Anda di halaman 1dari 35

OBSTRUKSI SALURAN NAPAS ATAS

OLEH : JODY SETIAWAN


111170038

Pembimbing: dr. Ismi Cahyadi, Sp. THT-KL


ANATOMI JALAN NAFAS BAGIAN ATAS

FARING
Hidung
Terdiri dari : hidung bagian luar (pyramid hidung) dan rongga hidung

Epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel goblet

Hidung mempunyai fungsi utama :


1. Organ penghidu
2. Jalan nafas
3. Filtrasi
4. Sistem transport mukosilia
5. Pemanasan dan humidifikasi

3
FARING

Faring terbagi atas :


nasofaring
orofaring
laringofaring

4
Laring
rangkaian tulang rawan

berbentuk corong ,setinggi vertebra cervicalis IV VI

Cavum laring:
1. Supraglotis (vestibulum superior)
2. Glotis (pars media)
3. Infraglotis (pars inferior)

5
TRAKEA
6 berbentuk tabung, berdinding tipis,
bersifat lentur
v. cervicalis VI - v. thoracalis V
2 2,5 cm
Dinding : cincin kenyal berbentuk
huruf C dengan bagian posterior yang
terbuka, ditutupi M. Trakealis

6
Tanda-tanda Obstruksi Jalan Nafas Atas

1. Stridor (mendengkur, snoring)


2. Napas cuping hidung (flaring of the nostrils)
3. Retraksi
4. Gejala lain : gelisah, cemas, takikardi, sianosis
Obstruksi Saluran Nafas Atas (OSNA)

Obstruksi saluran napas atas adalah


sumbatan pada saluran napas atas (laring)
yang disebabkan oleh adanya radang, benda
asing, trauma, tumor dan kelumpuhan
nervus rekuren bilateral sehingga ventilasi
pada saluran pernapasan terganggu.
Beberapa Etiologi OSNA:
A. Kongenital

1. Atresia koana
Atresia koana adalah
tertutupnya satu atau kedua
posterior kavum nasi oleh
membran abnormal atau
tulang.
Gejala yang paling khas pada
atresia koana adalah tidak
adanya atau tidak adekuatnya
jalan napas hidung.
A. Kongenital

2. Stenosis subglotik
kelainan yang dapat menyebabkan
stenosis subglotik adalah:
Penebalan jaringan submukosa dengan
hyperplasia kelenjar mucus dan fibrosis.
Kelainan bentuk tulang rawan krikoid
dengan lumen yang lebih kecil.
Bentuk tulang rawan normal dengan ukuran
lebih kecil
Pergeseran cincin trakea pertama kearah
atas belakang ke dalam lumen krikoid.
A. Kongenital

3. Laringomalasia
Pada stadium awal ditemukan epiglotis lemah,
sehingga pada waktu inspirasi epiglotis tertarik
ke bawah dan menutup rima glotis.
Bila pasien bernafas, nafasnya berbunyi (stridor).
B. Radang

Epiglotitis akut
Epiglotitis akut adalah suatu keadaan inflamasi akut yang terjadi pada daerah
supraglotis dari orofaring, meliputi epiglotis, valekula, aritenoid, dan lipatan
ariepiglotika.
Disebabkan oleh infeksi bakteri, bakteri paling sering ditemukan adalah
Haemophilus influenza.
Paling sering terjadi pada anak-anak berusia 2-4 tahun
Gejala yang sering ditemui adalah sesak napas dan stridor yang didahului oleh
demam.
C. Trauma

1. Fraktur tulang mandibula


Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat kerusakan rahang bawah
dengan gejala berikut :
Pembengkakan, ekimosis atau laserasi pada kulit
Nyeri
Anastesi pada satu bibir bawah, gusi,
Maloklusi
Gangguan morbilitas atau krepitasi
Malfungsi berupa trismus, rasa nyeri waktu mengunyah
C. Trauma

2. Paralisis laring
a. Paralisis n. laringeus superior
Cabang ekstern n. laringeus superior mensarafi m. krikotiroid yang
menegangkan pita suara, cabang internnya mengurus mukosa laring.
Paralisis n. laringeus superior di proksimal percabangannya menjadi cabang
ekstern dan intern menyebabkan penderita tersedak bila minum akibat
anastesi mukosa sebab tidak merasa minuman turun.
Terjadi juga perubahan nada dan resonansi suara bila penderita bicara keras
atau menyanyi terlalu lama karena tegangan pita suara terganggu.
Gerakan abduksi dan adduksi pita suara tidak terganggu.
C. Trauma

b. Paralisis n. laringeus rekurens


N.laringeus rekurens atau n. laringeus inferior melayani m.abduktor dan
m.adduktor pita suara.
Paralisis n. laringeus inferior mengakibatkan suara mendesau.
Gejala ini dapat menghilang dalam beberapa minggu bila terjadi kompensasi
oleh otot aduktor kontralateral sehingga pita suara yang sehat bergerak
melewati garis tengah sehingga bertemu dengan pita suara yang lumpuh.
C. Trauma

c. Menelan bahan kaustik


Larutan asam kuat seperti asam sulfat, nitrat dan hidroklorid atau basa kuat
seperti soda kaustik, potassium kaustik dan amonium bila tertelan dapat
mengakibatkan terbakarnya mukosa saluran cerna.
Pada penderita yang tidak sengaja minum bahan tersebut, kemungkinan besar
luka bakar hanya pada mulut dan faring, karena bahan tersebut tidak ditelan
dan hanya sedikit saja masuk ke dalam lambung.
Pada mereka yang mencoba bunuh diri akan terjadi luka bakar yang luas pada
esofagus bagian tengah dan distal karena larutan tersebut berada agak lama
sebelum memasuki kardiak lambung.
Diagnostik berdasarkan riwayat menelan zat kaustik dan adanya luka bakar di
sekitar dan dalam mulut.
C. Trauma

3. Trauma trakea
Trauma tumpul tidak menimbulkan gejala atau tanda, tetapi dapat juga
mengakibatkan kelainan lebih hebat berupa sesak nafas karena penekanan
jalan nafas atau aspirasi darah atau emfisema kutis bila trakea robek.
Trauma tumpul trakea jarang memerlukan tindakan bedah. Penderita
diobservasi. Bila terjadi obstruksi jalan nafas dikerjakan trakeostomi.
Pada trauma tajam yang menyebabkan robekan trakea, dilakukan trakeotomi
di distal robekan, dan dijahit.
C. Trauma

4. Trauma intubasi
Pemasangan pipa endotrakea yang lama dapat menimbulkan udema laring dan
trakea.
Gejalanya suara penderita terdengar parau, dan adanya kesulitan menelan,
gangguan aktivitas laring, dan beberapa derajat obstruksi pernafasan.
Pengobatan yang diberikan kortikosteroid. Bila obstruksi nafas terlalu hebat,
dilakukan trakeostomi.
D. Tumor

1. Hemangioma
Hemangioma biasanya timbul di daerah subglotik.
Sering pula disertai dengan hemangioma di tempat
lain, seperti di leher.
Gejalanya ialah terdapat hemoptisis dan bila tumor
itu besar, terdapat juga sumbatan laring.
Terapinya ialah dengan bedah laser, kortikosteroid
atau dengan obat-obat skleroting.
D. Tumor

2. Papiloma Laring
Tumor ini digolongkan dalam 2 jenis :
Papiloma laring juvenile, ditemukan pada anak,
biasanya berbentuk multiple dan mengalami regresi
saat dewasa
Pada orang dewasa biasanya berbentuk tunggal, tidak
akan mengalami resolusi dan merupakan prekanker.
Gejala utama adalah suara parau. Apabila papiloma
telah menutup rima glottis maka timbul sesak nafas
dengan stridor.
D. Tumor

3. Tumor Ganas Laring


Penyebabnya belum diketahui pasti.
Serak adalah gejala utama karsinoma laring, merupakan
gejala paling dini tumor pita suara. Hal ini disebabkan
karena gangguan fungsi fonasi laring.
Pada tumor ganas laring, pita suara gagal berfungsi
secara baik disebabkan oleh ketidakteraturan pita
suara, oklusi atau penyempitan celah glotik,
terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan ligament
krikoaritenoid dan kadang-kadang menyerang saraf.
Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral,
halitosis, batuk, hemoptisis dan penurunan berat badan.
Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan
oleh komplikasi supurasi tumor yang menyerang
kartilago tiroid dan perikondrium.
E. Benda Asing Saluran Nafas Atas

1. Benda asing di hidung


Benda asing di hidung sering terjadi pada anak
Gejala yang sering ditimbul yaitu hidung tersumbat, rinore unilateral dengan
cairan kental dan berbau, kadang kadang demam, nyeri, epitaksisi dan
bersin.
Hasil pemeriksaan tampak edem dengan inflamasi mukosa hidung unilateral
dan dapat terjadi ulserasi.
E. Benda Asing Saluran Nafas Atas

2. Benda asing di orofaring dan hipofaring3


Benda asing di orofaring dan hipofaring dapat tersangkut antara lain di tonsil,
dasar lidah, valekula dan sinus piriformis yang akan menimbulkan rasa nyeri
menelan (odinofagia), baik saat makan maupun meludah, terutama benda
asing tajam seperti tulang ikan dan tulang ayam.
Pemeriksaan di dasar lidah, valekula dan sinus piriformis diperlukan kaca
tenggorokan yang besar (no 8 10).
Benda asing di sinus piriformis menunjukkan tanda Jakcson (Jacksons Sign)
yaitu terdapat akumulasi ludah di sinus piriformis tempat benda asing
tersangkut.
Bila benda asing menyumbat intoitus esophagus, maka tampak ludah
tergenang di kedua sinus piriformis.
E. Benda Asing Saluran Nafas Atas

3. Benda asing di laring


Benda asing pada laring bisa bersifat total atau subtotal.
Jika benda asing dilaring menutupi secara total
merupakan kegawatan dan akan menimbulkan gejala
berupa disfonia sampai afonia, apne dan sianosis.
Pertolongan pertama harus segera dilakukan karena
asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa
menit. Tehnik yang dilakukan berupa Heimlich (Heimlich
manueuver).
Diagnosis Obstruksi Saluran Nafas Atas

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil Pemeriksaan penunjang yang dapat
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. dilakukan untuk mengetahui letak
Gejala dan tanda sumbatan yang tampak adalah : sumbatan, diantaranya adalah :
Serak (disfoni) sampai afoni Laringoskop.
Sesak napas (dispnea) Nasoendoskopi
Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar pada waktu X-ray. Foto polos sinus paranasal
inspirasi.
CT-Scan kepala dan leher
Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di
suprasternal, epigastrium, supraklavikula dan Biopsi
interkostal.
Gelisah karena pasien haus udara (air hunger)
Warna muka pucat dan terakhir menjadi sianosis karena
hipoksia.
Stadium Obstruksi Saluran Nafas Atas

Jackson membagi sumbatan laring yang progresif dalam 4 stadium:


Stadium I : Adanya retraksi di suprasternal dan stridor. Pasien tampak tenang
Stadium II : Retraksi pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam,
ditambah lagi dengan timbulnya retraksi di daerah epigastrium. Pasien sudah mulai
gelisah.
Stadium III : Retraksi selain di daerah suprastrenal, epigastrium juga terdapat di
infraklavikula dan di sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea.
Stadium IV : Retraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak sangat
ketakutan dan sianosis, jika keadaan ini berlangsung terus maka penderita akan
kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena hiperkapnea. Pada keadaan ini
penderita tampaknya tenang dan tertidur, akhirnya penderita meninggal karena asfiksia.
Tindakan Obstruksi Saluran Nafas Atas

Tindakan konservatif :Pemberian antiinflamasi, antialergi,


antibiotika serta pemberian oksigen intermiten, yang dilakukan pada
obstruksi laring stadium I yang disebabkan oleh peradangan.
Tindakan operatif/resusitasi : Memasukkan pipa endotrakeal melalui mulut
(intubasi orotrakea) atau melalui hidung (intubasi nasotrakea), membuat
trakeostoma yang dilakukan pada obstruksi laring stadium II dan III, atau
melakukan krikotirotomi yang dilakukan pada obstruksi laring stadium IV.
4 CARA MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN
BAGIAN ATAS :
1. Intubasi
Intubasi dilakukan dengan memasukkan pipa Keuntungan intubasi, yaitu:
endotrakeal lewat mulut atau hidung. Intubasi Tidak cacat karena tidak ada jaringan
endotrakea merupakan tindakan penyelamat parut.
(lifesaving procedure) dan dapat dilakukan tanpa Mudah dikerjakan
atau dengan analgesia topikal dengan xylocain 10%. Kerugian intubasi, yaitu:
Indikasi intubasi endotrakea adalah : Dapat terjadi kerusakan lapisan mukosa
saluran napas atas.
Untuk mengatasi obstruksi saluran napas bagian atas.
Tidak dapat digunakan dalam waktu lama
Membantu ventilasi. (Orang dewasa 1 minggu, anak-anak 7-10
hari.)
Memudahkan mengisap sekret dari traktus
trakeobronkial. Tidak enak dirasakan penderita.

Mencegah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut Tidak bisa makan melalui mulut.
atau berasal dari lambung. Tidak bisa bicara.
Komplikasi yang dapat timbul yaitu
stenosis laring atau trakea.
1. Intubasi

Teknik intubasi endotrakea:


Posisi pasien tidur telentang, leher fleksi sedikit dan kepala ekstensi
Laringoskop dengan spatel bengkok dipegang dengan tangan kiri, dimasukkan melalui mulut
sebelah kanan, sehingga lidah terdorong ke kiri.
Spatel diarahkan menelusuri pangkal lidah ke valekula, lalu laringoskop diangkat keatas,
sehingga pita suara dapat terlihat.
Dengan tangan kanan, pipa endotrakea dimasukkan melalui mulut terus melalui celah antara
kedua pita suara kedalam trakea.
Kemudian balon diisi udara dan pipa endotrakea difiksasi dengan baik.
Jika menggunakan spatel laringoskop yang lurus maka pasien yang tidur telentang itu
pundaknya harus diganjal dengan bantal pasir, sehingga kepala mudah diekstensikan
maksimal.
Laringoskop dengan spatel yang lurus dipegang dengan tangan kiri dan dimasukkan mengikuti
dinding faring posterior dan epiglotis diangkat horizontal ketas bersama-sama sehingga
laring jelas terlihat.
Pipa endotrakea dipegang dengan tangan kanan dan dimasukkan melalui celah pita suara
sampai di trakea. Kemudian balon diisi udara dan pipa endotrakea difiksasi dengan plester.
2. Laringotomi (Krikotirotomi)

Laringotomi dilakukan dengan membuat lubang pada membran tirokrikoid


(krikotirotomi).
Krikotiromi merupakan tindakan penyelamat pada pasien dalam keadaan
gawat napas. Bahayanya besar tetapi mudah dikerjakan, dan harus dikerjakan
cepat walaupun persiapannya darurat.
Krikotirotomi merupakan kontraindikasi pada anak di bawah usia 12 tahun,
demikian juga pada tumor laring yang sudah meluas ke subglotik dan terdapat
laringitis.
Bila kanul dibiarkan terlalu lama maka akan timbul stenosis subglotik karena
kanul yang letaknya tinggi akan mengiritasi jaringan-jaringan di sekitar
subglotis, sehingga terbentuk jaringan granulasi dan sebaiknya diganti dengan
trakeostomi dalam waktu 48 jam.
2. Laringotomi (Krikotirotomi)

Teknik krikotirotomi:
Pasien tidur telentang dengan kepala ekstensi pada artikulasi
atlantooksipitalis.
Puncak tulang rawan tiroid mudah diidentifikasi difiksasi
dengan jari tangan kiri.
Dengan telunjuk jari tangan kanan tulang rawan tiroid diraba
ke bawah sampai ditemukan kartilago krikoid. Membran
krikotiroid terletak di antara kedua tulang rawan ini. Daerah
ini diinfiltrasi dengan anestetikum kemudian dibuat sayatan
horizontal pada kulit.
Jaringan di bawah sayatan dipisahkan tepat pada garis tengah.
Setelah tepi bawah kartilago terlihat, tusukkan pisau dengan
arah ke bawah.
Kemudian masukkan kanul bila tersedia. Jika tidak, dapat
dipakai pipa plastik untuk sementara.
3. Trakeostomi

Trakeostomi adalah suatu tindakan bedah dengan Keuntungan trakeostomi yaitu:


mengiris atau membuat lubang sehingga terjadi Dapat dipakai dalam waktu lama.
hubungan langsung lumen trakea dengan dunia luar
Trauma saluran napas tidak ada.
untuk mengatasi gangguan pernapasan bagian atas.
Penderita masih dapat berbicara sehingga kelumpuhan otot
Indikasi trakeostomi adalah: laring dapat dihindari.

Mengatasi obstruksi laring. Penderita merasa enak dan perawatan lebih mudah

Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran Penderita dapat makan seperti biasa.
pernapasan atas. Menghindari aspirasi, menghisap sekret bronkus.
Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus. Jalan napas lancar, meringankan kerja paru.

Untuk memasang alat bantu pernapasan (respirator). Kerugian trakeostomi, yaitu:


Untuk mengambil benda asing di subglotik, apabila Tindakan lama.
tidak mempunyai fasilitas bronkoskopi.
Cacat dengan adanya jaringan sikatrik.
3. Trakeostomi

Teknik trakeostomi:

Penderita tidur telentang dengan kaki lebih rendah 30 untuk menurunkan tekanan vena di
daerah leher.

Dilakukan desinfektan daerah operasi dengan betadin atau alkohol.

Anestesi lokal subkutan, prokain 2% atau silokain dicampur dengan epinefrin atau adrenalin
1/100.000. Dilakukan insisi.

Insisi vertikal: dimulai dari batas bawah krikoid sampai fossa suprasternum, insisi ini lebih
mudah dan alir sekret lebih mudah

Insisi horizontal: dilakukan setinggi pertengahan krikoid dan fossa sternum, membentang antara
kedua tepi depan dan medial m.sternokleidomastoid, panjang irisan 4-5 cm.

Bila sudah tampak trakea maka difiksasi dengan kain tajam. Kemudian suntikkan anestesi lokal
kedalam trakea sehingga tidak timbul batuk pada waktu memasang kanul.

Stoma dibuat pada cincin trakea 2-3 bagian depan, setelah dipastikan trakea yaitu dengan
menusukkan jarum suntik dan letakkan benang kapas tersebut. Kemudian kanul dimasukkan
dengan bantuan dilator.

Kanul difksasi dengan pita melingkar leher, jahitan kulit sebaiknya jahitan longgar agar udara
ekspirasi tidak masuk ke jaringan dibawah kulit.
4. Perasat Heimlich
34

Benda asing yang menyumbat


laring atau hipofaring secara
total

Prinsip tekanan pada paru-


paru sehingga memberikan
kekuatan pada udara
melemparkan benda asing
keluar
34
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai