Disusun oleh:
Pembimbing
dr. Ratna Dewi P MSc SpKJ
I. IDENTITAS
PASIEN
Nama : Ny S
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
ALLOANAMNESIS
Nama : Ny. Mustini
Usia : 41 Tahun
Hubungan Dengan Pasien : Saudara Pasien
Alamat : Muntilan
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dari:
1. Autoanamnesis dilakukan pada hari Jumat, 26 Juli 2019 di Bangsal Utari RSJ
Prof. Dr. Soerojo Magelang
2. Alloanamnesis dilakukan pada hari Jumat, 26 Juli 2019 di rumah pasien,
Muntilan
IV. Autoanamnesis
Pasien mengatakan dibawa ke IGD RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang karena
sering berbicara sendiri dan sering melamun. . Pasien mengatakan merasa sedih
karena suami pasien menceraikan pasien dikarenakan pasien tidak menuruti
perintah mertua untuk membuatkan kopi, namun pasien lupa kapan pasien
diceraikan oleh mantan suaminya. Pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak
bersemangat dan hanya ingin di kamar saja. Pasien mengatakan sering melihat
jubah berwarna putih melayang di sekitar pasien dan merasa lehernya tercekik.
Pasien juga merasa bahwa ada orang yang mengontrol dirinya. Pasien juga
mengaku pernah jatuh dan kepalanya terbentur sehingga harus dirawat di rumah
sakit. Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien sudah pernah mondok namun
lupa kapan. Kemudian setelah gejala mulai berkurang, pasien dipulangkan ke
rumah. Pasien mengatakan bahwa pasien berhenti minum obat karena merasa
sudah sembuh. Pengobatan pasien dilakukan dengan pengawasan kakak kandung
pasien. Pasien mengaku sadar dirawat di RSJ karena sakit jiwa setelah diberitahu
oleh perawat di bangsal RSJ Soerojo Magelang.
V. Alloanamnesis
Pasien diantar oleh kakaknya karena pasien sering berbicara sendiri dan sering
melamun sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga sulit tidur,
nafsu makan berkurang, dan tiba-tiba menangis dan sering mengurung diri.
Saudara pasien mengatakan sebelumnya pasien sudah pernah mondok dua kali di
RSJ pada tahun 2017 karena pasien mengamuk dan sering berbicara ngelantur.
Pasien berhenti minum obat sejak 6 bulan yang lalu karena keluarga pasien
merasa pasien sudah sembuh total sehingga tidak membutuhkan obat lagi.
Saudara pasien mengatakan bahwa awal munculnya gejala ketika pasien bekerja
di Batam. Saat bekerja di Batam pasien sering mengeluh mengenai masalah
percintaan kepada kakaknya, semenjak saat itu pasien mulai berbicara ngelantur,
sering kebingungan, dan sering mendengar suara bisikan. Setelah tiga bulan
bekerja pasien terjatuh dari lantai dua dan sempat koma selama 10 hari. Saudara
pasien mengatakan bahwa pasien jatuh karena mendengar suara bisikan yang
memerintahkan pasien untuk loncat dari gedung. Pada tahun 2017 pasien sempat
menikah namun beberapa hari kemudian pasien diceraikan oleh suaminya karena
penyakit pasien kambuh lagi. Setelah kejadian tersebut penyakit pasien menjadi
lebih sering kambuh, terlihat murung, tidak bersemangat dan mengurung diri.
Saat gejala pasien kambuh pasien mengatakan ingin bertemu dengan mantan
suaminya.
2019
2017 2017
2017 Mondok 3
Mulai Mondok 1
muncul Mondok 2
ngelantur
Februari
2019
Putus obat
F
u
n
g
s
i
G
l
o
b
a
l
Tidak ada data yang valid tentang pasien mulai menunjukkan pertumbuhan
dan perkembangan seperti: pertama kali mengangkat kepala, berguling, duduk,
merangkak, berdiri, berjalan-berlari, memegang benda–benda di tangannya,
meletakkan segala sesuatu di mulutnya dan memegang benda-benda di
tangannya.
- Psikososial
Tidak ada data yang valid mengenai pasien di usia berapa mulai tersenyum
saat melihat wajah orang lain, dikejutkan oleh suara, ketika tertawa pertama
pasien atau menggeliat ketika diminta untuk bermain dan bertepuk tangan
dengan orang lain.
- Komunikasi
Tidak ada data yang valid tentang pasien seperti mulai mengucapkan kata-kata
seperti “ibu” dan “ayah” pada umur satu tahun.
