Anda di halaman 1dari 23

PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BATUK PILEK


PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA
PADANG

KEPERAWATAN ANAK

OLEH :

KELOMPOK G

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN 2022
RINGKASAN

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut.Hampir setiap balita


mengalami ISPA dalam kehidupan.ISPA yang segera mendapat penanganan dapat
dicegah sebelum terjadi kematian.Gejala yang umumnya terjadi jika anak terserang
ISPA adalah batuk, pilek, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sesak di
dada.).ISPA menyebar dengan sangat mudah dan cepat. Mads, 2021). ISPA biasanya
berlangsung lebih dari 14 hari (Dary dkk, 2017). Penyakit ispa merupakan suatu
masalah kesehatan utama di indonesia karena masih tingginya angka kejadian ispa
terutama pada anak- anak dan balita. Ispa mengakibatkan sekitar 20%-30% kematian
anak balita. Sebnayak 40%-60% kunjungan berobat di puskesmas dan 15%- 30%
kunjungan berobat dirawat jalan dan rawat inap (Lidia dkk,2018).

Secara umum ada 3 (tiga) faktor risiko terjadinya ISPA yaitu faktor
lingkungan, faktor individu anak, serta faktor perilaku (Syahidi dkk, 2016). Faktor
lingkungan meliputi pencemaran udara dalam rumah, kondisi fisik rumah, dan
kepadatan hunian rumah (Dongky dkk,2016). Faktor individu anak meliputi umur
anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A, dan status imunisasi (Wahyuningsih
dkk, 2017).Sedangkan faktor perilaku berhubungan dengan pencegahan dan
penanggulangan penyakit ISPA pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek
penanganan ISPA di keluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga
lainnya (Lebuan dkk, 2017).Salah satu upaya yang diberikan untuk pencegahan ISPA
pada anak balita yaitu dengan memberikan penyuluhan mengenai pencegahan
penularan ISPA pada anak balita. Penyuluhan bertujuan agar ibu dan keluarga dapat
mengetahui cara pencegahan penularan ISPA pada anak balita.

Permasalahan batuk pilek pada anak sangat sering ditemukan, hal tersebut
dikarenakan anak sangat rentan terjangkit virus. Kebanyakan para orang tua juga
menganggap batuk pilek adalah masalah biasa yang wajar terjadi pada balita, bukan
masalah ekstrem yang perlu penanganan khusus dan segera seperti pada kasus kejang,
kelainan kongenital maupun masalah gawat lainnya. Meskipun bisa sembuh dengan
sendirinya, penyakit batuk pilek tetap harus diwaspadai jika terlalau sering terjadi dan
dalam jangka waktu yang lama karena tidak jarang ditemukan penanganan batuk
pilek pada anak yang kurang tepat dan justru bisa memperparah keadaan anak.
BAB I

PENDAHULUAN

Balita merupakan anak-anak usia 1-5 tahun, masa balita merupakan priode
penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan
dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak
diperiode selanjutnya masa tumbuh kembang diusia ini merupakan masa yang
berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karna itu sering disebut golden age
atau masa keemasan. Saat ini bayi dan balita merupakan kelompok masyarakat yang
rentan untuk terserang berbagai penyakit khususnya penyakit infeksi (Mads, 2021).
Permasalahan batuk pilek pada anak sangat sering ditemukan, hal tersebut
dikarenakan anak sangat rentan terjangkit virus. Kebanyakan para orang tua juga
menganggap batuk pilek adalah masalah biasa yang wajar terjadi pada balita, bukan
masalah ekstrem yang perlu penanganan khusus dan segera seperti pada kasus kejang,
kelainan kongenital maupun masalah gawat lainnya. Meskipun bisa sembuh dengan
sendirinya, penyakit batuk pilek tetap harus diwaspadai jika terlalau sering terjadi dan
dalam jangka waktu yang lama karena tidak jarang ditemukan penanganan batuk
pilek pada anak yang kurang tepat dan justru bisa memperparah keadaan anak (Sagita
et al., 2021)
ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut. Hampir setiap balita
mengalami ISPA dalam kehidupan.ISPA yang segera mendapat penanganan dapat
dicegah sebelum terjadi kematian.Gejala yang umumnya terjadi jika anak terserang
ISPA adalah batuk, pilek, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sesak di
dada.).ISPA menyebar dengan sangat mudah dan cepat (Mads, 2021).ISPA biasanya
berlangsung lebih dari 14 hari (Dary dkk, 2017).

ISPA lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan negara maju


dengan persentase masing-masing sebesar 25%-30% dan 10%-15%. Kematian balita
akibat ISPA di Asia Tenggara sebanyak 2,1 juta balita pada tahun 2004. India,
Bangladesh, Indonesia dan Myanmar merupakan negara dengan kasus kematian
balita terbanyak akibat ISPA. ISPA selalu menduduki peringkat pertama dari 10
penyakit terbanyakdi Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, prevalensi
ISPA ditemukan sebesar 25,0%. Karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi
terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu sebesar 25,8%. Pada tahun 2016 kasus
ISPA pada balita tercatat sebesar 657.490 kasus (29,47%). Di Provinsi Sumatera
Barat tahun 2016 tercatat kasus ISPA pada balita sebanyak 11.326 kasus (22,94%),
kemudian pada tahun 2018 kasus ISPA pada balita meningkat menjadi 13.384
(27,11%). Kota Padang menduduki peringkat ke 6 sebagai daerah penderita ISPA
balita terbanyak dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Barat yaitu
sebanyak 15.123 kasus (40,9%)(Dinkes 2018).

Berdasarkan hasil observasi selama praktek dinas di Puskesmas Lubuk Buaya


Padang, didapatkan data dari tanggal 1 januari 2022 sampai 27 januari 2022 yang
mana angka kejadian batuk pilek terdapat sebanyak 65 pasien dari 156 pasien anak.

Berbagai risiko penyakit ISPA membuat langkah pencegahan dan


pengendalian infeksi sangat penting dilakukan.Orangtua harus mengetahui bagaimana
penularan patogen yang menyebabkan penyakit ISPA karena pengendalian infeksi
merupakan komponen penting untuk mengurangi dampak patogen yang dapat
menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan balita. Sebenarnya orangtua mendapat
informasi dari berbagai sumber, namun informasi dan pengetahun tentunya harus
disampaikan oleh orang yang tepat dengan informasi yang benar.Karena itu,
pengendalian penyakit ISPA memerlukan upaya promosi kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat dan mampu mengembangkan
kesehatan serta terciptanya lingkungan yang kondusif.

Upaya promosi kesehatan tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan


kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya untuk mengajak,
mempengaruhi orang lain baik individu, keluarga maupun masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh perilaku pendidikan. Keberhasilan
perawatan anak yang dilakukan oleh orangta bergantung dari pendidikan kesehatan
yang diberikan. Pendidikan kesehatan yang rendah cenderung menyebabkan sikap
dan perilaku yang negatif. Sebaliknya, jika pendidikan kesehatan yang diberikan
dengan cara yang tepat dan informasi yang benar, maka pengetahuan orangtua
tentang pencegahan dan penatalaksanaan batuk pilek akan meningkat, yang juga akan
berdampak terhadap sikap dan perilaku yang benar dalam penatalaksanaan batuk
pilek pada anak..

Berdasarkan penjelasan mengenai pencegahan batuk pilek pada anak balita,


kelompok tertarik untuk memberikan penyuluhan mengenai penyuluhan pendidikan
kesehatan tentang batuk pilek pada anak balita di wilayah kerja puskesmas lubuk
buaya padang.
BAB II

SOLUSI PERMASALAHAN

Salah satu kegiatan atau solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah
penularan batuk pilek pada anak balita dengan memberikan pendidikan kesehatan
atau penyuluhan mengenai pencegahan dan penatalaksanaan batuk pilek pada anak
balita. Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatan penggunaan
komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk
pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik. Tujuan yang
sebenarnya dari penyuluhan adalah terjadinya perubahan sasarannya. Hal ini
merupakan perwujudan dari : pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat
diminati secara langsung maupun tidak langsung dengan indera manusia. Dengan
demikian, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap dan keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu,
mau, mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan
produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat
yang ingin dicapai (Wiriaatmadja, 2009).
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahap Persiapan

a. Melakukan konsultasi dengan Dosen Pembimbing mengenai program


pengabdian kepada masyarakat yang akan diajukan.

b. Melakukan pengamatan terhadap objek sasaran yang tepat.

c. Melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas Lubuk Buaya, Puskesmas


Pembantu Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya, serta warga yang
mempunyai balita yang ada pada daerah Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Padang untuk persetujuan kesedian bekerjasama.

d. Monitoring kepada Tim Kerja untuk memahami dan memberikan penyuluhan


kepada warga di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang.

e. Menyiapkan properti untuk penyuluhan.

