :
dr. Fahmi, Sp.An

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ANASTESI RSUD DR. M. HAULUSSY
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
PENDAHULUAN
Sekitar 0,75% - 2% pembedahan non
obstetrik dilakukan selama masa kehamilan.
75.000 wanita menjalani anestesi dan
pembedahan setiap tahunnya di US
Di Swedia, Laparoskopi merupakan prosedur
pembedahan terbanyak yang dikerjakan
pada trimester pertama. Appendisektomi
pada trimester selanjutnya
Pembedahan nonobstetri selama kehamilan
memberi kontribusi terjadinya morbiditas
dan mortilitas perinatal.
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN ANAMNESIS


Nama pasien : Ny. S. W Keluhan utama :
nyeri perut atas disertai kembung
Nomor RM : 12 32 95
Riwayat penyakit sekarang :
Umur : 27 tahun
pasien datang dengan keluhan nyeri perut
Jenis kelamin : Perempuan atas, pasien sedang dalam masa kehamilan
G1P0A0, hamil 29-30 minggu, keluar lendir
Alamat : Laimu darah (-), tidak bisa BAB.
Agama : Islam Riwayat kehamilan :
Tanggal operasi : 11 Nov 17 G1P0A0, hamil 29-30 minggu
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : compos mentis
B1 : rr 28x/ menit, O2 kanul 2 liter per menit
B2 : TD 90/60 mmHg, N: 98 x/ menit, reguler, BJ:
S1/S2 reguler, gallop (-), murmur (-).
B3 : GCS E4V5M6, pupil isokhor, S: 37C.
B4 : urine 40 cc / jam
B5 : BU: lemah, abdomen gravid TFU 25 cm, defans
muskuler (+), hypertimpani (+), nyeri tekan (+)
B6 : deformitas (-), Edema (-)
Pemeriksaan penunjang :
Hb : 12,5 gr/ dL
WBC : 10,0
PLT : 30,4
HbsAg : negatif
Diagnosis kerja : Susp. Peritonitis dengan gravid 29-30 minggu
Anestesi : Anestesi regional- SAB
Status ASA : ASA PS II
Penatalaksanaan : Laparatomi Eksplorasi
Planning : operasi CITO !
PRE-OPERATIF
PERSIAPAN OPERASI
Diagnosis pra bedah : Susp. Peritonitis + gravid 29 minggu
Jenis pembedahan : Laparatomi eksplorasi
Jenis anestesi : Regional Anestesi (SAB)
Posisi : Supine
Lama anestesi : 22.30 WIT
Lama operasi : 22.35 00.10 WIT
Premedikasi : Ranitidin 50 mg IV
Induksi Anestesi
Posisikan pasien dalam posisi tidur lateral decubitus
atau dalam posisi duduk. Buat penderita membungkuk
maksimal agar processus spinosus teraba.
Inspeksi, garis yang menghubungkan dua titik tertinggi.
Krista iliaka kanan dan kiri akan memotong garis tengah
punggung setinggi L4-L5. Palpasi, untuk mengenal ruang
antara 2 vertebra lumbalis.
Sterilkan tempat tusukan dengan betadine dan alkohol
Dengan memakai sarung tangan steril, pungsi lumbal
dilakukan dengan menyuntikan jarum lumbal (spinoken)
no. 25 pada bidang median dengan arah 10 - 30
terhadap bidang horisontal ke arah kranial pada ruang
antar vertebra lumbalis yang sudah dipilih.
Setelah stilet dicabut, cairan serebrospinal akan
menetes keluar. Selanjutnya, disuntikkan larutan obat
analgesik lokal pelan-pelan, diselingi aspirasi sedikit
kedalam ruang subarachnoid tersebut.
PEMBAHASAN
PERFORASI GALL BLEDDER
Perforasi kandung empedu dapat disebabkan oleh batu empedu dan
kolesistitis.
Gejala yang dapat terjadi adalah Kolik bilier, yang diakibatkan oleh
obstruksi transien dari batu empedu merupakan keluhan utama pada 70-
80% pasien.
Onset nyeri tiba-tiba dan semakin memberat pada 15 menit pertama dan
berkurang hingga tiga jam berikutnya
Diagnosis peforasi gallbledder ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala
berikut Leukositosis, demam tinggi, serum kreatinin meningkat pada pasien
ANESTESI OBSTETRIK
Terjadi Perubahan fisiologi selama kehamilan pada berbagai organ dan sistem
tubuh dengan segala akibat.

VENTILASI

HEMATOLOGI

KARDIOVASKULAR

GASTROINTESTINAL
Penilaian pra-anastesi Pemilihan teknik anestesi
Riwayat obstetrik dan ginekologi Teknik Sub Arachnoid Block (SAB)
teknik anesthesia epidural atau
Usia kehamilan dan kondisi janin Combined spinal-epidural (CSE)
Kondisi lambung Persiapan pra-bedah
Kemungkinan kesulitan Memberikan benzodiazepine untuk
penanganan jalan napas mengatasi kecemasan
Mencegah terjadinya aspirasi 30 mL
sodium sitrat
Antagonis reseptor H2 untuk
mengurangi sekresi asam lambung
Anestesi pada wanita hamil yang menjalani operasi non obstetri

Trimester kedua adalah waktu yang tepat untuk dilakukan operasi


Risiko teratogenik meningkat selama periode organogenesis pada
trimester pertama.
Risiko persalinan premature tinggi pada trimester ketiga
Untuk memastikan kesejahteraan janin perlu mempertahankan aliran
darah uteroplasenta.
Pemilihan waktu pembedahan
Anestesi pada Trimester Ketiga
Melahirkan melalui operasi caesar sebelum operasi utama adalah
sering dianjurkan.
Bila memungkinkan, operasi harus ditunda 48 jam untuk
memungkinkan terapi steroid untuk meningkatkan pematangan paru
janin.
Melahirkan bayi dengan anestesi regional, kemudian dikonversi ke
anestesi umum untuk operasi definitif.
Bedah, stres dan anestesi dapat menekan laktasi.
KESIMPULAN
Pembedahan non obstetrik pada wanita hamil dengan pemilihan
anestesi regional (SAB) merupakan pilihan yang tepat.
Perlu mempertimbangkan risiko ibu, fetus dan urgensi dari operasi.
Risiko persalinan premature meningkat pada trimester ketiga. Dan
risiko terhadap ibu lebih besar selama trimester ketiga dipengaruhi
oleh perubahan fisiologis kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai