KEPERAWATAN ANAK
OLEH :
KELOMPOK G
( ) ( )
TAHUN 2022
RINGKASAN
Secara umum ada 3 (tiga) faktor risiko terjadinya ISPA yaitu faktor
lingkungan, faktor individu anak, serta faktor perilaku (Syahidi dkk, 2016). Faktor
lingkungan meliputi pencemaran udara dalam rumah, kondisi fisik rumah, dan
kepadatan hunian rumah (Dongky dkk,2016). Faktor individu anak meliputi umur
anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A, dan status imunisasi (Wahyuningsih
dkk, 2017).Sedangkan faktor perilaku berhubungan dengan pencegahan dan
penanggulangan penyakit ISPA pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek
penanganan ISPA di keluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga
lainnya (Lebuan dkk, 2017).Salah satu upaya yang diberikan untuk pencegahan ISPA
pada anak balita yaitu dengan memberikan penyuluhan mengenai pencegahan
penularan ISPA pada anak balita. Penyuluhan bertujuan agar ibu dan keluarga dapat
mengetahui cara pencegahan penularan ISPA pada anak balita.
Permasalahan batuk pilek pada anak sangat sering ditemukan, hal tersebut
dikarenakan anak sangat rentan terjangkit virus. Kebanyakan para orang tua juga
menganggap batuk pilek adalah masalah biasa yang wajar terjadi pada balita, bukan
masalah ekstrem yang perlu penanganan khusus dan segera seperti pada kasus kejang,
kelainan kongenital maupun masalah gawat lainnya. Meskipun bisa sembuh dengan
sendirinya, penyakit batuk pilek tetap harus diwaspadai jika terlalau sering terjadi dan
dalam jangka waktu yang lama karena tidak jarang ditemukan penanganan batuk
pilek pada anak yang kurang tepat dan justru bisa memperparah keadaan anak.
BAB I
PENDAHULUAN
Balita merupakan anak-anak usia 1-5 tahun, masa balita merupakan priode
penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan
dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak
diperiode selanjutnya masa tumbuh kembang diusia ini merupakan masa yang
berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karna itu sering disebut golden age
atau masa keemasan. Saat ini bayi dan balita merupakan kelompok masyarakat yang
rentan untuk terserang berbagai penyakit khususnya penyakit infeksi (Mads, 2021).
Permasalahan batuk pilek pada anak sangat sering ditemukan, hal tersebut
dikarenakan anak sangat rentan terjangkit virus. Kebanyakan para orang tua juga
menganggap batuk pilek adalah masalah biasa yang wajar terjadi pada balita, bukan
masalah ekstrem yang perlu penanganan khusus dan segera seperti pada kasus kejang,
kelainan kongenital maupun masalah gawat lainnya. Meskipun bisa sembuh dengan
sendirinya, penyakit batuk pilek tetap harus diwaspadai jika terlalau sering terjadi dan
dalam jangka waktu yang lama karena tidak jarang ditemukan penanganan batuk
pilek pada anak yang kurang tepat dan justru bisa memperparah keadaan anak (Sagita
et al., 2021)
ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut. Hampir setiap balita
mengalami ISPA dalam kehidupan.ISPA yang segera mendapat penanganan dapat
dicegah sebelum terjadi kematian.Gejala yang umumnya terjadi jika anak terserang
ISPA adalah batuk, pilek, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sesak di
dada.).ISPA menyebar dengan sangat mudah dan cepat (Mads, 2021).ISPA biasanya
berlangsung lebih dari 14 hari (Dary dkk, 2017).
SOLUSI PERMASALAHAN
Salah satu kegiatan atau solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah
penularan batuk pilek pada anak balita dengan memberikan pendidikan kesehatan
atau penyuluhan mengenai pencegahan dan penatalaksanaan batuk pilek pada anak
balita. Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatan penggunaan
komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk
pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik. Tujuan yang
sebenarnya dari penyuluhan adalah terjadinya perubahan sasarannya. Hal ini
merupakan perwujudan dari : pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat
diminati secara langsung maupun tidak langsung dengan indera manusia. Dengan
demikian, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap dan keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu,
mau, mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan
produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat
yang ingin dicapai (Wiriaatmadja, 2009).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Topik
2. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Leaflet
Infocus
Laptop
Microphone
pemberian terapi
komplementer jeruk nipis dan
madu.
3 10 menit Penutup
Memberikan kepada Bertanya
audien untuk bertanya
Menjawab pertayaan Mendengarkan
audien
Mengevaluasi bersama-
Mengevaluasi
sama audien atas materi
yang telah dibahas
Menyimpulkan materi Mendengarkan dan
penyuluhan yang telah memperhatikan
dibahas
Mengucapkan salam
Menjawab salam
5. Kriteria Hasil
1) Evaluasi Struktur
a. Penyuluh dan peserta diharapkan dapat hadir sesuai dengan rencana
b. Pengaturan tempat diharapkan teratur
c. Diharapkan suasana tenang, tidak ada penghalang selama penyuluhan
d. Diharapkan tempat dan media penyuluhan dapat digunakan sesuai rencana
e. Diharapkan peserta memperhatikan dan mendengarkan dengan baik
2) Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan penyuluhan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta berperan aktif
c. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta mengajukan pertanyaan.
d. Diharapkan peran mahasiswa sebagai pemberi penyuluhan terlaksanakan
sesuai tujuan
3) Evaluasi Hasil
a. Diharapkan 80 % peserta yang hadir mengetahui pengertian Batuk pilek
b. Diharapkan 80 % peserta yang hadir mengetahui tanda gejala Batuk Pilek
c. Diharapkan 80 % peserta yang hadir mengetahui penyebab Batuk Pilek
d. Diharapkan 80 % peserta yang hadir mengetahui pencegahan Batuk Pilek
e. Diharapkan 80% peserta yang hadir mengetahui pengertian Teknik Etika
batuk yang benar
f. Diharapkan 80% peserta yang hadir mengetahui Tujuan Etika batuk
g. Diharapkan 80% peserta yang hadir mengetahui Cara Etika batuk yang
benar.
h. Diharapkan 80% peserta yang hadir mengetahui tentang pemberian terapi
komplementer jeruk nipis dan madu.
BAB IV
Luaran dan target yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah :
ANGGARAN BIAYA
JADWAL
Januari
No Tahap Kegiatan 1 2 3 4
1 Pembuatan proposal
SAP
2 Konsul proposal
SAP
3 Persiapan penyuluhan
4 Penyuluhan
Lampiran Materi
1. TEKNIK TERAPI
2. LANGKAH-LANGKAH TERAPI
Melakukan pengecekan bersihan jalan nafas sebelum intervensi
Mencuci Tangan,
Potong 1 buah jeruk nipis
peras airnya dan taruh dalam gelas /cangkir
Tambahkan Madu manis lalu di aduk
Takaran minum untuk anak, 3 kali 1 sendok teh per hari,
DAFTAR PUSTAKA
Indriany, N., & Trismiyana, E. (2021). Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif dengan
Menggunakan Larutan Jeruk Nipis dan Madu di Keluruhan Sukabumi Bandar
Lambung. 4, 1202–1208.
Sagita, C. D., Veftisia, V., Munawaroh, S. F., Sukma, L., Abdiyanti, Hikmah, R., &
Yunita, M. (2021). Pendidikan Kesehatan Batuk Pilek Dan Pijat Common Cold
Dalam Upaya Mengatasi Batuk Pilek Pada Batita. In Call For Paper Seminar
Nasional Kebidanan, 103–109.
http://jurnal.unw.ac.id/index.php/semnasbidan/article/view/1097
(Widianti, 2020). Penanganan Ispa Pada Anak Balita (Studi Literatur ). Program
Studi D III Keperawatan STIKES Mitra Adiguna Palembang. Jurnal Kesehatan
dan Pembangunan, Vol.10, No.20, Juli 2020.
Daftar Hadir Peserta Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi Profesi
Ners STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
TA. 2021/2022
Hari/Tanggal :
Lokasi Kegiatan :
Mengetahui/Menyetujui
Petugas Pustu
( )