3.2 Tahap Pelaksanaan

1. Topik

Penyuluhan pendidikan kesehatan tentang batuk pilek pada anak balita di


wilayah kerja puskesmas lubuk buaya padang

2. Metode

 Ceramah
 Tanya jawab

3. Media dan Alat

 Leaflet
 Infocus
 Laptop
 Microphone

4. Pengorganisasian dan Fungsinya


 Presenter : Anggi Aprilia
 Moderator : Chintya Dwi Rizal
 Fasilitator : Sofira
Mutia
Elsi Fadila
Puti awaliyah
Haziratul asmi
Musfichar Dona
Utri Handayani
Melsha
Cindi Arista
 Observer : Dian Permatasari
a. Modetator :
 Membuka acara
 Memperkenalkan anggota
 Menjelaskan tujuan dan topic
 Menjelaskan tata tertib penyuluhan
 Menjelaskan kontrak waktu
 Menetapkan bahasa
 Meminta peserta memeberikan pertanyaan dan penjelasan yang
tidak dipahami
 Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta
 Menyimpulkan dan melakukan evaluasi penyuluhan
 Mengatur jalannya acara
 Menutup acara
b. Presenter :
 Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan
disajikan
 Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
 Memberikan reinforment positif terhadap peserta tentang
pendapatnya
c. Observer
 Mengamati hasil penyuluhan tentang pendidikan kesehatan
tentang batuk pilek pada anak balita di wilayah kerja
puskesmas lubuk buaya padang
 Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan
 Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
d. Fasilitator
 Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya
kegiatan
 Menfasilitasi pelaksaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Menjawab pertanyaan audiens
 Membuat absensi penyuluhan
 Membagikan leaflet
3. 3 Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri dan  Mendengarkan dan
anggota kelompok serta memperhatikan
dosen pembimbing  Mendengarkan dan
 Menjelaskan topic dan tujuan memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Mendengarkan dan
memperhatikan
2 20 menit Pelaksanaan :
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
pengertian tentang penegertian pendapat
batuk pilek
 Memberi reinforcemen positif  Mendengarkan
pada audiens
 Menjelaskan materi tentang
Pengertian batuk pilek  Memperhatikan

 Menggali pengetahuan tanda


dan gejala batuk pilek  Mengemukakan

 Memberi reinforcemen positif pendapat

pada audiens  mendengarkan

 Menjelaskan materi tentang


tanda dan gejala batuk pilek
 Menggali pengetahuan tentang  Memperhatikan

penyebab batuk pilek


 Mengemukakan
 Memberi reinforcemen positif pendapat
pada audiens
 Menjelaskan materi tentang  mendengarkan
penyebab batuk pilek
 Menggali pengetahuan tentang
pencegahan batuk pilek  Memperhatikan

 Memberi reinforcement pada  Mengemukakan


audiens pendapat
 Menjelaskan materi tentang
pencegahan batuk pilek  Mendengarkan
 Menggali pengetahuan tentang
teknik etika batuk  Memperhatikan
 Memberi reinforcement pada  Mengemukakan
audiens pendapat
 Menjelaskan materi tentang  Mendengarkan
teknik etika batuk
 Menggali pengetahuan tentang  Memperhatikan

tujuan etika batuk


 Mengemukakan
 Memberi reinforcement pada pendapat
audiens
 Mendengarkan
 Menjelaskan materi tentang
tujuan etika batuk
 Memperhatikan
 Menggali pengetahuan tentang
cara etika batuk yang benar
 Mengemukakan
 Memberi reinforcement pada pendapat
audiens
 Menjelaskan materi tentang  Mendengarkan
cara etika batuk yang benar
 Menjelaskan materi tentang  Memperhatikan

pemberian terapi
komplementer jeruk nipis dan
madu.

