Anda di halaman 1dari 36

Referat

Rhinitis Atrofi

Nike Safitri 1710070100063

Preseptor :
dr. Elfahmi, Sp.THT-KL
Anatomi Hidung
Hidung

Bagian Bagian
Luar Dalam
Hidung Luar (Nasus Eksternus )

Hidung luar berbentuk piramid


dengan bagian-bagiannya dari atas
ke bawah:

1. Pangkal hidung(bridge)
2. Dorsum nasi
3. Puncak hidung
4. Ala nasi
5. Kolumela
6. Lubang hidung (nares
anterior)
Hidung Luar (Nasus Eksternus)
Rangka tulang &
tulang rawan 
dilapisi kulit

2 Dibentuk
oleh
Jaringan Otot - otot
ikat kecil
Hidung Dalam
1.Rongga Hidung (Cavum Nasi)
 Berbentuk terowongan
 Dibagi dua oleh septum nasi

- Cavum nasi kanan dan kiri


 Pintu masuk bgn depan  Nares anterior
 Lobang belakang  Nares posterior (koana)
Rongga Hidung (Cavum Nasi)
 Tepat bagian belakang nares anterior  Vestibulum
 Dinding Cavum Nasi :

Medial • Septum Nasi

Lateral • Konka nasalis


• Os maksila
Inferior • Os palatum
Superior • Lamina Kribriformis
Septum Nasi

Membagi cavum nasi Dibentuk oleh tulang


kanan dan kiri dan tulang rawan

Dilapisi oleh
Bagian luar mukosa
periostium dan
hidung
perikondrium
Septum Nasi
 Bagian tulang
 Lamina perpendikularis

os.etmoid
 os.vomer
 krista nasalis os.maksila
 krista nasalis os palatina
Septum Nasi

 Bagian tulang rawan


• kartilago septum
(lamina quadrangularis)
• kolumela
Konka
Tonjolan yang terdiri dari tlg rawan yang terpisah
dengan tulang sekitarnya
Ditutup oleh selaput tebal yang kaya p.darah
Bersifat semi erektil
Terdapat Konka Nasalis :
1. Inferior
2. Media
3. Superior
4. Suprema
Meatus
Dengan dinding lateral membentuk
rongga sempit Meatus
3 Meatus :
o Inferior  muara duktus
nasolakrimalis
o Medius  muara sinus frontal,
sinus maksila dan sinus
etmoid anterior
o Superior  muara sinus
etmoid posterior dan sinus
sfenoid
Mukosa Hidung
Mukosa Pernapasan Mukosa Penghidu
(Respiratori) (Olfactori)
Terdapat pada sebagiann  Di atap, konka superior,
besar rongga hidung 1/3 atas septum
Permukaan epitel epitel • Epitel torak berlapis
torak berlapis semu semu tak bersilia
bersilia • Epitel tdd 3 macam sel
• - sel penunjang
• - sel basal
• - sel reseptor
Fisiologi Hidung

Fungsi respirasi

Fungsi pembauan

Fungsi fonetik

Fungsi static dan mekanik

Reflek nasal
Rhinitis Atrofi
Definisi

Infeksi hidung kronik, ditandai:


 Atrofi progresif pada mukosa dan
tulang konka
 Pembentukan krusta
 berbau busuk
Epidemiologi

 Sering terjadi dinegara berkembang


 ​Wanita >> pria
 ​Cenderung pada usia pubertas
 Sosial ekonomi rendah
 Sanitasi lingkungan yang buruk
Infeksi
Kelainan
Defisiensi Fe Hormonal
dan Vit A

Penyakit
ETIOLOGI Sinusitis
Kolagen Kronik

Trauma
atau
Herediter
terapi
radiasi
Klasifikasi
Rinitis atrofi berdasarkan gejala klinis diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Rinitis atrofi ringan, ditandai dengan pembentukan krusta yang tebal dan mudah
ditangani dengan irigasi

2. Rinitis atrofi sedang, ditandai dengan anosmia dan rongga hidung yang berbau.

3. Rinitis atrofi berat, misalnya rinitis atrofi yang disebabkan oleh sifilis, ditandaioleh
rongga hidung yang sangat berbau disertai destruksi tulang
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya rinitis atrofi
dibedakan atas:

1. Rhinitis atrofi primer merupakan bentuk klasik rhinitis atrofi.


Terjadi pada hidung tanpa kelainan sebelumnya.

2. Rhinitis atrofi sekunder merupakan komplikasi dari suatu


tindakan atau penyakit.
Patologi dan Patogenesis
Metaplasi epitel Secara patologi
kolumnar bersilia dibagi 2 yaitu :

 epitel
skuamous/atrofik dan ● Tipe 1
fibrosis dari tunika ● Tipe 2
propria
Tipe I
endarteritis
Terdapat pada
periarteritis arteriole terminal

Akibat infeksi
kronik

Tx esterogen Efek Vasodilator


Tipe 2

vasodilatasi
Tx esterogen
kapiler (+)
Pembagian Berdasarkan Klinis
mukosa
atrofi mukosa kemerahan
hidung

Tingkat I

krusta sedikit

berlendir
Tingkat II
Atrofi mukosa hidung >>
mukosa makin kering
warna makin pudar

krusta
banyak

keluhan anosmia belum jelas


Tingkat III

 Atrofi berat mukosa dan tulang


 Ditemukan krusta di nasofaring
 Terdapat anosmia yang jelas
DIAGNOSA

Anamnesa

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan penunjang
Anamnesa

• Nafas berbau / bau busuk dari dalam hidung


• Gangguan penghidu
• Hidung seperti tersumbat
• Ingus kental berwarna hijau, berkerak
• Nyeri kepala
Pemeriksaan Fisik

• Konka inferior dan media  atrofi/ hipertofi


• Rongga Hidung sangat lapang
• Sekret purulen kehijauan
• Krusta hijau
Pemeriksaa
n Darah
Tepi

Test Serologi Foto


(VDRL test & Rontgen
Wesserman test) hidung SPN

Pemeriksaan
PENUNJANG
Uji
CT-Scan
resistensi
SPN
kuman

Pemeriksaan Pemeriksaan
mikroorganisme histopatologi
Diagnosa Banding
Rinitis
Kronik
TBC

Rinitis Rinitis
kronik Diagnosa kronik
silifis Banding lepra

Rinitis
Sika
Penatalaksanaan

Konservatif
1. Antibiotik spektrum luas
2. Obat cuci hidung
3. Obat tetes hidung
4. Vitamin A
5. Preparat Fe
6. Pengobatan sinusitis sampai tuntas apabila ada
Teknik Bedah

Implan dengan Operasi, seperti


pendekatan intra atau penyempitan lobulus
ekstra nasal hidung atau fraktur tulang
hidung dalam
Komplikasi
 Perforasi septum
 Sinusitis
 Faringitis
 Miasis hidung
 Hidung pelana
Prognosa

Dengan operasi diharapkan perbaikan mukosa dan keadaan


penyakitnya. Pada pasien yang berusia diatas 40 tahun,
beberapa kasus menunjukkan keberhasilan dalam
pengobatan.
Kesimpulan
Rhinitis atrofi merupakan infeksi hidung kronik yang ditandai dengan atrofi
progresif pada mukosa dan tulang konka. Rhinitis atrofi ini lebih banyak
terdapat pada wanita dibandingkan dengan pria, terutama pada usia pubertas.
Gejala rinitis atrofi ini adalah epistaksis, cephalgia, foeter ex nasi, krusta,
obstruksi hidung. Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada rinitis atrofi
adalah terapi konservatif dan pembedahan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai