Skenario 7
___
Kata sulit:
Pertanyaan:
1. Mengapa pasien mengeluhkan sakit tenggorokan sejak 1 minggu yang lalu? Dan
mengapa keluhan semakin memberat?
2. Mengapa pasien mengalami kesulitan membuka mulut?
3. Mengapa pasien berbicara seperti berkumur?
4. Mengapa pasien mengalami nyeri telan?
5. Mengapa pasien mengalami demam tinggi? Bagaimana karakteristik demamnya?
6. Mengapa keluhan nyeri tenggorok pasien berulang hampir setiap bulan?
7. Mengapa napas pasien disertai bau?
8. Mengapa suara pasien bisa menjadi serak?
9. Mengapa ditemukan trismus pada pasien?
10. Apa yang dimaksud dengan hipertrofi tonsila palatina T2-T2?
11. Mengapa terdapat benjolan difus di area arcus palatoglosus sinistra?
12. Mengapa tonsila terdeviasi ke arah dextra, teraba, pulsating, dan nyeri tekan?
13. Bagaimana prognosis penyakit tersebut?
Jawaban:
1. Mengapa pasien mengeluhkan sakit tenggorokan sejak 1 minggu yang lalu? Dan
mengapa keluhan semakin memberat?
- Sakit, nyeri, tidak nyaman, kering, atau gatal => makin parah saat menelan
(odinophagi: nyeri telan)
- Perasaan sakit pada area orofaring kebawah sampai trakea
- Bisa terjadi pada struktur: tonsil, epiglotis, plica vocalis, trakea, esophagus
- Etiologi:
- infeksi (paling umum akibat virus) : tonsilitis, faringitis, laringitis,
epiglotis, abses peritonsil, abses retrofaring
- penyumbatan benda asing di tonsil atau pangkal lidah
- keganasan tumor
- gerd
2. Mengapa pasien mengalami kesulitan membuka mulut?
- Yunani => trigmos/trismos yang berarti jeritan, penggilingan, serak
- Buka mulut <20mm atau 3 jari diantara gigi insisivus
- Gangguan gerak m. palatofaringeal => bisa karena terhalang abses
- Etiologi
- Trauma => Bisa karena gangguan sendi TMJ : gangguan gigi, radang TMJ,
cedera, dll
- Infeksi
Definisi
Etiologi
Viral: paling sering (Adenovirus, Rhinovirus, Influenza virus, Parainfluenza virus, Coronavirus
Pathogenesis
Penegakan diagnosis
- Px fisik
- Pembengkakan tonsil
- Hiperemis tonsil
- Permukaan tonsil tidak rata
- Kriptus membesar (-)
- Tonsil eksudat -> detritus (+)
- Demam tinggi 38.3-40 derajat dengan onset cepat (waktu pendek) -> 4-5 hari
- Ruam scarlatiniform
- Bakteri corynebacterium (difteri) => pseudomembran
-
- Px penunjang
- Mikrobiologi => kultur
- Histopatologis
Tata Laksana
Virus
Bakteri
- Analgetik
- Dewasa => ibuprofen atau paracetamol
- Anak => paracetamol (utama), ibuprofen (alternatif yang tidak diberi terus
menerus)
- Kortikosteroid
- Prednison 3x1 tablet selama 3 hari
- Antibiotik
- Amoksisilin
- Sefalosporin gen pertama → cephalexin dan cefadroxil (pemberian 10 hari)
- Klindamisin oral
- azitromisin
- Obat kumur antiseptik
- Berisi clorhexidin atau benzydamine
- Lidocaine spray
- Non farmako
- Kumur air garam
Tonsilitis Kronik
Etiologi
- Beberapa literatur menyebutkan tonsilitis akut rekuren => episode berulang dari
tonsilitis akut yang diselingi dengan interval tanpa atau dengan adanya keluhan
yang tidak signifikan
Patogenesis
- Tonsilektomi
- Kriteria:
Abses Peritonsiler
Definisi
Kumpulan pus di peritonsillar space-> diantara kapsul tonsil dan superior constrictor muscle
Faringitis Akut
Definisi
Inflamasi pada membran mukosa orofaring tanpa disertai granulasi
Etiologi
● Virus (40-60%)
○ Dapat terjadi karena infeksi pada faring atau merupakan sindrom common cold
● Bakteri (5-40%)
○ Grup A beta-hemolitik streptococcus (GABHS) : streptococcus pyogenes
○ Hemophilus influenza
○ Neisseria gonorrhoeae
○ Corynebacterium difteri
● Jamur : candida albicans
● Alergi
● Trauma
● Reflux asam lambung
Patogenesis
1. Direct invasion : infeksi langsung pada membran mukosa (biasanya infeksi virus)
Patofisiologi Rhinovirus
● Virus masuk ke membran mukosa awalnya melalui susunan epitel bersilia pada hidung.
● Invasi virus menyebabkan reaksi inflamasi dan peningkatan sekresi mukus → post nasal
drip → mukus menuju ke nasofaring → orofaring
● Bradikinin dirilis sebagai mediator inflamasi dan menstimulus pain nerve ending
sehingga menghasilkan respon nyeri pada tenggorokan
2. Infeksi sekunder
- Invasi bakteri/virus menyebabkan iritasi mukosa (port de entry) untuk bakteri
lain masuk. Infeksi sekunder biasanya oleh bakteri contohnya adalah oleh bakteri
GABHS
Patofisiologi
● Iritasi mukosa faring menyebabkan bakteri GABHS masuk → rilis eksotoksin dan
protease
● Eksotoksin pada bakteri GABHS memiliki ciri khas, yaitu terdapat banyak protein
antigen M → virulensi tinggi
● Pembentukan kompleks antigen-antibodi → kerusakan jaringan
3. Patofisiologi jamur
● Komplikasi dari sariawan
● Riwayat pasien: imunosupresan dan konsumsi antibiotik dosis tinggi
Manifestasi Klinis
● Mild
○ Tenggorokan tidak nyaman
○ Malaise
○ Demam subfebris
○ Terdapat kongesti membran mukosa faring tanpa limfadenopati
● Moderate and severe
○ Nyeri tenggorokan
○ Disfagia
○ Nyeri kepala
○ Malaise
○ Demam tinggi
● Very severe
○ Edema pada palatum molle dan uvula
Px Fisik
1. Virus
● Px Rhinoskopi
○ Mukosa hidung tidak hipermis
○ Terdapat sekret mukoid di hidung
● Px mulut dan tenggorokan
○ Tonsil dan faring hiperemis
○ Tidak disertai eksudat (detritus) pada tonsil/dinding faring kecuali pada virus
EBV dan HIV
■ Pada EBV dianjurkan untuk px abdomen → karena terdapat kemungkinan
splenomegali
2. Bakteri
● Px mulut dan tenggorokan
○ Tonsil dan faring hiperemis
○ Tonsil membesar
○ Eksudat (+)
● Palpasi limfonodi
○ Terdapat pembesaran pada KGB leher anterior
○ Nyeri tekan (+)
● Px Penunjang
○ Kultur swab untuk mengetahui spesies bakteri
3. Jamur
● Bercak/plak putih
● Luka/sariawan di mukosa mulut dan orofaring
Tatalaksana
1. Virus
● Medikamentosa
○ Analgetik: jika keluhan nyeri dirasakan hebat → Paracetamol
■ 3x500mg tab (dewasa)
■ 20mg/kgBB (anak-anak)
● Non-medikamentosa
○ Istirahat
○ Banyak minum air putih
○ Makan makanan lunak dan tidak pedas
○ Kumur air hangat
○ Kompres dingin pada bagian leher yang nyeri akibat pembesaran KGB
2. Bakteri
● Medikamentosa
3. Jamur
● Medikamentosa
Faringitis Tuberkulosa
Definisi
Dapat menular melalui droplet infeksi dari sekret hidung dan ludah orang penderita.
Faringitis tuberkulosis merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis paru => bisa juga langsung
Etiologi
- Mycobacterium tuberculosis
- Mycobacterium bovis → susu
Patogenesis
3 bentuk:
1. TB milier akut
a. Tuberkel pada palatum mole, dasar lidah, atau mukosa pipi
b. Air liur ++
2. Ulkus tuberkulosis kronis
a. Lendir kental melekat pada daerah dengan ulkus
b. Ulserasi pada faring dan lidah (diujung
3. Lupus vulgaris
a. Pada tenggorokan biasanya mengenai palatum durum
b. Lendir kental melekat pada daerah dengan ulkus
Tata Laksana
Faringitis Kronik
Definisi
● Rinosinusitis kronis
● Paparan zat-zat secara persisten : rokok, polusi, alkohol
● Kebiasaan bernapas melalui mulut (mouth breathing)
Patofisiologi
Tatalaksana
● Medikamentosa
○ Obat batuk ekspektoran → mengencerkan dahak. Contoh: Guaifenesin
■ Dewasa: 200-400mg setiap 4 jam maks. 2.4g/hari
■ Anak-anak:
● Non-medikamentosa
○ Voice rest jika terdapat kesulitan dalam berbicara
○ Berkumur dengan warm saline → dilakukan saat pagi hari
○ Tindakan beda dengan indikasi: deviasi septum
○ Kauterisasi granula limfoid → menghancurkan jaringan limfoid dengan cara
ditetesi oleh larutan kimia 10-25% silver nitrat (sebelum ditetes dikasih anestesi
dulu)
Komplikasi
1. Tonsilitis
Laringitis Akut
Etiologi
- Infeksi : ISPA, infeksi sekunder oleh virus, bakteri : Streptococcus penumonisa, strep
aureus, haemophilus influenza
- Non infeksi : teriak2, penyanyi
Manifestasi Klinis
- Timbulnya mendadak
- Suara serak atau hilang (disfoni) -> air wasting
- Adinophagia
- Sakit saat bicara
- Batuk kering malam hari
- Demam, lemah (+/-)
- Gejala sumbatan laring (stridor, sesak)
Px fisik
- Stadium awal:
- Edema epiglotis
- Pita suara masih normal berwarna putih
- Stadium lanjut:
- Pita suara bengkak, berwarna merah
- Sekret kental di pita suara
- Regio supraepiglotis bengkak
Tata laksana
Laringitis Kronik