3 10 menit Penutup
 Memberikan kepada  Bertanya
audien untuk bertanya
 Menjawab pertayaan  Mendengarkan
audien
 Mengevaluasi bersama-
 Mengevaluasi
sama audien atas materi
yang telah dibahas
 Menyimpulkan materi  Mendengarkan dan
penyuluhan yang telah memperhatikan
dibahas
 Mengucapkan salam
 Menjawab salam

5. Kriteria Hasil
1) Evaluasi Struktur
a. Penyuluh dan peserta diharapkan dapat hadir sesuai dengan rencana
b. Pengaturan tempat diharapkan teratur
c. Diharapkan suasana tenang, tidak ada penghalang selama penyuluhan
d. Diharapkan tempat dan media penyuluhan dapat digunakan sesuai rencana
e. Diharapkan peserta memperhatikan dan mendengarkan dengan baik
2) Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan penyuluhan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta berperan aktif
c. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta mengajukan pertanyaan.
d. Diharapkan peran mahasiswa sebagai pemberi penyuluhan terlaksanakan
sesuai tujuan
3) Evaluasi Hasil
a. Diharapkan 80 % peserta yang hadir mengetahui pengertian Batuk pilek
b. Diharapkan 80 % peserta yang hadir mengetahui tanda gejala Batuk Pilek
c. Diharapkan 80 % peserta yang hadir mengetahui penyebab Batuk Pilek
d. Diharapkan 80 % peserta yang hadir mengetahui pencegahan Batuk Pilek
e. Diharapkan 80% peserta yang hadir mengetahui pengertian Teknik Etika
batuk yang benar
f. Diharapkan 80% peserta yang hadir mengetahui Tujuan Etika batuk
g. Diharapkan 80% peserta yang hadir mengetahui Cara Etika batuk yang
benar.
h. Diharapkan 80% peserta yang hadir mengetahui tentang pemberian terapi
komplementer jeruk nipis dan madu.
BAB IV

LUARAN & TARGET CAPAIAN

Luaran dan target yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu yang memiliki anak balita


tentang batuk pilek, tanda gejal, penyebab, penularan batuk pilek ,dan tentang
etika batuk efektif, tujuan, dan cara teknik etika batuk yang benar, serta
pemberian terapi komplementer pemberian jeruk nipis dan madu.
b. Peserta mampu memahami manfaat dari penyuluhan tentang pencegahan dari
batuk pilek dan Teknik etika batuk yang benar, serta pemberian terapi
komplementer pemberian jeruk nipis dan madu.
c. Dapat menerapkan informasi yang diberikan melalui penyuluahn pencegahan
batuk pilek.
BAB V

ANGGARAN BIAYA

1. Anggaran Biaya Pengabdian Kepada Masyarakat

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Bahan habis pakai (print+fotocopy) Rp. 20.000
2 Transportasi Rp. 100.000
3 Konsumsi Rp. 150.000
Jumlah Rp. 270. 000
BAB VI

JADWAL

Pengabdian Kepada Masyarakat yang berjudul “Penyuluhan Pendidikan Kesehatan


Tentang Batuk Pilek Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya
Padang” ini direncanakan akan dilaksanakan pada hari Jum’at, Tanggal 25 Januari
2022 di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang.

Januari
No Tahap Kegiatan 1 2 3 4
1 Pembuatan proposal
SAP
2 Konsul proposal
SAP
3 Persiapan penyuluhan
4 Penyuluhan
Lampiran Materi

A. KONSEP BATUK PILEK


1. Pengertian Batuk Pilek
Batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering
mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek pada balita cenderung
berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus paranasal,
telinga bawah, dan nasofaring disertai demam yang tinggi. Penyakit ini
sebenarnya merupakan self limited diseased yang sembuh sendiri 5- 6 hari
jika tidak terjadi invasi kuman lain. (Ngastiyah, 2017:12).
Batuk pilek adalah infeksi virus yang menyerang saluran nafas atas
(hidung sampai tenggookan) dan menimbulkan gejala ingus meler atau hidung
mampet, batuk sering disertai demam dan sakit kepala.(Arifianto, 2018:93)

2. Klasifikasi Batuk Pilek


a. Batuk pilek ringan
Bila timbul batuk tidak mengganggu tidur, dahak encer, ingus encer
berwarna bening, mata berair, panas tak begitu tinggi atau tidak lebih dari
38,0cC .Batuk pilek ini berlangsung selama 5 – 6 hari.
b. Batuk pilek sedang
Dahak kental berwarna kuning kehijauan, ingus kental berwarna
kehijauan, panas tinggi lebih dari 380c, tenggorokan sakit pada saat
menelan.
c. Batuk pilek berat
Panas tinggi di sertai sesak napas ngorok, stridor, kadang-kadang disertai
penurunan kesadaran (contoh: pneumonia).
3. Penyebab Batuk Pilek
Penyebab batuk pilek hampir selalu virus. Lebih dari dua ratus virus
dikenal sebagai penyebab batuk-pilek (termasuk rhinovirus, virus
parainfluenza, dan virus sinsitial pernafasan), dan diduga ada lebih dari 1.500
virus batuk pilek atau kombinasi virus. Karena anak balita belum mempunyai
banyak kesempatan untuk membangun daya tahan tubuh terhadap virus-virus
ini, maka anak balita sangat peka terhadap batuk pilek.

4. Tanda Gejala Batuk Pilek


 Hidung berair (pengeluaran bersifat cair dan bening)
 Hidung tersumbat
 Tengorokan gatal atau nyeri saat menelan
 Sakit kepala
 Bersin
 Panas tidak lebih dari 380C.

5. Pencegahan Batuk Pilek


 Menjaga pola hidup sehat
 Hindari asap rokok
 Menjauhi penggunaan kompor kayu yang mengotori udara karena asap
dari pembakaran kayu dapat mengurangi daya tahan anak sehingga anak
mudah terserang batuk pilek
 Sebisa mungkin menjauhi anak balita dari orang yang sedang terkena
batuk pilek
 Membiasakan anak mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang
sesuatu yang telah tersentuh oleh orang yang sedang terinfeksi batuk pilek.
 Pastikan anak tidur cukup

B. KONSEP ETIKA BATUK


1. Pengertian Etika Batuk
Etika Batuk merupakan tata cara batuk yang baik dan benar, dengan
cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju sehingga
bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
2. Tujuan Etika Batuk
Tujuan utama menjaga etika batuk adalah mencegah penyebaran suatu
penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan membuat
kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat mengandung
kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya melalui
udara pernafasan.
3. Teknik cara etika batuk yang benar
a. Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu atau lengan baju
dalam. Hal ini agar virus tidak menyebar ke udara dan menular ke orang
lain.
b. Segera buang tisu yang telah dipakai ke tempat sampah.
c. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci
tangan berbasis alkohol.
d. Gunakan masker.

C. KONSEP TERAPI KOMPLEMENTER PEMBERIAN JERUK NIPIS


DAN MADU
Mengatasi ISPA khususnya ISPA yang menyerang saluran pernapasan bagian
atas seperti batuk, dermam, pilek masyarakat memilih untuk
menggunakan atau menyertai terapi lain selain terapi konvensional, yaitu
terapi komplementer pemberian jeruk nipis dan madu.

1. TEKNIK TERAPI

Ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh


dicampur dengan Madu atau Madu ½ sendok teh, diberikan tiga kali
sehari.
Air perasan jeruk nipis dicampur dengan Madu manis juga menjadi
pilihan
masyarakat dalam meredakan batuk dan melegakan tenggorokan
(Indriany & Trismiyana, 2021)

2. LANGKAH-LANGKAH TERAPI
 Melakukan pengecekan bersihan jalan nafas sebelum intervensi
 Mencuci Tangan,
 Potong 1 buah jeruk nipis
 peras airnya dan taruh dalam gelas /cangkir
 Tambahkan Madu manis lalu di aduk
 Takaran minum untuk anak, 3 kali 1 sendok teh per hari,
DAFTAR PUSTAKA

Indriany, N., & Trismiyana, E. (2021). Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif dengan
Menggunakan Larutan Jeruk Nipis dan Madu di Keluruhan Sukabumi Bandar
Lambung. 4, 1202–1208.

Sagita, C. D., Veftisia, V., Munawaroh, S. F., Sukma, L., Abdiyanti, Hikmah, R., &
Yunita, M. (2021). Pendidikan Kesehatan Batuk Pilek Dan Pijat Common Cold
Dalam Upaya Mengatasi Batuk Pilek Pada Batita. In Call For Paper Seminar
Nasional Kebidanan, 103–109.
http://jurnal.unw.ac.id/index.php/semnasbidan/article/view/1097

Dinkes.(2018).Dinas Kesehatan Kota Padang

(Widianti, 2020). Penanganan Ispa Pada Anak Balita (Studi Literatur ). Program
Studi D III Keperawatan STIKES Mitra Adiguna Palembang. Jurnal Kesehatan
dan Pembangunan, Vol.10, No.20, Juli 2020.
Daftar Hadir Peserta Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi Profesi
Ners STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
TA. 2021/2022

Hari/Tanggal :

Lokasi Kegiatan :

No Nama Peserta Alamat TTD

Mengetahui/Menyetujui
Petugas Pustu

( )

Anda mungkin juga menyukai