Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Istilah otitis eksterna telah lama dipakai
untuk menjelaskan sejumlah kondisi. Spektrum infeksi dan radang mencakup bentuk
bentuk akut atau kronis. Dalam hal infeksi perlu dipertimbangkan agen bakteri, jamur
dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar adalah perubahan pH di
liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi
terhadap infeksi menurun. (Soepardi,dkk, 2010)
Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas(41%),
streptokokus(22%), stafilokokus aureus(15%). Otitis eksterna ini merupakan suatu
infeksi liang telinga yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang
temporal.(Sofia,2003)
Radang non infeksi termasuk pula dermatosis, beberapa diantaranya
merupakan kondisi primer yang langsung menyerang liang telinga. Shapiro telah
menegaskan bahwa perbedaan antara otitis eksterna yang berasal dari dermatosis
dengan otitis eksterna akibat infeksi tidak selalu jelas. Suatu dermatosis dapat menjadi
terinfeksi setelah beberapa waktu, sementara pada infeksi kulit dapat terjadi reaksi
ekzematosa terhadap organisme penyebab.( Boeis,1997)
Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai.
Berdasarkan data mulai bulan januari 2000 sampai dengan bulan desember 2000 di
poliklinik tht RS. Adam Malik Medan didapati 10.746 kunjungan baru dimana
dijumpai 867 kasus otitis eksterna, 282 kasus otitis eksterna difusa, dan 585 kasus
otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah daerah yang
panas dan lembab.(Sofia,2003)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Telinga

Secara garis besar telinga dibagi dalam 2 bagian yaitu bagian perifer dan bagian
sentral.
A. Bagian perifer dibagi 3, yaitu
.1 Telinga bagian luar (Auris eksterna)
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga. Daun telinga terdiri dari
tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka
tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam
rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira kira 2,5 3 cm.Pada sepertiga
bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut.
Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen
.2 Telinga bagian tengah (Auris Media) terdiri dari membrane timpani, kavum
timpani, tuba eustachius dan prosessus mastoideus.
2

.3 Telinga bagian dalam (Auris Interna) terdiri dari nervus akustikus, kanalis
semisirkularis, kohklea.
B. Bagian Sentral terdiri dari Nervus akustikus, nucleus pada medulla oblongata, urat
urat saraf di otak, Sentrus pendengaran pada gyrus I dan II pada lobus
temporalis (Adenin,..).
Vaskularisasi Telinga:
-

Vaskularisasi telinga dalam berasal dari A. Labirintin cabang A. Cerebelaris


anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk
ke meatus akustikus internus dan terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan A.
Kohleariscommunis yang bercabang pula menjadi A. Kohlearis dan A.
Vestibulokohlearis. A.Vestibularis

anterior memperdarahi N. Vestibularis,

urtikulus dan sebagian duktus semisirkularis. A.Vestibulokohlearis sampai di


mediolus daerah putaran basal kohlea terpisah menjadi cabang terminal
vestibularis dan cabang kohlear. Cabang vestibular memperdarahi sakulus,
sebagian besar kanalis semisirkularis dan ujung basal kohlea. Cabang kohlear
memperdarahi ganglion spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligamen
spiralis. A. Kohlearis berjalan mengitari N. Akustikus di kanalis akustikus internus
dan di dalam kohlea mengitari modiolus
2.2 Fisiologi Telinga Luar
Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke
struktur struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi
liang telinga yang melengkung atau seperti spiral, maka telinga luar mampu
melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal.
Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar adalah dengan
pembentukan serumen. Sebagian besar struktur kelenjar sebasea dan apokrin yang
menghasilkan serumen terletak pada bagian kartilaginosa. Serumen adalah sekret
kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga.
Serumen memiliki fungsi proteksi, dapat berfungsi sebagai pengangkut debris
epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani. Serumen juga
berfungsi sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan fisura
3

pada epidermis. Penelitian menunjukkan bahwa serumen memiliki efek bakterisidal.


Efek penghambat atau bakterisidal diduga berasal dari komponen asam lemak,
lisozim, dan immunoglobulin dalam serumen (Boeis, 2014).
2.3 Definisi
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar
adalah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH
menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun (Soepardi,dkk, 2010).

2.4 Etiologi
Pada umumnya penyebab dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri seperti
pseudomonas, Streptococcus, Staphylococcus aureus, virus, jamur. Namun infeksi
juga dapat terjadi sebagai akibat faktor faktor predisposisi tertentu , yaitu:
.1 Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa
.2 Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembaban
.3 Suatu trauma ringan seringkali karena berenang atau membersihkan telinga secara
berlebihan (mengorek telinga) (Boeis, 1997).
2.5 Patofisiologi
Secara alami, sel sel kulit yang mati, termasuk serumen akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud dapat mengganggu
mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel sel kulit mati dan serumen akan
menumpuk di sekitar gendang telinga (Suseno, 2012)
Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan
pada liang telinga. Adanya lekukan pada liang telinga dan adanya kelembaban dapat
menyebabkan laserasi dari kulit dan merupakan media yang bagus untuk pertumbuhan
bakteri. Hal ini sering terjadi setelah berenang dan mandi (Waitzman, 2004).
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi
4

inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi
lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/nanah
yang bisa menumpuk dalam liang telinga sehingga hantaran suara akan terhalang dan
terjadilah penurunan pendengaran (Suseno, 2012).
2.6 Manifestasi klinis

Pasien dengan otitis eksterna biasanya mengeluh adanya nyeri telinga (otalgia)
dari yang sedang sampai berat, berkurang atau hilangnya pendengaran, tinitus atau
berdengung, gatal gatal, rasa nyeri yang sangat berat, selain itu adanya nyeri
tekan pada tragus (Waitzman, 2004).
2.7 Klasifikasi
.1 Otitis Eksterna akut
Terdapat dua kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna sirkumskripta
dan otitis eksterna difus.
A. Otitis Eksterna sirkumskripta
Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti
folikel rambut, kelenjar sebasaea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat
terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel. Furunkulosis
dimulai dari suatu folikel pilosebaseus dan biasanya disebabkan oleh Staphylococcus
aureus atau Staphylococcus albus. Pada kasus yang lebih berat, selulitis pada jaringan
sekitar dapat dapat meluas melampaui daerah ini.
Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini
disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya,
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga
timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu
terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga
(Soepardi,dkk, 2010).
B. Otitis Eksterna difusa
5

Infeksi ini dikenal juga dengan nama swimmers ear. Biasanya terjadi pada cuaca
yang panas dan lembab, terutama disebabkan oleh kelompok Pseudomonas dan
kadang kadang juga Staphylococcus albus, Escherichia coli dan Enterobacter
aerogenes (Boies, 1997). Biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga dalam,
tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya.
Gambaran diagnostik antara lain: Sakit pada waktu bicara atau mengunyah. Bila
tragus ditekan atau daun telinga ditarik terasa sakit, sekret yang sedikit, pendengaran
berkurang.(Adenan,)
Terapinya adalah diobati penyakit primernya misalnya otitis media, analgetika,
nitras argenti 10%: oleh karena Basillus piosianeus hidup aerob, dengan nitras argenti
kita ambil O2 nya yang diperlukan untuk hidupnya, sollux, kompres dengan alkohol,
berikan tepung : acidum boricidum 2,5 gr dicampur dengan chloromycetin 250 mg,
namun liang telinga harus dibersihkan dari kotoran kotoran terlebih dahulu.
.2 Otomikosis
Otomikosis merupakan infeksi jamur pada liang telinga yang sering disebabkan
oleh Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus atau Candida albicans. Hal ini biasanya
terjadi di daerah tropis dan subtropis yang panas dan lembab. Kemudian dapat timbul
pada orang orang yang menggunakan obat oabat antibiotic topical pada pengobatan
otitis media.
Gejala klinis otomikosis terdiri dari gatal di dalam telinga, rasa tidak nyaman atau
rasa sakit di dalam telinga, cairan encer yang bau apek di dalam telinga dan telinga
terasa penuh.
Pada pemeriksaan otoskopi, Aspergillus niger keliatan pertumbuhan filamen
(serabut) berwarna kehitam hitaman, Aspergillus fumigatus berwarna biru pucat
atau hijau, dan candida albicans berbentuk krim berwarna putih. Kulit meatus tampak
basah, berwarna merah dan edema.
Pengobatan terdiri dari pembersihan liang telinga dengan cara mengangkat semua
secret dan serabut serabut epitel dimana merupakan tempat kondusif bagi
pertumbuhan jamur. Hal itu dilakukan dengan cara irigasi, suction dan dikeringkan.

Spesifik obat anti jamur dapat diterapkan seperti nystastin (100.000 units/ml
propylene glycol) yang efektif bagi Candida albicans.
Antijamur spektrum luas lainnya termasuk clotrimazole dan povidone iodine, 2%
asam salisilat juga efektif. Itu adalah bersifat keratolitik dimana mengangkat lapisan
superfisial epidermis dan juga miselia jamur yang tumbuh di dalamnya. Pengobatan
dengan antijamur harus diteruskan hingga satu minggu sampai sembuh untuk
menghindari terjadinya kekambuhan. Telinga harus dalam keadaan kering.
Infeksi bakteri sering disertai dengan otomikosis dan pengobatan dengan
antibiotic/steroid dapat membantu untuk mengurangi inflamasi dan edema, sehingga
memungkinkan kerja obat antijamur menjadi lebih baik (Dhingra, 2010).
.3 Herpes zoster otikus (penyakit Ramsay Hunt)
Herpes zoster otikus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella
zoster. Virus ini menyerang salah satu atau lebih dermatom saraf kranial. Dapat
mengenai saraf trigeminus, ganglion genikulatum dan radiks servikalis bagian atas.
Keadaan ini disebut juga sindroma Ramsay Hunt (Soepardi,dkk, 2010).
Awitan suatu paralisis wajah sering kali bersama otalgia dan erupsi herpetik pada
bagian bagian telinga luar dianggap sebagai akibat infeksi virus pada ganglion
genikulatum. Lesi kulit vesikuler mungkin hanya terbatas pada sebagian liang telinga
yang dipersarafi oleh suatu cabang sensorik kecil dari saraf kranialis ke tujuh, atau
dapat meluas ke aurikula, atau telah menghilang saat pasien dating ke dokter.
Kombinasi gejala lainnya dapat timbul dengan adanya keterlibatan progresif
serabut serabut saraf akustikus dan vestibularis dari saraf ke delapan. Pengobatan
sesuai dengan tatalaksana Herpes zoster (Boeis, 1997).
.4 Otitis eksterna eksematosa
Penyakit ini merupakan hasil dari reaksi hipersensitivitas terhadap infektif
organisme atau tetes telinga topikal seperti chloromycetin atau neomycin. Itu ditandai
dengan adanya iritasi yang hebat, berbentuk vesikel dan krusta. Pengobatan dengan
cara menghindari penggunaan antibiotic yang menyebabkan alergi dan menerapkan
penggunaan krim steroid (Dhingra, 2010).
7

.5 Keratosis obturans dan Kolesteatoma eksterna


Pada keratosis obturans ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga yang
disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah
telinga luar .
Pada pasien dengan keratosis obturans terdapat tuli konduktif akut, nyeri yang
hebat, liang telinga yang lebih lebar, membrane timpani yang utuh tapi lebih tebal dan
jarang ditemukan adanya sekresi telinga. Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang
hebat disebabkan oleh desakan gumpalan epitel berkreatin di liang telinga. Keratosis
obturans bilateral sering ditemukan pada usia muda.
Erosi tulang liang telinga ditemukan pada keratosis obturan dan pada
kolesteatoma eksterna. Hanya saja pada keratosis obturans, erosi tulang yang terjadi
menyeluruh sehingga tampak liang telinga menjadi lebih luas. Sementara pada
kolesteatoma eksterna erosi tulang terjadi hanya di daerah posteroinferior.
Otore dan nyeri tumpul menahun ditemukan pada kolesteatoma eksterna. Hal ini
disebabkan oleh karena invasi kolesteatoma ke tulang yang menimbulkan periosteitis.
Oleh karena keratosis obturans disebabkan oleh proses radang yang kronis, serta
sudah terjadi gangguan migrasi epitel maka setelah gumpalan keratin dikeluarkan,
debris akibat radang harus dibersihkan secara berkala.
Pada kolesteatoma eksterna perlu dilakukan operasi agar kolesteatoma dan tulang
yang nekrotik bisa diangkat sempurna. Tujuan operasi mencegah berlanjutnya
penyakit yang mengerosi tulang. Bila kolesteatoma masih kecil dan terbatas dapat
dilakukan tindakan konservatif. Kolesteatoma dan jaringan nekrotik diangkat sampai
bersih, diikuti pemberian antibiotik topikal secara berkala. Pemberian obat tetes
telinga dari campuran alkohol atau gliserin dalam H2O2 3% (FK UI, 2010)
.6 Otitis eksterna maligna
Otitis eksterna maligna adalah infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain
di sekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes mellitus. Pada
penderita diabetes, pH serumennya lebih tinggi dibanding pH serumen non diabetis.
Akibat adanya faktor immunocompromize dan mikroangiopati otitis eksterna
berlanjut menjadi otitis eksterna maligna.
8

Pada otitis eksterna maligna peradangan meluas secara progresif ke lapisan


subkutis, tulang rawan dan ke tulang di sekitarnya. Gejala otitis eksterna maligna
adalah rasa gatal di liang telinga dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang banyak
serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat,
liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya.
Terapi terdiri dari pemberian antibiotik dosis tinggi untuk pseudomonas secara
intravena seperti tobramycin, generasi ketiga sefalosporin. Antibiotic diberikan
selama 6 8 minggu atau lebih. Diabetes harus dikontrol. Tindakan membersihkan
luka (debridement) secara radikal perlu dilakukan (Dhingra, 2010).
Gambar otitis eksterna

Gambar otitis eksterna eksematosa

Gambar otitis eksterna maligna

Gambar otomikosis

Gambar herpes zoster otikus

2.8 Diferensial diagnosa

Diferensial diagnosa dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna adalah
.a Furunkel
.b Perikondritis
.c Dermatitis eksematosa dan seboroika
10

