Anda di halaman 1dari 19

RHINISTIS

KRONIS
Annisa Ramadhani Aminullah
G1A222041
Pengampu: dr. Lusiana Herawati Yammin, Sp.THT-KL
Peradangan kronis nonspesifik
1 Rhinitis Kronik
Simpleks
3 Rhinistis Atrofi

2 Rhinitis
Hipertrofi
4 Rhinitis Sika
01
Rhinitis Kronik
Simpleks
Etiologi
Serangan berulang rinitis akut + faktor predisposisi  rinitis kronik

Infeksi hidung yang persisten (sinusitis, tonsilitis, hipertrofi adenoid)

Iritasi kronik dari debu, asap, polusi udara, merokok,zat kimia

Obstruksi hidung akibat deviasi septum, atau sinekia


Rhinitis vasomotor

Faktor hormonal atau metabolisme (hipertiroid, diabetes)


You can edit the master slides easily. For more info, click here
Patofisiologi
• Edema dan hiperemia mukosa hidung

• Hipertrofi kelenjar seromusinosa

• Peningkatan jumlah sel-sel goblet

• Terjadi pelebaran sinusoid pembuluh darah di


permukaan konka
Gejala Pemeriksaan
• Hidung tersumbat • Rinoskopi anterior: konka edema
• Ada sekret hidung dan hiperemis
• Sakit kepala • Rinoskopi posterior: adanya sekret
• Post nasal drip di belakang hidung
• Pem. tenggorok: penebalan dinding
lateral faring
Tatalaksana

• Cuci hidung
• Antihistamin dan dekongestan
• Antibiotik untuk infeksi sekunder
02
Rhinitis Hipertrofi
Etiologi
Ditandai dengan penebalan mukosa, submukosa, kelenjar seromucinous,
periosteum dan tulang.

Infeksi hidung yang berulang


Sinusitis kronis

Iritasi kronis pada mukosa hidung akibat rokok, iritan industri


Penggunaan tetes hidung dan vasomotor dalam waktu lama

Rhinitis alergi
You can edit the master slides easily. For more info, click here
Gejala Pemeriksaan
• Hidung tersumbat • Rinoskopi anterior: konka
• Sekret hidung kental dan hipertrofi (terutama inferior)
lengket • Mukosa konka tebal, teraba
• Sakit kepala keras, tidak mengempis setelah
• Kepala terasa berat pasang tampon adrenalin
• Anosmia sementara
Tatalaksana

• Kauterisasi
• Diatermi submukosa
• Cryosurgery
• Operasi konka dengan sinar laser
• Operasi konkotomi
• Reseksi submukosa tulang konka
• Koreksi septum bila terdapat deviasi septum
03
Rhinitis Atrofi
Etiologi
Peradangan kronis pada hidung yang ditandai dengan atrofi mukosa hidung dan
tulang turbinat, terdiri dari dua jenis: primer dan sekunder.

Primer Sekunder
• Faktor herediter Sebagian besar kasus terjadi akibat
• Gangguan hormonal pembedahan sinus yang agresif 
• Infeksi Reaksi konka berlebihan
• Kelainan autoimun
Gejala Pemeriksaan
• Rinoskopi anterior: rongga hidung
sangat lapang, krusta, mukosa
Bau busuk dari hidung hidung pucat, mengkilat, kering,
(kakosmia) yang tidak tipis, hipotrofi
penderita sadari karena • Lab: hitung darah lengkap
anosmia. • Kultur hidung -> identifikasi
kuman
• Biopsi hidung -> suspek rinitis
atrofi granulomatosa
Tatalaksana
• Cuci hidung dengan NaCl
• Campuran antibiotik dalam larutan cuci hidung
NaCl diberikan selama 2-4 minggu: gentamisin (80-
160mg/ 1000ml)
• Pemberian antibiotik per oral golongan kuinolon
• Estradiol spray membantu meningkatkan
vaskularisasi mukosa hidung dan regenerasi gland.
seromusin
• Pembedahan
04
Rhinitis Sika
Etiologi Patofisiologi
Penyakit pembentuk kerak
Epitel kolumnar bersilia
yang terlihat pada pasien yang
bekerja di lingkungan yang mengalami metaplasia skuamosa
panas, kering, dan berdebu. dengan atrofi kelenjar
Cth: tukang roti, tukang besi seromucinous  kerak terbentuk di
dan emas, pekerja pabrik bagian anterior septum
semen
Gejala dan Pemeriksaan
Septum anterior:
Pengangkatan kerak
menyebabkan ulserasi dan
epistaksis, serta dapat
menyebabkan perforasi
septum.
Tatalaksana
• Mengoleskan salep (mengandung antibiotic dan
steroid)
• Menghindari menusuk hidung dan menghilangkan
kerak
• Menggunakan semprotan hidung

Anda mungkin juga menyukai