PENDAHULUAN
Otitis eksterna merupakan suatu proses inflamasi dari saluran telinga bagian
luar, yang melibatkan daun telinga (pinna) dan membran timpani atau meatus
auditorius eksternal. Meatus auditorius eksternal terdiri dari lapisan epitel, yang
lapisan kulit yang lebih dalam mengandung kelenjar keringat, bertujuan untuk
liang telinga. Pada umumnya pH pada telinga normal atau asam, apabila pH menjadi
basa maka proteksi terhadap infeksi menurun. Penyebab lainnya adalah perubahan
suhu. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, bakteri dan jamur semakin
mudah tumbuh. Inflamasi juga dapat terjadi karena radang pada telinga luar akibat
disertai dengan adanya maserasi kulit dan jaringan subkutan yang disebabkan oleh,
herpes zoster), dermatitis seboroik, dermatitis kontak (sampo rambut, alat bantu
Selain itu setiap kondisi yang dapat menyebabkan penurunan daya tahan
dapat menjadi faktor predisposisi penderita otitis eksterna yang dapat berlanjut
keparahan gejala diukur dengan nyeri tekan saat menggerakan telinga, gatal dan
serta kemerahan.2,14
waktunya, yaitu otitis eksterna akut dan otitis eksterna kronis. Otitis eksterna akut
(onset kurang dari 6 minggu), pasien akan mengeluh onset yang cepat, gejala
umumnya terjadi dalam 48 jam. Otalgia adalah gejala yang presentasinya paling
umum dan gejala otitis eksterna dapat diperburuk dengan gerakan rahang, atau
Pasien otitis eksterna akut juga bisa mengalami pruritus lokal atau
pembengkakan yang cukup untuk menutup saluran telinga. Sedangkan pada otitis
eksterna kronik (onset lebih dari 6 minggu), gejalanya meliputi pruritus lokal,
telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar serumen, maka ditempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus,
Otitis eksterna difus dikenal sebagai telinga perenang atau telinga tropis
biasanya terdapat pada kulit liang telinga duapertiga dalam. Pada gangguan otitis
paling utama memicu peradangan pada kulit dan subdermis dari saluran telinga
eksterna, dengan gambaran kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas
batasnya. 14, 16
semua wilayah Amerika Serikat, terjadi pada 4 dari setiap 1.000 orang setiap tahun.
Bila dilihat dari data kementrian kesehatan Republik Indonesia penyakit telinga
masuk dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di
Namun, insiden meningkat di negara tropis, dan didukung dengan demografi yang
4
18
berkaitan dengan usia, jenis kelamin, dan terkait ras.
Prevelensi dari penderita otitis eksterna yang paling sering berdasarkan rentan umur
pada penelitian Andar tahun 2014 didapatkan jumlah penderita otitis eksterna di
14-24. Penelitian Monica, dkk pada tahun 2013 umur dewasa 15-49 tahun sebanyak
13 orang (59%). Pada penelitian Xi Wang pada tahun 2017 pada orang dewasa yang
Pada penelitian Roland, dkk, peneliti Dickson dan penelitian Demir 2018
insidensi puncak pada anak-anak berusia 7-12 tahun. Menurut penelitian Chidlow,
dkk pada tahun 2018 usia anak-anak usia 5-10 tahun sebanyak 21 orang (12%).1, 12,
21, 22
banyak pada individu berusia 5-64 tahun. Sedangkan pada penelitian Hansen, dkk
tahun 2018 antara usia 65-74 tahun. Menurut penelitian Musa, dkk usia 0-15 tahun
78 (58,6%).4, 12, 23
Pada penelitian Musa, dkk tahun 2014 yaitu paling banyak yang berjenis
kelamin laki – laki adalah 81 orang (60,9%). Pada penelitian Childlow, dkk tahun
4,22
ada lebih banyak pesien berjenis kelamin perempuan 118 orang (61%).
Andar tahun 2014 didapatkan 5sebanyak 32 orang (62%) penderita, dengan keluhan
orang (86,3%). Sedangkan pada penelitian Musa, dkk tahun 2014 nyeri telinga
penelitian Childlow, dkk tahun 2018 dengan jumlah pasien 193 orang dan hampir
Andar tahun 2014 tidak bekerja adalah pekerjaan tersering yaitu 20 orang (39%).
Penderita otits eksterna berdasarkan pekerjaan lebih sering terjadi pada perenang
menurut, penelitian Simon tahun 2015, penelitian Waitzman tahun 2018 dan
penelitian Andar tahun 2014 otitis eksterna sirkumskripta adalah jenis otitis
tersering yaitu 41 orang (85%). Otitis eksterna difus adalah diagnosis tersering untuk
101 (75,9%) yang terdapat pada penelitian Musa, dkk tahun 2014, yang terbanyak
adalah otitis eksterna difusa, yaitu sejumlah 64 orang (61%) pada penelitian
Indriana, dkk. Peneliti Pratiwi pada tahun 2018 diagnosa otitis eksterna difus juga
Pematangsiantar.
7
1) Bagi masyarakat
gambaran otitis eksterna dan sebagai sarana bagi masyarakat agar dapat
2) Bagi peneliti
kedokteran.
TINJAUANPUSTAKA
Secara anatomi, telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi dalam mengumpulkan dan
terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan liang telinga sampai membran
timpani. Di dalam telinga tengah terdapat tiga bagian tulang pendengaran yaitu
maleus, inkus dan stapes. Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua
setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga buah kanalis
semisirkularis.5,6,9,18
8
9
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga. Daun telinga
terdiri dari tulang rawan elastis dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S,
duapertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang yang panjangnya kira
daerah ini akan sangat peka terhadap rasa nyeri karena tidak terdapat ruang
Ada tiga mekanisme pertahanan dari liang telinga dan permukaan lateral
membran timpani yaitu tragus dan antitragus, kulit dengan lapisan serumen
10
dari isthmus. Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar
pertumbuhan bakteri atau jamur. Dan juga memiliki sifat sepert lilin yang
berfungsi untuk melindungi epitel dari maserasi atau kerusakan kulit. Jumlah
Serumen pada dasarnya dapat keluar sendiri dari liang telinga akibat
migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani menuju ke arah
luar serta dibantu oleh gerakan rahang saat mengunyah. Serumen tidak
memiliki efek anti bakteri atau anti jamur tetapi serumen memiliki efek
yang lebih tipis yang melekat erat, dan berorientasi pada inferior dan
anterior. Bagian kanal ini tidak memiliki kelenjar apokrin atau folikel
rambut. Sehingga bila terjadi trauma lokal dari benda asing pada telinga
dari dua lapisan, yaitu lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang
telinga dan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia. Bagian bawah
13
membran timpani disebut pars tensa (membran propria) yang memiliki satu
lapisan di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit
serat elastin. 25
yang disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of
light) ke arah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan
Reflek cahaya (cone of light) ialah cahaya dari luar yang di pantulkan
oleh membran timpani. Terdapat dua macam serabut pada membran timpani
yaitu, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya reflek
cahaya yang berupa kerucut itu. Secara klinis reflek cahaya ini dinilai,
keluar dari fossa crania media lewat foramen ovale dan memasuki ganglion
otikum .9,26
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua
skala media berisi endolimfa. Ion dan garam yang terdapat di perillimfa
berbeda dengan endolimfa. Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala
15
sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini
tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel
rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis, yang membentuk organ corti. 14
cabang kohlear.14,27
kohlear
vestibularis dan
meatus akustikus internus bersatu pada sisi bagian lateral akar N. Fasialis
dan masuk ke batang otak antara pons dan medula. Sel-Sel sensoris
terletak di modiolus.19,27
telinga, yang dapat juga melibatkan daun telinga (pinna) dan membran timpani, yang
lebih sering disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur yang bersifat akut dan dapat
menyertai maserasi kulit dan jaringan subkutan. Otitis eksterna dapat dibagi menjadi
Namun, insiden meningkat di negara tropis, dan didukung dengan demografi yang
berkaitan dengan usia, jenis kelamin, dan terkait ras. Meskipun infeksi ini dapat
17
jumpai pada populasi anak-anak dan dewasa, dengan insidensi puncak pada anak-
anak berusia 7-12 tahun.18 Otitis eksterna mempengaruhi semua jenis kelamin
dan infeksi. 14
sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada
Gejala ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul.
Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan
perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu membuka
kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman
Faktor predisposisi dari terjadinya otitis eksterna antara lain trauma yang
disebabkan saat membersihkan telinga dengan kuku jari atau cotton bud,
pertahanan kulit meatus akustikus eksterna hilang, protective lipid layer dan
hangat, dan kotor merupakan media pertumbuhan kuman yang paling baik.
tersebut) sehingga area tersebut tampak hiperemis dan suhunya lebih tinggi.
Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif
kronis. 14,15
kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat
sekret yang berbau. Gejala lainnya adalah hiperemis dan suhu yang lebih
22
area tersebut). Otitis eksterna difus dapat dibagi menjadi akut atau
sensasi panas terbakar dalam liang telinga, diikuti nyeri saat menggerakkan
jaringan sekitarnya.6
Fase kronis memiliki karakteristik iritasi dan sangat gatal. Ini adalah
kronis).12
telinga dalam bentuk gelombang yang dibawa melalui udara atau tulang ke koklea.
akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian
20
perbandingan luas membran timpani dengan tingkap lonjong. Energi getar yang
defleksi stereosilia terhadap sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
penlepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan terjadnya
sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, dan
lobus temporalis.6
2.6. Patofisiologi
Keadaan di dalam kanal eksterna adalah hangat, gelap dan cenderung menjadi
lembab, sehingga menjadi lingkungan yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri
dan jamur. 14
serumen yang dapat menciptakan lapisan asam yang mengandung lisozim dan zat
lain yang mungkin menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Serumen juga
terdapat pada kanal auditori. Serumen kaya lipid dan bersifat hidrofobik yang
serumen yang terlalu sedikit sehingga dapat menyebabkan infeksi pada telinga,
penyumbatan. 7,15,29 Selain itu, kanal dipertahankan oleh migrasi epitel unik yang
terjadi di membran timpani. Ketika pertahanan ini gagal atau ketika epitel kanal
pendengaran eksternal rusak, maka terjadilah otitis eksterna. Ada banyak pencetus
infeksi ini, tetapi yang paling umum adalah kelembaban berlebihan yang
meningkatkan pH.
1,2,3,4
Otitis eksterna terjadi pada saat organisme menginvasif termasuk flora kulit
normal dan basil gram negatif, terutama Pseudomonas aeruginosa. Organisme ini
dari obat tersebut. Penggunaan alkohol juga dapat menjadi desinfektan yang
efektif bila dalam konsentrasi tinggi dengan cara menghilangkan air dari
termasuk asam asetat 2%-5%, aluminium asetat 3,25% atau Etil Alkohol 70
yang tidak menyukai lingkungan dengan pH yang asam. Jadi, otitis lebih
plasebo.11,21,30
yang baik antara obat dengan kulit yang meradang yang biasanya
dengan resistensi obat dengan pola sensitivitas patogen. Jenis obat tetes
menginstruksikan pasien untuk berbaring pada sisi telinga yang sakit untuk
beberapa menit agar pemberian obat tetes telinga dapat sampai ke saluran
tengah. Setelah itu pasien atau seseorang menekan tragus beberapa kali
untuk mendapatkan hasil yang baik pada proses ini. Pemberian obat ini dapat
diberikan sendiri dan dapat juga dibantu oleh orang lain untuk meletakkan
keluar. Jika terjadi penyempitan kanal akibat edema, pastikan minimal 50%
diminta untuk datang kembali dalam dua sampai tiga hari untuk mencabut
10 hari tergantung pada tingkat keparahan penyakit, atau selama tiga hari
24
kekambuhan. 21
penggunaan berulang tetes topikal dalam jangka waktu yang lama untuk
perforasi membran timpai. Obat topikal non-ototoxic harus dipilih jika ada
pada 10% kasus. Selain infeksi bakteri, infeksi jamur dapat ditemukan pada
2%.18,21,29
25
efektif dan tidak menyebabkan iritasi lokal, tetapi kontak yang terlalu lama
bersifat ototoksik dan harus diberikan hanya jika gendang telinga utuh.12,21,2
teteskan 10 tetes ke dalam saluran telinga yang terkena, sekali sehari selama
telinga yang terkena sekali sehari selama 7 hari, lebih dari 13 tahun, sama
dengan dosis dewas. Obat ini dapat mengurangi pembengkakan, eritema, dan
tinggi lebih efektif dari kortikosteroid potensi rendah terhadap rasa sakit,
Sebagian besar infeksi jamur yang ringan dapat diobati dengan 2% asam
asetat dan atau larutan alkohol 90-95%, tidak lagi direkomendasikan karena
NAMA LAMA
NO SEDIAAN DOSIS PENGGUNAAN PENGGUNAAN
OBAT
2.7.4. Analgesik
Penghilang rasa sakit adalah bagian penting dari perawatan akut otitis
difus dan juga pada otitis eksterna sirkumskripta yang sering dijumpai
furunkel besar hingga menyumbat liang telinga dan bila sudah terdapat abses
mengalirkan nanahnya.18
27
Golongan opioids
Morfin I.V 2-10 mg
TAHAP
Per oral 10-3- mg setiap 4 jam
3 ANALGESIK Hidron orfon I.V 1-4 mg
III
Per oral 2-6 mg setiap 4 jam
Oksikodon
Per oral 10-30 g setiap 4 jam
Analgesik lokal topikal dapat digunakan sebagai pengobatan
efektif, kecuali gendang telinga berlubang. Namun, anestesi lokal juga dapat
dinilai. 6,14
28
OBAT
Fentanyl
dilihat dari efek samping dan risiko menginduksi resistansi obat. Di sisi lain,
atau jika infeksi meluas ke luar telinga kanal. Secara optimal, antibiotik harus
muntah dan reaksi alergi. Ada beberapa situasi di mana 7 hari pemberian
imun
30
immunocompromised.1,12
2.7.6. Pemantauan
peningkatan yang signifikan dalam waktu 24 jam. Jika pasien tidak membaik
dapat dirawat oleh penyedia perawatan primer tetapi dalam kasus yang
12,13
2.8. Komplikasi
selulitis, adenopati serviks, atau parotitis), sering melibatkan mastoid dan dicurigai
terjadi nekrosis kulit kanal atau muncul granulasi, rasa sakit yang tidak proporsional
serta suhu pasien melebihi102.2 °F (39 °C). Suatu furunkel dapat terjadi disaluran
telinga sebagai akibat dari peradangan akut atau kronis. dan biasanya diakibatkan
2.9. Prognosis
Sebagian besar insiden otitis eksterna dapat sembuh dengan baik. Otitis
eksterna biasanya pulih sepenuhnya dalam 7-10 hari. Sebagian besar pasien
31
membaik dalam waktu 48-72 jam setelah pemberian antibiotik. Bila terjadi
kegagalan dalam pengobatan 2-3 hari maka harus meminta dokter untuk
mengevaluasi kembali pasien. Pada beberapa pasien dengan otitis eksterna, telinga
harus didebridasi untuk resolusi penuh, Insisi bedah dan drainase kadang-kadang
diperlukan. 18,23
Pada beberapa pasien, otitis eksterna dapat menyebabkan otalgia parah yang
membaik 2-5 hari setelah memulai terapi. Infeksi yang parah dapat menyebabkan
limfadenitis atau selulitis pada wajah atau leher. Jika tidak diobati, infeksi dapat
nekrotikan (ganas) otitis eksterna, suatu kondisi serius yang memerlukan perawatan
jangka panjang dan sering mengakibatkan morbiditas atau mortalitas yang parah.12
mortalitas berada pada kisaran 20% diantara orang dewasa, sebagian besar karena
penyakit penyerta dan perluasan infeksi yang cepat untuk sepsis atau ekstensi. Jika
Komplikasi ini harus dicurigai jika nyeri dan jaringan granulasi terlihat di saluran
telinga.12,23
32
METODOLOGIPENELITIAN
penelitian cross-sectiona.
Pematangsiantar.
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
yang berobat jalan maupun yang berobat inap di RSUD Dr. Djasamen
33
eksterna dari segi umur, jenis kelamin, pekerjaan, keluhan utama, jenis otitis
eksterna dan mengetahui angka kejadian otitis eksterna pada telinga kanan, kiri
maupun keduanya.
Data yang digunakan diperoleh dari data sekunder yaitu dari rekam medik
Rumah Sakit Umum daerah Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Data yang
dikumpulkan berupa umur, jenis kelamin, pekerjaan, keluhan utama, jenis otitis
36
eksterna dan angka kejadian otitis eksterna pada telinga kanan, kiri maupun
keduanya.
kembali dan dikelompokkan sesuai variabel yang diteliti, setelah itu data
tersebut dianalisis.