Anda di halaman 1dari 37

SKENARIO 1 - Shelma FZ -

| OTITIS MEDIA AKUT |

• Apa yg menyebabkan nyeri telinga?


Adanya peningkatan tekanan pada gendang telinga ini akan merangsang reseptor nyeri
di sekitar daerah telinga, yang akhirnya menyebabkan nyeri telinga.
• Mengapa telinga pasien terasa penuh?
Telinga pasien terasa penuh dapat disebabkan oleh akumulasi cairan di telinga tengah
akibat dari infeksi telinga yang menyebabkan akumulasi cairan dikarenakan
meningkatnya permeabilitas pembuluh darah.
• Mengapa pasien mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari telinga pasien?
Cairan serous di telinga pasien dapat disebabkan oleh adanya infeksi saluran
pernapasan atas atau tenggorokan yang menyebabkan saluran Eustachius menjadi
tersumbat atau bengkak. Yang menyebabkan akumulasi cairan di telinga tengah yang
menyebabkan kemungkingkan adanya cairan yang melewati membrane tympany
dengan cara yang tidak diketahui
• Apa yang menyebabkan bulging dari membrane timpani dan sudah ada perforasi
atau belum?
Kemungkinan besar bulging pada membran timpani disebabkan oleh infeksi telinga
tengah yang telah menyebabkan terakumulasinya cairan di belakang membran timpani.
Perforasi pada membran timpani dapat terjadi sebagai komplikasi dari infeksi telinga
tengah, di mana tekanan yang terlalu tinggi pada membran timpani yang meradang
dapat menyebabkan robekannya. Namun, informasi pada catatan pemeriksaan fisik
yang diberikan tidak menunjukkan adanya perforasi pada membran timpani pasien

1
• Anatomi Telinga

2
• Histologi Telinga

3
• Definisi
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah
• Etiologi
kuman penyebab utama OMA ialah bakteri piogenik, seperti S. Pneumonia, S. aureus.
Selain itu kadang-kadang ditemukan juga Haemofilus Influenza.
Virus : Respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus, yang lain
disebabkan oleh parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus.
• Factor resiko

- Pertahanan Tubuh terganggu


- Sumbatan Tuba Eustachius
- Infeksi Saluran nafas atas
- Bentuk anatomi tuba
- Allergi

4
• Manifestasi klinis
- Nyeri telinga
- Demam
- Riwayat batuk pilek
- Gangguan pendengaran
- Telinga terasa penuh
- Gelisah
- Susah tidur
• Klasifikasi

5
Tambahan :
OMSK (Otitis Media Supuratif Kronis) :
Infeksi kronis & harus disertai perforasi
Onsetnya >2 bulan / 8 minggu
Klasifikasi dari letak perforasinya :
- Central : cenderung aman karena jauh dari annulus (BELIGNA)
- Marginal : kemungkinan terjadi erosi (MALIGNA)
- Subtotal : pars tensa bisa hilang semua (BELIGNA)
- Total / atik : pars flaccida bisa hilang (MALIGNA)

Note :

Beligna > aman

Maligna > berbahaya

6
• Patofisiologi

• Pemeriksaan penunjang
- Otoskop
- Radiologi
- CT scan
• Tatalaksana
1) Stadium oklusi
Terapi bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius sehingga tekanan negative
ditelinga tengah hilang dengan diberikan :

- Obat tetes hidung HCL efedrin 0.5% dalam larutan fisiologis (anak <12 tahun)
atau HCL efedrin 1% dalam larutan fisiologis untuk anak diatas 12 tahun atau
dewasa

- Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotik bila penyebabnya kuman

2) Stadium hiperemis

- Antibiotik (golongan penisilin atau ampisilin) selama 7 hari

- Obat tetes hidung (decongestan)

- Analgesic/antipiretik

7
3) Stadium supurasi

- Diberikan dekongestan, antibiotik, analgetik/antipiretik

- Pasien dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran tympani masih utuh
sehingga gejala-gejala klinis cepat hilang dan perforasi dapat dihindari.

4) Stadium perforasi

- Diberikan obatcuci telinga perhidrol atau H2O3 3% selama 3-5 hari

- Antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu


Manifestasi Klinis: nyeri di dalam telinga, di samping suhu tubuh yang tinggi.
Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya terdapat gangguan
pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang mendengar. Bila
terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu
tubuh turun dan anak tidur tenang. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi
akan menutup sendiri selama 7-10 hari

5) Stadium resolusi

- Antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu bila tidak ada perbaikan membran
tympani, secret dan perforasi

- Terapi Pembedahan
Terdapat beberapa tindakan pembedahan yang dapat menangani OMA rekuren,
seperti miringotomi dengan insersi tuba timpanosintesis, dan adenoidektomi

Non Farmakologi:

- kompres dingin
- Pasien juga diedukasi untuk menjaga telinga agar tetap kering agar pengobatan
optimal dan dapat mencegah infeksi berulang, menghindari masuknya air ke
dalam liang telinga, misalnya menggunakan earplug saat berenang atau mandi

• Komplikasi
- Intratemporal : Perforas membran tympani, Mastoiditis akut, Paresis nervus
facialis, Labirintis, Petrositis.
- Ekstratemporal : Abses subperiosteal

8
- Intracranial : Abses otak, Trombofleboritis, Hidrosefalus Otikus, Empiema
Subdural, Abses subdural

• Indikasi pembedahan
- Tindakan pembedahan dapat dilakukan bila terdapat komplikasi
- terjadi perluasan infeksi yang tidak membaik dengan pemberian obat-obatan.

9
SKENARIO 2 - Shelma FZ -

| RHINITIS ALERGI |

• Definisi
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien
atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen
spesifik tersebut
• Etiologi
- Alergen inhalan; tungau debu rumah, jamur, rerumputan, bulu hewan
- Alergen ingestan; susu, telur, udang, kepiting, kacang-kacangan, ikan laut
- Alergen injektan; penisilin, sengatan lebah
- Alergen kontaktan; kosmetik
• Factor resiko
- riwayat atopi keluarga
- tingginya paparan asap rokok maupun asap kendaraan
- memiliki hewan peliharaan
- paparan debu.
- Riwayat tumbuh kembang dan penyakit semasa kanak-kanak seperti kekurangan
vitamin D
- penyakit saluran pernapasan pada masa kanak kanak dan
- alergi makanan pada masa kanak kanak.
• Manifestasi klinis
- bersin-bersin
- rinore
- hidung terasa gatal > allergic sallute
- hidung tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen
- Mata terasa gatal atau berair > allergic shiner
- Mata membengkak dan kelopak mata bawah berwarna gelap
- Gatal di mulut dan tenggorokan
- Muncul ruam pada kulit
- Lemas

10
- Batuk-batuk
- Sakit kepala
• Klasifikasi
Berdasarkan derajat :
- Ringan
- Sedang – berat : mengganggu aktivitas sehari-hari

Berdasarkan waktu :

- Intermittent (sewaktu-waktu) : <4 hari/minggu atau <4 minggu


- Persistent (menetap) : >4 hari/minggu atau >4 minggu

• Klasifikasi Rhinitis
a. Rhinitis virus dibagi menjadi 3 yaitu;
✓ Rhinits simpleks (pilek, common cold)
Infeksi biasanya terjadi melalui droplet di udara. Disebabkan oleh
adenovirus, rhinovirus, coxsackie virus
✓ Rhinitis influenza
Disebabkan oleh virus influenza A atau B. Tanda dan gejalanya mirip
dengan common cold
✓ Rhinitis eksantematous
Morbili, varicela, variola, pertussis sering berhubungan dengan rhinitis

11
b. Rhinitis bakteri dibagi menjadi 2 yaitu infeksi non spesifik dan infeksi spesifik
berupa rhinitis difteri
c. Rhintis iritan, disebabkan oleh asap, debu, gas yang iritatif seperti amonia
d. Rhinitis kronik
✓ Rhinitis hipertrofi
Akibat infeksi berulang dalam hidung/sinus atau sebagai lanjutan dari
rhinitis vasomotor dan alergi
✓ Rhinitis sicca
Biasanya ditemukan pada orang tua yang bekerja pada lingkungan berdebu,
panas, kering
✓ Rhinitis spesifik karena infeksi spesifik berupa rhinitis atrofi, rhinitis
difteri, rhinitis sifilis, rhinitis jamur, rhinitis tuberkulosa

• Patofisologi

• Pemeriksaan penunjang
- Invitro → hitung eosinofil dalam Darah tepi dan igE total untuk prediksi adanya
alergi. Pemeriksaan sitologi hidung
- Invivo → pemeriksaan skin prick test
12
• Tatalaksana

- Antihistamin : gen 1 : difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin,


azelastine. Gen 2 : loratadin, setirisin, fexofenadin
- Kortikosteroid : beklometason, budesonide, fluktikason, triamsinolon
- Dekongestan
- Antikolinergik : ipratropium bromide
- Antileukotrien : zafirlukast
Pembedahan :
- konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka inferior)
- konkoplasti atau multiple outfractured
- inferior turbinoplasty
Imunoterapi :

- desensitasi

- hiposensitasi

13
- netralisasi
• Komplikasi
- Polip nasal
- Otitis media supuratif
- Sinus paranasal
• Diagnosis Banding
- Sinusitis
- Rhinitis vasomotor

14
SKENARIO 3 - Shelma FZ -

| SINUSITIS |

• Mengapa sekret yang keluar berwarna kekuningan atau purulen?


Karena mukus yang keluar bercampur dengan mikroba akibat adanya infeksi pada
mukosa hidung. Mukus dilepaskan oleh sel epitel untuk membunuh bakteri yang berarti
mukus memiliki fungsi sebagai antimikroba yang mengandung zat zat yang berfungsi
sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama dengan
udara yang kita hirup.Pada kondisi tertentu dimana terjadi disfungsi silia dan ostium
tersumbat akan terjadi tekanan negatif di dalam rongga sinus yang mengakibatkan
terjadinya transudasi.Sekret yang terkumpul di dalam sinus merupakan media yang
paling di sukai oleh bakteri untuk berkembang biak yang mana akan menyebabkan
sekret purulent. (Manurung et al, 2019)
• Mengapa pasien menge0luhkan hidungnya bau busuk?
Dikarenakan saluran penghubung rongga sinus dan hidung yang tersumbat, sehingga
membuat rongga sinus rentan terinfeksi hingga ahirnya meradang, membuat jaringan
mati, dan mikroorganisme patogen bertumpuk didalam rongga sinus sehingga memicu
bau tidak sedap pada hidung. (Nizar NW, Mangunkusumo E, 2001)
• Mengapa ketika sujud dan rukuk keluhan pasien bertambah berat?
sinus pada umumnya berisi udarah didahi, tulang pipi dan dibelakang jembatan hidung,
jika terjadi reaksi inflamasi atau infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan adanya
edema pada mukosa sinus sehingga banyak mukus yang dihasilkan (hipersekresi
mukus) dan saluran yang mengalirkan bisa tersumbat (meatus media pada sinus
maksilaris dan frontalis) jika ada penumpukan mukus dan tertekan pada sinus maka
akan menyebabkan nyeri pada saat sujud dan rukuk. (Saputra, 2021).
• Mengapa pasien mengeluhkan nyeri kepala?
Aliran udara yang di sinus tidak dapat mengalir dan terjadi tekanan negative. Tekanan
yang tinggi secara terus menerus akan bergema pada tengkorak dan mengakibatkan
nyeri kepala. (Augesti et al, 2016)
• Anatomi Hidung

15
16
• Definisi Sinusitis
Sinusitis merupakan suatu inflamasi pada mukosa hidung dan sinus paranasal, disertai
dua atau lebih gejala dimana salah satunya adalah buntu pada hidung (nasal
blockage/obstruction/congestion) atau nasal discharge (anterior/posterior nasal drip)
ditambah nyeri fasial dan penurunan/hilangnya daya penciuman.
• Etiologi Sinusitis
Menurut Ballenger (2010), Adams et al. (2012) dan Soepardi et al. (2014) terjadinya
peradangan pada sinusitis dapat disebabkan oleh :
- Bakteri : Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza, Streptococcus
group A, Staphylococcus aureus, Neisseria, Klebsiella, Basil gram negatif,
Pseudomonas. Bakteri anaerob : fusobakteria
- Virus : Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus
- Jamur : Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus
merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan
sistem kekebalan.
- Peradangan menahun pada saluran hidung : Pada penderita rinitis alergika bisa
terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor
- Penyakit tertentu : Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan
sistem kekebalan (immunocompremaise) dan penderita kelainan sekresi lendir
(misalnya fibrosis kistik).
• Faktor Resiko Sinusitis

- Rinitis alergi
- Riwayat kelainan anatomi : deviasi septum
- Rinitis non alergi : vasomotor, medikamentosa
- Polip
- Riw. Kelainan gigi atau gusi yg signifikan
- Asma
- Riw. ISPA berulang
- Merokok
- Pajanan polutan sehari-hari
- Imunokompeten : HIV/AIDS
- Riw. Penggunaan kokain

17
• Manifestasi Klinis Sinusitis

• Klasifikasi
- Secara klinis sinusitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Sinusitis akut, yaitu apabila gejala klinis berdurasi dari 7 hari hingga 4
minggu.
b. Sinusitis subakut, yaitu apabila gejala klinis berdurasi dari 4 minggu
hingga 12 minggu.
c. Sinusitis Kronis, yaitu apabila gejala klinis berdurasi lebih dari 12
minggu.
- Berdasarkan penyebabnya sinusitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Sinusitis rinogen, yaitu penyebab kelainan atau masalah di hidung,
dimana segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat
menyebabkan sinusitis.
b. Sinusitis dentogen/odontogen, yaitu yang disebabkan kelainan pada
gigi, dimana yang sering menyebabkan sinusitis adalah infeksi pada gigi
geraham atas (pre molar dan molar).
- Sesuai anatomi sinus yang terkena maka sinusitis dapat dibagi menjadi :
a. Sinusitis maksila
b. Sinusitis etmoid
c. Sinusitis frontal
d. Sinusitis sfenoid

18
• Patofisiologi

• Penegakkan Diagnosis

19
• Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Transiluminasi
- Endoskopi nasal
- Radiologi : Lateral (frontalis, ethmoidalis) ; Towne (dinding posterior maksila) ;
Waters (maksila, frontalis, ethmoidalis) ; Submentovertex (sphenoidalis)
(Sumber PPT dr. Ovi)
• Tatalaksana

20
Untuk sinusitis dentogenik :

• Eradikasi fokus infeksi misal ekstraksi gigi


• Irigasi sinus maksila
• Antibiotik
Note :
Kalo ada alergi berarti kasi antihistamin

• Komplikasi
- Edema periorbita
- Selulitis orbita
- Meningitis
- Abses ekstradura
- Thrombosis sinus kavernosus
- osteomielitis sinus maksila, abses subperiosteal, bronkitis kronis, bronkiektasi
(komplikasi dr RSK)

• Diagnosis Banding
- Rhinitis alergi
- Polip nasal

21
SKENARIO 4 - Shelma FZ -

| EPISTAKSIS |

• Mengapa pasien mengeluhkan darahnya tertelan?


Pasien mengeluhkan darahnya tertelan karena darah yang keluar dari hidung masuk ke
rongga mulut dan tenggorokan. Hal ini dapat terjadi jika perdarahan hidung cukup
banyak dan pasien tidak dapat mengeluarkannya dengan spitting atau mengeluarkannya
melalui hidung. Tertelannya darah juga dapat terjadi jika pasien tidak mampu
mengontrol perdarahan hidungnya dengan benar.
• Apa hubungan hipertensi dengan keluhan pasien?
Pasien dalam kondisi hipertensi (tekanan darah tinggi) dengan hasil pengukuran
170/100 mmHg. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah di hidung karena membuatnya jaringan sklerotik dan memperburuk
perdarahan hidung.

• Apa hubungan obat amlodipine dengan keluhan pasien?


Amlodipin merupakan golongan obat calcium channel blocker yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah. Amlodipin bekerja dengan cara memasuki jaringan dari
pembuluh darah, kemudian mengalir ke jantung dan menurunkan tekanan darah.
Dikonsumsinya amlodipin berhubungan dengan kondisi pembuluh darah pasien.
Amlodipin dapat memicu reaksi trombositopenia (penurunan platelet darah) yang
menginduksikan terjadinya epistaksis karena vasodilatasi. (Buku Farmakologi
Katzung).
• Berapa kemungkinan pasien kehilangan darahnya?
- 1 sendok makan = 15 ml
- 1 sendok teh = 5 ml

22
• Penanganan awal pada pasien tersebut?

- Pasien duduk tegakk dan jangan berbaring.


- Tubuh dicondongkan ke depan dan sedikit menundukkan kepala . Hal ini
bertujuan agar darah tidak masuk ke tenggorokan dan memicu muntah.
- Pencet hidung 10-15 menit dan bernafaslah melalui mulut
- Kompres dengan material yang lembut dan dingin bebera pa menit. (Beck R,
2018)

• Anatomi perdarahan hidung

• Definisi
Perdarahan dari hidung
• Etiologi
Kelainan lokal :
- Trauma
- kelainan anatomi
- kelainan pembuluh darah
- infeksi local
- benda asing
- tumor
- pengaruh udara lingkungan

23
Kelainan sistemik :

- penyakit kardiovaskuler
- kelainan darah
- infeksi sistemik
- perubahan tekanan atmosfir
- kelainan hormonal dan
- kelainan kongenital
• Factor resiko
- Trauma
- Penyakit vascular (hipertensi)
- Infeksi local (sinusitis / rhinitis)
- Tumor
- Kelainan darah (trombositopenia)
- Infeksi sistemik (demam berdarah)
- Perubahan udara / tekanan atmosfir (yg bikin mukosa hidung kering)
- Gangguan hormonal (pd Wanita hamil / wanita menopause)
• Klasifikasi
- Epistaksis Anterior : pecahnya pembuluh darah pleksus Kiesselbach :
SPEL ( A. Sphenopalatina, A. Palatina mayor, A. Ethmoidalis anterior, A.
Labialis superior) bisa berhenti spontan
- Epistaksis Posterior : pecahnya pembuluh darah plekus Woodruff (A.
Sphenopalatina, A. Ethmoidalis posterior)) sulit berhenti spontan
• Manifestasi Klinis
Pastinya KELUAR DARAH DR HIDUNG
Tp kalo yg posterior pasti ada keluhan terasa ada darah yg tertelan karena yg
pecahnya ada di belakang

24
• Patofisiologi

• Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan tekanan darah
- Rhinoskopi anterior
- Lab : skrining darah lengkap, Koagulasi (trombosit, BT, CT, PT)
• Tatalaksana
- Epistaksi anterior : tampon anterior yg kek di Skill Lab inget2 yaa!!
- Epistaksis posterior : tampon bellocq, pokoknya harus dirujuk

25
• Komplikasi
- Syok
- Anemia
- Aspirasi darah kke saluran nafas atas
- Iskemia serebri
- Infark miokard

26
• Indikasi rujuk
Jika terjadi perdarahan terus menurus tak henti-henti, anemia atau syok

27
SKENARIO 5 - Shelma FZ -

| TONSILITIS & FARINGITIS |

• Mengapa pasien bisa mengalami bau mulut?


Halitosis (bau mulut) secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu :
- Halitosis Fisiologi : berhubungan dengan adanya penurunan aktifasi oto-otot
mastikasi sehingga rangsangan gl. Saliva untuk memproduksi saliva berkurang
- Halitosis Patologis : adanya kelainan dalam rongga mulut karena adanya pathogen
yg masuk maupun akibat penyakit sistemik
• Anatomi Faring dan Tonsil (cincin waldeyer)

28
• Definisi
Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatine yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer
• Etiologi
a. Virus : Epstein Barr Virus (EBR), H. Influenza, Rhinovirus, Adenovirus
b. Bakteri : Grup A Beta Hemoliticus Streptococcus (S. aureus, S. pneumoniae)
• Faktor Resiko
- Faktor usia, terutama pada anak.
- Penurunan daya tahan tubuh.
- Rangsangan menahun (misalnya rokok, makanan tertentu (makanan pedas, asam)).
- Higiene rongga mulut yang kurang baik.
- Riwayat alergi
• Manifestasi Klinis
- Rasa kering di tenggorokam
- Nyeri tenggorokam, terutama saat menelan
- Nyeri dapat menjalar ke telinga
- Demam
- Sakit keapal
- Badan lesu
- Nafsu makan berkurang
- Plummy voice / hot potato voice

29
- Mulut berbau
- Mengeluh seperti ada yg mengganjal pada tenggorokan
• Stadium

T0: Tonsil masuk di dalam fossa (sudah dioperasi)

T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

T4: >75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

• Klasifikasi
- Tonsilitis akut
- Tonsilitis kronik
- Tonsilitis difteri

30
31
• Patofisiologi

32
• Penegakkan Diagnosis
Anamnesis
- Nyeri tenggorokan yang berulang atau menetap
- Obstruksi pada saluran cerna dan saluran napas
- Demam
- Terasa ada yang mengganjal di tenggorokan
- Tenggorokan terasa kering dan napas yang berbau

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus
melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus.

Pemeriksaan Penunjang

Mikrobiologi: Gold standard pemeriksaan tonsil adalah kultur dari dalam tonsil.
Histopatologi: tiga kriteria histopatologi yaitu ditemukan ringan- sedang infiltrasi
limfosit, adanya Ugra’s abses dan infitrasi limfosit yang difus.

• Tatalaksana
Non medikamentosa :
1. Istirahat cukup
2. Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang mengiritasi
3. Menjaga kebersihan mulut
4. Pemberian obat topikal dapat berupa obat kumur antiseptik
5. Pemberian obat oral sistemik

Medikamentosa :
a. Tonsilitis viral.
- Istirahat, minum cukup, analgetika / antipiretik (misalnya, Paracetamol), dan
antivirus diberikan bila gejala berat.
- Antivirus Metisoprinol diberikan pada infeksi virus dengan dosis 60-100
mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan pada
anak < 5 tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari.

33
b. Tonsilitis bakteri

- Bila diduga penyebabnya Streptococcus group A, diberikan antibiotik yaitu


Penisilin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau Amoksisilin 50
mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3 x 500 mg
selama 6-10 hari atau Eritromisin 4 x 500 mg/hari.
- Selain antibiotik juga diberikan Kortikosteroid karena steroid telah terbukti
menunjukkan perbaikan klinis yang dapat menekan reaksi inflamasi. Steroid
yang dapat diberikan berupa Deksametason 3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3
hari dan pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi 3 kali pemberian selama 3
hari.
- Analgetik / antipiretik, misalnya Paracetamol dapat diberikan.

c. Tonsilitis difteri

- Anti Difteri Serum diberikan segera (48 jam) tanpa menunggu hasil kultur,
dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung umur dan jenis kelamin.
- Antibiotik penisilin atau eritromisin 25-50 mg/kgBB/hari. (tidak efektif
terhadap toksin sirkulasi)
- Antipiretik untuk simptomatis dan pasien harus diisolasi.
- Perawatan harus istirahat di tempat tidur selama 2-3 minggu.

d. Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa)

- Antibiotik spektrum luas diberikan selama 1 minggu

- Pemberian vitamin C serta vitamin B kompleks.

• Komplikasi
Komplikasi lokal
- Abses peritonsil (Quinsy)
- Abses parafaringeal
- Otitis media akut
- Rinosinusitis

Komplikasi sistemik

- Glomerulonephritis
- Miokarditis

34
- Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik
• Prognosis
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat dan pengobatan
suportif. Gejala-gejala yang tetap ada dapat menjadi indikasi bahwa penderita
mengalami infeksi saluran nafas lainnya, infeksi yang sering terjadi yaitu infeksi pada
telinga dan sinus.

• Definisi Faringitis
Peradangan pada dinding mukosa faring
• Etiologi Faringitis
Virus; influenza virus, coxsachie virus, cytomegalovirus, adenovirus, epstein barr.
Bakteri; Streptococcus B haemolyticus. Jamur; Candida sp.
• Klasifikasi Faringitis
- Faringitis akut; faringitis viral, bakterial, gonorea, fungal
- Faringitis kronik; faringitis kronik hiperplastik, kronik atrofi
- Faringitis spesifik; faringitis luetika, tuberkulosis
• Patofisiologi Faringitis

35
• Penegakkan diagnosis Faringitis

• Tatalaksana Faringitis

36
• Komplikasi Faringitis
- Sinusitis
- otitis media
- epiglottitis
- mastoiditis

Note : tonsilitis ini berhubungan sama faringitis yaa, dan bakteri/virus yg


menginfeksinya sama, buat di sken ini masuknya tonisilitis bakteri. Kenapa? Karena
terdapat perbesaran KGB.
Pokoknya cara bedain patogennya virus/bakteri itu yg spesifik adalah dari perbesaran
KGB nya.
Aku kurang paham ya kenapa virus ga terjadi perbesaran KGB nya padahal mungkin
perjalanan patogennya hamper sama aja
Ini boleh ditambahin jga buat faringitis nya yaa

TERIMKASIH UNTUK TEMAN-TEMANKU YG SUDAH BERPARTISIPASI


DALAM MERANGKUM MATERI-MATERI INIII<33
SEMOGA KITA ONESHOOT SEMUAA AAMIINN……

37

Anda mungkin juga menyukai