- Emosi
Tidak ada data yang valid reaksi pasien ketika bermain, takut dengan orang
asing, ketika mulai menunjukkan kecemburuan atau daya saing terhadap
lainnya dan pelatihan menggunakan toilet.
- Kognitif
Tidak ada data yang valid usia pasien ketika dapat mengikuti objek, mengakui
ibunya, mengenal anggota keluarganya.
- Psikomotor
Perkembangan psikomotor pasien sesuai dengan anak seusianya.
- Psikososial
Pasien adalah anak yang cenderung pendiam namun mampu bersosialisasi
dengan orang di sekitarnya.
- Komunikasi
Pasien mampu bergaul dengan teman-teman dan lingkungannya dengan baik.
- Emosional
Emosi pasien saat usia sebelum 3-11 tahun stabil, pasien tidak pernah terlibat
dalam kasus perkelahian di sekolah.
- Kognitif
Pada saat kelas 4 SD sempat tidak naik kelas 1 kali.
Pasien dapat melakukan semua aktivitas motorik dengan baik tanpa hambatan.
- Psikososial
Pasien merupakan remaja yang pendiam dan pemalu,
- Komunikasi
- Emosional
Emosi pasien stabil, pasien tidak pernah terlibat dalam kasus perkelahian di
sekolah.
- Kognitif
Pasien mampu mengikuti proses belajar di sekolah.
e. Riwayat Masa Dewasa
Riwayat Keagamaan
- Pasien beragama Islam dan rajin beribadah.
Riwayat Pendidikan
- Pendidikan terakhir pasien adalah SMK.
Riwayat Pekerjaan
- Pasien bekerja membantu di toko tetangganya.
Riwayat Pernikahan
- Pasien sudah menikah tahun 2017, namun bercerai.
Riwayat Psikoseksual
- Tidak ada penyimpangan seksual.
Riwayat Aktivitas Sosial
- Pasien bersosialisasi dengan lingkungan rumah.
Riwayat Hukum
- Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.
Riwayat Militer
- Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
Riwayat Situasi Hidup Sekarang
Pasien tinggal bersama 1 kakak kandung perempuan dan 1 ponakan di
Muntilan, Magelang.
VIII. GENOGRAM
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
B. Status Generalisata
Pemeriksaan Hasil
Kulit Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, tidak kemerahan.
Tidak ada eflorosensi yang bermakna.
Kepala Bentuk normochepali, simetris, rambut hitam, lurus, distribusi merta, tidak
mudah dicabut. Tidak ada deformitas. Tidak ada edem palpebra,
Konjungtiva pucat -/-, Sklera ikterik -/-, pupil 2mm/2mm, refleks cahaya
langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, refleks kornea +/+,
Telinga dalam batas normal. Nafas Cuping hidung (-), mukosa bibir kering
(-), pucat (-), sianosis (-).
Leher Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-), kaku kuduk (-
), sikatriks (-)
Thorax Bentuk simetris, tulang dada normal, sel iga tidak ada retraksi, gerakan
dinding dada simetris.
Paru-paru:
Inspeksi: Latero-lateral lebih panjang dari pada Antero-Posterior,
pergerakan dinding dada simetris, Retraksi sela-sela iga (-),
massa (-), Spider Nevie (-)
Palpasi: Gerakan dinding dada simetris, Vocal Fremitus teraba
sama kanan-kiri.
Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru atas dan paru bawah
Auskultasi: Bunyi nafas dasar vesikuler, Ronchi -/-, Krepitasi -/-,
Wheezing -/-
Jantung:
Inspeksi: Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi: Ictus Cordis teraba
Perkusi: Batas paru dan jantung kanan setinggi ICS 4 hingga ICS 5
garis sternalis dextra dengan suara redup, batas paru dan jantung kiri
setinggi ICS 5± 2cm medial linea midclavicularis sinistra dengan
suara redup, batas jantung setinggi ICS 3 linea parasternalis kiri.
Auskultasi: Bunyi Jantung I-II Reguler, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Inspeksi: Bentuk abdomen normal, mendatar, massa, Striae (-), Caput
Medusae (-), pelebaran pembuluh darah (-)
Auskultasi: Bising usus (+) 5x/menit
Palpasi: Dinding Abdomen supel, turgor kulit baik,
nyeri tekan(-),Ballotement (-), Undulasi (-), Ascites (-).
Perkusi: Timpani, Nyeri Ketuk (-)
Genetalia Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas Ekstremitas Atas: simetris, deformitas (-), oedem (-), CRT <2”
detik,tremor pada kedua extremitas atas
Esktremitas Bawah: simetris, deformitas (-), oedem (-), CRT <2” detik,
tremor pada kaki kanan
C. Pemeriksaan Neurologis
1. GCS : 15 (E4 V6 M5)
2. Saraf Kranialis I-XII : Tidak ditemukan kelainan
3. Rangsang Meningeal : Tidak ditemukan kelainan
4. Kaku kuduk : (-)
5. Brudzinski I : (-)
6. Brudzinski II : (-)
7. Laseque : (-)
8. Kernig : (-)
9. Motorik : Baik
10. Sensorik : Baik
11. Refleks Fisiologis:
Biceps : ++/++
Triceps : ++/++
Patella : ++/++
Achilles : ++/++
12. Refleks Patologis
Hoffman Tromner : --/--
Babinski : --/--
Chaddock : --/--
Schafer : --/--
Oppenheim : --/--
Gordon : --/--
(Pemeriksaan dilakukan di bangsal Amarta Putra RSJ. Prof. Dr. dr. Soerojo Magelang
pada tanggal 30 Juli 2019)
1. Deskripsi Umum
Psikologik : Terganggu
Sosial : Terganggu
Perilaku : Normoaktif
2. Alam perasaan
Mood : Disforik
Afek
Keserasian : Appropriate
Derajat : Luas
Konsistensi : Stabil
3. Proses pikir
Arus pikir
a. Produktifitas : Berpikir lambat
b. Hendaya bahasa : Koheren
4. Persepsi
Halusinasi : Auditorik (+), visual (+), taktil (+), gustatorik (-),
olfaktori (-)
Ilusi : Auditorik (-), visual (-), taktil (-), gustatorik (-),
olfaktori (-)
Depersonalisasi : (-)
Derealisasi : (-)
5. Sensorium dan Kognitif
a. Orientasi W/T/O/S : Baik /Baik/ Baik/Baik
b. Intelegensi dan kemampuan : Baik
c. Daya Ingat
Segera ( <1 jam) : Baik
Pendek ( <1 hari) : Baik
Menengah ( <1 bulan) : Baik
Panjang ( >6 bulan – 1 tahun) : Buruk
d. Konsentrasi dan Perhatian : Baik
e. Kemampuan Visiospasial : Baik
f. Pikiran abstrak : Baik
g. Intelegensi : Baik
h. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
i. Pengetahuan Umum : Baik
6. Pengendalian impuls : Terkendali
7. Taraf dapat dipercaya : Dapat Dipercaya
8. Tilikan diri Intelectual Insight ( Tilikan 5 : Pasien sadar dirinya sakit, tetapi tidak
bisa menerapkan dalam mengatasinya).
9. PANNS EC;
P4 (gaduh gelisah) :2
P7(permusuhan) :1
G4(ketegangan) :2
G8(ketidakoperatifan) :1
G14(pengendalian impuls) :1
Total :7
Mood : Disforik
Afek
- Keserasian : Appropriate
- Derajat : Luas,
- Konsistensi : Stabil
Arus pikir
Sindrom Skizofrenia :
- Delusion of Control
- Halusinasi Auditorik, visual, taktil
- Bentuk pikir non-realistik
Sindrom depresif :
- Afek disforik
- Sulit tidur
- Nafsu makan berkurang
Pedoman diagnostik
F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan Gejala Psikotik
Pedoman diagnostik
IX. PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi
1. Fluoxetine
a. Mekanisme Kerja
b. Kontraindikasi
Kejang, Penyakit jantung, gangguan hati dan ginjal, Hamil dan laktasi.
c. Efek samping
Sindrom Ekstrapiramidal, mulut kering, mual, muntah,
dyspepsia, konstipasi, diare, anoreksia, penurunan berat badan,
ansietas, insomnia, halusinasi, ortostatik hipotensi, retensi urine.
d. Sediaan dan dosis
2. Trihexylphenidil
a. Mekanisme Kerja
b. Kontraindikasi
c. Efek Samping
Lorazepam dapat menyebabkan ngantuk, pusing, sedasi letih,
kikuk, lelah dan gangguan tidur. Perubahan nafsu makan, gangguan
penglihatan, dan gangguan pada gastrointestinal juga merupakan efek
samping dari lorazepam.
3. Litium Karbonat
a. Mekanisme Kerja
b. Indikasi
Indikasi utama pemakaian Lithium adalah untuk gangguan
afektif bipolar khususnya episode manik.
c. Interaksi Obat
Lithium jika diberikan bersamaan dengan diuretik tiazid, ACE
inhibitor, dan NSAID akan meningkatkan konsentrasi serum
lithium sehingga risiko intoksikasi menjadi besar. Lithium jika
diberikan bersamaan dengan haloperidol dapat menimbulkan
efek neurotoksis seperti diskinesia dan ataksia. Jika digunakan
bersamaan dengan aspirin dan parasetamol tidak akan
menimbulkan interaksi.
d. Dosis Obat
Dosis lithium pada dewasa dimulai pada dosis 300 mg 2-3 kali
sehari dan kadar plasma stabil dicapai dalam 4-5 hari. Setelah
pasien cukup stabil, dosis tunggal seringkali lebih disukai. Bila
fungsi ginjal normal, dosis total perhari bisa mencapai 1200-
1800 mg lithium karbonat yang akan menghasilkan konsentrasi
lithium dalam plasma berkisar 0,8-1,2 meq/L. Dosis
pemeliharaan berkisar di tingkat kadar plasma 0,6-1 meq/L
yang dapat dicapai dengan pemberian 900-1200 mg/hari. Pada
penggunaan untuk sindrom mania akut, setelah gejala-gejala
mereda, lithium carbonate harus diteruskan sampai lebih dari 6
bulan, dihentikan secara gradual (tappering off) bila memang
tidak ada indikasi lagi. Pada gangguan afektif bipolar dan
unipolar, penggunaan harus diteruskan dalam beberapa tahun,
sesuai dengan indikasi profilaksis serangan sindrom mania atau
depresi.
e. Efek Samping
- Efek neurologik:
Ringan nontoksik: disforia, tidak spontan, perlambatan
waktu reaksi, kesulitan memori
Tremor: postural, kadang-kadang efek ekstrapiramidal
Toxic: tremor, disartria, ataksia, iritabilitas neuromuskular,
kejang-kejang, koma, kematian
Lain-lain: neuropati perifer, peningkatan tekanan
intrakranial ringan, hipertensi, miastenia gravis like
syndrom, penurunan ambang kejang
- Endocrine:
Thyroid: goiter, hipothyroid, exophthalmus, hipertiroidism
(jarang)
Parathyroid: hiperparathyroidism, adenoma
- Kardiovaskular: benign T wave changes, sinus node
disfunction
- Renal: consentrating defect, perubahan morfologis, poliuria
(diabetes insipidus), penurunan GFR, sindroma nefrotik,
asidosis renal tubular
- Kulit: jerawat, rambut rontok, psoriasis, rash
- Saluran cerna: penurunan nafsu makan, mual, muntah, diare
- Lain-lain: perubahan metabolisme karbohidrat, peningkatan
berat badan, retensi air
B. Non Farmakoterapi
1. Psikoterapi :
2. Sosioterapi :
Memotivasi pasien untuk menjalani komunikasi terhadap lingkungan dan
membuka diri.
Menganjurkan pasien untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti
olahraga, mengikuti kegiatan sosial, dan melakukan hobi positif.
Memotivasi untuk mencari teman baru yang bisa memberikan dampak positif
bagi pasien.
3. Terapi Keluarga :
Membantu keluarga pasien untuk memahami dan mengetahui mengenai
kondisi pasien.
Memberikan pengertian kepada keluarga untuk tidak bertengkar
dengan pasien, memotivasi keluarga agar keluarga terus mendampingi pasien
, dan mendukung pasien melakukan tindakan positif.
4. Cognitive Behavioural Therapy
a. Bermanfaat dalam memperbaiki gejala positif pada pasien dengan skizofrenia
b. CBT juga bermanfaat dalam memperbaiki gangguan kognitif, memperbaiki
hubungan sosial pasien dan dapat menghibur pasien dengan skizofrenia
c. CBT juga bermanfaat dalam memperbaiki perilaku disorganisasi pada pasien
dengan skizofrenia
5. Yoga
a. Yoga bermanfaat dalam memperbaiki gejala positif dan negatif pada pasien
dengan skizofrenia
b. Dapat mengurangi risiko peningkatan BB yang disebabkan penggunaan anti
psikotik jangka panjang
c. Yoga dapat mengurangi gejala psikotik, depresi, peningkatan kognisi dan
peningkatan kualitas hidup
X. PROGNOSIS
Premorbid
Ad Vitam : Bonam