Anda di halaman 1dari 8

TGl 25-08-2022

Nama Keluarga Tn. M, S.pd., M.Si Selaku Kepala Sekolah SDN 02 cipaheut

Judul Laporan Advokasi Terkait Kegiatan BIAS di SDN 02 Luragung cipaheut

Latar belakang Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas dijelaskanbahwa
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitaspelayanan kesehatan
yang mempunyai dua fungsi yaitu menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertamadengan lebih mengutamakanupaya promotif dan
preventifuntuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.Salah satu jenis kegiatan UKM yang wajib dilakukan puskesmas adalah melakukan
advokasidan sosialisasi kebijakan kesehatan. Advokasi kesehatan merupakan salah satu strategi
promosikesehatan yang harus dilakukan di Puskesmas
Masalah kesehatan di Indonesiatermasuk di Puskesmas sangat kompleks, meliputi
penyakitmenular, penyakit tidak menular, penyakit infeksi yang baru, akses masyarakat
terhadappelayanan kesehatan, dan lain-lain. Selain itu, puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawabuntuk mendukung pencapaian cakupan pelayanan kesehatan yang ada dalam Standar
PelayananMinimal Kabupaten/Kota. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Puskesmas perlu
mendapatdukungan kebijakan, dana, sarana, serta sumberdaya lainnya dari para penentu kebijakan.
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen
dandukungan dari pihak pengambil keputusan (tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun in-
formal) terhadap penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas. Dukungan dari para
penentukebijakan tersebutmerupakan salah satu kunci yang menentukan keberhasilan
Puskesmasdalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat
yangmenjadi tanggung jawabnya.
Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) adalah suatu kegiatan imunisasi secara masal
sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9
bulan sampai dengan <15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Imunisasi
ini sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed consent.
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan
ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan
pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat
berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi
rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak,
90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap
campak. Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda
yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik
apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi
sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau
sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan.
Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Advokasi dilakukan sebelum pelaksanaan BIAS dimulai dengan mendatangi Kepala
Sekolah yang bersangkutan dan menjelaskan rangkaian kegiatan BIAS serta meminta persetujuan
dari Kepala Sekolah yang bersangkutan. Kegiatan Advokasi terkait BIAS dilaksanakan pada hari
kamis, 25 Agustus 2022 di Ruang Kepala Sekolah SDN 02 cipaheut pukul 08.00 WIB – Selesai yang
dihadiri oleh Pemegang Program, Dokter Internship, dan Kepala Sekolah SDN 01 Luragung landeuh.
Setelah mendapat persetujuan, kegiatan BIAS dilaksanakan pada pukul 08.30 WIB – selesai dan
dihadiri oleh 9 siswa dan siswi kelas 1 SDN 02 cipaheut dimana total siswa dan siswi kelas 1 terdapat
15 orang namun 6 diantaranya tidak dapat hadir dikarenakan kurang sehat, tidak hanya dihadiri siswa
dan siswi namun juga dihadiri oleh orang tua murid.

TGl 26-08-2022

Nama Keluarga Tn. A, S.pd., M.Si Selaku Kepala Sekolah SDN gunung karung

Judul Laporan Advokasi Terkait Kegiatan BIAS di SDN gunung karung

Latar belakang Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas dijelaskanbahwa
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitaspelayanan kesehatan
yang mempunyai dua fungsi yaitu menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertamadengan lebih mengutamakanupaya promotif dan
preventifuntuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.Salah satu jenis kegiatan UKM yang wajib dilakukan puskesmas adalah melakukan
advokasidan sosialisasi kebijakan kesehatan. Advokasi kesehatan merupakan salah satu strategi
promosikesehatan yang harus dilakukan di Puskesmas
Masalah kesehatan di Indonesiatermasuk di Puskesmas sangat kompleks, meliputi
penyakitmenular, penyakit tidak menular, penyakit infeksi yang baru, akses masyarakat
terhadappelayanan kesehatan, dan lain-lain. Selain itu, puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawabuntuk mendukung pencapaian cakupan pelayanan kesehatan yang ada dalam Standar
PelayananMinimal Kabupaten/Kota. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Puskesmas perlu
mendapatdukungan kebijakan, dana, sarana, serta sumberdaya lainnya dari para penentu kebijakan.
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen
dandukungan dari pihak pengambil keputusan (tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun in-
formal) terhadap penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas. Dukungan dari para
penentukebijakan tersebutmerupakan salah satu kunci yang menentukan keberhasilan
Puskesmasdalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat
yangmenjadi tanggung jawabnya.
Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) adalah suatu kegiatan imunisasi secara masal
sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9
bulan sampai dengan <15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Imunisasi
ini sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed consent.
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan
ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan
pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat
berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi
rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak,
90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap
campak. Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda
yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik
apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi
sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau
sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan.

Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Advokasi dilakukan sebelum pelaksanaan BIAS dimulai dengan mendatangi Kepala
Sekolah yang bersangkutan dan menjelaskan rangkaian kegiatan BIAS serta meminta persetujuan
dari Kepala Sekolah yang bersangkutan. Kegiatan Advokasi terkait BIAS dilaksanakan pada hari
jumat, 26 agustus 2022 di Ruang Kepala Sekolah SDN gunung karung pukul 08.00 WIB – Selesai
yang dihadiri oleh Pemegang Program, Dokter Internship, dan Kepala Sekolah SDN gunung karung.
Setelah mendapat persetujuan, kegiatan BIAS dilaksanakan pada pukul 08.30 WIB – selesaidan
dihadiri oleh 38 siswa dan siswi kelas 1 SDN gunung karung dimana total siswa dan siswi kelas 1
terdapat 45 orang namun 7 diantaranya tidak dapat hadir dikarenakan kurang sehat, tidak hanya
dihadiri siswa dan siswi namun juga dihadiri oleh orang tua murid.

TGl 26-08-2022

Nama Keluarga Tn. D, M.Pd.I, Selaku Kepala Sekolah cikadu wetan

Judul Laporan Advokasi Terkait Kegiatan BIAS di cikadu wetan

Latar belakang Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas dijelaskanbahwa
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitaspelayanan kesehatan
yang mempunyai dua fungsi yaitu menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertamadengan lebih mengutamakanupaya promotif dan
preventifuntuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.Salah satu jenis kegiatan UKM yang wajib dilakukan puskesmas adalah melakukan
advokasidan sosialisasi kebijakan kesehatan. Advokasi kesehatan merupakan salah satu strategi
promosikesehatan yang harus dilakukan di Puskesmas
Masalah kesehatan di Indonesiatermasuk di Puskesmas sangat kompleks, meliputi
penyakitmenular, penyakit tidak menular, penyakit infeksi yang baru, akses masyarakat
terhadappelayanan kesehatan, dan lain-lain. Selain itu, puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawabuntuk mendukung pencapaian cakupan pelayanan kesehatan yang ada dalam Standar
PelayananMinimal Kabupaten/Kota. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Puskesmas perlu
mendapatdukungan kebijakan, dana, sarana, serta sumberdaya lainnya dari para penentu kebijakan.
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen
dandukungan dari pihak pengambil keputusan (tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun in-
formal) terhadap penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas. Dukungan dari para
penentukebijakan tersebutmerupakan salah satu kunci yang menentukan keberhasilan
Puskesmasdalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat
yangmenjadi tanggung jawabnya.
Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) adalah suatu kegiatan imunisasi secara masal
sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9
bulan sampai dengan <15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Imunisasi
ini sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed consent.
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan
ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan
pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat
berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi
rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak,
90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap
campak. Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda
yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik
apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi
sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau
sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan.

Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Advokasi dilakukan sebelum pelaksanaan BIAS dimulai dengan mendatangi Kepala
Sekolah yang bersangkutan dan menjelaskan rangkaian kegiatan BIAS serta meminta persetujuan
dari Kepala Sekolah yang bersangkutan. Kegiatan Advokasi terkait BIAS dilaksanakan pada hari
jumat, 26 agustus 2022 di Ruang Kepala Sekolah cikadu wetan, pukul 08.00 WIB – Selesai yang
dihadiri oleh Pemegang Program, Dokter Internship, dan Kepala Sekolah cikadu wetan. Setelah
mendapat persetujuan, kegiatan BIAS dilaksanakan pada pukul 08.30 WIB – selesaidan dihadiri oleh
52 siswa dan siswi kelas 1 Mumtaz Islamic School dimana total siswa dan siswi kelas 1 terdapat 55
orang namun 3 diantaranya tidak dapat hadir dikarenakan kurang sehat, tidak hanya dihadiri siswa
dan siswi namun juga dihadiri oleh orang tua murid.

Anda mungkin juga menyukai