Rhinitis
Definisi Rhinitis
Peradangan selaput lendir hidung. (Dorland edisi 29) Kondisi inflamasi yang mempengaruhi mukosa hidung. (Lange, 2nd ed)
Epidemiologi
Rhinitis pd anak lebih sering drpd dewasa, 6-8 kali rhinitis per tahun, dewasa 2-4 kali rhinitis per tahun
Klasifikasi Rhinitis
Klasifikasi Rhinitis
Rhinitis Vasomotor
Definisi : terdapatnya gangguan fisiologi lapisan mukosa hidung yang disebabkan peningkatan aktivitas saraf parasimpatis.
Farmakologis :
Rinitis Medikamentosa
Pengertian Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. Dapat dikatakan hal ini disebabkan oleh pemakaian obat yang berlebihan (Drug Abuse).
Tatalaksana
1. Hentikan pemakaian obat tetes dan sempror hidung. 2. Untuk mengatasi sunbatan berulang, beri kortikosteroit secara penurunan bertahab dengan menurunkan dosis 5 mg setiap hari.(misalnya hari 1: 40 mg, hari 2: 35 mg dan seterusnya). 3. Obat dekongestan oral (biasanya mengandung pseudoefredin). Apabila dengan cara ini tak ada perbaikan setelah 3 minggu pasien dirujuk ke dokter THT.
Rinitis simpleks
common cold, flu E/ : rhinovirus, myxovirus, virus Coxsackie, virus ECHO Manifestasi klinik :
Stadium prodormal : rasa panas, kering, gatal di dalam hidung Timbul bersin-bersin berulang Hidung tersumbat Ingus encer Demam Nyeri kepala Mukosa hidung merah & bengkak Infeksi sekunder ingus purulen
Th/: istirahat + obat simtomatis (analgetik, antipiretik, dekongestan) + AB (ada inf sekunder)
Rinitis hipertrofi
Konka inferior mengalami hipertrofi karena proses inflamasi kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri primer atau sekunder Tanda & gejala:
Sekret mukopurulen Hidung tersumbat mulut kering nyeri kepala, ggg tidur Konka inferior hipertrofi Pasase udara dalam rongga hidung sempit
Th/: kaustik konka dengan nitras argenti / trikloroasetat, kauter listrik, luksasi konka, frakturisasi konka multipel, konkoplasti, nila perlu konkotomi parsial
Rinitis atrofi
Ditandai atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka Secara klinis mukosa hidung sekret kental, cepat mengering terbentuk krusta yang berbau busuk Histopatologik: metaplasia epitel, silia menghilang, lap submukosa menjadi lebih tipis, kel atrofi E/:
Inf kuman spesifik (klebsiella, stafilokokus, streptokokus, pseudomonas aeruginosa) Def FE, vit A Sinusitis kronik Kln hormonal; Peny kolagen termasuk autoimun
Th/:
Pengobatan konservatif:
AB spektrum luas Obat cuci hidung (hilangkan bau) Berikan Vit A 3x50.000 unit Berikan Fe
Pengobatan operatif:
Operasi penutupan lubang hidung Penyempitan lubang hidung dengan implantasi Jabir osteoperiosteal BSEF (bedah sinus endoskopik fungsional)
Rinitis difteri
E/: inf Corynebacterium diphteriae (primer, sekunder dari tenggorok, akut, kronik) Gejala :
Demam Toksemia Limfadenitis Mungkin paralisis otot pernpasan Ingus bercampur darah Pseudomembran putih yang mudah berdarah Krusta coklat di nares anterior & rongga hidung
Kronik dapat menular Th/: ADS, penisilin lokal & IM, pasien diisolasi hingga pemeriksaan kuman (-)
Rinitis Jamur
Terjadi bersama dengan sinusitis Rinitis jamur non-invasif :
Menyerupai rinolith (bola jamur) dengan inflamasi mukosa yang lebih berat Tidak terjadi destruksi kartilago & tulang
Th/:
Non-invasif:
Mengangkat seluruh bola jamur Pemberian anti jamur oral & topikal Cuci hidung Bag yg terinfeksi diolesi gentian violet
Invasif:
Debridement jar nekrotik
Rinitis Tuberkulosa
Infeksi TB ekstrapulmoner Berbenruk noduler atau ulkus terutama pada rlg rawan septum & dapat mengakibatkan perforasi Pemeriksaan klinis:
Sekret mukopurulen & krusta hidung tersumbat Ditemukan BTA pd sekret hidung Histo: sel datia Langhans dan limfositosis
Rinitis Sifilis
Jarang E/: Treponema pallidum Tanda & gejala:
Adanya bercak / bintik pada mukosa Ditemukan gumma/ ulkus di septum nasi perforasi septum..... (rinitis sifilis tersier) Sekret mukopurulen berbau & krusta
Rinoskleroma
Penyebab: Klebsiella rhinoscleromatis Perjalanan penyakit ada 3 tahap, yaitu Tahap kataral/atrofi; Tahap granulomatosa; Tahap sikatriks Diagnosisnya khas dgn gambaran histopatologi berupa sel-sel Mikulicz Terapi: antibiotik jangka panjang&tindakan bedah obstruksi pernapasan
Myasis hidung
Adanya infestasi larva lalat dalam rongga hidung Lalat Chrysomia bezziana dpt bertelur di orga/jaringan tubuh manusia, lalu menetas jadi larva Gejala klinis yg nampak: hidung dan muka bengkak dan merah yg dpt meluas ke dahi dan bibir, obstruksi hidung(napas lewat mulut dan suara sengau). Dapat epistaksis dan ulat keluar dari hidung
Pemeriksaan
Rinoskopi : banyak jaringan nekrotik di rongga hidung, ulserasi membran mukosa, perforasi septum. Nasoendoskopi : suka tdk terlihat, ulat menghindari cahaya
Tata Laksana
Antibiotika spektrum luas Pengobatan lokal : kloroform, minyak terpentin (1:4)
Faringitis
Epidemiologi : biasa terjadi pada anak sebanding antara laki2 dan perempuan Timbul bersama-sama dengan tonsilitis, rhinitis dan laryngitis Faktor resiko:
Riwayat demam rematik HIV (+), pasien dengan kemoterapi, immunosuppressed DM Kehamilan Pasien dengan antibiotik tanpa indikasi Nyeri tenggorokan >5 hari
Faringitis
Etiologi Faringitis
disebabkan oleh :
virus (40-60%), bakteri (5-40%),
alergi,
trauma,
toksin.
Faringitis akut
Faringitis viral Faringitis bakterial Faringitis fungal Faringitis gonorhea
Faringitis kronik
Faringitis atrofi Faringitis hiperplasi
Faringitis spesifik
Faringitis tuberkulosa Faringitis leutika
1. Faringitis Akut
CMV
Adenovirus gejala faringitis, konjungtivitis EBV faringitis disertai produksi eksudat padat. Terdapat pembesaran limfa di seluruh tubuh terutama retroservikal dan hepatosplenomegali HIV-1 keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual dan demam
Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet kuman mengilnfiltrasi lapisan epitel epitel terkikis jaringan limfoid superfisial bereaksi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit PMN
Manifestasi klinis
Demam disertai rinorea
Mual
Nyeri tenggorok
Sulit menelan
Pada pemeriksaan tampak faring & tonsil hiperemis Faringitis akibat HIV-1 faring hiperemis, tampak eksudat,
Terapi
Istirahat
Minum cukup
Kumur dgn air hangat
Manifestasi klinis:
Nyeri kepala yg hebat Muntah
Pemeriksaan
Tampak tonsil membesar, faring & tonsil hiperemis & terdapat eksudat di permukaannya Beberapa hari kemudian timbul petechiae pd palatum & faring, kelenjar limfe leher anterior membesar, kenyal, & nyeri pd penekanan
Terapi
Antibiotik
Penicillin G Benzatin Amoksisilin Eritromisin
Kortikosteroid
Deksametason
2. Faringitis Kronik
3. Faringitis spesifik
Stadium tersier Terdapat guma Predileksi : tonsil dan palatum Guma pd dinding posterior faring vertebra servikal pecah kematian Guma pd palatum mole sembuh jaringan parut gangguan fs palatum scr permanen
Gejala nyeri di tenggorok, nyeri di telinga / otalgia serta pembesaran kelenjar limfe
Diagnosis : Pemeriksaan sputum basil tahan asam Foto toraks melihat adanya tuberkulosis paru Biopsi jaringan yg terinfeksi menyingkirkan proses keganasan serta mencari kuman basil tahan asam di jaringan
Diagnosis faringitis
Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik & lab Faringitis streptokokus dan virus anamnesis & pemeriksaan fisik Apusan tenggorok pada area tonsil adanya streptokokus Deteksi antigen streptokokus grup A = rapid antigen detection test
Komplikasi faringitis
Sinusitis Otitis media Mastoiditis Abses peritonsillar Demam rematik Glomerulonefritis
Treatment
Amoxicillin, 45mg/kg qd PO in divided doses (bid or tid), or Penicillin VK, 50mg.kg qd PO in divided doses (bid), or Cephalexin, 50mg/kg qd in PO in divided doses (qid), or Benzathine penicillin G, single dose of 25000 units/kg IM
Tonsilitis
Tonsilitis
Radang tonsil palatina Tonsil palatina bagian dari cincin Waldeyer : kel.limfe di rongga mulut Penularan : mell.udara, tangan & ciuman
Klasifikasi tonsilitis :
1. Tonsilitis akut
TONSILITIS AKUT
ETIOLOGI EBV
PEMERIKSAAN
Gejala seperti common cold & rasa nyeri tenggorokan Tonsilitis akut supuratif
TERAPI
Tonsilitis viral
Tonsilitis akut
Tonsilitis akut
TONSILITIS AKUT ETIOLOGI GEJALA PEMERIKSAAN TERAPI
Tonsilitis bakterial
Antibiotika spektrum lebar Penisilin Eritomisin Antipiretik Obat kumur mengandung desinfektan
Patofisiologi tonsilitis bakterial Infiltrasi bakteri leukosit PMN kluar bentuk detritus mengisi kriptus tonsil & tampak sebagai bercak kuning dapat membentuk pseudomembran di luar tonsil -Detritus jelas : tonsilitis folikularis -Detritus menjadi 1 & bentuk alur : tonsilitis lakunaris
Komplikasi : OMA Sinusitis Abses parafaring Abses peritonsil Bronkitis Glumerulonefritis akut Artritis
b. Tonsilitis septik
Streptokokus hemolitikus
Diagnosis berdasarkan gambaran klinis & pemeriksaan preparat kuman dari permukaan bawah membran Manifestasi klinis : Gejala umum : sperti tonsilitis lainnya Gejala lokal : pesudomembran Gejala karena exotoxin :
Tonsilitis diphteri
Pemeriksaan
Tes Schick Pemeriksaan kuman yang diambil dari membran semu
Komplikasi
Laringitis difteri Miokarditis Kelumpuhan otot palatum mole Kelumpuhan otot mata Otot faring laring sehingga suara parau Kelumpuhan otot pernafasan Albuminuria
Terapi :
ADS Antibiotika penisillin / eritromisin Kortikosteroid : Prednison & Deksametason Antipiretik (u/ simptomatik) Bed rest 2-3 minggu & diisolasi
Leukimia akut
Gejala pertama epistaksis, perdarahan mukosa mulut, gusi, di bwh kulit bercak kebiruan Tonsil membengkak ditutupi membran semu tp tdk hiperemis Nyeri hebat di tenggorok
Angina agranulositosis
Etiologi : keracunan obt gol amidopirin, sulfa, arsen Pemeriksaan : ulkus mulut dan faring, gejala radang, ulkus di genitalia, sal cerna
Inf.mononukleous
Tjd tonsilofaringitis ulsero membranosa bilateral Membran semu yg menutupi ulkus mudah diangkat tanpa perdarahan Pembesaran KGB leher, ketiak, regioinguinal Leukosit dan mononukleus banyak sx Lab : serum pasien aglutinasi dg sel drh merah dinva ( reaksi Paul Bunnel)
3. Tonsilitis kronik
TONSILITIS KRONIK GEJALA PEMERIKSAAN TERAPI
Fk predisposisinya : rangsangan menahun dr rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,pengaruh cuaca.
Tonsil membesar dgn permukaan tidak rata, kriptus melebar, bbrp terisi oleh detritus
Etiologi : Sama dengan tonsilitis akut, kadang kuman berubah menjadi kuman golongan Gram negatif
Proses radang yang berulang Epitel mukosa+jaringan limfoid terkikis Jaringan limfoid diganti jaringan parut Mengerutkripti melebar Menembus kapsul tonsil Perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris
Hematogen / limfogen
Indikasi Tonsilektomi
The American Academy of Otolaryngology Head and neck Surgery Clinical Indicators Compendium tahun 1995 menetapkan : 1. Serangan tonsilitis >3x / tahun 2. Tonsil hipertrofi maloklusi gangguan pertumbuhan orofasial 3. Sumbatan jalan nafas : hipertrofi tonsil, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor pulmonale 4. Rinitis dan sinusitis kronis, peritonsilitis, abses peritonsil 5. Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan 6. Tonsilitis berulang karena bakteri grup A streptokokus hemolitikus 7. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan 8. Otitis media efusa / otitis media supuratif
Laringitis
Laringitis
Laringitis akut Laringitis bakteri (lokal) Laringitis viral (sistemik) Laringitis tuberkulosis
Laringitis spesifik
Kelanjutan dari rinofaringitis (common cold) Dapat menimbulkan sumbatan jalan nafas pada anak lebih cepat dari orang dewasa
Laringitis luetika
Laringitis akut
Tanda gejala
Demam Malaise Suara parau sampai afoni Nyeri ketika menelan dan berbicara Gejala sumbatan laring Batuk kering, lama kelamaan disertai dahak kental
Pemeriksaan
Mukosa laring hiperemis Membengkak, terutama atas dan bawah pita suara Biasanya terdapat radang akut pada hidung/sinus paranasal/paru
Tatalaksana
Nonfarmakologis : Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari Menghirup udara lembab Menghindari iritasi pada faring dan laring (merokok, makanan pedas atau minum es) Farmakologis : Peradangan paru beri antibiotika Sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa endotrakea atau trakeostomi
Laringitis kronik
Pemeriksaan mukosa laring : hiperemis, permukaan tidak rata dan menebal Pemeriksaan PA : metaplasi sel skuamosa Faktor predisposisi : sinusitis kronis, deviasi septum berat, polip hidung, atau bronkitis kronis, vocal abuse Tanda gejala :
Suara parau yang menetap Rasa tersangkut di tenggorok, berdehem tanpa keluar sekret
Laringitis spesifik
1. Laringitis tuberkulosis
Akibat TB paru Sering kali setelah diberikan pengobatan, TB paru sembuh tapi laringitis tuberkulosisnya menetap Penularan : melalui udara pernapasan & sputum Penyebaran: hematogen / limfatogen Tanda gejala :
Rasa kering, panas & tertekan di daerah laring Suara parau terus-menerus stadium lanjut : afoni Hemoptisis Nyeri telan hebat daripada nyeri karena radang lainnya Keadaan umum buruk Pada pemeriksaan paru terdapat proses aktif
DD
Laringitis luetika Karsinoma laring Aktinomikosis laring Lupus vulgaris laring
Tatalaksana
Obat anti-TB primer dan sekunder Istirahat suara
Prognosis
Tergantung sosial ekonomi,kebiasaan hidup sehat & ketekunan berobat Diagnosis stadium dini prognosis : bonam
2. Laringitis leutika
Gambaran klinis : guma pecahulkusperikondritis Gejala : Suara parau Batuk kronis Disfagia Komplikasi : stenosis laring Penatalaksanaan :
Penisilin dengan dosis tinggi Pengangkatan sekuester Sumbatan laring akibat stenosistrakeostomi
Tonsilofaringitis
Etiologi : bakteri & virus penyebab tonsilitis & faringitis Penularan : droplet Patogenesis : kuman menginfiltrasi lapisan epitel epitel terkikis jaringan limfoid superfisial bereaksi bendungan radang : infiltrasi leukosit PMN Komplikasi pada anak : otitis media akut Komplikasi pada dewasa : abses peritonsilar, ruam kulit akibat stroptokok, otitis media akut, demam rematik, dan nefritis akut Prognosis : sembuh dengan terapi antibiotik yang tepat dan dapat terjadi infeksi rekuren
PEMBEDA DEFINISI
PERBEDAAN PENYAKIT PADA INFEKSI SALURAN NAPAS ATAS TONSILITIS FARINGITIS LARINGITIS Peradangan pada tonsil Peradangan akut membran mukosa Proses inflamasi pada laryngx (amandel) akibat bakteri faring dan struktur lain di sekitarnya streptokokus atau inf.virus Bakteri : streptococcus pyogenesis, arcanobacterium haemolyticum Virus : adenovirus, virus influenza, HSV1 Bakteri : Streptokokus, group A, Streptokokus group C dan G, Campuran bakteri anaerob, dsb Virus : Virus Rheno, Virus Corona, Virus Adeno, Virus Herpes simplex 1 dan 2, Virus Parainfluenza, dsb Jamur : Mycoplasma pneumonia, Klamidia, Chlamydia psittaci, C. pneumonia Virus : rhinovirus, influenza, adenovirus, coxsackievirus, corona virus, & RSV Bakteri : sterptokokus gruf A atau C. difteri, M. catarrhalis, M. tuberculosis Jamur : Histoplasma capsulatum, Blastomyces dermatitis, Candida Sp., Coccidioides immitis, Cryptococcus sp. Hoarseness Rinore Kongesti nasal Batuk Sakit tenggorokan
ETIOLOGI
Nyeri tenggorokan (parah sewaktu menelan) sering di telinga Demam Sakit kepala Muntah pembengkakan k. limfe Kehilangan suara
+ streptokokus : Akut, mual, muntah, Faring hiperamis, Demam, Nyeri tengorokan, Tonsil bengkak dengan eksudasi, dsb Non-streptokokus : Usia< 3th, Awitan bertahap, Kelainan melibatkan berapa mukosa, dsb +difteri : memban asimetris, Mudah berdarah, Faring tampak kelabu + virus : Rinorea, Suara serak, Batuk, Konjungtivitis, diare, dsb
Common cold
Infeksi selaput hidung, sinus & saluran udara besar Fk predisposisi:
kelainan hidung / tenggorokan kelelahan atau stres emosional alergi di hidung / tenggorokan wanita pada pertengahan siklus menstruasi
Etiologi :
# Picornavirus (contohnya rhinovirus) # Virus influenza # Virus sinsisial pernafasan Penularan : droplet
Tanda gejala
Gejala timbul 1-3 hari setelah terinfeksi Gejala awal : bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan Tidak demam Hidung mengeluarkan cairan encer dan jernih Selanjutnya sekret lebih kental, warna kuning-hijau Gejala biasanya menghilang dalam waktu 4-10 hari
Komplikasi
Memperpanjang gejala: # Infeksi trakea # G3 pnafasan berat pada penderita bronkitis / asma kronik # Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara
Common cold
Tatalaksana
Tirah Baring Minum banyak air Nyeri atau demam asetaminofen atau ibuprofen Batuk ringan tidak perlu terapi Obat batuk u/ batuk kronik Tidak efektif dengan antibiotik
Pencegahan
Menjaga kebersihan
Tonsilofaringitis
TONSILOFARINGITIS
Definisi Tonsilofaringitis merupakan peradangan pada tonsil atau faring ataupun keduanya yang disebabkan oleh bakteri (seperti str. Beta hemolyticus, str. Viridans, dan str. Pyogenes) dan juga oleh virus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan 30 juta kasus tonsilofaringitis didiagnosis tiap tahunnya di dunia Tonsilofaringitis dapat mengenai semua umur, dengan insiden tertinggi pada anak-anak usia 5-15 tahun. Pada anak-anak, Group A streptococcus menyebabkan sekitar 30% kasus tonsilofaringitis akut, sedangkan pada orang
ETIOLOGI
VIRUS Sering : adenovirus, rhinovirus, influenza, coronavirus, respiratory syncytial virus, Kadang-kadang : virus Epstein-Barr, herpes simplex, cytomegalovirus, atau HIV BAKTERI Group A -hemolytic streptococcus (GABHS) paling sering, namun Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia pneumoniae, Streptokokus Viridans, Streptokokus Piogenes
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infections )
PATOGENESIS
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil Rx radang Keluarnya leukosit PMN Detritus (kumpulan leukosit, bakteri yang mati, & epitel yang terlepas) Melebar Membran semu (pseudomembrane) yang menutupi tonsil
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan fisik :
sakit tenggorokan nyeri telan Demam faring hiperemis tonsil membengkak, hiperemis terdapat detritus (tonsilitis folikularis), Pseudomembran Kelenjar submandibula mambengkak dan nyeri tekan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Leukosit : terjadi peningkatan Hemoglobin : terjadi penurunan Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
DIAGNOSIS BANDING
usia
<6 bulan
6 bulan 4 tahun
>4 tahun
Group A Streptococcus
Gejala Mata gatal berair Sekret hidung Kongest i hidung Bersin Nyeri tenggor okan
Batuk
Nyeri sinus
Sakit kepala
Jarang
Demam
++ berat
Durasi
3 14 hari
Memburuk setelah 55-7 hari + beberapa hari 7 hari atau berlanjut > batuk + lemas 10 hari
Tonsilo Rhinofaringitis (common cold) Normal demam ringan Konjuntivitis pada adenovirus Eritema & edema (+) Sekret (+) Halitosis (-) N N
Tonsilo Rhinofaringitis (influenza) Demam tinggi Nyeri retroorbita (+) Eritema & edema (+) Sekret (+) Halitosis (-) N Eritema (-)
Hidung
Halitosis (-) N Eritema (+) Eksudat (+) Eritema (+) Eksudat (-) HIpertrofi (-) Limfadenopati servikal anterior (+)
Tonsil
KGB
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI :
antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dll antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen. Analgesik Obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan
kompres dengan air hangat istirahat yang cukup pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat kumur dengan air hangat pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien TONSILEKTOMI
NONFARMAKOLOGI :
KOMPLIKASI otitis media abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septikemia,, bronkitis, nefritis akut, miokarditis serta artritis
PROGNOSIS : Penderita biasanya sembuh dengan pengobatan antibiotik yang tepat. Dapat terjadi infeksi yang berulang. Dapat timbul komplikasi seperti abses peritonsilar, ruam kulit akibat stroptokok, otitis media akut, demam rematik, dan nefritis akut.
LO 2
Etiologi
Bakteri
Mikroorganisme Kelainan yg ditimbulkan
Streptokokus, group A
Streptokokus, group C n G Campuran bakteri anaerob
Neisseria gonorrhoeae
Corynebacterium diphtheriae Arcanobacterium haemolyticum
Faringitis, tonsilitis
Difteri Faringitis, scarlatiniform
Yersinia enterocolitica
Yersinia pestis Francisella tularensis
Faringitis, emterokolitis
Plague Tularemia (oropharyngeal form)
Virus
Mikroorganisme Virus rhino Virus corona Virus adeno Virus herpes simplex 1 n 2 Kelainan yg ditimbulkan Common cold/rinitis Common cold Pharyngoconjunctival fever, IRA Faringitis, gingivostomatitis
Virus parainfluenza
Virus coxsackie A Virus Epstein-Barr Virus sitomegalo Human immunodeficiency virus Virus influenza A n B
Cold, croup
Herpangina, hand-foot-and-mouth disease Infeksi mononukleosis Mononucleosis virus sitomegalo Infeksi HIV primer influenza
Kelainan yg ditimbulkan
LO 3
Mekanisme Batuk dan Pilek
Batuk
Batuk ekspirasi ekspulsif yang dilakukan tubuh untuk mekanisme perlindungan atau pertahanan respirasi Batuk yang efektif melibatkan lengkung refleks :
Rangsangan pada reseptor batuk saraf aferen pusat batuk di medula saraf eferen efektor batuk
Klasifikasi Batuk
1.Batuk produktif : pengeluaran sekret yang dapat berupa mukus atau darah. Dapat terjadi karena: Infeksi akut atau kronik yang menyebabkan inflamasi,edema dan peningkatan produksi mukus Sindrom imunodefisiensi didapat Menghirup antigen,subtansi yang dapat mengiritasi atau benda asing. Merokok yang dapat meningkatkan produksi sputum mukoid. Penyebab : Asma, Bronkitis Akut, Emphisema 2. Batuk non-produktif : batuk kering tanpa disertai pengeluaran sekret. Penyebab: Batuk, Bronkitis Akut, Asma, Emphisema, Flu, Pneumothorax, Fibrosis pulmonal, Pneumonia atipikal, Sarkoidosis, Pericarditis , Legionnaire's disease (disebabkan Legionella pneumophila) , Emphyema (terdapat pus pada ruang antara paru dan membran atau pleura), Psittacosis (disebabkan Chlamydia psittaci), Tifus, Leptospirosis Batuk Akut : Infeksi respiratori atas oleh karena virus dan terbatas dalam 2 minggu. Batuk Kronik : gejala batuk yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih; atau batuk yang berulang sedikitnya 3 episode dalam 3 bulan.
SEBAB-SEBAB BATUK
Penyakit saluran napas akut Faringitis Laringitis Bronkitis Bronkiolitis Penyakit KV Edema paru infark paru Iritasi lingkungan Gas Debu Perubahan temperatur Neoplasma Karsinoma paru Matastasis tumor
Penyakit parenkimal Pneumonia Abses Parasit Penyakit interstitial (granulomas,fibrosing alveolitis,alveolar proteinosis)
Refleks Batuk
Rangsang Reseptor Aferen P.Batuk Eferen O.Pernapasan
- Benda asing
-Laring
-N.Vagus
N.Vagus
N.Larin geal
Mekanisme Batuk
Fase I: Inspirasi Udara paru2 glotis terbuka karena obstruksi abduktor kartilago artenoidea udara masuk ke paru vol paru brubah, pe panjang & garis tengah bronkus. Fase II: Kompresi Glotis tertutup tekanan intratorak & udara yg terperangkap tertekan batuk yang efektif Fase III: Ekspirasi Glotis terbuka tiba tiba udara keluar banyak dengan kecepatanbenda asing dan bahan lain yang mengganggu pernapasan keluar batuk yang terdengar akibat getaran pita suara dan getaran sekret
Mekanisme Batuk
Stimulus Inspirasi dlm penutupan glotis relaksasi diafragma
kontraksi otot melawan glotis yg tertutup Tekanan dlm jln napas & intratotaks positif maksimal
Penyempitan trakea Laju aliran mell trakea Tekanan pembersihan mengeliminasi mukus & benda asing
Diagnosis batuk
Anamnesis : lamanya dan waktunya pencetus ( hawa dingin, devu, asap,dll ), berdahak/tidak ( warnanya, bau, jumlahnya ) gejala lain yang menyertai ( sakit tenggorokan, nyeri ulu hati, dsb ) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang : Foto toraks Darah rutin Pemeriksaan dahak : Pewarnaan gram dan pemeriksaan basil tahan asam Kultur mikrobakteri dan jamur Sitologi jika curiga ke arah kanker paru Pewarnaan silver pada dahak pneumocystis carinii
Rangsangan
Sensor taktil dan kemoreseptor aferen di daerah peka pada sal pernafasan
R E F L E K S B A T U K
Nervus vagus
Medula Oblongata
Ekspirasi mendadak
Respon tubuh Otot abdomen dan ICS interna Kontraksi kuat Inspirasi udara ke paru Epiglotis menutupan glotis Penutupan pita suara
Rangsangan
Benda asing keluar
R E F L E K S B E R S I N
Medula Oblongata
Respon tubuh
Ekspirasi mendadak
Patogenesis ISPA
LO5
Tata Laksana
Ekpektoran
Mukolitik Surfaktan Mukokinetik Mukoregulator Antihistamin Dekongestan Kombinasi
Mengeluarkan sekret
Menurunkan viskositas & elastisitas sekret bronkial Mengurangi sifat adesif sekret dengan epitel mukosa Meningkatkan aliran udara Mengurangi hipersekresi mukus Antagonis reseptor histamin H1 Agonis adrenoseptor vasokontriksi mukosa Antihistamin + dekongestan, bronkodilator+steroid
LO 6
Komplikasi ISPA
Hipertrofi Adenoid
Adenoid : massa jaringan limfoid yg terletak di dinding nasofaring, termasuk dlm rangkaian cincin Waldayers Fisiologik : membesar 3 th, mengecil dan hilang sm sekali 14 th Sering infeksi saluran napas atas hipertofi adenoid sumbatan koana dan tuba eustachius Hipertrofi adenoid ggn tdr, tidur ngorok, retardasi mental, pertumbuhan fisik berkurang
Komplikasi
Perdarahan Tuli konduktif