Anda di halaman 1dari 25

PERBEDAAN

RHINITIS
VASOMOTOR
DENGAN RHINITIS
ALERGI
DEFINISI RHINITIS
VASOMOTOR

Rhinitis vasomotor Gangguan pada mukosa


hidung yang ditandai dengan adanya edema yang
persisten dan hipersekresi kelenjar pada mukosa
hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik.

Kelainan ini merupakan keadaan yang non-infektif


dan non-alergi.

Rinitis vasomotor disebut juga dengannon - Ig


Emediated rhinitis.
DEFINISI RHINITIS ALERGI

Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its


Impact on Asthma) tahun 2001

Rinitis alergi kelainan pada hidung dengan


gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan
tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
alergen yang diperantarai oleh IgE.
ETIOLOGI RHINITIS
VASOMOTOR
Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja
saraf simpatis
Ergotamin, chlorpromazin, obat anti hipertensi dan obat
vasokonstriktor topikal.

Faktor fisik

Iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara


yang tinggi dan bau yang merangsang.

Faktor endokrin

Keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti hamil


dan hipotiroidisme.

Faktor psikis

Stress, ansietas dan fatigue.


ETIOLOGI RHINITIS ALERGI

Alergen Inhalan
Yang masuk bersama dengan udara pernafasan.
Misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur.

Alergen Ingestan
Yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan.
Misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang.

Alergen Injektan
Yang masuk melalui suntikan atau tusukan.
Misalnya penisilin atau sengatan lebah.

Alergen Kontaktan
Yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa.
Misalnya bahan kosmetik atau perhiasan.
PATOFISIOLOGI RHINITIS
VASOMOTOR
1. Neurogenik (disfungsi
sistem autonom) 2. Neuropeptida

Diakibatkan karena
terjadinya aktifitas sistem
Terjadi disfungsi hidung yang
saraf parasimpatis yang disebabkan oleh meningkatnya
lebih dominan dari pada ransangan terhadap sistem syaraf
aktifitas sistem saraf sensoris serabut C di hidung.
Rangsangan abnormal ini diikuti dengan
simpatis menimbulkan peningkatan pelepasan neuropeptida
vasodilatasi pembuluh darah (substance P dan calcitonin gene-related
kecil di mukosa hidung protein) menyebabkan peningkatan
permeabilitas vaskuler dan sekresi
menimbulkan gejala klinis kelenjar.
yang dominan, yang berupa
hidung tersumbat.
PATOFISIOLOGI RHINITIS
VASOMOTOR

Kadar3.NO
Nitrik Oksida
yang tinggi dan 4. Trauma

persisten di lapisan epitel


hidung dapat
menyebabkan terjadinya
kerusakan atau nekrosis Trauma hidung melalui
epitel sehingga mekanisme neurogenik
rangsangan non spesifik dan/atau neuropeptida
berinteraksi langsung ke jadi rhinitis vasomotor
lapisan subepitel terjadi (jangka panjang).
peningkatan reaktifitas
trigeminal dan recruitment
refleks vaskular dan
kelenjar mukosa hidung.
PATOFISIOLOGI RHINITIS
ALERGI

v
ANAMNESIS RHINITIS
VASOMOTOR
Gejala sering dicetuskan oleh berbagai rangsangan non-spesifik
(asap/rokok, bau menyengat, parfum, makanan pedas, udara dingin,
dll)

Gejala mirip rhinitis alergi tapi hidung tersumbat dominan, bergantian


kiri atau kanan tergantung posisi pasien

Rinore yang mukoid atau serosa

Gejala dapat memburuk saat pagi hari, waktu bangun tidur akibat
perubahan suhu yang ekstrim

Berdasarkan gejala yang menonjol dibagi menjadi golongan : hidung


tersumbat (blockers), bersin (sneezers), rinore (runners)
ANAMNESIS RHINITIS
ALERGI
Bersin berulang

Rinore encer dan banyak

Hidung tersumbat

Hidung dan mata gatal, terkadang disertai


lakrimasi
Seringkali gejala yang timbul tidak lengkap,
terkadang hidung tersumbat bisa jadi satu-
satunya gejala
PEMERIKSAAN FISIK RHINITIS
VASOMOTOR

Rinoskopi
anterior
Mukosa edema
Konka berwarna merah gelap atau merah
tua, tetapi dapat pula pucat
Permukaan konka dapat licin atau berbenjol-
benjol (hipertrofi)
Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid,
biasanya sedikit. Tapi pada golongan rinore,
sekretnya banyak dan serosa
PEMERIKSAAN FISIK RHINITIS ALERGI

Rinoskopi anterior
Mukosa edema, basah berwarna pucat, disertai
sekret encer yang banyak
Bila gejala persisten, mukosa inferior tampak
hipertrofi
Gejala spesifik lain
Allergic shiner : bayangan gelap di daerah bawah
mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi
hidung
Allergic salute : sering menggosok-gosok hidung,
PEMERIKSAAN FISIK RHINITIS ALERGI

Gejala spesifik lain

Allergic crease : garis melintang di dorsum nasi


(akibat allergic salute)
Facies adenoid : mulut sering terbuka, lengkung
langit-langit tinggi sehingga menyebabkan
gangguan pertumbuhan gigi geligi
Cobblestone appearance : dinding posterior
pharynx tampak granuler dan edema
Geographic tongue : lidah tampak seperti
gambar peta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RHINITIS VASOMOTOR

Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk


menyingkirkan kemungkinan rhinitis alergi

Sitologi hidung kadang ditemukan eosinofil


pada sekret hidung, tapi dalam jumlah sedikit

Skin prick test biasanya negatif

Kadar IgE spesifik tidak meningkat


PEMERIKSAAN PENUNJANG
RHINITIS ALERGI
In vitro

Hitung eosinofil dalam darah tepi dapat normal


atau meningkat.

Pemeriksaan IgE total (prist-paper radio


imunosorbent test) sering kali menunjukkan nilai
normal, kecuali bila tanda alergi pada pasien
lebih dari satu macam penyakit, misalnya selain
rinitis alergi juga menderita asma bronkial atau
urtikaria.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RHINITIS ALERGI

In vitro
Lebih bermakna dengan RAST (Radio Immuno
Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked
Immuno Sorbent Assay Test).
Pemeriksaan sitologi hidung (tidak dapat
memastikan diagnosis), hasilnya :
Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan
kemungkinan alergi inhalan

Jika basofil (5 sel/lap) mungkin disebabkan alergi makanan

Jika ditemukan sel PMN infeksi bakteri


PEMERIKSAAN PENUNJANG RHINITIS
ALERGI

In vivo

Skin prick test

SET (Skin End-point Titration) untuk alergen inhalan dengan


menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat
kepekatannya.

IPDFT (Intracutaneus Provocative Dilutional Food Test) untuk alergi


makanan.

Alergi makanan gold standar dapat digunakan uji eliminasi dan


provokasi / Challenge test.
TATALAKSANA RHINITIS VASOMOTOR

Hindari stimulus / faktor pencetus


Medikamentosa
Dekongestan

Cuci hidung dengan larutan garam fisiologis

Kauterisasi konka dengan AgNO 25% atau


dengan triklor asetat pekat
Kortikosteroid pekat, contoh :
Flutikason propionate, mometasonfuruat 1x1
200 mcg
TATALAKSANA RHINITIS VASOMOTOR

Terapi operatif (dilakukan bila pengobatan konservatif


gagal) :
Kauterisasi konka yang hipertrofi dengan larutan AgNO3 25%
atau triklorasetat pekat (chemical cautery) maupun secara
elektrik (electrical cautery).
Diatermi submukosa konka inferior (submucosal diathermy of
the inferior turbinate)
Bedah beku konka inferior (cryosurgery)
Reseksi konka parsial atau total (partial or total turbinate
resection)
Turbinektomi dengan laser (laser turbinectomy)
Neurektomi n. vidianus (vidian neurectomy)
TATALAKSANA RHINITIS VASOMOTOR

Non Medikamentosa

Menghindari penyebab terjadinya stress

Melakukan yoga

Melakukan olahraga diruang terbuka (15-30


menit)
TATALAKSANA RHINITIS
ALERGI
Hindari allergen (paling IDEAL)
Medikamentosa
Antihistamin generasi 1/generasi 2
Contoh : CTM 2-4 mg 3-4x/hari, cetrizine 10 mg
1x/hari
Dekongestan
Contoh :
Phenylpropanolamin HCl 15 mg 3x/hari
Pseudoefedrine 60 mg 3x/hari
Oksimetazolin 0,005% 2-3 tetes/lubang hidung
Kortikosteroid
TATALAKSANA RHINITIS
ALERGI
Operatif
Konkotomi, konkoplasti, inferior turbinoplasti
Perlu dipikirkan bila konka inferior hipertrofi
berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara
kauterisasi memakai AgNO3 25 % atau troklor
asetat

Imunoterapi
Pada alergi inhalan yang berat dan sudah
berlangsung lama, serta pengobatan lain tidak
memuaskan.
KOMPLIKASI RHINITIS VASOMOTOR

Eritema pada
Sinusitis
hidung sebelah luar

Pembengkakan
wajah
KOMPLIKASI RHINITIS ALERGI

Polip hidung yang memiliki tanda patognomonis :


Inspisited mucous glands
Akumulasi sel-sel inflamasi yang luar biasa
banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+)
Hiperplasia epitel
Hiperplasia goblet
Metaplasia skuamosa
Otitis media, terutama pada anak-anak.

Sinusitis paranasal

Anda mungkin juga menyukai