RHINITIS
VASOMOTOR
DENGAN RHINITIS
ALERGI
DEFINISI RHINITIS
VASOMOTOR
Faktor fisik
Faktor endokrin
Faktor psikis
Alergen Inhalan
Yang masuk bersama dengan udara pernafasan.
Misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur.
Alergen Ingestan
Yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan.
Misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang.
Alergen Injektan
Yang masuk melalui suntikan atau tusukan.
Misalnya penisilin atau sengatan lebah.
Alergen Kontaktan
Yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa.
Misalnya bahan kosmetik atau perhiasan.
PATOFISIOLOGI RHINITIS
VASOMOTOR
1. Neurogenik (disfungsi
sistem autonom) 2. Neuropeptida
Diakibatkan karena
terjadinya aktifitas sistem
Terjadi disfungsi hidung yang
saraf parasimpatis yang disebabkan oleh meningkatnya
lebih dominan dari pada ransangan terhadap sistem syaraf
aktifitas sistem saraf sensoris serabut C di hidung.
Rangsangan abnormal ini diikuti dengan
simpatis menimbulkan peningkatan pelepasan neuropeptida
vasodilatasi pembuluh darah (substance P dan calcitonin gene-related
kecil di mukosa hidung protein) menyebabkan peningkatan
permeabilitas vaskuler dan sekresi
menimbulkan gejala klinis kelenjar.
yang dominan, yang berupa
hidung tersumbat.
PATOFISIOLOGI RHINITIS
VASOMOTOR
Kadar3.NO
Nitrik Oksida
yang tinggi dan 4. Trauma
v
ANAMNESIS RHINITIS
VASOMOTOR
Gejala sering dicetuskan oleh berbagai rangsangan non-spesifik
(asap/rokok, bau menyengat, parfum, makanan pedas, udara dingin,
dll)
Gejala dapat memburuk saat pagi hari, waktu bangun tidur akibat
perubahan suhu yang ekstrim
Hidung tersumbat
Rinoskopi
anterior
Mukosa edema
Konka berwarna merah gelap atau merah
tua, tetapi dapat pula pucat
Permukaan konka dapat licin atau berbenjol-
benjol (hipertrofi)
Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid,
biasanya sedikit. Tapi pada golongan rinore,
sekretnya banyak dan serosa
PEMERIKSAAN FISIK RHINITIS ALERGI
Rinoskopi anterior
Mukosa edema, basah berwarna pucat, disertai
sekret encer yang banyak
Bila gejala persisten, mukosa inferior tampak
hipertrofi
Gejala spesifik lain
Allergic shiner : bayangan gelap di daerah bawah
mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi
hidung
Allergic salute : sering menggosok-gosok hidung,
PEMERIKSAAN FISIK RHINITIS ALERGI
In vitro
Lebih bermakna dengan RAST (Radio Immuno
Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked
Immuno Sorbent Assay Test).
Pemeriksaan sitologi hidung (tidak dapat
memastikan diagnosis), hasilnya :
Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan
kemungkinan alergi inhalan
In vivo
Non Medikamentosa
Melakukan yoga
Imunoterapi
Pada alergi inhalan yang berat dan sudah
berlangsung lama, serta pengobatan lain tidak
memuaskan.
KOMPLIKASI RHINITIS VASOMOTOR
Eritema pada
Sinusitis
hidung sebelah luar
Pembengkakan
wajah
KOMPLIKASI RHINITIS ALERGI
Sinusitis paranasal