.d Sindroma Ramsay Hunt


.e Trauma liang telinga
.f Tumor liang telinga
2.9 Pencegahan otitis eksterna

Pasien pasien yang memiliki riwayat kekambuhan otitis eksterna harus memiliki
strategi pencegahan otitis eksterna. Berikut rekomendasi yang berhubungan dengan
kebersihan telinga yang dapat membantu mencegah terjadinya otitis eksterna:
a. Menghindari trauma pada liang telinga seperti penggunaan cotton bud.
b. Menghindari frekuensi mencuci telinga dengan sabun karena dapat merubah pH
dalam liang telinga.
c. Dilarang berenang di air yang tercemar
d. Menggunakan tetes telinga profilaksis setelah berenang untuk menjaga agar liang
telinga tetap kering (Waitzman, 2004).

2.10

Penatalaksanaan

a. Terapi untuk Otitis eksterna sirkumkripta tergantung pada keadaan furunkel. Bila
sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal
diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau bacitracin,
asam asetat 2 5 %. Kalau dinding furunkel tebal dipasang saluran drain untuk
mengalirkan nanahnya.
b. Terapi untuk Otitis eksterna difus dengan

membersihkan liang telinga,

memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya


terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang.
c. Pengobatan otomikosis terdiri dari pembersihan liang telinga dengan cara
mengangkat semua secret dan serabut serabut epitel dimana merupakan tempat
kondusif bagi pertumbuhan jamur. Hal itu dilakukan dengan cara irigasi, suction
dan dikeringkan. Spesifik obat anti jamur dapat diterapkan seperti nystastin
11

(100.000 units/ml propylene glycol) yang efektif bagi Candida albicans.


Antijamur spektrum luas lainnya termasuk clotrimazole dan povidone iodine, 2%
asam salisilat juga efektif. Itu adalah bersifat keratolitik dimana mengangkat
lapisan superfisial epidermis dan juga miselia jamur yang tumbuh di dalamnya.
Pengobatan dengan antijamur harus diteruskan hingga satu minggu sampai
sembuh untuk menghindari terjadinya kekambuhan. Telinga harus dalam keadaan
kering.
d. Pengobatan Herpes zoster otikus sesuai dengan tatalaksana Herpes zoster.
e. Pengobatan Otitis eksterna eksematosa dengan cara menghindari penggunaan
antibiotic yang menyebabkan alergi dan menerapkan penggunaan krim steroid.
f. Pada kolesteatoma eksterna perlu dilakukan operasi agar kolesteatoma dan tulang
yang nekrotik bisa diangkat sempurna. Tujuan operasi mencegah berlanjutnya
penyakit yang mengerosi tulang. Bila kolesteatoma masih kecil dan terbatas dapat
dilakukan tindakan konservatif. Kolesteatoma dan jaringan nekrotik diangkat
sampai bersih, diikuti pemberian antibiotik topikal secara berkala. Pemberian
obat tetes telinga dari campuran alkohol atau gliserin dalam H2O2 3%
g. Terapi Otitis eksterna maligna terdiri dari pemberian antibiotik dosis tinggi untuk
pseudomonas secara intravena seperti tobramycin, generasi ketiga sefalosporin.
Antibiotic diberikan selama 6 8 minggu atau lebih. Diabetes harus dikontrol.

12

BAB III
KESIMPULAN
1. Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
infeksi bakteri, jamur dan virus. Istilah otitis eksterna telah lama dipakai untuk
menjelaskan sejumlah kondisi. Spektrum infeksi dan radang mencakup bentuk
bentuk akut atau kronis.
2. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas(41%),
streptokokus(22%), stafilokokus aureus(15%). Otitis eksterna ini merupakan suatu
infeksi liang telinga yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang
temporal
3. Pasien dengan otitis eksterna biasanya mengeluh adanya nyeri telinga (otalgia)
dari yang sedang sampai berat, berkurang atau hilangnya pendengaran, tinitus atau

13

berdengung, gatal gatal, rasa nyeri yang sangat berat, selain itu adanya nyeri
tekan pada tragus
4. Penatalaksanaan pada otitis eksterna tergantung pada jenis dari otitis eksterna.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi,dkk. 2010. Buku ajar Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher.
Jakarta: FK UI.
2. Boeis, A.1997.Buku Ajar Penyakit THT.Jakarta:EGC.
3. Suseno,sigid.2012. Otitis Eksterna. www. sigidhs.blogspot.com.
4. Sofia.2003. www.scribd.com.
5. Waitzman.2004. Otitis Externa. www.medscape.com.
6. Adenan,adenine. Kumpulan kuliah telinga. Medan:FK USU
7. Dhingra,shruti.2010.Diseases of Ear, Nose, and Throat. Elsevier.

14

Anda mungkin juga menyukai