Sinus Paranasal
Pembimbing:
Kolonel(PURN) CKM dr. Budi Wiranto, Sp.THT-KL
Disusun Oleh :
Dewa Ayu Putri Mandalika E.
30101306910
Anatomi Hidung
Nasus Eksternus
Nasus Eksternus
Cavitas Nasi
Cavitas Nasi
Innervasi
Sinus Paranasal
Sinus Paranasal
Sinus Paranasal
Fisiologi Penghidu
• 1. Fungsi Respirasi
• 2. Fungsi Penghidu
• 3. Fungsi Fonetik
Fisiologi Sinus Paranasal
• 1. Pengatur Kondisi Udara
• 2. Penahan suhu
• 3. Kesimbangan kepala
• 4. Resonanti suara
• 5. Produksi Mukus
Furunkel pada hidung
Definisi
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan
subkutan sekitarnya. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu
tempat. Jika lebih dari satu tempat disebut furunkulosis.
Kongesti hidung
• 2. Neuropeptida
Disfungsi Hidung
Hiperreaktifitas hidung
• 3. Nitrit Oksida
• Pemeriksaan Laboratorium
– Eosinofil pada sekret hidung sedikit
– Tes kulit biasanya negatif
– Kadar IgE spesifik tidak meningkat
Tatalaksana
• Menghindari stimulus/faktor pencetus
• Pengobatan Simtomatis
– Obat dekongestan oral,
– Cuci hidung dengan larutan garam fisiologis
– Kauterisasi konka hipertrofi dgn larutan AgNO3 25% atau triklr
asetat pekat
– Kortikosteroid topikal 100-200 mikrogram
– Antikolinergik topikal (ipatropium bromida) rinore berat
• Operasi : bedah beku, elektrokauter, atau konkotomi parsial konka
inferior
• Neuroktomi nervus vidianus
Patofisiologi Rhinitis Alergika
1. Alergen inhalan
2. Alergen ingestan
3. Alergen injektan
4. Alergen kontaktan
Klasifikasi Berdasarkan Rekomendasi
dari WHO Initiative ARIA (Allergic
Rhinitis and its Impact on Asthma)
Berdasarkan sifat berlangsungnya
• Intermiten (kadang-kadang)
• Persisten (menetap)
Berdasarkan tingkatan
• Ringan
• Sedang-berat
Gejala Klinis
Setelah diproses, antigen akan membentuk fragmen peptida dan bergabung dengan
HLA II
Terlepasnya mediator kimia yang sudah terbentuk terutama histamin, selain itu;
PGD2, Leukotrien, bradikinin, PAF dan berbagai sitokin (IL3, IL4, IL5, IL6, GM-CSF)
Medikamentosa
• AH1
• Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa sebagai
dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin
• Kortikosteroid topikal (beklometason, budesonid, flunisolid, flutikason,
triamsinolon)
• Preparat sodium kromoglikat
• Preparat antikolinergik topikal : ipratropium bromida
• Antileukotrien, anti IgE
Operatif
Imunoterapi
Benda Asing pada Hidung
• Sering terjadi pada anak usia 2 – 4 tahun/ keterbelakanga nmental
• Anamnesis
• Hidung tersumbat
• Sekret mukopurulen banyak dan bau busuk di sisi yang ada benda asing,
• Kadang disertai nyeri, demm, epitaksis dan bersin
• PF
• Edem dg inflamasi mukosa hidung unilateral, dapat terjadi ulserasi
• PP
• Radiologis : tampak benda asing radioopaque
Patofisiologi
• Benda asing hidung
dapat ditemukan di
setiap bagian rongga
hidung, biasanya di
dasar hidung tepat
dibawah konka inferior.
Lokasi lainnya ada di
depan dari konka
media.
Epistaksis
Definisi
• Perdarahan dari hidung, seringkali merupakan gejala atau
manifestasi penyakit lain
• Etiologi
Hentikan perdarahan
Kongenital
• Diskinesia silia (Sindrom
Kartagener)
KLASIFIKASI
SINUSITIS
Secara Klinis
Sinusitis Kronik
(> 3 bulan)
Sinusitis Tipe Rinogen
(Rinosinusitis)
Berdasarkan
penyebabnya
Dari
• Berdekatan dengan akar gigi
segi rahang atas
klinik, • Ostium maksila terletak lebih
tinggi dari dasar sinus
anatomi • Sinus paranasal yang terbesar
sinus • Berdekatan dengan orbita
komplikasi orbita
maksila
Sinusitis Maksilaris
Peradangan sinus
SINUSITIS
Gejala
• Demam
• Malaise
• Nyeri kepala
• Wajah terasa bengkak dan
penuh
• Gigi terasa nyeri
• Nyeri pipi khas yang tumpul dan
menusuk
• Sekret mukopurulen dapat
keluar dari hidung dan berbau
busuk
• Post nasal drip
Diagnosis
Mayor Minor
• Wajah terasa nyeri • Sakit kepala
• Wajah terasa penuh • Demam
• Obstruksi nasal • Halitosis
• Post nasal drip • Keletihan
• Hiposmia/anosmia • Batuk
• Nyeri gigi
Gejala
• Nyeri dan nyeri tekan di antara atau
di belakang kedua mata
• Bermanifestasi sebagai selulitis orbita
Sinusitis Frontalis
Hampir selalu bersamaan
dengan sinusitis etmoid anterior.
Pada dewasa
Gejala
• Nyeri di atas alis mata, biasanya pagi
hari
• Pembengkakan supraorbita
• Tanda patognomik : nyeri hebat pada
palpasi dan perkusi
Sinusitis Sfenoidalis
Jarang terjadi
Gejala
• Nyeri kepala dirasakan
di verteks, oksipital,
belakang bola mata
dan daerah mastoid.
Pemeriksaan
Transiluminasi
• Px sinus maxila:
dimasukan sumber
cahaya ke rongga mulut
dan bibir dikatupkan
sehingga sumber cahaya
tidak tampak lagi, setelah
beberapa menit tampak
daerah orbita terang
seperti bulan sabit.
SURAM, apabila ada
cairan / sinusitis/ massa
• Px sinus frontal: lampu
diletakkan di daerah
bawah sinus frontal
dekat kantus medius
dan didaerah sinus
frontal tampak cahaya
terang. SURAM,
apabila ada cairan /
sinusitis/ massa
PEMERIKSAAN RADIOLOGI SPN
• 4 proyeksi dasar foto konvensial SPN
Caldwell.
Waters.
Lateral
Submentovertex/Basiler.
– Proyeksi tambahan:
Open Mouth Waters.
Metode mutakhir yang lebih akurat untuk melihat kelainan sinus
paranasal adalah pemeriksaan CT-scan.
TERAPI
Antibiotik (10-14 hari) Dekongestan (5-7 hari)
• Golongan penisilin • Efedrin 1 % (dewasa), 0,5 % (anak)
• Amoksilin, amoksilin-klavulanat • Oksimetazolin hidroklorida 0,025 %
• Sefalosporin enerasi ke 2 (tetes hidung) anak
• Oksimetazolin hidroklorida 0,05 %
(semprot hidung) dws
• Pseudoefedrin 3 x 60 mg (dewasa)
Analgetik