2. Pembagian lain:
Sinusitis akut: sinusitis yang berlangsung < 4
minggu
Sinusitis sub akut: sinusitis berlangsung 4 12
minggu
Sinusitis kronis: sinusitis berlangsung > 12
minggu
Sinusitis akut
Peradangan hidung dan sinus paranasal dengan
lama penyakit 7 hari 8 minggu, episod serangan
< 4 setahun, setelah terapi optimal mukosa
kembali normal
Etiologi: infeksi saluran nafas atas akibat virus
disertai infeksi sekunder oleh bakteri patogen
Prevalensi: di bagian THT RSCM sinusitis akut
25% dari kasus infeksi saluran nafas atas, 2 3
kali lebih tinggi dari negara lain
Patofisiologi
Ostium sinus di meatus nasi media sangat sempit,
bila terjadi edema mukosa saling bertemu
silia tidak dapat bergerak lendir tidak dapat
dialirkan
Terjadi gangguan drainase dan ventilasi sinus
maksila dan frontal gannguan katifitas silia
genangan lendir
Lendir makin kental media baik bagi kuman
patogen
Faktor predisposisi
Obstruksi mekanik: deviasi septum, hipertrofi
konka, tumor, benda asing, obstruksi kompleks
ostiomeatal, polip nasi, hipertrofi adenoid
Rinitis alergika: edema mukosa dan sekret
yang banyak merupakan media yang baik untuk
tumbuhnya bakteri
Polusi lingkungan: dapat terjadi perubahan
mukosa dan kerusakan silia
Gejalaklinik:
Keluhan:
Rinore purulen > 7 hari, < 8 minggu
Post nasal drip, batuk
Obstruksi nasi
Nyeri pada derah sinus yang terkena
Nyeri alih ke peri orbita, gigi, telinga
Demam, sefalgia
Pemeriksaan fisik
Rinoskopi anterior:
mukosa hidung hiperemi & edema
sekret purulen di meatus nasi media dan/
superior
kelainan lain yang menyertai sebagai faktor
predisposisi
Rinoskopi posterior: terdapat post nasal
drip di dinding belakang faring
Pemeriksaan penunjang:
Transiluminasi: normal sinus maksila dan frontal
terlihat terang, pada keadaan patologis sinus
terlihat suram
Radiologis: rutin dg pemeriksaan posisi Waters
untuk melihat sinus maksila, frontal, etmoid.
Posisi lateral untuk melihat sinus sfenoid,
etmoid dan frontal.
Pemeriksaan lain dengan CT scan posisi koronal
dan MRI
Pola kuman:
Bakteri Gram positip merupakan bakteri dominan
Streptococcus pneumoniae 30 50% kasus
- Hemophylus influenzae 20 40 %
- Staphylococcus epidermis
- Streptococcus anhemolyticus
- Moraxella catharalis
- Staphylococcus aureus
Bakteri Gram positip
- Golongan Pseudomonas
- Enterobacter aerogenes
Terapi
Terapi yg diberikan berupa terapi medikamentosa:
Antibiotik: - Lini I: Amoksisilin, Kotrimoksasol
- Lini II: Amoksisilin klavulanat
Sefalosporin generasi II
Makrolid, Linkosamid
Diberikan 10 14 hari, bila tak ada perbaikan
perlu pemeriksaan foto polos, test alergi, kultur
Terapi tambahan: - Dekongestan
- Mukolitik
- Penderita atopi: antihistamin
Pembedahan: jarang diperlukan, kecuali bila
terjadi komplikasi ke orbita / intrakranial atau
nyeri hebat karena sumbatan ostium
Sinusitis kronis
Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal >
8 minggu, umumnya susah sembuh dengan
terapi medikamentosa
Perlu dicari faktor penyebab dan predisposisi
Keluhan: - rinore kental dan lama
- obstruksi nasi
- post nasal drip, batuk
- pendengaran terganggu: o.k. sumbatan
muara tuba
- gejala sistemik sering tidak jelas
Pemeriksaan:
Pemeriksaan fisik:
Rinoskopi anterior:
x Sekret purulen di kavum nasi, meatus nasi media
x kadang disertai polip
x adanya faktor predisposisi: deviasi septi,
kelainan kompleks ostiomeatal, hipertrofi
adenoid
Rinoskopi posterior: post nasal drip
di nasofaring atau orofaring
Pemeriksaan penunjang:
Transiluminasi: suram pada sinus yang sakit
Punksi dan irigasi sinus maksila: keluar pus,
dapat dilakukan pemeriksaan kultur dan
resistensi kuman
Sinuskopi: terlihat pus dan jaringan abnormal
pada sinus yang diperiksa
Radiologis:
x Foto polos Waters, Lateral: adanya air
fluid level / perselubungan di sinus maksila
x CT scan potongan koronal: dapat diketahui
perluasan penyakit, kelainan kompleks
ostiomeatal
Terapi
Medikamentosa: bila tidak terdapat faktor
predisposisi
Antibiotik: pada sinusitis kronik peran bakteri
diragukan dan kegunaan terapi medik terbatas
Antibiotik digunakan sebagai terapi awal
seperti pada sinusitis akut atau sebagai payung
untuk persiapan tindakan selanjutnya
Terapi medik tambahan:
x Dekongestan oral / topikal
x Mukolitik
x Antihistamin
x Kortikosteroid oral / topikal
Tindakan operatif:
Indikasi tindakan:
- pengobatan medikamentosa tidak berhasil
- adanya kelainan mukosa yang bersifat menetap
Jenis tindakan yang dikerjakan:
x Antrostomi meatus nasi inferior
x Caldwell- Luc
x Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) /
Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)
Mengatasi faktor predisposisi mis deviasi
septum, hipertrofi adenoid dll
Komplikasi
Osteomyelitis & abses subperiostal: sering terjadi
pada sinusitis frontal dan pada anak-anak. Pada
sinusitis maksila dapat terjadi fistel oroantral
Otitis media: dapat terjadi otitis media akut
maupun kronis dan otitis media serosa
Kelainan pada orbita: penyebaran dapat terjadi
perkontinuitatum atau tromboflebitis.
kelainan yang terjadi: edema palpebra, selulitis
orbita, abses subperiostal, abses orbita
Kelainan intrakranial: meningitis, abses otak, abses
ektradural/subdural, trombosis sinus kavernosus
Kelainan paru: bronkitis kronis , bronkiektasis.
Kelainan sinus dan paru disebut: sinobronkitis
terima kasih