Anda di halaman 1dari 15

9TH GRADE

SK 6

Pertemuan 1

Pertanyaan

1. Apa itu rhinorrhea dan apa saja penyebabnya?


2. Bagaimana hubungan rhinorrhea dengan
● Sakit kepala yang menyebar (difus)
● Imbalance
● Batuk, dengan sputum produktif dan memberat saat telentang
● Telinga kanan terasa penuh
● Kongesti pada sinus fasial
3. Bagaimana mekanisme bersin dan macam-macamnya?
Jawaban

1. Apa itu rhinorrhea dan apa saja penyebabnya?


➔ Rhinorrhea merupakan keluarnya discharge berupa mucus tipis dari hidung.
➔ Merupakan symptoms dari berbagai kondisi seperti alergi maupun infeksi
➔ Bisa juga disebabkan karena terpajan suhu dingin, penggunaan kokain atau
obat-obat tertentu, serta efek dari menangis
➔ L
➔ l
2. Bagaimana hubungan rhinorrhea dengan
● Sakit kepala yang menyebar (difus)
➔ Mukus berlebih di hidung menghambat pertukaran udara
➔ Udara
● Imbalance
● Batuk, dengan sputum produktif dan memberat saat telentang
● Telinga kanan terasa penuh
● Kongesti pada sinus fasial
Pertemuan lanjut

LO

Definisi, etiologi, faktor resiko, patofisiologis, manifestasi klinis, diagnosis, px fisik, px


penunjang, tata laksana :

1. Rhinitis akut (4A)


2. Rhinitis kronis (3A)
3. Rhinitis alergi (4A)
4. Rhinitis medikamentosa (3A)
5. Rhinitis vasomotor (4A)
6. Sinusitis akut (3A)
7. Sinusitis kronis (3A)

Klasifikasi Rhinitis

(ARIA, 2001)
Rhinitis Akut

Definisi

*Rinitis merupakan inflamasi pada nasal cavity yang bisa disebabkan berbagai faktor.

*Rinitis bisa dibagi berdasarkan durasi. Tapi ada perbedaan di beberapa sumber

*Istilah “rinitis akut” biasa dihubungkan dengan inflamasi pada cavitas nasi akut yang
disebabkan oleh virus, dan biasa disebut dengan common cold
Manifestasi Klinis

● Kongesti dan obstruksi nasi


● Rhinorrhea
● Kurang bisa merasa bau

Treatment


Rhinitis Kronis

Definisi

> 6 minggu

Rhinitis Vasomotor

Epidemiologi

30-60% pada dewasa, utama pada wanita

Etiologi dan FR

Rhinitis vasomotor => peradangan mukosa hidung yang disebabkan oleh terganggunya
keseimbangan sistem saraf parasimpatis dan simpatis.

- Disregulasi saraf simpatis, parasimpatis, dan nosiseptif hidung yang menginervasi


mukosa hidung
- Produksi mukus oleh nosiseptif => parasimpatis
- Parasimpatis menjadi lebih dominan, sehingga terjadi pelebaran dan
pembengkakan pembuluh darah di hidung => mukus ++, tersumbat,
sekret cair.

Etiologi:

Obat-obatan yang menekan kerja saraf simpatis (ergotamin, chlorpromazin, obat anti
HTN, vasokontriktor lokal)
Faktor lingkungan (iritasi asap rokok, udara dingin, bau yang merangsang, dll)
Faktor endokrin (hamil, puber, hipertiroid)
Faktor psikis (stress, anxiety)

Patogenesis dan Manifestasi Klinis

- Sist. saraf otonom mengontrol aliran darah ke mukosa hidung dan sekresi kelenjar
- Parasimpatis mengontrol produksi sekresi kelenjar, simpatis mengontrol resistensi
pemb. Darah hidung
- Peningkatan kerja parasimpatis, disertai penurunan simpatis
- Dilatasi arteriola dan kapiler + peningkatan kapiler
- Transudasi cairan, edema, dan kongesti

Teori lain:

- Peningkatan peptide vasoaktif dari sel mast (histamin, leukotrien, dll). Pelepasan
peptide tidak diperantarai Ig-E sprti pada R. alergi

Penegakan Diagnosis

- Anamnesis lengkap
- Fokus ke penyingkiran penyebab infeksi atau alergi

Tata laksana

● Peningkatan perangsangan ke sistem saraf simpatis


● Mengurangi perangsangan sist. Saraf parasimpatis
● Mengurangi peptide vasoaktif
● Menghindari zat-zat iritan
● Pilihan obat:
○ Kortikosteroid intranasal, menurunkan aktivitas mediator inflamasi, mengurangi
edema => propionate intranasal 200-400 mcg
○ Antihistamin, menekan produksi peptide vasoaktif => azelastine (untuk r. Non
alergi)
○ antikolinergik , mencegah pelepasan asetilkolin oleh persarafan parasimpatis =>
ipratropium bromida
■ Kekurangan: tidak mengurangi keluhan terkait histamin: gatal, bersin,

Rhinitis Medikamentosa

Etiologi dan FR

Rhinitis medikamentosa => peradangan pada mukosa hidung karena overuse obat topikal
dekongestan (lebih tepatnya hidung). => disebut juga Rebound Congestion

Penyebab:

- Penggunaan dekongestan topikal nasal yang prolong (lebih dari 7–10 hari) (sumber lain,
lebih dari 5 hari)
- Penggunaan intranasal kokain
- Atau penggunaan berlebih obat topikal nasal yang lain

Fisiologi Kongesti Hidung

- Dikontrol melalui 2 sistem vaskular


● Arteriola -> Regulasi oleh alpha-2 adrenoreceptor
● Venous plexus -> Regulasi oleh alpha-1 dan alpha-2 adrenoreceptor
- Stimulasi saraf alpha -> vasokonstriksi -> reduced blood flow -> pengurangan edema
hidung dan rhinorrhea
- Parasimpatis meningkatkan kongesti pada hidung
Obat Dekongestan Topikal

- Ada 2 jenis:
➔ Derivat beta-phenylethylamine
➔ Derivat imidazoline
- Derivat Beta-Phenylethylamine
➔ Bekerja dengan mimicking efek simpatis
➔ Stimulasi vasokonstriksi pada alpha-1 adrenoceptor
➔ Efeknya lemah dibandingkan beta-adrenoceptor, sehingga mudah vasodilatasi
kembali dan terjadi rebound


- Derivat Imidazoline
➔ Hampir sama dengan obat sebelumnya
➔ Efeknya lebih kuat karena lebih sensitif terhadap semua adrenoreceptor
➔ Namun, pada obat ini, mekanisme terjadinya rebound adalah penghentian
penggunaan obat yang menyebabkan hilangnya vasomotor simpatis dan
peningkatan parasimpatis

Patogenesis dan Manifestasi Klinis


(NCBI)

(ScienceDirect)

Penjelasan

a. Vasokonstriksi arteriol oleh saraf alpha -> submukosa iskemia -> lamina propia edema
b. Vasokonstriksi arteriol oleh saraf alpha -> terjadi downregulation -> dilatasi relatif
pleksus vena -> kongesti vena

Manifestasi klinis

- Rhinitis virus => terapi dengan dekongestan


- Terapi membaik, lama2 terasa tersumbat lagi
- Penyumbatan kedua bisa tanpa rhinorea => R. medikamentosa
Sinusitis

Klasifikasi

Sinusitis merupakan radang mukosa sinus paranasal, diikuti dengan rinitis sehingga
umumnya disebut rhinosinusitis.

- multi sinusitis => mengenai beberapa sinus


- Pansinusitis => mengenai semua sinus paranasal
Etiologi dan RF
Patofisiologi

Sinusitis Akut

Sinusitis Kronik

Anda mungkin juga menyukai