(Pemeriksaan dilakukan di bangsal Amarta Putra RSJ. Prof. Dr. dr. Soerojo Magelang pada
tanggal 30 Juli 2019)
1. Deskripsi Umum
Kesadaran
Psikologik : Terganggu
Sosial : Terganggu
Perilaku : Normoaktif
2. Alam perasaan
Mood : Euforia
Afek
Keserasian : Appropriate
Derajat : Luas
Konsistensi : Stabil
3. Proses pikir
Arus pikir
Kualitas
Koheren, Flight of idea
Kuantitas
Talk Active
Isi pikir
Bizzare
Non Bizzare
4. Persepsi
Halusinasi : Auditorik (+), visual (-), taktil (-), gustatorik (-),
olfaktori (-)
Ilusi : Auditorik (-), visual (-), taktil (-), gustatorik (-),
olfaktori (-)
Depersonalisasi : (-)
Derealisasi : (-)
5. Sensorium dan Kognitif
a. Orientasi W/T/O/S : Baik /Baik/ Baik/Baik
b. Intelegensi dan kemampuan : Baik
c. Daya Ingat
Segera ( <1 jam) : Baik
Pendek ( <1 hari) : Baik
Menengah ( <1 bulan) : Baik
Panjang ( >6 bulan – 1 tahun) : Baik
d. Konsentrasi dan Perhatian : Baik
e. Kemampuan Visiospasial : Baik
f. Pikiran abstrak : Baik
g. Intelegensi : Baik
h. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
i. Pengetahuan Umum : Baik
Mood : Euforia
Afek
Keserasian, Derajat, Konsistensi : Appropriate, Luas, Stabil
Arus pikir
Pedoman diagnostik
Pedoman diagnostik
Pedoman diagnostik
Aksis IV :Masalah berkaitan dengan Primary Support Group (Orang tua &
pendidikan)
A. Farmakoterapi
1. Olanzapine
a. Mekanisme Kerja
Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin, struktur
kimianya mirip dengan klozapin. Olanzapin memiliki afinitas terhadap
reseptor dopamin (D2, D3, D4 dan D5), reseptor serotonin(5HT2),
muskarinik, histamin (H1) dan reseptor alfa 1. Olanzapin diabsorpsi
dengan baik setelah pemberian oral, dengan kadar plasma tercapai setelah
4 – 6 jam pemberian, metabolisme di hepar oleh enzim CYP 2D6, dan
diekskresi lewat urin.
b. Kontraindikasi
Olanzapine tidak dapat diberikan pada pasien yang memiliki alergi
terhadap olanzapine, usia tua dengan demensia terkait psikosis,
meningkatkan risiko kematian dan insiden gangguan cerbrovaskular,
penyakit Alzheimer, diabetes mellitus, stroke, riwayat kejang, leukopenia,
neutropenia, and agranulocytosis.
c. Efek samping
Meskipun strukturnya mirip dengan klozapin, olanzapin tidak
menyebabkan agranulositosis seperti klozapin. Olanzapin dapat ditoleransi
dengan baik dengan efek samping ekstrapiramidal terutama tardiv
diskinesia yang minimal. Efek samping yang sering dilaporkan adalah
peningkatan berat badan dan gangguan metabolik yaitu intoleransiglukos,
hiperglikemia, dan hiperlipidemia. Untuk pasien yang memiliki riwayat
diabetes, harus dilakukan kontrol gula darah secara rutin, karena
olanzapine dapt sebabkan hyperglycemia. Untuk pasien yang punya
riwayat alergi terhadap olanzapine, maka dicari obat lain sebagai
pengganti.
b. Kontraindikasi
c. Efek Samping
Lorazepam dapat menyebabkan ngantuk, pusing, sedasi letih,
kikuk, lelah dan gangguan tidur. Perubahan nafsu makan, gangguan
penglihatan, dan gangguan pada gastrointestinal juga merupakan efek
samping dari lorazepam.
d. Dosis dan sediaan
Dosis dan sediaan : 3-10mg/hari dalam dosis terbagi, dengan
sediaan tablet 0,5 mg, 1 mg, 2 mg; parenteral 2 mg/ml, 4 mg/ml.
B. Non Farmakoterapi
1. Psikoterapi :
1. Sosioterapi :
2. Terapi Keluarga :
4. Yoga
Yoga bermanfaat dalam memperbaiki gejala positif dan negatif pada pasien
dengan skizofrenia
Dapat mengurangi risiko peningkatan BB yang disebabkan penggunaan anti
psikotik jangka panjang
Yoga dapat mengurangi gejala psikotik, depresi, peningkatan kognisi dan
peningkatan kualitas hidup
B. Morbid
Onset usia Usia 19 Tahun : Buruk
Jenis penyakit gangguan psikotik : Buruk
Perjalanan penyakit kronis : Buruk
Ide bunuh diri ada : Buruk
Penyakit organik tidak ada : Baik
Respon terapi bagus : Baik
Kepatuhan minum obat teratur : Baik
Insight tilikan derajat 1 : Buruk
Ad Sanationam : malam