Disusun Oleh:
Pembimbing:
“Hipertofi Adenoid”
Disusun Oleh:
Dhio Arieyona
G4A022059
Referat ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu tugas
di bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
Puji syukur penulis panjatkan untuk Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas referat ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga referat ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adenoid adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terletak pada
dinding posterior nasofaring, termasuk dalam rangkaian cincin Waldeyer. Secara
fisiologik adenoid ini membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian akan mengecil
dan hilang sama sekali pada usia 14 tahun. Bila sering terjadi infeksi saluran napas
bagian atas maka dapat terjadi hipertrofi adenoid. Akibat dari hipertrofi ini akan
timbul sumbatan koana dan sumbatan tuba Eustachius (Soepardi et al., 2012).
Hipertrofi adenoid adalah kondisi obstruktif yang berhubungan dengan
peningkatan ukuran adenoid. Kondisi ini dapat terjadi dengan atau tanpa infeksi
adenoid akut atau kronis. Adenoid adalah kumpulan jaringan limfoepitel di bagian
superior nasofaring medial ke lubang tuba Eustachius (Geiger & Gupta, 2023).
Adenoidektomi merupakan suatu prosedur pengangkatan kelenjar limfoid
pada leher yang paling banyak dilakukan oleh anak-anak dan remaja (Ramos et al,
2013). Adenoidektomi dilakukan ketika beberapa terjadi sleep disordered breathing
yang biasanya ditandai dengan mendengkur, serta infeksi telinga bagian tengah
(Subramanyam et al, 2013)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan dilapisi oleh
jaringan ikat dengan kriptus didalamnya. Terdapat jaringan limfoid yang membentuk
lingkaran di faring yaitu tonsila palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsila lingual
dan tonsil tubal membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. (Reis et al.,
2013).
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan yang terletak di fossa kedua sudut
orofaring, tonsil ini berbentuk oval dengan ukuran Panjang 2-5 cm. daerah yang
kosong diatasnya disebut fossa supratonsilar (Viswanatha & Meyer, 2023)
C. Hipertrofi Adenoid
1. Definisi
Pada pemeriksaan fisik, pasien dengan hipertrofi adenoid akan sering bernapas
melalui mulut, dan mungkin memiliki karakteristik wajah yang dikenal sebagai fasies
adenoid yaitu palatum melengkung tinggi, wajah yang memanjang, dan retrusi wajah
bagian tengah. Pemeriksaan fisik lengkap bertujuan untuk menyingkirkan penyebab
potensial lain dari sumbatan hidung seperti benda asing hidung, rinosinusitis, polip
hidung, dan kelainan bawaan seperti atresia choanal atau stenosis aperture pyriform.
5. Diagnosis
Pada hipertrofi adenoid akut dan kronis yang disebabkan oleh infeksi
pemberian terapi antibiotikmerupakan langkah pertama yang tepat. Amoksisilin dapat
digunakan untuk adenoiditis akut tanpa komplikasi, namun, untuk hipertrofi adenoid
infeksi kronis atau berulang bisa diberikan beta-laktamase inhibitor seperti asam
klavulanat. Klindamisin atau azitromisin bisa diberikan pada pasien yang memiliki
alergi penisilin (Geiger & Gupta, 2023).
Pada hipertrofi adenoid dengan gejala obstruksi atau infeksi kornis dan
berulang bisa dilakukan terapi bedah adenoidektomi dengan cara kuretase memakai
adenotom (Soepardi et al., 2012):.
a. Indikasi
1) Sumbatan
b) Sleep apnea
c) Gangguan menelan
d) Gangguan berbicara
2) Infeksi
a) Adenoitis berulang/kronik
3) Kecurigaan neeoplasma
b. Kontraindikasi
7. Komplikasi
Komplikasi hipertrofi adenoid yang sering terjadi adalah efusi telinga tengah
yang persisten dan/atau gangguan pernapasan saat tidur yang dapat terjadi akibat
hipertrofi adenoid yang tidak diobati. Anak-anak dengan hipertrofi adenoid berisiko
mengalami kesulitan bicara, bahasa, dan/atau belajar sebagai akibat dari gangguan
pendengaran konduktif yang dapat terjadi dengan efusi telinga tengah sekunder yang
persisten. Hipertrofi adenoid juga bisa menyebabkan risiko gangguan pernapasan saat
tidur (Geiger & Gupta, 2023).
BAB III KESIMPULAN
1. Adenoid adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terletak pada dinding
posterior nasofaring, termasuk dalam rangkaian cincin Waldeyer. Secara fisiologik
adenoid ini membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian akan mengecil dan
hilang sama sekali pada usia 14 tahun.
2. Hipertrofi adenoid adalah kondisi obstruktif yang berhubungan dengan peningkatan
ukuran adenoid yang berkaitan dengan dan tanpa infeksi.
3. Adenoidektomi merupakan suatu prosedur pengangkatan kelenjar limfoid pada leher
yang paling banyak dilakukan oleh anak-anak dan remaja.
4. Adenoidektomi dilakukan ketika beberapa terjadi sleep disordered breathing yang
biasanya ditandai dengan mendengkur, serta infeksi telinga bagian tengah.
5. Indikasi adenoidektomi umumnya direkomendasikan untuk tiga kondisi, yaitu;
adenoid obstruksif, infeksi yang rekuren/kronik dan kecurigaan neoplasia
6. Komplikasi hipertrofi adenoid yang sering terjadi adalah efusi telinga tengah yang
persisten dan bisa terjadi gangguan pernapasan saat tidur
Daftar Pustaka
Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, R.D. 2012. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan THT-KL FK UI. Dalam: Gangguan Pendengaran dan Kelainan
Telinga. Edisi ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Geiger, Z., Gupta, N. 2023. Adenoid Hypertrophy. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536984/
Reis, L.G.V., Almeida, E.C.S., Silva, A.J.C., Pereira, G.A., Barbosa, V.F.,
Etchebehere, R.M. 2013. Tonsillar hyperplasia and recurrent tonsillitis: clinical-
histological correlation: Braz J Otorhinolaryngol. 79(5):603-8.
Ratunanda, S.S., Satriyo, J.I., Samiadi, D., Madiadipoera, T., Anggraeni, R. 2016.
Efektivitas Terapi Kortikosteroid Intranasal pada Hipertrofi Adenoid Usia
Dewasa berdasarkan Pemeriksaan Narrow Band Imaging. Maj Kedokteran
Bandung. 48(4):228–33.
Adha, M.A.R., Wibowo, D., Rasyid, N.I. 2019. Gambaran Tingkat Keparahan
Maloklusi Menggunakan Handicapping Malocclusion Assessment Record
(Hmar) Pada Siswa Sdn Gambut 10. Dentin J Kedokteran Gigi. 2019;3(1):1–9.
Ramos, S.D., Shraddha, M., Pine, H.S. 2013. Tonsillectomy and Adenoidectomy.
Pediatr Clin N Am, 60:793-807.