Anda di halaman 1dari 122

Pemicu 2 Blok Respirasi

Maria Marcella 405090007

Rhinitis

Definisi Rhinitis
Peradangan selaput lendir hidung. (Dorland edisi 29) Kondisi inflamasi yang mempengaruhi mukosa hidung. (Lange, 2nd ed)

Epidemiologi
Rhinitis pd anak lebih sering drpd dewasa, 6-8 kali rhinitis per tahun, dewasa 2-4 kali rhinitis per tahun

Klasifikasi Rhinitis

Klasifikasi Rhinitis

Rhinitis Non Alergi dan Non Infeksi


Rhinitis Vasomotor Rhinitis Medikamentosa

Rhinitis Vasomotor
Definisi : terdapatnya gangguan fisiologi lapisan mukosa hidung yang disebabkan peningkatan aktivitas saraf parasimpatis.

Etiologi Rhinitis Vasomotor


Belum diketahui, diduga akibat gangguan keseimbangan vasomotor. Keseimbangan vasomotor dipengaruhi oleh :
Obat-obatan Faktor fisik (iritasi rokok, udara dingin) Faktor endokrin (kehamilan, pubertas, hipertiroid) Faktor psikis (cemas, tegang)

Patofisiologi Rhinitis Vasomotor


Rangsangan saraf parasimpatis melepas astilkolin dilatasi pembuluh darah dalam konka permeabilitas kapiler dan sekresi kelenjar meningkat Diagnosa Banding :
Rhinitis Alergi

Tanda dan Gejala Rhinitis Vasomotor


Hidung tersumbat bergantian, sesuai posisi pasien Terdapat rinorea yang mukus dan serosa, cukup banyak Jarang disertai bersin Tidak disertai gatal di mata Gejala memburuk pada pagi hari saat bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim dan udara lembab

Pemeriksaan Fisik Rhinitis Vasomotor


Berdasarkan gejala dibedakan obstruksi dan rinorea Edem mukosa hidung Konka berwarna merah tua /gelap, dapat pula pucat Permukaan konka dapat licin / berbenjol Sekret :
Obstruksi : sekret mukoid dan sedikit Rinorea : sekret serosa dan banyak

Pemeriksaan Penunjang Rhinitis Vasomotor


Tes kulit : biasanya Negatif (-)

Terapi dan Penatalaksanaan Rhinitis Vasomotor


Non-farmakologis :
Menghindari penyebab / alergen Operasi : bedah beku, elektrokauter, konkotomi konka inferior Neurektomi N. Vidianus, sebagai saraf otonom mukosa hidung (operasi tidak mudah dan komplikasi berat)
Dekongestan oral Diatermi Nitras argenti 25% / triklorasetat pekat Kortikosteroid topikal

Farmakologis :

Rinitis Medikamentosa
Pengertian Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. Dapat dikatakan hal ini disebabkan oleh pemakaian obat yang berlebihan (Drug Abuse).

Gejala dan Tanda


Penderita mengeluh hidungnya tersumbat terus menerus dan berair. Pada pemeriksaan konka dengan secret hidung yang berlebihan. Apabila diuji dengan adrenalin, adema konka tidak berkurang.

Tatalaksana
1. Hentikan pemakaian obat tetes dan sempror hidung. 2. Untuk mengatasi sunbatan berulang, beri kortikosteroit secara penurunan bertahab dengan menurunkan dosis 5 mg setiap hari.(misalnya hari 1: 40 mg, hari 2: 35 mg dan seterusnya). 3. Obat dekongestan oral (biasanya mengandung pseudoefredin). Apabila dengan cara ini tak ada perbaikan setelah 3 minggu pasien dirujuk ke dokter THT.

Rhinitis Non Alergi dan Infeksi


Rhinitis Simplex Rhinitis Hipertrofi Rhinitis Atrofi Rhinitis Difteri Rhinitis Jamur Rhinitis Tuberkulosa Rhinitis Sifilis Rinoskleroma Myiasis Hidung

Rinitis simpleks
common cold, flu E/ : rhinovirus, myxovirus, virus Coxsackie, virus ECHO Manifestasi klinik :
Stadium prodormal : rasa panas, kering, gatal di dalam hidung Timbul bersin-bersin berulang Hidung tersumbat Ingus encer Demam Nyeri kepala Mukosa hidung merah & bengkak Infeksi sekunder ingus purulen

Th/: istirahat + obat simtomatis (analgetik, antipiretik, dekongestan) + AB (ada inf sekunder)

Rinitis hipertrofi
Konka inferior mengalami hipertrofi karena proses inflamasi kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri primer atau sekunder Tanda & gejala:
Sekret mukopurulen Hidung tersumbat mulut kering nyeri kepala, ggg tidur Konka inferior hipertrofi Pasase udara dalam rongga hidung sempit

Th/: kaustik konka dengan nitras argenti / trikloroasetat, kauter listrik, luksasi konka, frakturisasi konka multipel, konkoplasti, nila perlu konkotomi parsial

Rinitis atrofi
Ditandai atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka Secara klinis mukosa hidung sekret kental, cepat mengering terbentuk krusta yang berbau busuk Histopatologik: metaplasia epitel, silia menghilang, lap submukosa menjadi lebih tipis, kel atrofi E/:
Inf kuman spesifik (klebsiella, stafilokokus, streptokokus, pseudomonas aeruginosa) Def FE, vit A Sinusitis kronik Kln hormonal; Peny kolagen termasuk autoimun

Tanda & gejala


Napas berbau Ingus kental berwarna hijau Ada kerak (krusta) hijau Ada ggg penghidu Sakit kepala Hidung terasa tersumbat Rongga hidung sangat lapang Konka inferior & media hipertrofi / atrofi

Th/:
Pengobatan konservatif:
AB spektrum luas Obat cuci hidung (hilangkan bau) Berikan Vit A 3x50.000 unit Berikan Fe

Pengobatan operatif:
Operasi penutupan lubang hidung Penyempitan lubang hidung dengan implantasi Jabir osteoperiosteal BSEF (bedah sinus endoskopik fungsional)

Rinitis difteri
E/: inf Corynebacterium diphteriae (primer, sekunder dari tenggorok, akut, kronik) Gejala :
Demam Toksemia Limfadenitis Mungkin paralisis otot pernpasan Ingus bercampur darah Pseudomembran putih yang mudah berdarah Krusta coklat di nares anterior & rongga hidung

Kronik dapat menular Th/: ADS, penisilin lokal & IM, pasien diisolasi hingga pemeriksaan kuman (-)

Rinitis Jamur
Terjadi bersama dengan sinusitis Rinitis jamur non-invasif :
Menyerupai rinolith (bola jamur) dengan inflamasi mukosa yang lebih berat Tidak terjadi destruksi kartilago & tulang

Rinitis jamur invasif :


Ditemukannya hifa jamur pd lamina propia Perforasi septum/ hidung pelana

E/: aspergillus, Candida, Histoplasma, Fussarium, Mucor

Tanda & gajala:


Sekret mukopurulen Ulkus/ perforasi septum Jaringan nekrotik berwarna hitam (black eschar)

Th/:
Non-invasif:
Mengangkat seluruh bola jamur Pemberian anti jamur oral & topikal Cuci hidung Bag yg terinfeksi diolesi gentian violet

Invasif:
Debridement jar nekrotik

Rinitis Tuberkulosa
Infeksi TB ekstrapulmoner Berbenruk noduler atau ulkus terutama pada rlg rawan septum & dapat mengakibatkan perforasi Pemeriksaan klinis:
Sekret mukopurulen & krusta hidung tersumbat Ditemukan BTA pd sekret hidung Histo: sel datia Langhans dan limfositosis

Th/: antiTB, obat cuci hidung

Rinitis Sifilis
Jarang E/: Treponema pallidum Tanda & gejala:
Adanya bercak / bintik pada mukosa Ditemukan gumma/ ulkus di septum nasi perforasi septum..... (rinitis sifilis tersier) Sekret mukopurulen berbau & krusta

Th/: penilisin, obat cuci hidung

Rinoskleroma
Penyebab: Klebsiella rhinoscleromatis Perjalanan penyakit ada 3 tahap, yaitu Tahap kataral/atrofi; Tahap granulomatosa; Tahap sikatriks Diagnosisnya khas dgn gambaran histopatologi berupa sel-sel Mikulicz Terapi: antibiotik jangka panjang&tindakan bedah obstruksi pernapasan

Myasis hidung
Adanya infestasi larva lalat dalam rongga hidung Lalat Chrysomia bezziana dpt bertelur di orga/jaringan tubuh manusia, lalu menetas jadi larva Gejala klinis yg nampak: hidung dan muka bengkak dan merah yg dpt meluas ke dahi dan bibir, obstruksi hidung(napas lewat mulut dan suara sengau). Dapat epistaksis dan ulat keluar dari hidung

Pemeriksaan
Rinoskopi : banyak jaringan nekrotik di rongga hidung, ulserasi membran mukosa, perforasi septum. Nasoendoskopi : suka tdk terlihat, ulat menghindari cahaya

Tata Laksana
Antibiotika spektrum luas Pengobatan lokal : kloroform, minyak terpentin (1:4)

Faringitis

Epidemiologi : biasa terjadi pada anak sebanding antara laki2 dan perempuan Timbul bersama-sama dengan tonsilitis, rhinitis dan laryngitis Faktor resiko:
Riwayat demam rematik HIV (+), pasien dengan kemoterapi, immunosuppressed DM Kehamilan Pasien dengan antibiotik tanpa indikasi Nyeri tenggorokan >5 hari

Faringitis

Etiologi Faringitis
disebabkan oleh :
virus (40-60%), bakteri (5-40%),

Penularan dapat melalui sekret hidung & ludah (droplet infection).

alergi,
trauma,

toksin.

Faringitis akut
Faringitis viral Faringitis bakterial Faringitis fungal Faringitis gonorhea

Klasifikasi faringitis berdasarkan etiologi

Faringitis kronik
Faringitis atrofi Faringitis hiperplasi

Faringitis spesifik
Faringitis tuberkulosa Faringitis leutika

1. Faringitis Akut

1A. Faringitis Viral


Etiologi:

Rhinovirus gejala rinitis & faringitis.


Virus influenzae Virus coxsachie tdk menghasilkan eksudat

CMV
Adenovirus gejala faringitis, konjungtivitis EBV faringitis disertai produksi eksudat padat. Terdapat pembesaran limfa di seluruh tubuh terutama retroservikal dan hepatosplenomegali HIV-1 keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual dan demam

Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet kuman mengilnfiltrasi lapisan epitel epitel terkikis jaringan limfoid superfisial bereaksi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit PMN

Manifestasi klinis
Demam disertai rinorea
Mual

Nyeri tenggorok
Sulit menelan

Pada pemeriksaan tampak faring & tonsil hiperemis Faringitis akibat HIV-1 faring hiperemis, tampak eksudat,

limfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah

Terapi
Istirahat

Minum cukup
Kumur dgn air hangat

Obat analgetik & tablet isap


Antivirus metisoprinol (Isoprenosine) pd infeksi herpes simpleks

1B. Faringitis Bakterial


Etiologi: Streptokokus hemolitikus grup A

Manifestasi klinis:
Nyeri kepala yg hebat Muntah

Kadang disertai demam tinggi


Jarang disertai batuk

Pemeriksaan
Tampak tonsil membesar, faring & tonsil hiperemis & terdapat eksudat di permukaannya Beberapa hari kemudian timbul petechiae pd palatum & faring, kelenjar limfe leher anterior membesar, kenyal, & nyeri pd penekanan

Terapi
Antibiotik
Penicillin G Benzatin Amoksisilin Eritromisin

Kortikosteroid
Deksametason

Analgetika Kumur dgn air hangat / antiseptik

1C. Faringitis fungal


Candida dpt tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring Manifestasi klinis nyeri tenggorok dan nyeri menelan Pemeriksaan plak putih di orofaring dan mukosa farinng lainnya hiperemis Terapi Nystatin, analgetikan

1D. Faringitis gonorea


Hanya terdapat pd pasien yg melakukan kontak orogenital Terapi sefalosporin generasi ke 3, Ceftriakson

2. Faringitis Kronik

2A. Faringitis kronik hiperplastik


Perubahan mukosa dinding posterior faring Tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band hiperplasi Pemeriksaan mukosa dinding posterior tdk rata, bergranular
Gejala tenggorok kering gatal, batuk yg bereak Terapi Lokal zat kimia larutan nitras argenti, listrik (electro cauter) Asimptomatis obat kumur / tablet isap Obat batuk intitusif / ekspetoran

2B. Faringitis kronik atrofi


Sering timbul bersamaan dg rinitis atrofi udara pernapasan tdk diatur suhu serta kelembabannya rangsangan serta infeksi pd faring Gejala dan tanda tenggorok kering dan tebal, mulut berbau Pemeriksaan mukosa faring ditutupi o/ lendir yg kental dan bila diangkat tampak mukosa kering Terapi pengobatan rinitis atrofi + obat kumur

3. Faringitis spesifik

3A. Faringitis luetika


Etiologi : Treponema palidum
Stadium primer Kelainan pd lidah, palatum mole, tonsil dan dinding posterior faring berbentuk bercak keputihan Infeksi ulkus di daerah faring yg tdk nyeri Pembesaran kelenjar mandibula Stadium sekunder Eritema pd dinding faring yg menjalar ke arah laring

Stadium tersier Terdapat guma Predileksi : tonsil dan palatum Guma pd dinding posterior faring vertebra servikal pecah kematian Guma pd palatum mole sembuh jaringan parut gangguan fs palatum scr permanen

3B. Faringitis tuberkulosis


Proses sekunder dr tuberkulosis paru Cara infeksi : - Eksogen kontak dg sputum yg mengandung kuman / inhalasi kuman mell udara - Endogen penyebaran mell darah pd tuberkulosis miliaris

Gejala nyeri di tenggorok, nyeri di telinga / otalgia serta pembesaran kelenjar limfe

Diagnosis : Pemeriksaan sputum basil tahan asam Foto toraks melihat adanya tuberkulosis paru Biopsi jaringan yg terinfeksi menyingkirkan proses keganasan serta mencari kuman basil tahan asam di jaringan

Terapi sesuai dg terapi tuberkulosis paru

Diagnosis faringitis
Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik & lab Faringitis streptokokus dan virus anamnesis & pemeriksaan fisik Apusan tenggorok pada area tonsil adanya streptokokus Deteksi antigen streptokokus grup A = rapid antigen detection test

Komplikasi faringitis
Sinusitis Otitis media Mastoiditis Abses peritonsillar Demam rematik Glomerulonefritis

Faringitis pada anak


Diagnostic criteria
Clinical suspicion of streptococcal pharyngitis (tonsillar selling, exudate, enlarged/ tender anterior cervical lymph nodes, absence of coryza) with: History of rheumatic fever or Documented household exposure or Positive rapid strep screen or Positive throat culture (for patients with negative rapid strep screen)

Treatment
Amoxicillin, 45mg/kg qd PO in divided doses (bid or tid), or Penicillin VK, 50mg.kg qd PO in divided doses (bid), or Cephalexin, 50mg/kg qd in PO in divided doses (qid), or Benzathine penicillin G, single dose of 25000 units/kg IM

Tonsilitis

Tonsilitis
Radang tonsil palatina Tonsil palatina bagian dari cincin Waldeyer : kel.limfe di rongga mulut Penularan : mell.udara, tangan & ciuman
Klasifikasi tonsilitis :

1. Tonsilitis akut 2.Tonsilitis membranosa 3.Tonsilitis kronik

1. Tonsilitis akut
TONSILITIS AKUT

ETIOLOGI EBV

PEMERIKSAAN
Gejala seperti common cold & rasa nyeri tenggorokan Tonsilitis akut supuratif

TERAPI

Tonsilitis viral

Haemophillus influenzae Coxschakie virus

Luka kecil pada palatum dan tonsil

Istrahat Minum cukup Analgetika Antivirus u/ gejala berat

Tonsilitis akut

Tonsilitis akut
TONSILITIS AKUT ETIOLOGI GEJALA PEMERIKSAAN TERAPI

Tonsilitis bakterial

Streptococcus hemoliticus grup A Streptococcus viridans Streptococcus piogenes Pneumococcus

Nyeri tenggorokan Nyeri telan Demam Lesu Nyeri sendi Anoreksia

Tonsil membengkak, hiperemis Kelenjar submandibula membengkak

Antibiotika spektrum lebar Penisilin Eritomisin Antipiretik Obat kumur mengandung desinfektan

Patofisiologi tonsilitis bakterial Infiltrasi bakteri leukosit PMN kluar bentuk detritus mengisi kriptus tonsil & tampak sebagai bercak kuning dapat membentuk pseudomembran di luar tonsil -Detritus jelas : tonsilitis folikularis -Detritus menjadi 1 & bentuk alur : tonsilitis lakunaris

Komplikasi : OMA Sinusitis Abses parafaring Abses peritonsil Bronkitis Glumerulonefritis akut Artritis

2. Tonsilitis membranosa & etiologinya


a. Tonsilitis diphteri
Corynebacterium diphteriae

b. Tonsilitis septik
Streptokokus hemolitikus

c. Angina Plaut Vincent


Spirochaeta / Triponema pada deff.vit.C

d. Penyakit kelainan darah

2a. Tonsilitis diphteri


Etiologi : Corynebacterium diphteriae Epidemiologi : sering pada anak umur 2-5 tahun Penularan melalui percikan ludah atau makanan yang telah terkontaminasi bakteri

Diagnosis berdasarkan gambaran klinis & pemeriksaan preparat kuman dari permukaan bawah membran Manifestasi klinis : Gejala umum : sperti tonsilitis lainnya Gejala lokal : pesudomembran Gejala karena exotoxin :

Tonsilitis diphteri
Pemeriksaan
Tes Schick Pemeriksaan kuman yang diambil dari membran semu

Komplikasi
Laringitis difteri Miokarditis Kelumpuhan otot palatum mole Kelumpuhan otot mata Otot faring laring sehingga suara parau Kelumpuhan otot pernafasan Albuminuria

Terapi :
ADS Antibiotika penisillin / eritromisin Kortikosteroid : Prednison & Deksametason Antipiretik (u/ simptomatik) Bed rest 2-3 minggu & diisolasi

2b. Tonsilitis Septik


Inf. Streptokokus hemolitikus pd susu sapi minumbulkan epidemi

2c. Tonsilitis Angina plaut vincent


Disebut stomatitis ulsero membranosa Inf. Bakteri spirochaeta/ triponema higiene mulut kurang & def.vit C Gejala
Demam tinggi Nyeri kepala Bdn lemah Gg.pencernaan Nyeri di mulut Hipersaliva Gigi & gusi mudah berdarah

Pemeriksaan & terapi


Mukosa mulut & faring hiperemis Pseudomembran Foeter ex ore (bau mulut) Kel.submandibula membesar TERAPI Antibiotik spektrum lebar Siuplemen vit.C & B komplex

Leukimia akut

2d. Tonsilitis kelainan darah

Gejala pertama epistaksis, perdarahan mukosa mulut, gusi, di bwh kulit bercak kebiruan Tonsil membengkak ditutupi membran semu tp tdk hiperemis Nyeri hebat di tenggorok

Angina agranulositosis
Etiologi : keracunan obt gol amidopirin, sulfa, arsen Pemeriksaan : ulkus mulut dan faring, gejala radang, ulkus di genitalia, sal cerna

Inf.mononukleous
Tjd tonsilofaringitis ulsero membranosa bilateral Membran semu yg menutupi ulkus mudah diangkat tanpa perdarahan Pembesaran KGB leher, ketiak, regioinguinal Leukosit dan mononukleus banyak sx Lab : serum pasien aglutinasi dg sel drh merah dinva ( reaksi Paul Bunnel)

3. Tonsilitis kronik
TONSILITIS KRONIK GEJALA PEMERIKSAAN TERAPI

Fk predisposisinya : rangsangan menahun dr rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,pengaruh cuaca.

Rasa ganjalan di tenggorokan, tenggorokan kering dan nafas berbau

Tonsil membesar dgn permukaan tidak rata, kriptus melebar, bbrp terisi oleh detritus

Obat kumur dan obat isap

Etiologi : Sama dengan tonsilitis akut, kadang kuman berubah menjadi kuman golongan Gram negatif

Proses radang yang berulang Epitel mukosa+jaringan limfoid terkikis Jaringan limfoid diganti jaringan parut Mengerutkripti melebar Menembus kapsul tonsil Perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris

Komplikasi tonsilitis kronik :


Rinitis kronik Sinusitis Otitis media Endokarditis Artritis Miositis Nefritis Uveitis Iridosiklitis Dermatitis Pruritus Urtikaria Furunkulosis
Per kontinuitatum

Hematogen / limfogen

Indikasi Tonsilektomi
The American Academy of Otolaryngology Head and neck Surgery Clinical Indicators Compendium tahun 1995 menetapkan : 1. Serangan tonsilitis >3x / tahun 2. Tonsil hipertrofi maloklusi gangguan pertumbuhan orofasial 3. Sumbatan jalan nafas : hipertrofi tonsil, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor pulmonale 4. Rinitis dan sinusitis kronis, peritonsilitis, abses peritonsil 5. Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan 6. Tonsilitis berulang karena bakteri grup A streptokokus hemolitikus 7. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan 8. Otitis media efusa / otitis media supuratif

Laringitis

Laringitis
Laringitis akut Laringitis bakteri (lokal) Laringitis viral (sistemik) Laringitis tuberkulosis

Laringitis kronis Laringitis

Laringitis spesifik

Kelanjutan dari rinofaringitis (common cold) Dapat menimbulkan sumbatan jalan nafas pada anak lebih cepat dari orang dewasa

Laringitis luetika

Laringitis akut
Tanda gejala

Demam Malaise Suara parau sampai afoni Nyeri ketika menelan dan berbicara Gejala sumbatan laring Batuk kering, lama kelamaan disertai dahak kental

Pemeriksaan

Mukosa laring hiperemis Membengkak, terutama atas dan bawah pita suara Biasanya terdapat radang akut pada hidung/sinus paranasal/paru

Tatalaksana
Nonfarmakologis : Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari Menghirup udara lembab Menghindari iritasi pada faring dan laring (merokok, makanan pedas atau minum es) Farmakologis : Peradangan paru beri antibiotika Sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa endotrakea atau trakeostomi

Laringitis kronik
Pemeriksaan mukosa laring : hiperemis, permukaan tidak rata dan menebal Pemeriksaan PA : metaplasi sel skuamosa Faktor predisposisi : sinusitis kronis, deviasi septum berat, polip hidung, atau bronkitis kronis, vocal abuse Tanda gejala :

Suara parau yang menetap Rasa tersangkut di tenggorok, berdehem tanpa keluar sekret

Laringitis spesifik
1. Laringitis tuberkulosis
Akibat TB paru Sering kali setelah diberikan pengobatan, TB paru sembuh tapi laringitis tuberkulosisnya menetap Penularan : melalui udara pernapasan & sputum Penyebaran: hematogen / limfatogen Tanda gejala :

Rasa kering, panas & tertekan di daerah laring Suara parau terus-menerus stadium lanjut : afoni Hemoptisis Nyeri telan hebat daripada nyeri karena radang lainnya Keadaan umum buruk Pada pemeriksaan paru terdapat proses aktif

Komplikasi : edema pada laring dan gangguan sirkulasi

DD
Laringitis luetika Karsinoma laring Aktinomikosis laring Lupus vulgaris laring

Tatalaksana
Obat anti-TB primer dan sekunder Istirahat suara

Prognosis
Tergantung sosial ekonomi,kebiasaan hidup sehat & ketekunan berobat Diagnosis stadium dini prognosis : bonam

2. Laringitis leutika
Gambaran klinis : guma pecahulkusperikondritis Gejala : Suara parau Batuk kronis Disfagia Komplikasi : stenosis laring Penatalaksanaan :
Penisilin dengan dosis tinggi Pengangkatan sekuester Sumbatan laring akibat stenosistrakeostomi

Tonsilofaringitis
Etiologi : bakteri & virus penyebab tonsilitis & faringitis Penularan : droplet Patogenesis : kuman menginfiltrasi lapisan epitel epitel terkikis jaringan limfoid superfisial bereaksi bendungan radang : infiltrasi leukosit PMN Komplikasi pada anak : otitis media akut Komplikasi pada dewasa : abses peritonsilar, ruam kulit akibat stroptokok, otitis media akut, demam rematik, dan nefritis akut Prognosis : sembuh dengan terapi antibiotik yang tepat dan dapat terjadi infeksi rekuren

PEMBEDA DEFINISI

PERBEDAAN PENYAKIT PADA INFEKSI SALURAN NAPAS ATAS TONSILITIS FARINGITIS LARINGITIS Peradangan pada tonsil Peradangan akut membran mukosa Proses inflamasi pada laryngx (amandel) akibat bakteri faring dan struktur lain di sekitarnya streptokokus atau inf.virus Bakteri : streptococcus pyogenesis, arcanobacterium haemolyticum Virus : adenovirus, virus influenza, HSV1 Bakteri : Streptokokus, group A, Streptokokus group C dan G, Campuran bakteri anaerob, dsb Virus : Virus Rheno, Virus Corona, Virus Adeno, Virus Herpes simplex 1 dan 2, Virus Parainfluenza, dsb Jamur : Mycoplasma pneumonia, Klamidia, Chlamydia psittaci, C. pneumonia Virus : rhinovirus, influenza, adenovirus, coxsackievirus, corona virus, & RSV Bakteri : sterptokokus gruf A atau C. difteri, M. catarrhalis, M. tuberculosis Jamur : Histoplasma capsulatum, Blastomyces dermatitis, Candida Sp., Coccidioides immitis, Cryptococcus sp. Hoarseness Rinore Kongesti nasal Batuk Sakit tenggorokan

ETIOLOGI

TANDA & GEJALA

Nyeri tenggorokan (parah sewaktu menelan) sering di telinga Demam Sakit kepala Muntah pembengkakan k. limfe Kehilangan suara

+ streptokokus : Akut, mual, muntah, Faring hiperamis, Demam, Nyeri tengorokan, Tonsil bengkak dengan eksudasi, dsb Non-streptokokus : Usia< 3th, Awitan bertahap, Kelainan melibatkan berapa mukosa, dsb +difteri : memban asimetris, Mudah berdarah, Faring tampak kelabu + virus : Rinorea, Suara serak, Batuk, Konjungtivitis, diare, dsb

Common cold
Infeksi selaput hidung, sinus & saluran udara besar Fk predisposisi:
kelainan hidung / tenggorokan kelelahan atau stres emosional alergi di hidung / tenggorokan wanita pada pertengahan siklus menstruasi

Etiologi :

# Picornavirus (contohnya rhinovirus) # Virus influenza # Virus sinsisial pernafasan Penularan : droplet

Tanda gejala
Gejala timbul 1-3 hari setelah terinfeksi Gejala awal : bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan Tidak demam Hidung mengeluarkan cairan encer dan jernih Selanjutnya sekret lebih kental, warna kuning-hijau Gejala biasanya menghilang dalam waktu 4-10 hari

Komplikasi

Memperpanjang gejala: # Infeksi trakea # G3 pnafasan berat pada penderita bronkitis / asma kronik # Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara

Common cold
Tatalaksana
Tirah Baring Minum banyak air Nyeri atau demam asetaminofen atau ibuprofen Batuk ringan tidak perlu terapi Obat batuk u/ batuk kronik Tidak efektif dengan antibiotik

Pencegahan
Menjaga kebersihan

Tonsilofaringitis

TONSILOFARINGITIS
Definisi Tonsilofaringitis merupakan peradangan pada tonsil atau faring ataupun keduanya yang disebabkan oleh bakteri (seperti str. Beta hemolyticus, str. Viridans, dan str. Pyogenes) dan juga oleh virus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.

EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan 30 juta kasus tonsilofaringitis didiagnosis tiap tahunnya di dunia Tonsilofaringitis dapat mengenai semua umur, dengan insiden tertinggi pada anak-anak usia 5-15 tahun. Pada anak-anak, Group A streptococcus menyebabkan sekitar 30% kasus tonsilofaringitis akut, sedangkan pada orang

dewasa hanya sekitar 5-10%. Tonsilofaringitis akut yang


disebabkan oleh Group A streptococcus jarang terjadi pada anak berusia 2 tahun ke bawah.

ETIOLOGI
VIRUS Sering : adenovirus, rhinovirus, influenza, coronavirus, respiratory syncytial virus, Kadang-kadang : virus Epstein-Barr, herpes simplex, cytomegalovirus, atau HIV BAKTERI Group A -hemolytic streptococcus (GABHS) paling sering, namun Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia pneumoniae, Streptokokus Viridans, Streptokokus Piogenes

Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infections )

PATOGENESIS
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil Rx radang Keluarnya leukosit PMN Detritus (kumpulan leukosit, bakteri yang mati, & epitel yang terlepas) Melebar Membran semu (pseudomembrane) yang menutupi tonsil

GEJALA KLINIS

DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan fisik :
sakit tenggorokan nyeri telan Demam faring hiperemis tonsil membengkak, hiperemis terdapat detritus (tonsilitis folikularis), Pseudomembran Kelenjar submandibula mambengkak dan nyeri tekan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Leukosit : terjadi peningkatan Hemoglobin : terjadi penurunan Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

DIAGNOSIS BANDING
usia

Tonsilo Rhinofaringiti s (common cold) RSV Rhinovirus


RSV Rhinovirus Coronavirus Enterovirus Rhinovirus Coronavirus Enterovirus Adenovirus

Tonsilo Rhinofaringitis (influenza)

Tonsilo Faringitis (Strep Throat)


-

<6 bulan

6 bulan 4 tahun

Influenza virus (Tipe A, B, dan C)

>4 tahun

Influenza virus (Tipe A, B, dan C)

Group A Streptococcus

Gejala Mata gatal berair Sekret hidung Kongest i hidung Bersin Nyeri tenggor okan

Tonsilo Rhinofaringitis (common cold) Jarang, kecuali pada adenovirus + + ++ ++

Tonsilo Rhinofaringitis (influenza) -, nyeri dibelakang mata + -

Tonsilo Faringitis (Strep Throat) () () () () +++

Batuk

+ Mulai dari ringan hingga sedang

+ Batuk kering, dapat berat

Nyeri sinus

Sakit kepala

Jarang

Demam

++, umumnya tinggi biasa hingga mengigil

Lesu, lemas, mialgia

++ berat

Gejala saluran cerna

Durasi

3 14 hari

Memburuk setelah 55-7 hari + beberapa hari 7 hari atau berlanjut > batuk + lemas 10 hari

Tanda Suhu Mata

Tonsilo Rhinofaringitis (common cold) Normal demam ringan Konjuntivitis pada adenovirus Eritema & edema (+) Sekret (+) Halitosis (-) N N

Tonsilo Rhinofaringitis (influenza) Demam tinggi Nyeri retroorbita (+) Eritema & edema (+) Sekret (+) Halitosis (-) N Eritema (-)

Tonsilo Faringitis Bakteri Demam tinggi N

Hidung

Mulut Laring Faring

Halitosis (-) N Eritema (+) Eksudat (+) Eritema (+) Eksudat (-) HIpertrofi (-) Limfadenopati servikal anterior (+)

Tonsil

Eritema (+) HIpertrofi (-) Limfadenopati servikal anterior (-)

KGB

PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI :
antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dll antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen. Analgesik Obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan
kompres dengan air hangat istirahat yang cukup pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat kumur dengan air hangat pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien TONSILEKTOMI

NONFARMAKOLOGI :

KOMPLIKASI otitis media abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septikemia,, bronkitis, nefritis akut, miokarditis serta artritis
PROGNOSIS : Penderita biasanya sembuh dengan pengobatan antibiotik yang tepat. Dapat terjadi infeksi yang berulang. Dapat timbul komplikasi seperti abses peritonsilar, ruam kulit akibat stroptokok, otitis media akut, demam rematik, dan nefritis akut.

LO 2
Etiologi

Etiologi Rhinitis Infeksi


Terbanyak : rhinovirus, parainfluenza virus, respiratory synsytial virus, coronavirus Dapat menyebabkan rhinitis : adenovirus, enterovirus, virus influenza, virus parainfluenza, reovirus, mycoplasma pneumonia.

Bakteri
Mikroorganisme Kelainan yg ditimbulkan

Streptokokus, group A
Streptokokus, group C n G Campuran bakteri anaerob

Faringitis, tonsilitis, demam scarlet


Faringitis, tonsilitis, scarlatiniform Vincents angina

Neisseria gonorrhoeae
Corynebacterium diphtheriae Arcanobacterium haemolyticum

Faringitis, tonsilitis
Difteri Faringitis, scarlatiniform

Yersinia enterocolitica
Yersinia pestis Francisella tularensis

Faringitis, emterokolitis
Plague Tularemia (oropharyngeal form)

Virus
Mikroorganisme Virus rhino Virus corona Virus adeno Virus herpes simplex 1 n 2 Kelainan yg ditimbulkan Common cold/rinitis Common cold Pharyngoconjunctival fever, IRA Faringitis, gingivostomatitis

Virus parainfluenza
Virus coxsackie A Virus Epstein-Barr Virus sitomegalo Human immunodeficiency virus Virus influenza A n B

Cold, croup
Herpangina, hand-foot-and-mouth disease Infeksi mononukleosis Mononucleosis virus sitomegalo Infeksi HIV primer influenza

Mikroorganisme Mikoplasma Mycoplasma pneumoniae Klamidia Chlamydia psittaci C.pneumoniae

Kelainan yg ditimbulkan

Pneumonia, bronkitis, faringitis (?)

IRA, pneumonia Pneumonia, faringitis (?)

LO 3
Mekanisme Batuk dan Pilek

Batuk
Batuk ekspirasi ekspulsif yang dilakukan tubuh untuk mekanisme perlindungan atau pertahanan respirasi Batuk yang efektif melibatkan lengkung refleks :
Rangsangan pada reseptor batuk saraf aferen pusat batuk di medula saraf eferen efektor batuk

Klasifikasi Batuk
1.Batuk produktif : pengeluaran sekret yang dapat berupa mukus atau darah. Dapat terjadi karena: Infeksi akut atau kronik yang menyebabkan inflamasi,edema dan peningkatan produksi mukus Sindrom imunodefisiensi didapat Menghirup antigen,subtansi yang dapat mengiritasi atau benda asing. Merokok yang dapat meningkatkan produksi sputum mukoid. Penyebab : Asma, Bronkitis Akut, Emphisema 2. Batuk non-produktif : batuk kering tanpa disertai pengeluaran sekret. Penyebab: Batuk, Bronkitis Akut, Asma, Emphisema, Flu, Pneumothorax, Fibrosis pulmonal, Pneumonia atipikal, Sarkoidosis, Pericarditis , Legionnaire's disease (disebabkan Legionella pneumophila) , Emphyema (terdapat pus pada ruang antara paru dan membran atau pleura), Psittacosis (disebabkan Chlamydia psittaci), Tifus, Leptospirosis Batuk Akut : Infeksi respiratori atas oleh karena virus dan terbatas dalam 2 minggu. Batuk Kronik : gejala batuk yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih; atau batuk yang berulang sedikitnya 3 episode dalam 3 bulan.

SEBAB-SEBAB BATUK
Penyakit saluran napas akut Faringitis Laringitis Bronkitis Bronkiolitis Penyakit KV Edema paru infark paru Iritasi lingkungan Gas Debu Perubahan temperatur Neoplasma Karsinoma paru Matastasis tumor

Penyakit saluran napas kronis Bronkitis Bronkiektasis

Penyakit parenkimal Pneumonia Abses Parasit Penyakit interstitial (granulomas,fibrosing alveolitis,alveolar proteinosis)

Alergi Demam karena alergi jerami Rhinitis vasomotor Asma bronkhial

Komponen Utama Refleks Batuk


Reseptor Laring Trakea Bronkus Telinga Pleura Lambung Hidung Sinus paranasalis Faring Perikardium Diafragma Aferen Cabang nervus vagus Nervus trigeminus Nervus glosofaringe us Nervus frenikus Pusat Batuk Tersebar merata di medula dekat pusat pemapasan;di bawah kontrol pusat yang lebih tinggi Eferen Nervus vagus Nervus frenikus interkostal dan lumbaris Saraf-saraf trigeminus Fasialis Hipoglosus dll Efektor Choi laring trakea bronkus Diafragma Otot-otot interkostal Otot abdominal otot lumbal Otot-otot saluran napas alas otot bantu napas

Refleks Batuk
Rangsang Reseptor Aferen P.Batuk Eferen O.Pernapasan

- Benda asing

-Laring

-N.Vagus

N.Vagus

Larings & trakeo Bronkial


Diafragma O.Pernap asan -Glotis

-Sekret -r.akut bronkoko nstriksi

-trakea -karina bronkus

N.Glasofa ringeus N.Trigemi nal N.Freniku s

medula N.Spin alis

N.Larin geal

Mekanisme Batuk
Fase I: Inspirasi Udara paru2 glotis terbuka karena obstruksi abduktor kartilago artenoidea udara masuk ke paru vol paru brubah, pe panjang & garis tengah bronkus. Fase II: Kompresi Glotis tertutup tekanan intratorak & udara yg terperangkap tertekan batuk yang efektif Fase III: Ekspirasi Glotis terbuka tiba tiba udara keluar banyak dengan kecepatanbenda asing dan bahan lain yang mengganggu pernapasan keluar batuk yang terdengar akibat getaran pita suara dan getaran sekret

Mekanisme Batuk
Stimulus Inspirasi dlm penutupan glotis relaksasi diafragma

kontraksi otot melawan glotis yg tertutup Tekanan dlm jln napas & intratotaks positif maksimal
Penyempitan trakea Laju aliran mell trakea Tekanan pembersihan mengeliminasi mukus & benda asing

Glotis terbuka perbedaan tknan jln napas & atm

Diagnosis batuk
Anamnesis : lamanya dan waktunya pencetus ( hawa dingin, devu, asap,dll ), berdahak/tidak ( warnanya, bau, jumlahnya ) gejala lain yang menyertai ( sakit tenggorokan, nyeri ulu hati, dsb ) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang : Foto toraks Darah rutin Pemeriksaan dahak : Pewarnaan gram dan pemeriksaan basil tahan asam Kultur mikrobakteri dan jamur Sitologi jika curiga ke arah kanker paru Pewarnaan silver pada dahak pneumocystis carinii

Ciri khas sputum pada berbagai Gangguan Paru


Tampilan Kental,translusen,putih keabu-abuan Seperti jelly buah kismis (merah bata) Warna karat (warna air buah plum) Merah muda,berbusa Warna ikan salmon atau kuning pucat Sputum mukopurulen:kuning, kehijauan, atau abu-abu kotor Purulen dan berbau busuk Kemungkinan Penyebab Pneumonia atipikal, asma Klebsiella pneumoniae Pneumonia Pneumokokal Edema paru Pneumonia Stafilokokus Pneumonia bakteri,bronkitis akut Anaeron oral (aspirasi), abses paru, bronkiektasis

Rangsangan

Benda asing keluar

Sensor taktil dan kemoreseptor aferen di daerah peka pada sal pernafasan

Udara cepat melewati bronkus dan trakea

R E F L E K S B A T U K

Nervus vagus

Epiglotis dan pita suara terbuka

Medula Oblongata

Ekspirasi mendadak

Respon tubuh Otot abdomen dan ICS interna Kontraksi kuat Inspirasi udara ke paru Epiglotis menutupan glotis Penutupan pita suara

Tekanan dalam alveolus

Rangsangan
Benda asing keluar

Reseptor taktil di hidung Nervus trigeminus

Aliran ekspirasi kuat melalui Rongga mulut dan hidung

R E F L E K S B E R S I N

Medula Oblongata

Respon tubuh

Epiglotis dan pita suara Terbuka Uvula ke bawah

Inspirasi udara ke paru Epiglotis menutupan glotis Penutupan pita suara

Ekspirasi mendadak

Tekanan dalam alveolus

Otot abdomen dan ICS interna Kontraksi kuat

Patogenesis ISPA

LO5
Tata Laksana

Penatalaksanaan Farmakologi Batuk


Nama Obat Antitusif Mukoaktif Cara Kerja Menekan respons batuk : golongan non narkotik & derivat opoid yang bekerja sentral dan perifer Memperbaiki kemampuan mengeluarkan sekret

Ekpektoran
Mukolitik Surfaktan Mukokinetik Mukoregulator Antihistamin Dekongestan Kombinasi

Mengeluarkan sekret
Menurunkan viskositas & elastisitas sekret bronkial Mengurangi sifat adesif sekret dengan epitel mukosa Meningkatkan aliran udara Mengurangi hipersekresi mukus Antagonis reseptor histamin H1 Agonis adrenoseptor vasokontriksi mukosa Antihistamin + dekongestan, bronkodilator+steroid

LO 6
Komplikasi ISPA

Hipertrofi Adenoid
Adenoid : massa jaringan limfoid yg terletak di dinding nasofaring, termasuk dlm rangkaian cincin Waldayers Fisiologik : membesar 3 th, mengecil dan hilang sm sekali 14 th Sering infeksi saluran napas atas hipertofi adenoid sumbatan koana dan tuba eustachius Hipertrofi adenoid ggn tdr, tidur ngorok, retardasi mental, pertumbuhan fisik berkurang

Akibat sumbatan koana


Fasies adenoid : hidung kecil, gigi insisivus ke dpn, arkus faring tinggi, wajah org bodoh Faringitis dan bronkitis Ggn ventilasi dan sinus paranasal

Akibat sumbatan tuba eustachius


OMA berulang akut, otitis media kronik, otitis media supuratif kronik

Terapi : bedah adenoidektomi dg kuretase dg adenotom Indikasi adenoidektomi


Sumbatan : di hidung shg napas mll mulut, sleep apneu, ggn menelan, bicara, adenoid face Infeksi : adenoiditis berulang/kronik, OME dan OMA berulang/kronik

Komplikasi
Perdarahan Tuli konduktif

Anda mungkin juga menyukai