Anda di halaman 1dari 23

Rhinitis Vasomotor

Ameliora restky sayety


Adeliyani Widyasari
Definisi
• Rhinitis vasomotor adalah suatu keadaan
idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya
infeksi, alergi, eosinophilia, perubahan
hormonal (kehamilan,hipertiroid), dan
pajanan obat (kontrasepsi oral,
antihipertensi, B-bloker, aspirin,
klorpromazin, dan obat topikal hidung
dekongestan).
• Kelainan ini disebut vasomotor rinorhea,
non allergic perennial rhinitis.
Epidemiologi
sebanyak 30 – 60 % dari kasus rinitis sepanjang tahun merupakan kasus
rinitis
vasomotor
lebih banyak dijumpai pada usia dewasa terutama pada wanita

Walaupun demikian insidens pastinya tidak diketahui. Biasanya timbul


pada
dekade ke 3 – 4.
Menurut WAO jurnal, Rhinitis vasomotor merupakan rhinitis non alergi
yang paling sering dijumpai.
• Etilogi pasti rinitis vasomotor belum
diketahui dan diduga akibat gangguan
Etiologi keseimbangan sistem saraf otonom
yang dipicu oleh zat-zat tertentu. 6,7,8
• Beberapa faktor yang mempengaruhi
keseimbangan vasomotor :
• Obat-obatan yang dapat menekan
saraf simpatis :ergotamine,
Chlorpromazine, obat
antihipertensi
Faktor • Faktor fisik : iritasi oleh asap rokok,
udara dingin, kelembaban udara
Resiko yang tinggi dan bau yang
merangsang
• Faktor endokrin :keadaan
kehamilan, pubertas, pemakaian pil
anti hamil dan hipotiroidisme.
• Faktor psikis : stress, ansietas
• Beberapa hipotesis telah dikemukakan
untuk menerangkan patofisiologi
rhinitis vasomotor :
1. Teori Neurogenik
Patofisiologi 2. Teori Neuropeptida
3. Teori Nitrik Oksida (NO)
4. Trauma
• Simpatis: nonadrenalin &
neuropeptida Y
fungsi: vasokonstriksi dan  sekresi
• Parasimpatis: asetil kolin
fungsi: vasodilatasi,  sekresi 
kongesti

Pada hidung normal, simpatis lebih


dominan
Teori Neurogenik
Rhinitis Vasomotor

 Parasimpatis dan  simpatis

 Dilatasi arteriola & kapiler + permeabilitas kapiler

 Transudasi cairan, edema, & kongesti
Teori Neuropeptida
Ransangan abnormal saraf sensoris hidung

Peningkatan pelepasan neuropeptide

Peningkatan permeabilitas vaskuler dan sekresi kelenjar
Teori Nitrit Oksida
Kadar NO yang tinggi dan persisten dilapisan epitel hidung

Kerusakan dan nekrosis epitel

Rangsangan nonspesifik berinteraksi langsung k lapisan subepitel

Peningkatan reaktifitas serabut trigeminal
Trauma
Rhinitis vasomotor dapat berupa Komplikasi jangka
Panjang dari trauma hidung
Gejala Klinis

Mempunyai gejala yang mirip dengan rhinitis


alergi

Gejala yang dominan:

• Hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan.


Tergantung posisi pasien
• Rinore yang mukoid atau serosa
• Jarang disertai dengan gejala pada mata
Gejala Klinis
Berdasarkan gejala yang menonjol, dibedakan
menjadi 3 golongan:
1) Golongan bersin (sneezers)
2) Golongan rinore (runners)
3) Golongan tersumbat (blockers)

Gejala dapat memburuk pada pagi hari sewaktu


bangun tidur oleh karena adanya perubahan suhu
yang ekstrim, udara lembab, juga oleh karena asap
rokok dsb.
Diagnosis

Anamnesis
• Mencari faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala.

Pemeriksaan Rinoskopi Anterior


• Tampak gambaran yang khas berupa edema mukosa hidung, konka
berwarna merah gelap atau merah tua, tetapi dapat pula pucat.
• Permukaan konka dapat licin atau hipertrofi.
• Terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit. Namun untuk golongan
rinore, yaitu terdapat sekret serosa dalam jumlah banyak.
Diagnosis

Pemeriksaan Laboratorium
• Untuk menyingkirkan kemungkinan rhinitis alergi
• Kadang ditemukan eosinophil pada sekret hidung, namun
dalam jumlah sedikit.

Test Alergi
• Skin Test biasanya negatif.
• Ig E total, normal.
Diagnosis

Radiologi
•Mukosa edema.
•Tampak gambaran cairan didalam
sinus apabila sinus telah terlibat.
Tatalaksana

1. Hindari stimulus/factor pencetus

2. Pengobatan simptomatis
• Terapi medikamentosa dekongestan oral.
• Cuci hidung dengan larutan garam fisiologis.
• Kauterisasi konka hipertrofi dengan larutan AgNO3 25%.
• Kortikosteroid topikal 100-200 mcg. Dosis maksimal 400 mcg/hari.
• Antikolinergik topikal (ipratropium bromide), pada kasus rinore berat.
Tatalaksana

Terapi operatif
• Bedah beku konka inferior (cryosurgery)
• Reseksi konka parsial atau total.
• Neurektomi nervus vidianus (vidian
neurectomy). Sebaiknya dilakukan pada
penderita dengan rinore yang berat.
Komplikasi
• Sinusitis
• Eritema pada hidung sebelah luar
• Pembengkakan wajah
Prognosis
• Bervariasi. Prognosis pengobatan golongan
obstruksi lebih baik daripada golongan rinore.
• Rinitis vasomotor kadang dapat membaik dengan
tiba-tiba, tetapi juga dapat resisten dengan
pengobatan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai