ADENOIDITIS HIPERTROFI
Oleh :
Reyhan Avistano
NIM 2208438060
Pembimbing :
dr. Harianto, Sp.THT-KL(K)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2
Hipertrofi adenoid adalah kondisi obstruktif yang berhubungan dengan
bertambahnya ukuran adenoid. Kondisi ini dapat terjadi dengan atau tanpa infeksi
adenoid akut atau kronis. Struktur adenoid yang lunak dan normalnya tersebar
dalam nasofaring, terutama pada dinding posterior dan atapnya, mengalami
hipertrofi dan terbentuk massa dengan berbagai ukuran. Massa ini dapat hampir
mengisi ruang nasofaring, mengganggu saluran udara yang melalui hidung,
mengobstruksi tuba eustachii, dan memblokade pembersihan mukosa hidung.4,5
3
Gambar 1. Anatomi Adenoid.7
2.3 Etiologi
4
Hipertrofi adenoid dapat disebabkan oleh infeksi dan non infeksi. Penyebab
infeksi hipertrofi adenoid termasuk patogen virus dan bakteri Secara fisiologis
adenoid akan mengalami hipertrofi pada masa puncaknya yaitu 3-7 tahun dan
kemudian mengecil dan menghilang sama sekali pada usia 14 tahun. 1 Hipertrofi
adenoid biasanya asimptomatik, namun jika cukup besar akan menyebabkan
gejala. Hipertrofi adenoid juga didapatkan pada anak yang mengalami infeksi
kronik atau rekuren pada saluran pernapasan atas atau ISPA. 2 Etiologi
pembesaran adenoid sebagian besar disebabkan oleh infeksi yang berulang pada
saluran nafas bagian atas. Selain itu episode alergi juga dapat menyebabkan
pembesaran adenoid.11
2.4 Patogenesis
Pada balita jaringan limfoid dalam cincin waldeyer sangat kecil. Pada anak
berumur 4 tahun bertambah besar karena aktivitas imun, karena tonsil dan
adenoid merupakan organ limfoid pertama di dalam tubuh yang menfagosit
kuman - kuman pathogen. Jaringan tonsil dan adenoid mempunyai peranan
penting sebagai organ yang khusus dalam respon imun humoral maupun selular,
seperti pada bagian epithelium kripte, folikel limfoid dan bagian ekstrafolikuler.
Oleh karena itu, hipertrofi dari jaringan merupakan respons terhadap kolonisasi
dari flora normal itu sendiri dan mikroorganisme pathogen. Bila sering terjadi
infeksi saluran nafas bagian atas maka dapat terjadi hipertrofi adenoid. Akibat
dari hipertrofi ini akan timbul sumbatan koana dan sumbatan tuba eustachius3
2.5 Diagnosis
2.5.1 Anamnesis
5
Hipertrofi adenoid adalah kondisi obstruktif, dengan gejalanya tergantung
pada struktur yang terhambat. Sumbatan hidung oleh hipertrofi adenoid dapat
menyebabkan pasien mengeluhkan rinore, kesulitan bernapas melalui hidung,
batuk kronis, post-nasal drip, mendengkur, dan/atau gangguan pernapasan saat
tidur pada anak-anak. Jika sumbatan hidung signifikan, pasien dapat menderita
sinusitis dan mungkin mengeluhkan nyeri atau nyeri tekan pada wajah. Obstruksi
tuba Eustachius dapat menyebabkan gejala yang sesuai dengan disfungsi tuba
Eustachius seperti pendengaran yang teredam, otalgia, suara berderak atau letupan
di telinga, dan/atau infeksi telinga tengah berulang.4
1. Mendengkur (grade 0 = tidak ada, grade 1 = 1–2 malam dalam seminggu, grade
2 = 3–5 malam dalam seminggu, dan grade 3 = 6–7 malam dalam seminggu),
3. Sleep apnea (grade 0 = tidak ada, grade 1 = 1–2 malam dalam seminggu, grade
2 = 3–5 malam dalam seminggu, dan grade 3 = 6–7 malam dalam seminggu),
4. Otitis media (grade 0 = tidak ada, grade 1=1–3 episode per tahun, grade 2 = 4–
6 episode per tahun, dan grade3 = lebih dari 6 episode per tahun), serta
6
5. Faringitis rekuren (grade 0 = tidak ada, grade 1 = 1–3 episode per tahun, grade
2 = 4–6 episode per tahun, dan grade 3 = lebih dari 6 episode per tahun).11,12
Pemeriksaan fisik terbagi dua yaitu pemeriksaan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung yaitu:2,10
- Dengan rhinoskopi anterior melihat gerakan keatas palatum molle waktu
mengucapkan "i" yang terhambat oleh pembesaran adenoid
- Dengan melihat transoral langsung ke dalam nasofaring setelah palatum
molle di retraksi
Dengan nasofaringoskop.2,6,
7
dimensi dapat menjadi sangat tidak akurat untuk mendeteksi pembesaran adenoid
dan dapat menyebabkan perbedaan pendapat antar pemeriksa.14,15,18
8
Gambar 4. Gambar pembesaran tonsil, adenoid dan palatine.13,15,16
9
Gambar 5. Garis lurus panjang menunjukkan pembesaran adenoid.19,20
NASOENDOSKOPI
Endoskopi cukup membantu dalam mendiagnosis hipertrofi adenoid, infeksi
adenoid, dan insufisiensi velopharyngeal (VPi), serta untuk menyingkirkan
penyebab lain dari obstruksi nasal. Adapun ukuran adenoid diklasifikasikan
menurut klasifikasi Clemens et al, yang mana adenoid grade I adalah ketika
jaringan adenoid mengisi sepertiga dari apertura nasal posterior bagian vertikal
(choanae), grade II ketika mengisi sepertiga hingga dua per tiga dari koana, grade
III ketika mengisi dua per tiga hingga obstruksi koana yang hampir lengkap dan
grade IV adalah obstruksi koana sempurna.17,21
10
2.6 Tatalaksana
Terapi pada hipertrofi adenoid adalah dengan terapi bedah adenoidektomi
menggunakan adenotom.1 Beberapa penelitian menerangkan manfaat dengan
menggunakan steroid pada anak dengan hipertrofi adenoid. Penelitian
menujukkan bahwa selagi menggunakan pengobatan dapat mengecilkan adenoid
(sampai 10%). Tetapi jika pengobatan tersebut itu dihentikan adenoid tersebut
akan terulang lagi. Pada anak dengan efusi telinga tengah yang persisten atau
otitis media yang rekuren, adeinoidektomi meminimalkan terjadinya rekurensi. 4
Indikasi adenoidektomi adalah:
1. Sumbatan; Sumbatan hidung yang menyebabkan bernafas melalui mulut,
sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, kelainan bentuk wajah dan
gigi (facies adenoid).
2. Infeksi; adenoiditis berulang/kronik, otitis media efusi berulang/kronik,
otitis media akut berulang.
3. Kecurigaan neoplasma jinak/ganas.1,10; Adenoidektomi dan tonsilektomi
dilakukan dengan anestesi umum dan penyembuhan terjadi dalam waktu 48
hingga 72 jam. Terdapat beberapa keadaan yang disebutkan sebagai
kontraindikasi, namun bila sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat tetap
dilaksanakan dengan mempertimbangkan manfaat dan risikonya. Keadaan
tersebut antara lain insufisiensi palatum, gangguan perdarahan, risiko anestesi
yang besar atau penyakit berat anemianfeksi akut yang berat, penyakit berat lain
yang mendasari.9
2.7 Komplikasi
Komplikasi hipertrofi adenoid sering terlihat sebagai komplikasi efusi
telinga tengah persisten akibat hipertrofi adenoid yang tidak diobati. Anak-anak
dengan hipertrofi adenoid berisiko mengalami kesulitan bicara, bahasa, dan/atau
belajar sebagai akibat dari gangguan pendengaran konduktif yang dapat terjadi
dengan efusi telinga tengah sekunder yang persisten.1
Hipertrofi adenoid merupakan salah satu penyebab tersering dari obstruksi
nasal dan dengkuran, dan merupakan salah satu penyebab terpenting dari
obstructive sleep apnea syndrome atau OSAS, khususnya ketika terdapat beberapa
faktor lain yang mempengaruhi jalan napas bagian atas, antara lain seperti
11
anomali kraniofasial, maupun micrognathia akibat sindrom Treacher Collins.11
2.8 Prognosis
Hipertrofi adenoid umumnya merupakan kondisi yang dapat sembuh
dengan sendirinya dan hilang seiring dengan atrofi adenoid pada masa remaja. 8
Tetapi mengingat potensi komplikasi serius dan berdampak pada kualitas hidup
pasien, manajemen bedah hipertrofi adenoid digunakan untuk banyak pasien
setiap tahunnya.22
12
LAPORAN KASUS
ANAMNESA (alloanamnesis)
Keluhan Utama :
Nafas berbunyi saat makan dan minum,ada fase sulit bernafas sejak 2
bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 2 bulan SMRS ibu pasien mengeluhkan nafas berbunyi,sulit makan
dan minum serta hidung tersumbat. Hidung pasien tersumbat di sertai ingus.
Keluhan hidung tersumbat dirasakan terus-menerus tanpa henti.. Keluhan hidung
tersumbat sampai membuat pasien sulit tidur dan mengganggu aktivitas sehari-
hari selama hampir setiap hari dalam seminggu. Ibu pasien mengatakan pasien
sering bernafas melalui mulut. Pasien tidak mengalami perdarahan dari hidung,
nyeri tekan maupun nyeri ketuk pada sekitar wajah, batuk, nyeri tenggorok dan
penurunan fungsi pendengaran.
13
Pasien sudah berusaha mengobati keluhannya dengan berobat ke klinik di
dekat rumah namun keluhan tidak berkurang, sehingga pasien berobat ke poli
THT RSUD Arifin Achmad.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
14
Toraks : Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Telinga
Gambar
15
Tanda radang/abses Tidak ada Tidak ada
Fistel Tidak ada Tidak ada
Mastoid Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Rinne + +
Weber Tidak terdapat Tidak terdapat
lateralisasi lateralisasi
Tes Garpu Tala
Schwabach Sama dengan Sama dengan
pemeriksa pemeriksa
Kesimpulan Normal pada kedua telinga
Audiometri Tidak dilakukan Tidak
dilakukan
Hidung
Sinus Paranasal
16
Rinoskopi Anterior
Gambar
17
Rinoskopi Posterior ( Nasofaring ) : tidak dilakukan pemeriksaan
Ada / Tidak
Muara Tertutup sekret
tuba Eustachius Edema
Lokasi
Massa Ukuran
Bentuk
Permukaan
Post Nasal Drip Ada / Tidak
Jenis
Gambar
Orofaring / Mulut
18
Tonsil Muara kripti Tidak melebar Tidak melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Tonsil Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perlengketan dengan Tidak ada Tidak ada
pilar
Warna Merah muda Merah muda
Peritonsil Edema Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk - -
Ukuran - -
Tumor Permukaan - -
Konsistensi - -
Gigi Karies / Radiks Karies Karies
Kesan Dalam batas Dalam batas normal
normal
Lidah Deviasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk Normal Normal
Tumor Tidak ada Tidak ada
Gambar
T1 T1
Pemeriksaan Kelainan
Epiglotis Bentuk
Warna
Edema
Pinggir rata / tidak
Massa
Pemeriksaan Kelainan
Aritenoid Warna
Edema
Massa
Gerakan
19
Ventrikular Band Warna
Edema
Massa
Plica Vokalis Warna
Gerakan
Pinggir Medial
Massa
Subglotis / Sekret ada / tidak
Trakhea
Massa
Pemeriksaan Kelainan
Sinus Piriformis Massa
Sekret
Valekule Sekret ( jenisnya )
Massa
20
RESUME ( DASAR DIAGNOSIS )
Anamnesis
Keluhan Utama :
Nafas berbunyi saat makan dan minum,ada fase sulit bernafas sejak 2
bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 2 bulan SMRS ibu pasien mengeluhkan nafas berbunyi,sulit makan
dan minum serta hidung tersumbat. Hidung pasien tersumbat di sertai ingus.
Keluhan hidung tersumbat dirasakan terus-menerus tanpa henti.. Keluhan hidung
tersumbat sampai membuat pasien sulit tidur dan mengganggu aktivitas sehari-
hari selama hampir setiap hari dalam seminggu. Ibu pasien mengatakan pasien
sering bernafas melalui mulut. Pasien tidak mengalami perdarahan dari hidung,
nyeri tekan maupun nyeri ketuk pada sekitar wajah, batuk, nyeri tenggorok dan
penurunan fungsi pendengaran. Pasien sudah berusaha mengobati keluhannya
dengan berobat ke klinik di dekat rumah namun keluhan tidak berkurang,
sehingga pasien berobat ke poli THT RSUD Arifin Achmad.
Pemeriksaan Fisik
21
Diagnosis : Adenoiditis Hipertrofi
Diagnosis Banding : Rhinitis Alergi.
Usulan pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Nasoendoskopi
Tatalaksana
● Cuci hidung dengan NaCl 0,9%
Prognosis
● Quo ad vitam : dubia ad bonam
● Quo ad sanam : dubia ad bonam
● Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Edukasi :
1. Pemakaian obat teratur dan prosedur yang benar
2. Menjaga kesehatan dan lingkungan rumah
22
PEMBAHASAN
23
direncanakan tindakan adenoidektomi karena menunggu kontrol selanjutnya
untuk melihat apakah ada perbaikan atau tidak.
24
KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA
30
9. Kenna MA, Amin A. Anatomy and physiology of the oral cavity. Snow JB,
Wackym PA, Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery.
17th Ed. Shelton: BC Decker In; 2009. p. 769-774.
10. Havas T, Lowinger D. Obstructive adenoid tissue: an indication for
powered- shaver adenoidectomy. rch Otolaringol Head Neck Surg. 2002;
128(7):789-91. Available from:
https://jamanetwork.com/journals/jamaotolaryngology/article-abstract/
482970
11. Richard E Behrman, Robert M Kliegman, Hal B Jenson. 2004. Nelson
Textbook of Pediatrics, 17th ed. Philadelphia: W. B. Saunders Co.
12. Alex Mlynarek, Marc A. Tewfik, Abdulrahman Hagr. Lateral Neck
Radiography versus Direct Video Rhinoscopy in Assessing Adenoid Size.
The Journal of Otolaryngology. 2004;33:360–6.
13. Johannesson S. Roentgenologic investigation of the nasopharyngeal tonsil in
children of different ages. Acta Radiol. 1968;7:299–5. Available from:
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/028418516800700402?
journalCode=acrb
14. Maw AR, Jeans WD, Fermando DCJ. Inter-observer variability in the
clinical radiological assessment of adenoid size, and the correlation with
adenoid volume. Clin Otolaryngol. 1981;6:317–22. Available from:
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1365-2273.1981.tb01805.x
15. Cohen D, Konak S. The evaluation of radiographs of the nasopharynx. Clin
Otolaryngol. 1985;10:73–8. Available from:
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1365-2273.1985.tb01170.x
16. Fujioka M, Young LW, Girdnay BR. Radiographic evaluation of adenoidal
size in children: adenoidal-nasopharyngeal ratio. AJR Am J Roentgenol.
1979;133:401–4. Available from:
https://www.researchgate.net/profile/Lionel-Young-3/publication/23022511_
Radiographic_Evaluation_of_Adenoidal_Size_in_Children_Adenoidal-
Nasopharyngeal_Ratio/links/54d90f1c0cf24647581d601e/Radiographic-
Evaluation-of-Adenoidal-Size-in-Children-Adenoidal-Nasopharyngeal-
Ratio.pdf
31
17. Kuo CY, Lin YY, Chen HC, Shih CP, Wang CH. Video Nasoendoscopic-
Assisted Transoral Adenoidectomy with the PEAK PlasmaBlade: A
Preliminary Report of a Case Series. Biomed Res Int. 2017 [cited March 31,
2023];2017:1536357.Availablefrom:https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28459
055/
18. Britton PD. Effect of respiration on nasopharyngeal radiographs when
assessing adenoidal enlargement. J Laryngol Otol. 1989;103:71–3. Available
from: https://www.cambridge.org/core/journals/journal-of-laryngology-and-
otology/article/abs/effect-of-respiration-on-nasopharyngeal-radiographs-
when-assessing-adenoidal-enlargement/
B4226746683968EDAD3E57E9E413B3CF
19. Lertsburapa K, Schroeder JW, Sullivan C. Assessment of adenoid size: A
comparison of lateral radiographic measurements, radiologist assessment,
and nasal endoscopy. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 201074(11): 1281-5.
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20828838/
20. H. Ric Harnsberger et al. 2004. Diagnostic Imaging: Head and Neck 1st
ed. Utah:Amirsys Inc.
21. Rout MR, Mohanty D, Vijaylaxmi Y, Bobba K, Metta C. Adenoid
Hypertrophy in Adults: A case Series. Indian J Otolaryngol Head Neck
Surg. 2013 Jul [cited March 31, 2023]; 65(3): 269-74. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24427580/
22. Huang YS, Guilleminault C. Pediatric Obstructive Sleep Apnea: Where Do
We Stand? Adv Otorhinolaryngol. 2017 [cited March 31,2023];80:136-144.
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28738322/
23. Patel M, Adenoidal and palatine tonsil enlargement. Case study,
Radiopaedia.org (cited on 31 March 2023). Available from:
https://doi.org/10.53347/rID-49379
32