Anda di halaman 1dari 93

PROMKES

1. Penyuluhan
a. P2P (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


1 22-02-2022 Pencegahan Demam Dengue adalah penyakit virus akut Metode penyuluhan dilakukan dengan
Berdarah dengan 4MPlus yang disebabkan oleh RNA virus pendekatan kelompok yaitu pertemuan di
family Flaviviridae melalui gigitan Posyandu Jorok Tiram A dan B dengan
nyamuk Aedes. Gambaran yang jumlah peserta sekitar 10 orang pada tiap
muncul dapat berupa demam posyandu pada tanggal 22 Februari 2022
asimtomatik hingga komplikasi Media penyuluhan berupa flip chart dan
seperti demam berdarah hingga syok poster dengan isi materi berupa definisi
(Hasan dkk, 2016). Peningkatan kasus penyakit demam berdarah, penyebab,
DBD di wilayah Puskesmas Taliwang tanda dan gejala, serta cara pencegahan
dalam beberapa bulan terakhir dan diakhiri dengan proses diskusi/ Tanya
(hampir sekitar 1 kasus/minggu, jawab, terutama mengenai hal-hal apa saja
namun belum memenuhi kriteria yang dapat dilakukan ibu apabila terdapat
KLB) menjadi latar belakang anak yang sakit dengan gejala demam
diadakannya penyuluhan ini. berdarah.
Kegiatan bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai pencegahan
demam berdarah dengue sehingga
diharapkan dapat menekan jumlah
kasus penyakit. Sasaran penyuluhan
ialah warga di wilayah kerja
Puskesmas Taliwang.

b. Pelayanan Gizi (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


1 24-02-2022 Pedoman Gizi Seimbang Stunting merupakan salah satu Pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan pada
dalam Rangka Pencegahan bentuk malnutrisi pada anak yang kegiatan “Parenting” di TK Negeri 2
Stunting banyak terjadi di negara Pembina pukul 08.00 WITA pada tanggal 24
berkembang, yaitu kondisi anak Februari 2022. Sasaran penyuluhan ialah
dengan tinggi badan berdasarkan wali murid, guru, serta penduduk sekitar
usia berada di bawah -2SD dari sekolah yang saat ini sedang dalam kondisi
median standar kurva pertumbuhan hamil. Metode penyuluhan dilakukan
WHO (de Onis dan Branca, 2016). dengan metode ceramah umum dan diskusi
Berdasarkan WHO (2016), stunting dengan media penyuluhan berupa power
diakibatkan oleh adanya gizi yang point dan leaflet. Jumlah peserta yang hadir
buruk, infeksi berulang, serta sekitar 40 orang. Materi penyuluhan yang
stimulasi psikososial yang tidak diberikan mengenai definisi stunting, faktor
adekuat. Kegagalan pertumbuhan ini, risiko dan penyebab stunting, penyebab
terutama pada 1000 hari pertama stunting serta 4 pilar gizi seimbang.
kehidupan, memiliki efek yang Pertanyaan yang banyak diajukan peserta
merugikan pada anak. Stunting antara lain:
berkaitan dengan adanya ⁃ Apabila ditemukan anak dengan stunting,
peningkatan morbiditas dan apakah pertumbuhannya bisa terkejar?
mortalitas, penurunan fungsi ⁃ Bagaimana memberikan makanan pada
perkembangan saraf dan kognitif, anak-anak yang tidak mau makan?
serta peningkatan risiko penyakit ⁃ Apakah darah rendah juga berisiko
kronis di masa dewasa (de Onis dan stunting?
Branca, 2016).
Pada tahun 2020, secara global
diperkirakan sekitar 149,2 juta anak
di bawah usia 5 tahun mengalami
stunting (WHO, 2020). Sementara itu
pada tahun yang sama di Indonesia
terdapat sekitar 11,6% balita stunting
dari seluruh balita yang diukur tinggi
badan menurut umur (TB/U) dengan
persentase balita stunting tertinggi
berada di provinsi Nusa Tenggara
Timur (Kemenkes RI, 2020).
Berdasarkan data Riskesdas (2018), di
provinsi Nusa Tenggara Barat
terdapat sekitar 17,0% baduta
pendek dan 8,1% sangat pendek
(Riskesdas, 2018).
Kondisi stunting yang kompleks
membutuhkan intervensi gizi yang
multipel, kompleks, dan terkoordinasi
pada 1000 hari kehidupan anak dan
wanita dewasa. Salah satu solusi yang
disarankan oleh WHO dalam
menangani stunting berupa edukasi
dan promosi kesehatan mengenai
pentingnya pemberian nutrisi bagi
ibu, bayi baru lahir, dan anak (WHO,
2018). Maka dari itu, penulis
mengangkat tema “Pedoman Gizi
Seimbang dalam Rangka Pencegahan
Stunting”.

c. Kesehatan Lingkungan (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


1 22-3-22 Penyuluhan PHBS di Sekolah PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Kegiatan penyuluhan PHBS di sekolah di
Sehat di sekolah merupakan laksanakan di SDN 1 Lalar Liang pada hari
kebiasaan atau perilaku positif yang Selasa, 22 Maret 2022 pukul 08.00-10.00
dilakukan oleh masyarakat di WITA dengan jumlah peserta berjumlah 15
lingkungan sekolah, termasuk siswa, siswa perwakilan kelas 3, 4, dan 5. Metode
guru, penjaga sekolah, petugas penyuluhan dilakukan dengan metode
kantin sekolah, orang tua siswa, dan presentasi dengan power-point dan
lain-lain atas dasar kesadaran sebagai dilanjutkan dengan diskusi.
hasil pembelajaran, sehingga
diharapkan mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan,
dan menciptakan lingkungan sekolah
yang sehat. Penerapan PHBS
seharusnya sudah menjadi kebiasaan
sehari-hari di lingkungan sekolah,
sehingga penanaman nilai-nilai PHBS
perlu dilakukan sedini mungkin,
terutama bagi siswa sekolah dasar
mengingat sebagian besar penyakit
yang menyerang anak usia sekolah
umumnya berkaitan dengan PHBS
(seperti diare, TB paru, merokok di
usia dini). Adapun 8 indikator PHBS di
sekolah, antara lain:
1. Mencuci tangan dengan air
mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di
kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih
dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan setiap 6
bulan
8. BAB dan BAK di jamban sekolah

d. TB (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


1 24-3-22 Penyuluhan Tuberkulosis di Penyakit TB merupakan penyakit Kegiatan penyuluhan dilakukan di Poli TB
Poli TB menular yang disebabkan oleh Puskesmas Taliwang pada tanggal 24 Maret
kuman Mycobacterium tuberculosis. 2022, dengan peserta penyuluhan pasien
Kuman tersebut ditularkan melalui dan keluarga pasien yang memiliki jadwal
droplet (percikan ludah) dan dapat kontrol/mengambil obat pada hari tersebut
menyerang bagian tubuh seperti dengan jumlah total 4 pasien. Setelah
paru-paru, tulang sendi, usus, dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
kelenjar limfe, dan-lain-lain serta dan pemberian obat kepada pasien, pasien
menyerang rentang usia yang luas, diberikan edukasi mengenai cara
mulai dari anak-anak, dewasa, dan pencegahan dan penularan TB dengan rutin
lanjut usia. Penderita TB memiliki mengenakan masker, tidak meludah di
gejala utama, yaitu batuk berdahak sembarang tempat, menciptakan ventilasi
selama 3 minggu atau lebih, dan rumah yang baik sehingga dapat terjadi
dapat disertai dengan kondisi demam pertukaran udara, meningkatkan daya
ringan >2 minggu, nyeri dada, sesa tahan tubuh dengan gizi seimbang, serta
nafas, penurunan berat badan, dahak aktivitas fisik yang cukup. Selain itu
bercampur darah, keluarnya keringat diberikan pula edukasi mengenai
di malam hari, serta lemas. pentingnya melakukan pengobatan rutin
(tidak terputus) selama 6 bulan berturut-
Penyakit TB atau tuberkulosis saat ini turut.
masih menjadi beban masalah
kesehatan di Indonesia dan
merupakan salah satu penyakit
menular mematikan di dunia.
Berdasarkan data Kemenkes,
terdapat 385.295 kasus TB yang
ditemukan dan diobati pada tahun
2021, menurun sekitar 2.04%
dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, diperkirakan
jumlah riil kasus TB di Indonesia
masih lebih jauh dibandingkan yang
ditemukan, sehingga skrining untuk
deteksi dini kasus TB dan edukasi
kepada masyarakat yang memiliki
risiko tertular penyakit TB.
Berdasarkan data Poli TB Puskesmas
Taliwang pada bulan Maret, terdapat
19 pasien TB yang sedang dalam
pengobatan.

e. Jiwa (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


1 04-07-2022 Penyuluhan kejiwaan Rasa cemas atau ansietas merupakan Kegiatan KIE dilakukan di Poli Lansia pada 4
mengenai gangguan salah satu reaksi normal tubuh Juli 2022 pada pasien Ny. S dan keluarga.
kecemasan di Poli Lansia terhadap stress, yang Pertama, saat pasien datang dilakukan
menggambarkan karakteristik berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
rasa takut, keprihatinan terhadap berkaitan dengan keluhan pasien. Setelah
masa depan, kekhawatiran yang diberikan pengobatan yang sesuai, pasien
berkepanjangan, dan rasa gugup. diberikan KIE mengenai kecemasan.
Namun, apabila respon ini berlebihan Awalnya, pasien diberikan pemahaman
maka dapat berdampak negatif bahwa perasaan cemas merupakan respon
terhadap kondisi psikologis normal seseorang terhadap stress, akan
seseorang yang disebut sebagai tetapi apabila berlebihan dapat
gangguan cemas. Pada tahun 2015, menyebabkan dampak negatif lainnya,
WHO menyebutkan sekitar 265 juta misalnya nyeri perut, penurunan nafsu
orang di dunia mengalami gangguan makan, dan nyeri tengkuk seperti yang
kecemasan. Salah satu bentuk pasien alami. Kemudian dilakukan
gangguan cemas ialah gangguan penggalian apa saja yang sekiranya menjadi
kecemasan umum, yang ditandai trigger stress atau sumber kecemasan
dengan rasa cemas berlebihan >6 pasien yang diketahui adalah permasalahan
bulan yang disertai dengan di keluarga, sehingga dilakukan konseling
gemetar/berkeringat dingin, otot kepada pasien dan keluarga. Selanjutnya,
tegang, mudah marah, sering buang pasien dan keluarga diberikan edukasi
air kecil, sulit tidur, dada berdebar- mengenai hal-hal yang dapat dilakukan
debar, mudah marah, nafsu makan untuk menghindari gangguan cemas, antara
menurun, dan sulit untuk lain mengenali sumber cemas, bersikap
berkonsentrasi. tenang dan kepala dingin, perbanyak
Pasien Ny. S usia 58 tahun datang ke melatih ketegaran diri, memperbanyak
Poli Lansia dengan keluhan nyeri wawasan dan ibadah, serta berlatih
pada ulu hati sejak 2 hari yang lalu, relaksasi (contohnya dengan relaksasi nafas
disertai dengan penurunan nafsu dalam). Selain itu, pasien juga dijelaskan
makan, yang disertai dengan nyeri mengenai cara mengatasi gangguan cemas,
tengkuk. Pasien mengatakan antara lain dengan cukup tidur dan
penyakitnya muncul dikarenakan ia istirahat, mengurangi asupan kafein,
memiliki masalah dengan anaknya mengonsumsi makanan bergizi tinggi,
sehingga ia tidak nafsu makan dan menghindari asap rokok, berolahraga rutin,
merasa sering cemas. Oleh karena dan melakukan relaksasi sederhana.
itu, pada pasien dan pengantar
pasien diberikan konseling dan
edukasi mengenai gangguan cemas.

f. KIA (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


1 18-05-2022 Penyuluhan Buku KIA di Buku KIA merupakan salah satu solusi Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Arab
Posyandu pemantauan kesehatan ibu dan anak, Kenangan pada hari Rabu, 18 Mei 2022
terutama di masa pandemi. Buku ini pukul 08.00-selesai dengan penyuluhan
berisi informasi dan catatan secara perseorangan pada ibu hamil yang
kesehatan selama hamil, melahirkan, datang untuk melakukan pemeriksaan
masa nifas, dan berlanjut mencatat kehamilan dan pada ibu dengan bayi/balita
kesehatan bayi baru lahir hingga yang akan melakukan pemantauan tumbuh
anak usia 6 tahun yang sangat kembang. Materi yang diberikan berupa
penting untuk memantau kesehatan edukasi mengenai isi buku KIA, dimulai dari
dan mencatat kondisi kelainan pada bagian pencatatan kesehatan ibu
ibu dan anak. hamil/anak yang dapat sebagai sumber
Berdasarkan data analisis Riskesdas informasi petugas kesehatan dan ibu,
2013 dan Sirkesnas 2016, terdapat hingga informasi mengenai praktek
keterkaitan antara kepemilikan buku pengasuhan yang dapat dilakukan oleh ibu
KIA dengan pemanfaatan pelayanan hamil atau ibu balita.
kesehatan ibu dan anak. Selain itu,
buku KIA juga berisi informasi
penting mengenai kesehatan, hal-hal
yang perlu dilakukan dan diwaspadai
terkait dengan masalah
kegawatdaruratan pada ibu hamil,
bayi baru lahir, dan balita.
Meskipun kebijakan penggunaan
buku KIA sudah lama ditetapkan,
akan tetapi komitmen
pemanfaatannya masih belum sesuai
harapan, terutama dari sisi orang tua,
sehingga perlu dilakukan penyuluhan
mengenai pentingnya dan manfaat
buku KIA bagi ibu di Posyandu.

g. Keluarga Berencana (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


1 15-07-2022 Penyuluhan KB di Kelas Ibu Keluarga Berencana (KB) merupakan Kegiatan penyuluhan KB dilakukan
Hamil salah satu program pemerintah yang bersamaan dengan kelas ibu hamil di Desa
diadakan untuk mengatur jumlah dan Telaga Bertong pada tanggal 15 Juli 2022,
jarak antara kehamilan anak, dengan jumlah peserta sebanyak 10 ibu
sehingga dapat meningkatkan hamil. Penyuluhan dilakukan dengan media
kesehatan dan kesejahteraan flipchart dan dilanjutkan dengan diskusi
keluarga. Program ini diatur dalam kelompok mengenai konsep keluarga
UU No. 52 tahun 2009. Adapun berencana, manfaat penggunaan
manfaat dari program KB adalah kontrasepsi, metode kontrasepsi
dapat menghindari kehamilan risiko (keuntungan dan kekurangan).
tinggi, menurunkan angka kematian
ibu dan bayi, meringankan beban
ekonomi keluarga, dan membentuk
keluarga bahagia sejahtera.
Berdasarkan kasus yang ditemui di
Poli KIA Puskesmas Taliwang,
didapatkan beberapa kasus
kehamilan di usia remaja, kehamilan
di usia tua, dan jarak kehamilan yang
terlalu dekat dengan persalinan
sebelumnya. Hal ini menyebabkan
pentingnya dilakukan konseling dan
edukasi kepada ibu atau calon ibu
mengenai program KB, sehingga
diharapkan ibu dapat mengetahui
pentingnya mengikuti program KB,
metode KB yang sesuai yang dapat
dipertimbangkan untuk digunakan
setelah melahirkan.

9. Advokasi (Min. 3)

No Tanggal Nama Keluarga Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
1 29-03-2022 Tn. A Advokasi Keluarga Keluarga sehat didefinisikan Advokasi keluarga sehat
Usia: 48 tahun Sehat sebagai keluarga dengan setiap dilaksanakan pada tanggal 29
Alamat: Batu anggota memiliki kondisi sehat Maret 2022 di Desa Batu Putih,
Putih dan sejahtera, baik secara fisik dengan metode survey secara
maupun mental sehingga langsung ke rumah salah satu
mendukung untuk hidup di warga, yaitu Tn. A (selaku kepala
tengah masyarakat, secara keluarga) dan melakukan
ekonomi maupun sosial. Dalam wawancara terkait 12 indikator
mewujudkan keluarga sehat, keluarga sehat. Selanjutnya,
Kementrian Kesehatan Republik dilakukan perhitungan
Indonesia pada tahun 2015 persentase keluarga sehat dan
menetapkan 12 indikator menginterpretasikan ke dalam
keluarga sehat melalui rencana kategori keluarga sehat (>80%),
strategis Kemenkes 2015-2019 pra sehat (50-80%), dan
dalam Program Indonesia Sehat keluarga tidak sehat (<50%).
melalui Pendekatan Keluarga Berikut perhitungan 12 indikator
(PIS-PK), diantaranya: keluarga sehat Tn. A:
1. Keluarga mengikuti program 1. Keluarga mengikuti program
keluarga berencana (KB) keluarga berencana (KB): Ya
2. Ibu memeriksakan (1)
kehamilan (ANC) sesuai 2. Ibu memeriksakan
standar kehamilan (ANC) sesuai
3. Balita mendapatkan standar: Ya (1)
imunisasi lengkap 3. Balita mendapatkan
4. Pemberian ASI eksklusif bayi imunisasi lengkap: Ya (1)
0-6 bulan 4. Pemberian ASI eksklusif bayi
5. Pemantauan pertumbuhan 0-6 bulan: Ya (1)
balita 5. Pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB paru berobat balita: Ya (1)
sesuai standar 6. Penderita TB paru berobat
7. Penderita hipertensi berobat sesuai standar: N
teratur 7. Penderita hipertensi berobat
8. Penderita gangguan jiwa teratur: N
mendapatkan pengobatan 8. Penderita gangguan jiwa
dan tidak ditelantarkan mendapatkan pengobatan
9. Tidak ada anggota keluarga dan tidak ditelantarkan: N
yang merokok 9. Tidak ada anggota keluarga
10. Seluruh anggota keluarga yang merokok: Tidak (1)
sudah menjadi anggota JKN 10. Seluruh anggota keluarga
11. Mempunyai sarana air sudah menjadi anggota JKN:
bersih Tidak (1)
12. Menggunakan jamban 11. Mempunyai sarana air
keluarga bersih: Ya (1)
Maka dari itu, Penyelenggaraan 12. Menggunakan jamban
Program Indonesia Sehat dan keluarga: Ya (1)
Pendekatan Keluarga di Jumlah Y: 7
Puskesmas telah diatur dalam Jumlah T: 2
PMK No. 39 tahun 2016, Jumlah N: 3
sehingga telah menjadi program Keluarga Tn. A termasuk
kerja di Puskesmas Taliwang, kategori keluarga pra-sehat
salah-satunya di Desa Batu berdasarkan perhitungan IKS:
Putih. (7/9) x 100% = 78%
KIE yang dapat diberikan pada
keluarga Tn. A ialah edukasi
mengenai bahaya merokok dan
masalah yang dapat ditimbulkan
oleh asap rokok baik kepada
perokok aktif maupun perokok
pasif, sehingga diharapkan pada
anggota keluarga yang merokok
dapat mengurangi rokok, tidak
merokok di dalam rumah, atau
berhenti merokok. Selain itu,
keluarga Tn. M diberikan
edukasi mengenai manfaat
menjadi anggota JKN, antara lain
peserta JKN mendapatkan
perlindungan dasar kesehatan
yang dibutuhkan, baik di tingkat
puskesmas maupun rumah sakit,
agar dapat mempermudah
pemeriksaan dan pengobatan
apabila sewaktu-waktu terdapat
permasalahan kesehatan.
2 29-03-2022 Tn. M Advokasi Keluarga Keluarga sehat didefinisikan Advokasi keluarga sehat
Usia: 40 tahun Sehat sebagai keluarga dengan setiap dilaksanakan pada tanggal 29
Alamat: Batu anggota memiliki kondisi sehat Maret 2022 di Desa Batu Putih,
Putih dan sejahtera, baik secara fisik dengan metode survey secara
maupun mental sehingga langsung ke rumah salah satu
mendukung untuk hidup di warga, yaitu Tn. M (selaku
tengah masyarakat, secara kepala keluarga) dan melakukan
ekonomi maupun sosial. Dalam wawancara terkait 12 indikator
mewujudkan keluarga sehat, keluarga sehat. Selanjutnya,
Kementrian Kesehatan Republik dilakukan perhitungan
Indonesia pada tahun 2015 persentase keluarga sehat dan
menetapkan 12 indikator menginterpretasikan ke dalam
keluarga sehat melalui rencana kategori keluarga sehat (>80%),
strategis Kemenkes 2015-2019 pra sehat (50-80%), dan
dalam Program Indonesia Sehat keluarga tidak sehat (<50%).
melalui Pendekatan Keluarga Berikut perhitungan 12 indikator
(PIS-PK), diantaranya: keluarga sehat Tn. M:
1. Keluarga mengikuti program 1. Keluarga mengikuti program
keluarga berencana (KB) keluarga berencana (KB): Ya
2. Ibu memeriksakan (1)
kehamilan (ANC) sesuai 2. Ibu memeriksakan
standar kehamilan (ANC) sesuai
3. Balita mendapatkan standar: Ya (1)
imunisasi lengkap 3. Balita mendapatkan
4. Pemberian ASI eksklusif bayi imunisasi lengkap: Ya (1)
0-6 bulan 4. Pemberian ASI eksklusif bayi
5. Pemantauan pertumbuhan 0-6 bulan: Ya (1)
balita 5. Pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB paru berobat balita: Ya (1)
sesuai standar 6. Penderita TB paru berobat
7. Penderita hipertensi berobat sesuai standar: N
teratur 7. Penderita hipertensi berobat
8. Penderita gangguan jiwa teratur: Tidak (1)
mendapatkan pengobatan 8. Penderita gangguan jiwa
dan tidak ditelantarkan mendapatkan pengobatan
9. Tidak ada anggota keluarga dan tidak ditelantarkan: N
yang merokok 9. Tidak ada anggota keluarga
10. Seluruh anggota keluarga yang merokok: Tidak (1)
sudah menjadi anggota JKN 10. Seluruh anggota keluarga
11. Mempunyai sarana air sudah menjadi anggota JKN:
bersih Tidak (1)
12. Menggunakan jamban 11. Mempunyai sarana air
keluarga bersih: Ya (1)
Maka dari itu, Penyelenggaraan 12. Menggunakan jamban
Program Indonesia Sehat dan keluarga: Ya (1)
Pendekatan Keluarga di Jumlah Y: 7
Puskesmas telah diatur dalam Jumlah T: 3
PMK No. 39 tahun 2016, Jumlah N: 2
sehingga telah menjadi program Keluarga Tn. M termasuk
kerja di Puskesmas Taliwang, kategori keluarga pra-sehat
salah-satunya di Desa Batu berdasarkan perhitungan IKS:
Putih. (7/10) x 100% = 70%
KIE yang dapat diberikan pada
keluarga Tn. M ialah edukasi
mengenai manfaat menjadi
anggota JKN, antara lain peserta
JKN mendapatkan perlindungan
dasar kesehatan yang
dibutuhkan, baik di tingkat
puskesmas maupun rumah sakit,
agar dapat mempermudah
pemeriksaan dan pengobatan
apabila sewaktu-waktu terdapat
permasalahan kesehatan.
Terlebih saat dalam keluarga Tn.
M ada yang menderita
hipertensi sehingga perlu untuk
dilakukan pengobatan secara
rutin untuk mencegah
komplikasi. Selain itu, keluarga
Tn M juga diberikan edukasi
mengenai bahaya merokok dan
masalah yang dapat ditimbulkan
oleh asap rokok baik kepada
perokok aktif maupun perokok
pasif, sehingga diharapkan pada
anggota keluarga yang merokok
dapat mengurangi rokok, tidak
merokok di dalam rumah, atau
berhenti merokok.
3 29-03-2022 Tn. S Advokasi Keluarga Keluarga sehat didefinisikan Advokasi keluarga sehat
Usia: 40 tahun Sehat sebagai keluarga dengan setiap dilaksanakan pada tanggal 29
Alamat: Batu anggota memiliki kondisi sehat Maret 2022 di Desa Batu Putih,
Putih dan sejahtera, baik secara fisik dengan metode survey secara
maupun mental sehingga langsung ke rumah salah satu
mendukung untuk hidup di warga, yaitu Tn. S (selaku kepala
tengah masyarakat, secara keluarga) dan melakukan
ekonomi maupun sosial. Dalam wawancara terkait 12 indikator
mewujudkan keluarga sehat, keluarga sehat. Selanjutnya,
Kementrian Kesehatan Republik dilakukan perhitungan
Indonesia pada tahun 2015 persentase keluarga sehat dan
menetapkan 12 indikator menginterpretasikan ke dalam
keluarga sehat melalui rencana kategori keluarga sehat (>80%),
strategis Kemenkes 2015-2019 pra sehat (50-80%), dan
dalam Program Indonesia Sehat keluarga tidak sehat (<50%).
melalui Pendekatan Keluarga Berikut perhitungan 12 indikator
(PIS-PK), diantaranya: keluarga sehat Tn. S:
1. Keluarga mengikuti program 1. Keluarga mengikuti program
keluarga berencana (KB) keluarga berencana (KB): Ya
2. Ibu memeriksakan (1)
kehamilan (ANC) sesuai 2. Ibu memeriksakan
standar kehamilan (ANC) sesuai
3. Balita mendapatkan standar: Ya (1)
imunisasi lengkap 3. Balita mendapatkan
4. Pemberian ASI eksklusif bayi imunisasi lengkap: Tidak (1)
0-6 bulan 4. Pemberian ASI eksklusif bayi
5. Pemantauan pertumbuhan 0-6 bulan: Ya (1)
balita 5. Pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB paru berobat balita: Ya (1)
sesuai standar 6. Penderita TB paru berobat
7. Penderita hipertensi berobat sesuai standar: N
teratur 7. Penderita hipertensi berobat
8. Penderita gangguan jiwa teratur: N
mendapatkan pengobatan 8. Penderita gangguan jiwa
dan tidak ditelantarkan mendapatkan pengobatan
9. Tidak ada anggota keluarga dan tidak ditelantarkan: N
yang merokok 9. Tidak ada anggota keluarga
10. Seluruh anggota keluarga yang merokok: Ya (1)
sudah menjadi anggota JKN 10. Seluruh anggota keluarga
11. Mempunyai sarana air sudah menjadi anggota JKN:
bersih Tidak (1)
12. Menggunakan jamban 11. Mempunyai sarana air
keluarga bersih: Ya (1)
Maka dari itu, Penyelenggaraan 12. Menggunakan jamban
Program Indonesia Sehat dan keluarga: Ya (1)
Pendekatan Keluarga di Jumlah Y: 7
Puskesmas telah diatur dalam Jumlah T: 2
PMK No. 39 tahun 2016, Jumlah N: 3
sehingga telah menjadi program Keluarga Tn. S termasuk
kerja di Puskesmas Taliwang, kategori keluarga pra-sehat
salah-satunya di Desa Batu berdasarkan perhitungan IKS:
Putih. (7/9) x 100% = 77%
Pada keluarga Tn. S, terdapat
anak yang tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap
dikarenakan anak tersebut
sering sakit saat dibawa ke
posyandu, sehingga perlu
diberikan edukasi mengenai
pentingnya membawa anak
yang sakit ke pusat pelayanan
kesehatan sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan yang
tepat. Selain itu, dijelaskan pula
mengenai manfaat imunisasi
dasar lengkap bagi balita yaitu
untuk membentuk sistem
pertahanan tubuh yang kuat
sehingga anak terhindar dari
penyakit.
KIE yang diberikan juga ialah
manfaat menjadi anggota JKN,
antara lain peserta JKN
mendapatkan perlindungan
dasar kesehatan yang
dibutuhkan, baik di tingkat
puskesmas maupun rumah sakit,
agar dapat mempermudah
pemeriksaan dan pengobatan
apabila sewaktu-waktu terdapat
permasalahan kesehatan.

10. Kemitraan (Min. 1)

No Tanggal Nama Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
UKS/Sekolah
1 21-03-2022 SDN 1 Lalar Liang Usaha Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah atau Pembinaan dokter kecil
Sekolah – Pembinaan yang disingkat menjadi UKS ialah dilaksanakan selama 3 hari (21-
Dokter Kecil suatu upaya meningkatkan 3-22 s/d 23-3-22) di SDN 1 Lalar
pengetahuan dan kemampuan Liang dengan jumlah peserta
hidup sehat peserta didik dalam sebanyak 15 siswa yang
lingkungan sekolah, sehingga merupakan perwakilan kelas 3,
dapat terciptanya lingkungan 4, dan 5. Kegiatan pembinaan
yang sehat sebagai tempat terbagi menjadi 2 hari pertama
untuk tumbuh dan berkembang pemberian materi dan 1 hari
secara optimal. UKS sendiri praktek. Pada hari pertama (21-
memiliki tiga program pokok, 3-22), peserta pembinaan
yaitu pendidikan kesehatan, diberikan materi mengenai UKS,
pelayanan kesehatan, dan Dokter Kecil, Gizi Sembang
pembinaan lingkungan untuk Anak Sekolah Dasar, dan
kehidupan sekolah sehat. Kesehatan Gigi dan Mulut
Pembinaan dokter kecil dengan metode presentasi
merupakan salah satu kegiatan menggunakan power-point dan
UKS dan harus dilaksanakan bagi dilanjutkan dengan diskusi,
setiap sekolah yang review materi, dan post-test.
melaksanakan UKS. Dokter kecil Selanjutnya, pada hari kedua
yang telah terlatih diharapkan (22-3-22), peserta pembinaan
dapat memiliki keterampilan diberikan materi mengenai
dalam upaya pelayanan PHBS di Sekolah, P3K, dan
kesehatan yang sederhana dan Jumantik (juru pemantau jentik)
dapat bertindak sebagai teladan, dengan metode presentasi
penggerak hidup seat, dan menggunakan power-point dan
mempunyai rasa kepedulian dilanjutkan dengan diskusi,
sosial. review materi, dan post-test.
Terakhir, pada hari ketiga (23-3-
22), dilakukan praktek cuci
tangan 6 langkah, praktek
menggosok gigi yang baik dan
benar, cara pengukuran berat
badan dan tinggi badan
menggunakan alat timbangan
dan stadiometer, serta review
materi yang telah didapatkan 2
hari sebelumnya.

11. Pemberdayaan masyarakat (Min. 1)

No Tanggal Jenis UKBM Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
1 13-06-2022 Lama Pembinaan Kader Stunting merupakan masalah Kegiatan ini dilaksanakan pada
Posyandu dan Publikasi gizi kronis yang menyebabkan tanggal 13 Juni 2022 di Kantor
Stunting dalam gangguan pertumbuhan Desa Banjar, dengan jumlah
Pencegahan Stunting di berupa tinggi badan anak peserta 22 orang yang terdiri
Desa Banjar dari kader posyandu, bidan
lebih pendek dibandingkan
desa, dan staf kantor Desa
dengan anak seusianya.
Banjar. Metode pembinaan
Kondisi ini ditandai dengan dilakukan dengan penyampaian
nilai Z-score<-2 SD (Standar materi mengenai stunting,
Deviasi). Nilai Z-score yang upaya pencegahan stunting, dan
didapatkan didasarkan pada diskusi di akhir sesi penyuluhan
indeks pengukuran panjang mengenai masalah yang ditemui
badan atau tinggi badan dalam menangani kasus stunting
menurut usia (TB/U) (De Onis, di desa. Berdasarkan hasil
2006). publikasi stunting, didapatkan
Penyebab stunting ialah bahwa target penurunan
stunting di Desa Banjar sudah
kekurangan asupan gizi
mencapai target nasional, yaitu
adekuat dalam jangka waktu
<18% sehingga perlu untuk
yang lama, terutama pada
1000 hari pertama kehidupan ditingkatkan hingga mencapai
(KEMENKES RI, 2018). 0%. Hal ini dapat dicapai dengan
Masalah gizi ini menyebabkan peningkatan kunjungan ke
beberapa dampak terhadap Posyandu, terutama bagi balita
yang telah terdeteksi/faktor
perkembangan anak, yaitu
risiko stunting, edukasi kepada
terhambatnya perkembangan
ibu, dan pemberian PMT yang
kognitif, verbal, motorik, melibatkan peran serta kader,
serta meningkatkan kesakitan bidan desa, serta petugas gizi
dan kematian (UNICEF, 2012). Puskesmas.
Pada tahun 2022, Desa Banjar Saran yang dapat diberikan ialah
termasuk dalam desa lokus meningkatkan KIE kepada ibu-
stunting berdasarkan ibu terutama mengenai
cakupan stunting pada tahun pemberian MP-ASI yang sesuai,
2019, sehingga perlu meningkatkan angka kunjungan
dilakukan monitoring ketat ke posyandu sehingga anak
dengan risiko stunting dapat
mengenai jumlah kasus
dipantau setiap bulan, serta
stunting dan upaya
meningkatkan kerjasama antara
pencegahan kasus stunting, kader, staf desa, dan petugas
salah satunya ialah dengan gizi di PKM Taliwang dalam
kegiatan publikasi stunting pencegahan stunting.
dan pembinaan kader
posyandu.
2 27-06-2022 Lama Pembinaan Kader Stunting merupakan masalah Kegiatan ini dilaksanakan pada
Posyandu dan Publikasi gizi kronis yang menyebabkan tanggal 27 Juni 2022 di Kantor
Stunting dalam gangguan pertumbuhan Kelurahan Sampir, dengan
Pencegahan Stunting di berupa tinggi badan anak jumlah peserta 25 orang yang
Kelurahan Sampir terdiri dari kader posyandu,
lebih pendek dibandingkan
bidan desa, dan staf kantor
dengan anak seusianya.
Kelurahan Sampir. Metode
Kondisi ini ditandai dengan pembinaan dilakukan dengan
nilai Z-score<-2 SD (Standar penyampaian materi mengenai
Deviasi). Nilai Z-score yang stunting, upaya pencegahan
didapatkan didasarkan pada stunting, dan diskusi di akhir sesi
indeks pengukuran panjang penyuluhan mengenai masalah
badan atau tinggi badan yang ditemui dalam menangani
menurut usia (TB/U) (De Onis, kasus stunting di kelurahan.
2006). Berdasarkan hasil publikasi
stunting, didapatkan bahwa
Penyebab stunting ialah target penurunan stunting di
kekurangan asupan gizi Desa Sampir sudah mencapai
adekuat dalam jangka waktu target nasional, yaitu 7,72%
yang lama, terutama pada (<18%) sehingga Desa Sampir
sudah keluar dari lokus stunting
1000 hari pertama kehidupan
dan perlu untuk ditingkatkan
(KEMENKES RI, 2018).
hingga mencapai 0%. Diskusi
Masalah gizi ini menyebabkan berjalan dengan menghasilkan
beberapa dampak terhadap saran/rencana kegiatan berupa
perkembangan anak, yaitu demonstrasi pembuatan MP-ASI
terhambatnya perkembangan atau makanan dengan gizi
kognitif, verbal, motorik, seimbang yang difasilitasi oleh
serta meningkatkan kesakitan kelurahan dan puskesmas,
dan kematian (UNICEF, 2012). meningkatkan angka kunjungan
Pada tahun 2022, Kelurahan ke posyandu sehingga anak
Sampir termasuk dalam desa dengan risiko stunting dapat
dipantau setiap bulan, serta
lokus stunting berdasarkan
meningkatkan kerjasama antara
cakupan stunting pada tahun
kader, staf desa, dan petugas
2019 yaitu dengan jumlah gizi di PKM Taliwang dalam
24,81%, sehingga perlu pencegahan stunting.
dilakukan monitoring ketat
mengenai jumlah kasus
stunting dan upaya
pencegahan kasus stunting,
salah satunya ialah dengan
kegiatan publikasi stunting
dan pembinaan kader
posyandu.

GIZI
1. Monitoring bayi/anak (Min. 5)

No Tanggal Judul Laporan KegiatanIdentitas Latar Belakang Gambaran Catatan


Bayi/Anak/Kelompok Pelaksanaan
Sasaran
1 21/02/2022 Monitoring tumbuh- An. FAS Pertumbuhan didefinisikan Pengukuran berat
kembang anak Laki-laki sebagai pertambahan ukuran badan, tinggi badan,
Usia 4 tahun 7 bulan dan jumlah sel serta jaringan dan LILA dilakukan
Posyandu Wara A interseluler sehingga terjadi saat kegiatan
pertambahan ukuran fisik dan Posyandu.
struktur tubuh yang diukur Setelah peserta
dengan satuan panjang dan datang dan mendaftar
berat. Sementara itu, pada bagian register
perkembangan merupakan posyandu, peserta
pertambahan struktur dan dilakukan pengukuran
fungsi tubuh sehingga dapat berat badan dan tinggi
dinilai berdasarkan kemampuan badan menggunakan
gerak kasar, gerak halus, bicara, alat ukur yang sesuai
dan bahasa. Pertumbuhan usia dan pengukuran
maupun perkembangan anak LILA menggunakan
mengalami peningkatan yang pita ukur.
pesat saat usia dini, terutama Pada peserta atas
pada periode emas yaitu usia 0- nama An. FAS (4 tahun
24 bulan. Pemantauan 7 bulan), didapatkan
pertumbuhan dan hasil berat badan: 12
perkembangan anak perlu kg, tinggi badan: 95,7
dilakukan untuk meningkatkan cm, dan LILA: 17 cm.
kualitas tumbuh kembang anak Berdasarkan
usia dini sehingga dapat interpretasi kurva
meningkatkan status kesehatan, pertumbuhan WHO,
gizi, kognitif, mental, dan didapatkan hasil
psikososial anak. BB/U=<-2SD (gizi
Desa Labuan Lalar di wilayah kurang), TB/U=<-2SD
kerja Puskesmas Taliwang (pendek), dan
merupakan salah satu daerah BB/TB=<-2SD (kurus).
dengan tingkat D/S rendah serta
memiliki beberapa kasus Perkembangan anak
keterlambatan tumbuh usia 4 tahun
kembang pada balita, sehingga umumnya sudah
program monitoring tumbuh memiliki beberapa
kembang perlu tetap dilakukan. kemampuan, antara
lain: mengayuh
sepeda roda 3, berdiri
di atas 1 kaki tanpa
pegangan, bicara
dengan bak
menggunakan 2 kata,
mengenal 2-4 warna,
menyebut nama,
umur dan tempat,
menggambar garis
lurh, berman dengan
teman, melepas
pakaian sendiri, dan
mengenakan baju
sendiri. Pada An. FAS
didapatkan hasil:
Motorik kasar: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Motorik halus: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Sosial emosional:
tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Komunikasi dan
bahasa: tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah

KIE yang diberikan


kepada keluarga
pasien ialah
penjelasan mengenai
kondisi gizi anak yang
termasuk gizi kurang
dan stunting,
memberikan edukasi
mengenai pemberian
makanan bergizi
seimbang, dan
memotivasi ibu untuk
rutin membawa anak
ke posyandu untuk
dilakukan
pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan.
2 21-02-2022 Monitoring tumbuh- An. NI Pertumbuhan didefinisikan Pengukuran berat
kembang anak Perempuan sebagai pertambahan ukuran badan, tinggi badan,
Usia 3 tahun 6 bulan dan jumlah sel serta jaringan dan LILA dilakukan
Posyandu Wara A interseluler sehingga terjadi saat kegiatan
pertambahan ukuran fisik dan Posyandu.
struktur tubuh yang diukur Setelah peserta
dengan satuan panjang dan datang dan mendaftar
berat. Sementara itu, pada bagian register
perkembangan merupakan posyandu, peserta
pertambahan struktur dan dilakukan pengukuran
fungsi tubuh sehingga dapat berat badan dan tinggi
dinilai berdasarkan kemampuan badan menggunakan
gerak kasar, gerak halus, bicara, alat ukur yang sesuai
dan bahasa. Pertumbuhan usia dan pengukuran
maupun perkembangan anak LILA menggunakan
mengalami peningkatan yang pita ukur.
pesat saat usia dini, terutama Pada peserta atas
pada periode emas yaitu usia 0- nama An. NI (3 tahun
24 bulan. Pemantauan 6 bulan), didapatkan
pertumbuhan dan hasil berat badan:
perkembangan anak perlu 11,2 kg, tinggi badan
dilakukan untuk meningkatkan 94,5 cm, dan LILA: 16
kualitas tumbuh kembang anak cm.
usia dini sehingga dapat Berdasarkan
meningkatkan status kesehatan, interpretasi kurva
gizi, kognitif, mental, dan pertumbuhan WHO,
psikososial anak. didapatkan hasil
Desa Labuan Lalar di wilayah BB/U=<-2SD (gizi
kerja Puskesmas Taliwang kurang), TB/U=<-2SD
merupakan salah satu daerah (normal), dan
dengan tingkat D/S rendah serta BB/TB=<-2SD (kurus).
memiliki beberapa kasus
keterlambatan tumbuh Perkembangan anak
kembang pada balita, sehingga usia 3 tahun
program monitoring tumbuh umumnya sudah
kembang perlu tetap dilakukan. memiliki beberapa
kemampuan, antara
lain: mengayuh
sepeda roda 3, berdiri
di atas 1 kaki tanpa
pegangan, bicara
dengan bak
menggunakan 2 kata,
mengenal 2-4 warna,
menyebut nama,
umur dan tempat,
menggambar garis
lurh, berman dengan
teman, melepas
pakaian sendiri, dan
mengenakan baju
sendiri. Pada An. NI
didapatkan hasil:
Motorik kasar: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Motorik halus: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Sosial emosional:
tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Komunikasi dan
bahasa: tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah

KIE yang diberikan


kepada keluarga
pasien ialah
penjelasan mengenai
kondisi gizi anak yang
termasuk gizi kurang
dan kurus,
memberikan edukasi
mengenai pemberian
makanan bergizi
seimbang, dan
memotivasi ibu untuk
rutin membawa anak
ke posyandu untuk
dilakukan
pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan.
3 02-03-2022 Monitoring tumbuh- An. CQ Pertumbuhan didefinisikan Pengukuran berat
kembang anak Perempuan sebagai pertambahan ukuran badan, tinggi badan,
Usia 1 tahun 9 bulan dan jumlah sel serta jaringan dan LILA dilakukan
Posyandu Bugis A interseluler sehingga terjadi saat kegiatan
pertambahan ukuran fisik dan Posyandu.
struktur tubuh yang diukur Setelah peserta
dengan satuan panjang dan datang dan mendaftar
berat. Sementara itu, pada bagian register
perkembangan merupakan posyandu, peserta
pertambahan struktur dan dilakukan pengukuran
fungsi tubuh sehingga dapat berat badan dan tinggi
dinilai berdasarkan kemampuan badan menggunakan
gerak kasar, gerak halus, bicara, alat ukur yang sesuai
dan bahasa. Pertumbuhan usia dan pengukuran
maupun perkembangan anak LILA menggunakan
mengalami peningkatan yang pita ukur.
pesat saat usia dini, terutama Pada peserta atas
pada periode emas yaitu usia 0- nama An. CQ (1 tahun
24 bulan. Pemantauan 9 bulan), didapatkan
pertumbuhan dan hasil berat badan: 8,8
perkembangan anak perlu kg, tinggi badan 79,4
dilakukan untuk meningkatkan cm, dan LILA: 16,1 cm.
kualitas tumbuh kembang anak Berdasarkan growth
usia dini sehingga dapat chart WHO, An. CQ
meningkatkan status kesehatan, termasuk dalam
gizi, kognitif, mental, dan kategori gizi baik
psikososial anak. (BB/U -2SD< s/d
Pada tahun 2021, berdasarkan <2SD), berat normal
penimbangan massal di wilayah (BB/TB
kerja Puskesmas Taliwang -2SD<s/d<2SD), dan
didapatkan 17,4% anak tinggi normal (TB/U -
underweight, 17,5% anak 2SD < s/d <2SD).
stunting, dan 8,44% anak Perkembangan anak
wasting. Wilayah Desa Bugis usia 21 bulan
merupakan daerah dengan umumnya sudah
tingkat stunting sebesar 10,85% memiliki beberapa
(47 anak), sehingga perlu kemampuan, antara
dilakukan monitoring tumbuh lain: mengenal
kembang sehingga dapat anggota tubuhnya,
dilakukan intervensi sedini berlari, berbicara,
mungkin apabila terjadi menggabungkan 2
masalah/keterlambatan kata/lebih,
pertumbuhan dan menendang,
perkembangan pada anak. melempar bola,
menyikat gigi sendiri,
mencuci dan
mengelap tangan
sendiri. Pada An. CQ
didapatkan hasil:
Motorik kasar: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Motorik halus: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Sosial emosional:
tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Komunikasi dan
bahasa: tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah

KIE yang diberikan


kepada keluarga ialah
rutin membawa anak
ke posyandu untuk
dilakukan
pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan anak,
rutin menstimulasi
perkembangan sesuai
usianya, dan
memberikan makanan
dengan gizi sembang.
4 02-03-2022 Monitoring An. FA Pertumbuhan didefinisikan Pengukuran berat
antropometri anak Perempuan sebagai pertambahan ukuran badan, tinggi badan,
Usia 1 tahun 9 bulan dan jumlah sel serta jaringan dan LILA dilakukan
Posyandu Bugis A interseluler sehingga terjadi saat kegiatan
pertambahan ukuran fisik dan Posyandu.
struktur tubuh yang diukur Setelah peserta
dengan satuan panjang dan datang dan mendaftar
berat. Sementara itu, pada bagian register
perkembangan merupakan posyandu, peserta
pertambahan struktur dan dilakukan pengukuran
fungsi tubuh sehingga dapat berat badan dan tinggi
dinilai berdasarkan kemampuan badan menggunakan
gerak kasar, gerak halus, bicara, alat ukur yang sesuai
dan bahasa. Pertumbuhan usia dan pengukuran
maupun perkembangan anak LILA menggunakan
mengalami peningkatan yang pita ukur.
pesat saat usia dini, terutama Pada peserta atas
pada periode emas yaitu usia 0- nama An. FA (1 tahun
24 bulan. Pemantauan 9 bulan), didapatkan
pertumbuhan dan hasil berat badan:
perkembangan anak perlu 11,4 kg, tinggi badan
dilakukan untuk meningkatkan 81,7 cm, dan LILA:
kualitas tumbuh kembang anak 16,5 cm. Berdasarkan
usia dini sehingga dapat growth chart WHO,
meningkatkan status kesehatan, An. FA termasuk
gizi, kognitif, mental, dan dalam kategori gizi
psikososial anak. baik (BB/U -2SD< s/d
Pada tahun 2021, berdasarkan <2SD), berat normal
penimbangan massal di wilayah (BB/TB
kerja Puskesmas Taliwang -2SD<s/d<2SD), dan
didapatkan 17,4% anak tinggi normal (TB/U -
underweight, 17,5% anak 2SD < s/d <2SD).
stunting, dan 8,44% anak Perkembangan anak
wasting. Wilayah Desa Bugis usia 21 bulan
merupakan daerah dengan umumnya sudah
tingkat stunting sebesar 10,85% memiliki beberapa
(47 anak), sehingga perlu kemampuan, antara
dilakukan monitoring tumbuh lain: mengenal
kembang sehingga dapat anggota tubuhnya,
dilakukan intervensi sedini berlari, berbicara,
mungkin apabila terjadi menggabungkan 2
masalah/keterlambatan kata/lebih,
pertumbuhan dan menendang,
perkembangan pada anak. melempar bola,
menyikat gigi sendiri,
mencuci dan
mengelap tangan
sendiri. Pada An. FA
didapatkan hasil:
Motorik kasar: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Motorik halus: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Sosial emosional:
tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Komunikasi dan
bahasa: tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah

KIE yang diberikan


kepada keluarga ialah
rutin membawa anak
ke posyandu untuk
dilakukan
pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan anak,
rutin menstimulasi
perkembangan sesuai
usianya, dan
memberikan makanan
dengan gizi sembang.
5 02-03-2022 Monitoring An. SMA Pertumbuhan didefinisikan Pengukuran berat
antropometri anak Laki-laki sebagai pertambahan ukuran badan, tinggi badan,
Usia 1 tahun 6 bulan dan jumlah sel serta jaringan dan LILA dilakukan
Posyandu Bugis A interseluler sehingga terjadi saat kegiatan
pertambahan ukuran fisik dan Posyandu.
struktur tubuh yang diukur Setelah peserta
dengan satuan panjang dan datang dan mendaftar
berat. Sementara itu, pada bagian register
perkembangan merupakan posyandu, peserta
pertambahan struktur dan dilakukan pengukuran
fungsi tubuh sehingga dapat berat badan dan tinggi
dinilai berdasarkan kemampuan badan menggunakan
gerak kasar, gerak halus, bicara, alat ukur yang sesuai
dan bahasa. Pertumbuhan usia dan pengukuran
maupun perkembangan anak LILA menggunakan
mengalami peningkatan yang pita ukur.
pesat saat usia dini, terutama Pada peserta atas
pada periode emas yaitu usia 0- nama An. SMA (1
24 bulan. Pemantauan tahun 6 bulan),
pertumbuhan dan didapatkan hasil berat
perkembangan anak perlu badan: 10 kg, tinggi
dilakukan untuk meningkatkan badan 79,9 cm, dan
kualitas tumbuh kembang anak LILA: 16,0 cm.
usia dini sehingga dapat Berdasarkan growth
meningkatkan status kesehatan, chart WHO, An. SMA
gizi, kognitif, mental, dan termasuk dalam
psikososial anak. kategori gizi baik
Pada tahun 2021, berdasarkan (BB/U -2SD< s/d
penimbangan massal di wilayah <2SD), berat normal
kerja Puskesmas Taliwang (BB/TB
didapatkan 17,4% anak -2SD<s/d<2SD), dan
underweight, 17,5% anak tinggi normal (TB/U -
stunting, dan 8,44% anak 2SD < s/d <2SD).
wasting. Wilayah Desa Bugis Perkembangan anak
merupakan daerah dengan usia 18 bulan
tingkat stunting sebesar 10,85% umumnya sudah
(47 anak), sehingga perlu memiliki beberapa
dilakukan monitoring tumbuh kemampuan, antara
kembang sehingga dapat lain: menaiki dan
dilakukan intervensi sedini menurni tangga
mungkin apabila terjadi dengan pegangan,
masalah/keterlambatan belajar berlari, duduk
pertumbuhan dan sendiri di kursi kecil,
perkembangan pada anak. berjongkok, melempar
bola, melepaskan baju
sendiri, tertawa saat
berkomunikasi dengan
orang lan, dapat
mendeskripsikan
nama
benda/kegiatannya,
mengatakan tidak dan
menggeleng saat tidak
setuju, menggenggam
krayon untuk
mencoret, dan
menunjukkan
kepedulian.
Pada An. SMA
didapatkan hasil:
Motorik kasar: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Motorik halus: tidak
terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Sosial emosional:
tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah
Komunikasi dan
bahasa: tidak terdapat
keterlambatan, dapat
dilakukan sesuai
perintah

KIE yang diberikan


kepada keluarga ialah
rutin membawa anak
ke posyandu untuk
dilakukan
pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan anak,
rutin menstimulasi
perkembangan sesuai
usianya, dan
memberikan makanan
dengan gizi sembang.

2. Deteksi stunting (Min. 2)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan Identitas Latar Belakang Gambaran Catatan


Bayi/Anak/Kelompok Pelaksanaan
Stunting
1 21-02-2022 Deteksi Stunting An. MFA Stunting merupakan masalah Kegiatan deteksi
Laki-laki gizi kronis yang stunting dilakukan
Usia 4 tahun menyebabkan gangguan pada kegiatan
Posyandu Wara A pertumbuhan berupa tinggi posyandu. Pertama,
(Labuan Lalar)
badan anak lebih pendek dilakukan register
dibandingkan dengan anak pada anak yang
seusianya. Kondisi ini datang oleh kader
ditandai dengan nilai Z- posyandu,
score<-2 SD (Standar selanjutnya
Deviasi). Nilai Z-score yang dilakukan
didapatkan didasarkan pada pengukuran Berat
indeks pengukuran panjang Badan (BB)
badan atau tinggi badan menggunakan
menurut usia (TB/U) (De timbangan yang
Onis, 2006). sesua, Tinggi Badan
Penyebab stunting ialah (TB) menggunakan
kekurangan asupan gizi anthropometer, dan
adekuat dalam jangka waktu Lingkar Lengan Atas
yang lama, terutama pada (LILA) menggunakan
1000 hari pertama kehidupan pita ukur.
(KEMENKES RI, 2018). Berdasarkan
Masalah gizi ini pengukuran
menyebabkan beberapa tersebut,
dampak terhadap didapatkan hasil:
perkembangan anak, yaitu BB: 12,2 kg, TB: 91,6
terhambatnya cm, LILA: 16,5 cm.
perkembangan kognitif, Selanjutnya hasil
verbal, motorik, serta tersebut dicatat
meningkatkan kesakitan dan pada buku KIA serta
kematian (UNICEF, 2012). disesuakan dengan
Pada tahun 2021, di Desa chart TB/U WHO
Labuan Lalar Kecamatan dan didapatkan Z-
Taliwang, Sumbawa Besar score -2<SD<-3
memiliki jumlah kasus (stunting).
stunting sebanyak 67 kasus Ibu atau
atau sekitar 19,3% dari pendamping
seluruh balita yang diukur. kemudian diberikan
Hal ini menyebabkan, penjelasan
pelaksanaan deteksi stunting mengenai kondisi
perlu untuk dilakukan di An. MFA saat ini dan
wilayah tersebut setiap bulan diberikan edukasi
sehingga anak dengan mengenai
stunting dapat dilakukan pemberian makan
intervensi sedini mungkin. dan gizi seimbang.

2 21-02-2022 Deteksi Stunting An. FA Stunting merupakan masalah Kegiatan deteksi


Laki-laki gizi kronis yang stunting dilakukan
Usia 3 tahun 3 bulan menyebabkan gangguan pada kegiatan
Posyandu Wara A pertumbuhan berupa tinggi posyandu. Pertama,
(Labuan Lalar)
badan anak lebih pendek dilakukan register
dibandingkan dengan anak pada anak yang
seusianya. Kondisi ini datang oleh kader
ditandai dengan nilai Z- posyandu,
score<-2 SD (Standar selanjutnya
Deviasi). Nilai Z-score yang dilakukan
didapatkan didasarkan pada pengukuran Berat
indeks pengukuran panjang Badan (BB)
badan atau tinggi badan menggunakan
menurut usia (TB/U) (De timbangan yang
Onis, 2006). sesua, Tinggi Badan
Penyebab stunting ialah (TB) menggunakan
kekurangan asupan gizi anthropometer, dan
adekuat dalam jangka waktu Lingkar Lengan Atas
yang lama, terutama pada (LILA) menggunakan
1000 hari pertama kehidupan pita ukur.
(KEMENKES RI, 2018). Berdasarkan
Masalah gizi ini pengukuran
menyebabkan beberapa tersebut,
dampak terhadap didapatkan hasil:
perkembangan anak, yaitu BB: 10,1 kg, TB: 87,7
terhambatnya cm, LILA: 16 cm.
perkembangan kognitif, Selanjutnya hasil
verbal, motorik, serta tersebut dicatat
meningkatkan kesakitan dan pada buku KIA serta
kematian (UNICEF, 2012). disesuakan dengan
Pada tahun 2021, di Desa chart TB/U WHO
Labuan Lalar Kecamatan dan didapatkan Z-
Taliwang, Sumbawa Besar score -2<SD<-3
memiliki jumlah kasus (stunting).
stunting sebanyak 67 kasus Ibu atau
atau sekitar 19,3% dari pendamping
seluruh balita yang diukur. kemudian diberikan
Hal ini menyebabkan, penjelasan
pelaksanaan deteksi stunting mengenai kondisi
perlu untuk dilakukan di An. FA saat ini dan
wilayah tersebut setiap bulan diberikan edukasi
sehingga anak dengan mengenai
stunting dapat dilakukan pemberian makan
intervensi sedini mungkin. dan gizi seimbang.

3 21-02-2022 Deteksi Stunting An. AR Stunting merupakan masalah Kegiatan deteksi


Laki-laki gizi kronis yang stunting dilakukan
Usia 1 tahun 9 bulan menyebabkan gangguan pada kegiatan
Posyandu Wara A pertumbuhan berupa tinggi posyandu. Pertama,
(Labuan Lalar)
badan anak lebih pendek dilakukan register
dibandingkan dengan anak pada anak yang
seusianya. Kondisi ini datang oleh kader
ditandai dengan nilai Z- posyandu,
score<-2 SD (Standar selanjutnya
Deviasi). Nilai Z-score yang dilakukan
didapatkan didasarkan pada pengukuran Berat
indeks pengukuran panjang Badan (BB)
badan atau tinggi badan menggunakan
menurut usia (TB/U) (De timbangan yang
Onis, 2006). sesua, Tinggi Badan
Penyebab stunting ialah (TB) menggunakan
kekurangan asupan gizi anthropometer, dan
adekuat dalam jangka waktu Lingkar Lengan Atas
yang lama, terutama pada (LILA) menggunakan
1000 hari pertama kehidupan pita ukur.
(KEMENKES RI, 2018). Berdasarkan
Masalah gizi ini pengukuran
menyebabkan beberapa tersebut,
dampak terhadap didapatkan hasil:
perkembangan anak, yaitu BB: 8,6 kg, TB: 76,2
terhambatnya cm, LILA: 15 cm.
perkembangan kognitif, Selanjutnya hasil
verbal, motorik, serta tersebut dicatat
meningkatkan kesakitan dan pada buku KIA serta
kematian (UNICEF, 2012). disesuakan dengan
Pada tahun 2021, di Desa chart TB/U WHO
Labuan Lalar Kecamatan dan didapatkan Z-
Taliwang, Sumbawa Besar score <-3 SD (severe
memiliki jumlah kasus stunting).
stunting sebanyak 67 kasus Ibu atau
atau sekitar 19,3% dari pendamping
seluruh balita yang diukur. kemudian diberikan
Hal ini menyebabkan, penjelasan
pelaksanaan deteksi stunting mengenai kondisi
perlu untuk dilakukan di An. AR saat ini dan
wilayah tersebut setiap bulan diberikan edukasi
sehingga anak dengan mengenai dampak
stunting dapat dilakukan stunting pada anak,
intervensi sedini mungkin. antara lain
mengganggu
pertumbuhan tinggi
dan berat anak,
mengganggu anak
mencapai
perkembangan yang
optimal,
mempengaruhi
kecerdasan dan
kemampuan belajar
anak, serta anak
menjadi mudah
untuk terserang
penyakit. Selain itu,
ibu juga diberikan
informasi mengenai
pemberian makan
dan gizi seimbang.
4 21-02-2022 Deteksi Stunting An. MY Stunting merupakan masalah Kegiatan deteksi
Laki-laki gizi kronis yang stunting dilakukan
Usia 3 tahun 1 bulan menyebabkan gangguan pada kegiatan
Posyandu Wara A pertumbuhan berupa tinggi posyandu. Pertama,
(Labuan Lalar)
badan anak lebih pendek dilakukan register
dibandingkan dengan anak pada anak yang
seusianya. Kondisi ini datang oleh kader
ditandai dengan nilai Z- posyandu,
score<-2 SD (Standar selanjutnya
Deviasi). Nilai Z-score yang dilakukan
didapatkan didasarkan pada pengukuran Berat
indeks pengukuran panjang Badan (BB)
badan atau tinggi badan menggunakan
menurut usia (TB/U) (De timbangan yang
Onis, 2006). sesua, Tinggi Badan
Penyebab stunting ialah (TB) menggunakan
kekurangan asupan gizi anthropometer, dan
adekuat dalam jangka waktu Lingkar Lengan Atas
yang lama, terutama pada (LILA) menggunakan
1000 hari pertama kehidupan pita ukur.
(KEMENKES RI, 2018). Berdasarkan
Masalah gizi ini pengukuran
menyebabkan beberapa tersebut,
dampak terhadap didapatkan hasil:
perkembangan anak, yaitu BB: 10,3 kg, TB: 85,1
terhambatnya cm, LILA: 15,3 cm.
perkembangan kognitif, Selanjutnya hasil
verbal, motorik, serta tersebut dicatat
meningkatkan kesakitan dan pada buku KIA serta
kematian (UNICEF, 2012). disesuakan dengan
Pada tahun 2021, di Desa chart TB/U WHO
Labuan Lalar Kecamatan dan didapatkan Z-
Taliwang, Sumbawa Besar score <-3 SD (severe
memiliki jumlah kasus stunting).
stunting sebanyak 67 kasus Ibu atau
atau sekitar 19,3% dari pendamping
seluruh balita yang diukur. kemudian diberikan
Hal ini menyebabkan, penjelasan
pelaksanaan deteksi stunting mengenai kondisi
perlu untuk dilakukan di An. MY saat ini dan
wilayah tersebut setiap bulan diberikan edukasi
sehingga anak dengan mengenai dampak
stunting dapat dilakukan stunting pada anak,
intervensi sedini mungkin. antara lain
mengganggu
pertumbuhan tinggi
dan berat anak,
mengganggu anak
mencapai
perkembangan yang
optimal,
mempengaruhi
kecerdasan dan
kemampuan belajar
anak, serta anak
menjadi mudah
untuk terserang
penyakit. Selain itu,
ibu juga diberikan
informasi mengenai
pemberian makan
dan gizi seimbang.

3. Suplementasi gizi (Min. 2)

No Tanggal Judul Laporan Kegiatan


Identitas Latar Belakang Gambaran Catatan
Bayi/Anak/Ibu/Kelompok Pelaksanaan
Sasaran Suplementasi
1 18/02/2022 Suplementasi Vitamin Bayi dan anak usia 6-59 Vitamin A merupakan salah satu Pemberian vitamin A
A bulan di Lingkungan Arab makronutrien yang dibutuhkan di Indonesia
Kenangan dalam pertumbuhan bayi dan dilaksanakan
anak. Kurangnya asupan vitamin sebanyak 2 kali dalam
A pada ini dapat menyebabkan setahun, yaitu pada
defisiensi vitamin A, dengan bulan Februari dan
komplikasi yang lebih berat Agustus. Sasaran
berupa gangguan penglihatan kegiatan ini ialah
(xerophtalmia) serta anak-anak berusia 6-
peningkatan risiko penyakit dan 59 bulan di lingkungan
mortalitas dari infeksi seperti Arab Kenangan yang
campak dan diare (WHO, 2011). datang ke Posyandu
Kenangan Bawah.
Defisiensi vitamin A dialami Dosis suplementasi
oleh sekitar 19 juta wanita vitamin A yang
hamil dan 190 juta anak usia diberikan berdasarkan
prasekolah di Afrika dan Asia anjuran WHO, yaitu
Tenggara. Adanya kombinasi untuk usia 6-11 bulan
kurangnya gizi, defisiensi diberikan pil biru
makronutrien (zat besi, vitamin (100.000 IU) 1 kali dan
A, dan zink) serta pemberian ASI usia 12-59 bulan
yang tidak optimal berperan diberikan pil merah
dalam 7% kematian dan 10% (200.000 IU) tiap 4-6
memperberat penyakit. bulan.
Defisiensi vitamin A saja Sebelum diberikan
berperan pada sekitar 6% suplementasi vitamin
kematian anak dibawah usia 5 A, ibu diberikan
tahun di Afrika dana 8% di Asia edukasi mengenai
Tenggara (WHO, 2011). manfaat vitamin A,
yaitu menurunkan
Suplementasi vitamin A bagi risiko penyakit mata
anak usia 6-59 bulan di negara seperti mata kering,
berkembang berperan penurunan fungsi
menurunkan risiko kematian penglihatan, dan
akibat semua penyakit dan kelanan kornea akibat
menurunkan insidensi diare rabun senja
dengan cara meningkatkan (xeroftalmia) serta
integritas usus serta berperan meningkatkan daya
dalam imunitas bawaan dan tahan tubuh.
adaptif.
2 22/02/2022 Suplementasi vitamin A Bayi dan anak usia 6-59 Vitamin A merupakan salah satu Pemberian vitamin A
bulan di lingkungan makronutrien yang dibutuhkan di Indonesia
Jorok Tiram dalam pertumbuhan bayi dan dilaksanakan
anak. Kurangnya asupan vitamin sebanyak 2 kali dalam
A pada ini dapat menyebabkan setahun, yaitu pada
defisiensi vitamin A, dengan bulan Februari dan
komplikasi yang lebih berat Agustus. Sasaran
berupa gangguan penglihatan kegiatan ini ialah
(xerophtalmia) serta anak-anak berusia 6-
peningkatan risiko penyakit dan 59 bulan di lingkungan
mortalitas dari infeksi seperti Jorok Tiram yang
campak dan diare (WHO, 2011). datang ke Posyandu
Jorok Tiram A dan B.
Defisiensi vitamin A dialami Dosis suplementasi
oleh sekitar 19 juta wanita vitamin A yang
hamil dan 190 juta anak usia diberikan berdasarkan
prasekolah di Afrika dan Asia anjuran WHO, yaitu
Tenggara. Adanya kombinasi untuk usia 6-11 bulan
kurangnya gizi, defisiensi diberikan pil biru
makronutrien (zat besi, vitamin (100.000 IU) 1 kali dan
A, dan zink) serta pemberian ASI usia 12-59 bulan
yang tidak optimal berperan diberikan pil merah
dalam 7% kematian dan 10% (200.000 IU) tiap 4-6
memperberat penyakit. bulan.
Defisiensi vitamin A saja Sebelum diberikan
berperan pada sekitar 6% suplementasi vitamin
kematian anak dibawah usia 5 A, ibu diberikan
tahun di Afrika dana 8% di Asiaedukasi mengenai
Tenggara (WHO, 2011). manfaat vitamin A,
yaitu menurunkan
Suplementasi vitamin A bagi risiko penyakit mata
anak usia 6-59 bulan di negara seperti mata kering,
berkembang berperan penurunan fungsi
menurunkan risiko kematian penglihatan, dan
akibat semua penyakit dan kelanan kornea akibat
menurunkan insidensi diare rabun senja
dengan cara meningkatkan (xeroftalmia), serta
integritas usus serta berperan meningkatkan daya
dalam imunitas bawaan dan tahan tubuh.
adaptif.

KIA
1. ANC K1-K3 (Min. 5)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


Kegiatan Pasien/Laporan Terkait
Pasien
1 07-03-2022 ANC Trimester III Ny. N (003071) Pasien ibu hamil G4P3A0H3 Pasien G4P3A0H3 UK 29 minggu
Usia 37 tahun dengan usia kehamilan 29 2 hari datang ke poli ANC/KB
RT 002 RW 001 Menala minggu 2 hari datang ke Poli Puskesmas Taliwang untuk
ANC/KB untuk melakukan melakukan pemeriksaan
pemeriksaan kehamilan. Pasien kehamilan. Pertama dilakukan
saat ini tidak memiliki keluhan anamnesis, pemeriksaan fisik
apapun, akan tetapi (tanda vital, berat badan,
pemeriksaan ANC dilakukan Leopold, dan DJJ), dan
untuk mengetahui kondisi pemeriksaan laboratorium
kesehatan ibu dan janin dengan hasil:
sehingga apabila terdapat Anamnesis:
kelainan atau kondisi yang Ny. N berusia 37 tahun dan saat
mempengaruhi persalinan, ini merupakan kehamilan ke-4
dapat dideteksi dan ditangani dengan HPHT yaitu 17 Agustus
sedini mungkin. 2021, perkiraan persalinan pada
24 Mei 2022, serta saat ini
memasuki usia kehamilan 29
minggu 2 hari. Saat ini pasien
tidak memiliki keluhan. Riwayat
kehamilan sebelumnya baik, dan
pasien mengaku tidak pernah
mengalami keguguran. Riwayat
penyakit kronis lain disangkal.
Pasien saat ini rutin
mengkonsumsi tablet tambah
darah dan vitamin yang
diberikan oleh bidan desa.
Riwayat imunisasi TT 2 kali.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital: 120/80 mmHg, HR
80 x/menit, RR 20x/menit, T
36,5 derajat celcius, BB 54 kg, TB
158 cm, LILA: 23,5
Kepala ekstremitas: status
generalis baik, anemis (-/-),
ikterik (-/-), edema (-/-).
Leopold I: tinggi fundus uterus
21 cm (2 jari di atas umbilikus),
bagian tertinggi janin adalah
bokong.
Leopold II: pada bagian kiri
teraba punggung janin, bagian
kanan teraba ekstremitas. DJJ:
12-12-11 (140x/menit).
Leopold III: bagian terendah
janin adalah kepala.
Leopold IV: bagian terendah
janin belum masuk PAP.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb: 11 g/dL, GDS: 91 g/dL,
Proteinuria: -, Rapid Ag: -.
Selanjutnya, hasil pemeriksaan
dicatat di dalam rekam medis
dan buku KIA pasien. Kemudian
pasien diberikan informasi
mengenai kondisi kehamilannya
saat ini dan dianjurkan untuk
rutin mengkonsumsi tablet besi
untuk menghindari anemia dan
efeknya terhadap janin dan
risiko saat persalinan.
Berdasarkan 10T dalam standar
pelayanan antenatal, pada
pasien ini telah dilakukan:
1. Penimbangan BB dan TB (v)
2. Pengukuran tekanan darah
(v)
3. Pengukuran LILA (v)
4. Pengukuran TFU (v)
5. Pemeriksaan presentasi
janin dan DJJ (v)
6. Skrining status imunisasi TT
(v)
7. Pemberian TTD (v)
8. Pemeriksaan laboratorium
(v)
9. Tata laksana kasus (v)
10. Konseling (v)
2 07-03-2022 ANC Trimester II Ny. RDA (03-010056) Pasien ibu hamil G3P2A0H2 Pasien G3P2A0H2 UK 16 minggu
Usia 21 tahun dengan usia kehamilan 16 datang ke Poli ANC/KB
RT 003/008 Telaga minggu datang ke Poli ANC/KB Puskesmas Taliwang untuk
Bertong untuk melakukan pemeriksaan melakukan pemeriksaan
kehamilan. Saat ini pasien kehamilan. Pertama dilakukan
mengeluhkan mual dan muntah anamnesis, pemeriksaan fisik
terutama pada pagi hari, akan (tanda vital, berat badan,
tetapi pasien masih dapat Leopold, dan DJJ), dan
makan dan minum. pemeriksaan laboratorium
dengan hasil:
Anamnesis:
Ny. RDA berusia 21 tahun dan
saat ini merupakan kehamilan
ke-3 dengan HPHT yaitu 18
November 2021, perkiraan
persalinan pada 21 Agustus
2022, serta saat ini memasuki
usia kehamilan 16 minggu. Saat
ini pasien mengeluhkan sering
mual dan muntah terutama
ketika pagi hari, akan tetapi
nafsu makan masih baik.
Riwayat kehamilan sebelumnya
baik dan pasien tidak pernah
mengalami keguguran. Riwayat
penyakit kronis lain disangkal.
Pasien rutin mengkonsumsi
tablet tambah darah dan
vitamin yang diberikan dari
puskesmas. Riwayat imunisasi
TT 1 kali.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital: 110/70 mmHg, HR
78 x/menit, RR 16x/menit, T
36,5 derajat celcius, BB 69 kg, TB
154,5 cm, LILA: 23,8
Kepala ekstremitas: status
generalis baik, anemis (-/-),
ikterik (-/-), edema (-/-).
Abdomen: tinggi fundus uterus
16 cm (setinggi umbilikus),
ballottement (+), DJJ: 12-12-13
(148x/menit)
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb: 11,4 g/dL, GDS: 95 g/dL,
Proteinuria: -, Rapid Ag: -,
Golongan darah: B.

Selanjutnya, hasil pemeriksaan


dicatat di dalam rekam medis
dan buku KIA pasien. Kemudian
pasien diberikan informasi
mengenai kondisi kehamilannya
saat ini, yaitu kondisi ibu dan
janin baik, akan tetapi posisi
janin belum dapat ditentukan
melalui pemeriksaan Leopold
karena usia janin masih <28
minggu. Mengenai keluhan mual
dan muntah, pasien diberikan
resep berupa suplementasi
vitamin B6 untuk mengurangi
keluhan mual.
Berdasarkan 10T dalam standar
pelayanan antenatal, pada
pasien ini telah dilakukan:
11. Penimbangan BB dan TB (v)
12. Pengukuran tekanan darah
(v)
13. Pengukuran LILA (v)
14. Pengukuran TFU (v)
15. Pemeriksaan presentasi
janin dan DJJ (v)
16. Skrining status imunisasi TT
(v)
17. Pemberian TTD (v)
18. Pemeriksaan laboratorium
(v)
19. Tata laksana kasus (v)
20. Konseling (v)
3 07-03-2022 ANC Trimester I Ny. RA (03-016217) Pasien ibu hamil G1P0A0H0 Pasien G1P0A0H0 UK 6 minggu
Usia 27 tahun dengan usia kehamilan 6 minggu datang ke Poli ANC/KB
RT 001/RW 001 Kuang datang ke Poli ANC/KB untuk Puskesmas Taliwang untuk
melakukan pemeriksaan melakukan pemeriksaan
kehamilan. Saat ini pasien kehamilan. Pertama dilakukan
mengeluhkan perut bawah anamnesis, pemeriksaan fisik
terkadang terasa kram. (tanda vital dan berat badan),
dan pemeriksaan laboratorium
dengan hasil:
Anamnesis:
Ny. RA berusia 27 tahun.
Kehamilan saat ini merupakan
kehamilan pertama dengan
HPHT 24 Januari 2022, perkiraan
persalinan pada 1 November
2022, serta saat ini memasuki
usia kehamilan 6 minggu. Saat
ini pasien mengeluhkan perut
bawahnya terkadang terasa
kram. Riwayat penyakit kronis
lain disangkal. Saat ini pasien
tidak mengkonsumsi obat atau
vitamin. Riwayat imunisasi TT 1
kali.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital: 120/80 mmHg, HR
75 x/menit, RR 20x/menit, T
36,7 derajat celcius, BB 54 kg, TB
150 cm, LILA: 23,5
Kepala ekstremitas: status
generalis baik, anemis (-/-),
ikterik (-/-), edema (-/-).
Abdomen: TFU tidak teraba.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb: 12,1 g/dL, GDS: 102 g/dL,
Golongan darah: O, HBsAg: -,
HIV: -, Sifilis: -, Malaria: -.

Selanjutnya, hasil pemeriksaan


dicatat di dalam rekam medis
dan buku KIA pasien. Pasien
kemudian diberikan informasi
mengenai hasil pemeriksaan,
yaitu posisi bayi belum dapat
ditentukan karena usia
kehamilan masih berada pada
trimester I dan uterus belum
dapat teraba. Selain itu, pasien
juga diberikan informasi
mengenai hasil laboratorium,
yaitu tidak didapatkan adanya
infeksi penyakit hepatitis, HIV,
sifilis, dan malaria yang dapat
berpengaruh terhadap
kehamilan. Mengenai keluhan
pasien yaitu kram pada perut,
pasien diedukasi bahwa hal
tersebut merupakan hal yang
normal pada kehamilan,
terutama bagi ibu yang baru
pertama kali hamil, sehingga
pasien tidak perlu khawatir akan
hal tersebut. Akan tetapi apabila
nyeri kram tersebut menetap
dan semakin parah, atau disertai
kondisi perdarahan dari jalan
lahir, pasien diberitahukan
untuk segera ke pusat
pelayanan kesehatan. Selain itu,
pasien juga disarankan untuk
mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang, tidak
menghindari suatu makanan
kecuali bila terdapat alergi, serta
mengkonsumsi vitamin dan
suplemen, seperti asam folat
yang dapat membantu
pertumbuhan dan
perkembangan saraf janin.
Berdasarkan 10T dalam standar
pelayanan antenatal, pada
pasien ini telah dilakukan:
1. Penimbangan BB dan TB (v)
2. Pengukuran tekanan darah
(v)
3. Pengukuran LILA (v)
4. Pengukuran TFU (v)
5. Pemeriksaan presentasi
janin dan DJJ (v)
6. Skrining status imunisasi TT
(v)
7. Pemberian TTD (v)
8. Pemeriksaan laboratorium
(v)
9. Tata laksana kasus (v)
10. Konseling (v)
4 09-03-2022 ANC Trimester III Ny. DS (03-018069) Pasien ibu hamil G2P1A0H1 Pasien G2P1A0H1 UK 29 minggu
Usia 28 tahun dengan usia kehamilan 29 datang ke poli ANC/KB
RT 002 RW 005 Telaga minggu datang ke Poli ANC/KB Puskesmas Taliwang untuk
Bertong untuk melakukan pemeriksaan melakukan pemeriksaan
kehamilan. Pasien saat ini tidak kehamilan. Pertama dilakukan
memiliki keluhan apapun, akan anamnesis, pemeriksaan fisik
tetapi pemeriksaan ANC (tanda vital, berat badan,
dilakukan untuk mengetahui Leopold, dan DJJ), dan
kondisi kesehatan ibu dan janin pemeriksaan laboratorium
sehingga apabila terdapat dengan hasil:
kelainan atau kondisi yang Anamnesis:
mempengaruhi persalinan, Ny. N berusia 28 tahun dan saat
dapat dideteksi dan ditangani ini merupakan kehamilan ke-2
sedini mungkin. dengan HPHT yaitu 18 Agustus
2021, perkiraan persalinan pada
25 Mei 2022, serta saat ini
memasuki usia kehamilan 29
minggu. Saat ini pasien tidak
memiliki keluhan. Riwayat
kehamilan sebelumnya baik, dan
pasien mengaku tidak pernah
mengalami keguguran. Riwayat
penyakit kronis lain disangkal.
Pasien saat ini rutin
mengkonsumsi tablet tambah
darah dan vitamin yang
diberikan oleh bidan desa.
Riwayat imunisasi TT 1 kali.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital: 100/70 mmHg, HR
80 x/menit, RR 20x/menit, T
36,5 derajat celcius, BB 65 kg, TB
145 cm, LILA: 24
Kepala ekstremitas: status
generalis baik, anemis (-/-),
ikterik (-/-), edema (-/-).
Leopold I: tinggi fundus uterus
17 cm (3 jari di atas umbilikus),
bagian tertinggi janin adalah
bokong.
Leopold II: pada bagian kanan
teraba punggung janin, bagian
kiri teraba ekstremitas. DJJ: 12-
11-12 (140x/menit).
Leopold III: bagian terendah
janin adalah kepala.
Leopold IV: bagian terendah
janin belum masuk PAP.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb: 10,1 g/dL, GDS: 101 g/dL,
Proteinuria: -, Rapid Ag: -.
Selanjutnya, hasil pemeriksaan
dicatat di dalam rekam medis
dan buku KIA pasien. Kemudian
pasien diberikan informasi
mengenai kondisi kehamilannya
saat ini dan dianjurkan untuk
rutin mengkonsumsi tablet besi
2 x 1 tab dalam sehari
dikarenakan terdapat kondisi
anemia sedang dan
meningkatkan mengonsumsi
buah dan sayur kaya vitamin C,
mengurangi sumber kafein
seperti the dan kopi.
Berdasarkan 10T dalam standar
pelayanan antenatal, pada
pasien ini telah dilakukan:
1. Penimbangan BB dan TB (v)
2. Pengukuran tekanan darah
(v)
3. Pengukuran LILA (v)
4. Pengukuran TFU (v)
5. Pemeriksaan presentasi
janin dan DJJ (v)
6. Skrining status imunisasi TT
(v)
7. Pemberian TTD (v)
8. Pemeriksaan laboratorium
(v)
9. Tata laksana kasus (v)
10. Konseling (v)
5 08-03-2022 ANC Trimester III Ny. Z (05-120645) Pasien ibu hamil G2P1A0H1 Pasien G2P1A0H1 UK 27 minggu
Usia 31 tahun dengan usia kehamilan 27 4 hari datang ke poli ANC/KB
RT 003 RW 004 minggu 4 hari datang ke Poli Puskesmas Taliwang untuk
Lingkungan Muhajirin ANC/KB untuk melakukan melakukan pemeriksaan
pemeriksaan kehamilan. Pasien kehamilan. Pertama dilakukan
saat ini tidak memiliki keluhan anamnesis, pemeriksaan fisik
apapun, akan tetapi (tanda vital, berat badan,
pemeriksaan ANC dilakukan Leopold, dan DJJ), dan
untuk mengetahui kondisi pemeriksaan laboratorium
kesehatan ibu dan janin dengan hasil:
sehingga apabila terdapat Anamnesis:
kelainan atau kondisi yang Ny. Z berusia 31 tahun dan saat
mempengaruhi persalinan, ini merupakan kehamilan ke-2
dapat dideteksi dan ditangani dengan HPHT yaitu 27 Oktober
sedini mungkin. 2021, perkiraan persalinan pada
4 Juni 2022, serta saat ini
memasuki usia kehamilan 27
minggu 4 hari. Saat ini pasien
tidak memiliki keluhan. Riwayat
kehamilan sebelumnya baik, dan
pasien mengaku tidak pernah
mengalami keguguran. Riwayat
penyakit kronis lain disangkal.
Pasien saat ini rutin
mengkonsumsi tablet tambah
darah dan vitamin yang
diberikan oleh bidan desa.
Riwayat imunisasi TT 2 kali.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital: 100/70 mmHg, HR
88 x/menit, RR 16x/menit, T
36,7 derajat celcius, BB 68 kg, TB
145 cm, LILA: 24,1
Kepala ekstremitas: status
generalis baik, anemis (-/-),
ikterik (-/-), edema (-/-).
Leopold I: tinggi fundus uterus
25 cm (1 jari di atas umbilikus),
bagian tertinggi janin adalah
bokong.
Leopold II: pada bagian kanan
teraba punggung janin, bagian
kiri teraba ekstremitas. DJJ: 12-
12-11 (140x/menit).
Leopold III: bagian terendah
janin adalah kepala.
Leopold IV: bagian terendah
janin belum masuk PAP.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb: 10,5 g/dL, GDS: 97 g/dL,
Proteinuria: -, Rapid Ag: -,
goldar: O, sifilis: -, malaria: -,
HIV: -, HbsAg: (-)
Selanjutnya, hasil pemeriksaan
dicatat di dalam rekam medis
dan buku KIA pasien. Kemudian
pasien diberikan informasi
mengenai kondisi kehamilannya
saat ini dan mengenai hasil
laboratorium, yaitu tidak
didapatkan adanya infeksi
penyakit hepatitis, HIV, sifilis,
dan malaria yang dapat
berpengaruh terhadap
kehamilan. Pasien kemudian
disarankan untuk rutin
melakukan pemeriksaan
dikarenakan sudah masuk
trimester ke-3 kehamilan,
perbanyak aktivitas fisik ringan,
dan makan-makanan yang
bergizi.
Berdasarkan 10T dalam standar
pelayanan antenatal, pada
pasien ini telah dilakukan:
11. Penimbangan BB dan TB (v)
12. Pengukuran tekanan darah
(v)
13. Pengukuran LILA (v)
14. Pengukuran TFU (v)
15. Pemeriksaan presentasi
janin dan DJJ (v)
16. Skrining status imunisasi TT
(v)
17. Pemberian TTD (v)
18. Pemeriksaan laboratorium
(v)
19. Tata laksana kasus (v)
20. Konseling (v)

2. KB Suntik (Min. 2)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


Kegiatan Pasien/Laporan Terkait
Pasien
1 07-03-2022 KB suntik 3 bulan Ny. S (012478) Pasien P4A0H4 usia 41 tahun Saat pasien datang ke Poli
41 tahun datang ke Poli ANC/KB ANC/KB, dilakukan anamnesis
RT 001/RW 005 Dalam Puskesmas Taliwang untuk mengenai riwayat penggunaan
melakukan pelepasan KB KB sebelumnya, riwayat
implant dan penggantian kehamilan, persalinan, efek
dengan KB suntik 3 bulan. penggunaan KB, dan konsultasi
Pasien mengatakan sudah mengenai penggantian KB
menggunakan KB implant selanjutnya. Setelah itu
selama 3 tahun, kemudian ingin dilakukan pemeriksaan tanda
mengganti metode karena vital dengan hasil sebagai
sudah waktunya dilakukan berikut:
pelepasan KB implant. Pasien TD: 100/70 mmHg
memilih menggunakan KB suntik HR: 80x/menit
3 bulan karena menurut pasien RR: 20x/menit
lebih mudah dilakukan T: 36 derajat Celcius
dibandingkan mengkonsumsi pil Kemudian dilakukan persiapan
KB rutin setiap hari atau pelepasan KB implant, antara
melakukan pemasangan KB lain mempersilakan pasien tidur
implant kembali. di bed dengan posisi tangan kiri
(lokasi implant) direntangkan.
Selanjutnya dilakukan persiapan
peralatan (alkohol swab, klem u,
spuit 3cc, lidokain, bengkok,
NaCl, scalpel, dan plester) dan
setelah itu dilakukan pelepasan
KB implant dengan disinfeksi
area implant, kemudian
dilakukan penyuntikan lidokain
sebagai anestesi. Setelah
anestesi lokal bekerja, dilakukan
insisi berukuran 0,5-1cm,
selanjutnya implant yang teraba
di kulit sedikit didorong kea rah
insisi agar memudahkan
penjepitan dengan klem.
Kemudian implant yang sudah
terjepit dibersihkan dengan
klem hingga mudah untuk
dilakukan penarikan. Setelah
kedua implant dikeluarkan, luka
insisi ditutup menggunakan
plester.
Selanjutnya, pasien dipersiapkan
untuk menerima suntikan KB 3
bulan. Pertama, pasien diminta
untuk membebaskan lokasi
penyuntikan yaitu bokong dari
pakaian. Selanjutnya dilakukan
persiapan peralatan, antara lain
alkohol swab, spuit 3 cc, ampul
KB, dan plester. Setelah pasien
dan peralatan siap, dilakukan
disinfeksi pada daerah
penyuntikan menggunakan
alkohol swab, lalu suntikan KB
dilakukan secara intramuskular
dengan melakukan aspirasi
terlebih dahulu. Setelah selesai,
lokasi penyuntikan ditutup
dengan kasa dan plester.
Setelah selesai, pasien diberikan
konseling dan informasi
mengenai jadwal penyuntikan
kembali, yaitu pada tanggal 30
Mei 2022, efek samping KB
suntik yang diterima pasien,
serta diberikan obat antinyeri
dan antibiotik setelah pelepasan
KB implant.
2 09-03-2022 KB suntik 3 bulan Ny. R (01-019101) Pasien P2A0H2 usia 40 tahun Saat pasien datang ke Poli
40 tahun datang ke Poli ANC/KB ANC/KB, dilakukan anamnesis
RT 002/RW 001 Menala Puskesmas Taliwang untuk mengenai riwayat penggunaan
jadwal KB suntik 3 bulan. Pasien KB sebelumnya, riwayat
mengatakan sudah kehamilan, persalinan, efek
menggunakan suntik selama 1 penggunaan KB saat ini. Setelah
tahun. Pasien memilih itu dilakukan pemeriksaan tanda
menggunakan KB suntik 3 bulan vital dengan hasil sebagai
karena menurut pasien lebih berikut:
mudah dilakukan dibandingkan TD: 120/80 mmHg
mengkonsumsi pil KB rutin HR: 80x/menit
setiap hari, dan lebih nyaman RR: 20x/menit
dibandingkan dengan T: 36,7 derajat Celcius
pemasangan implant dan AKDR. Kemudian dilakukan persiapan
suntikan KB 3 bulan. Pertama,
pasien diminta untuk
membebaskan lokasi
penyuntikan yaitu bokong dari
pakaian. Selanjutnya dilakukan
persiapan peralatan, antara lain
alkohol swab, spuit 3 cc, ampul
KB, dan plester. Setelah pasien
dan peralatan siap, dilakukan
disinfeksi pada daerah
penyuntikan menggunakan
alkohol swab, lalu suntikan KB
dilakukan secara intramuskular
dengan melakukan aspirasi
terlebih dahulu. Setelah selesai,
lokasi penyuntikan ditutup
dengan kasa dan plester.
Setelah selesai, pasien diberikan
konseling dan informasi
mengenai jadwal penyuntikan
kembali, yaitu pada tanggal 1
Juni 2022 dan dijelaskan
mengenai efek samping yang
dapat timbul, antara lain
menstruasi yang tidak teratur,
kenaikan berat badan, nyeri
pada payudara, mual, dan
muntah yang bersifat sementara
dan dapat hilang dengan
sendirinya.

3. KB Implan (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


Kegiatan Pasien/Laporan Terkait
Pasien
1 07-03-2022 Pemasangan KB Ny. SA Pasien P2A0H2 usia 38 tahun Saat pasien datang ke Poli
Implan 38 tahun datang ke Poli ANC/KB ANC/KB, dilakukan anamnesis
RT 001/RW 001 Puskesmas Taliwang untuk sekaligus konseling mengenai
Sermong berkonsultasi mengenai rencana pengetahuan pasien tentang
pemasangan KB. Saat ini pasien jenis KB (serta manfaat dan efek
ingin menjarakkan samping), riwayat penggunaan
kehamilannya dan berencana KB sebelumnya, riwayat
menggunakan KB implant, kehamilan, dan persalinan.
karena menurut pasien lebih Setelah itu dilakukan
mudah dan nyaman karena pemeriksaan tanda vital dengan
tidak perlu mengingat untuk hasil sebagai berikut:
meminum pil atau melakukan TD: 120/80 mmHg
suntikan KB, serta dapat HR: 86x/menit
digunakan dalam jangka waktu RR: 16x/menit
yang lama. T: 36,6 C
Kemudian dilakukan persiapan
pemasangan implant. Pertama,
pasien diminta untuk berbaring
di bed dan membebaskan lokasi
pemasangan implant, yaitu
lengan kiri dari pakaian.
Selanjutnya dilakukan persiapan
peralatan, antara lain
disinfektan, implant set, scalpel,
klem, spuit 3cc, lidokan, dan
plester anti air. Setelah pasien
dan peralatan siap, dilakukan
disinfeksi pada daerah
pemasangan implant dengan
kasa steril dan betadin,
kemudian lokasi pemasangan
implant diberi tanda (6-10 cm
dari lipatan siku). Setelah itu,
dilakukan anestesi lokal dengan
2cc lidokain pada lokasi
pemasangan yang kemudian
dilakukan insisi menggunakan
scalpel dengan ukuran
kedalaman 3mm dan panjang
5mm. Kontrol perdarahan
dilakukan dengan penekanan
dengan menggunakan kasa
steril. Selanjutnya dilakukan
pemasangan implant dengan
pola hurf V terbalik secara
subkutan. Setelah implant
dipastikan telah terpasang
dengan tepat, pasien
diinformasikan bahwa
pemasangan implant telah
dilakukan dan luka ditutup
menggunakan plester anti air.
Setelah selesai, pasien diberikan
kartu KB, obat antibiotic, dan
analgesic, serta informasi
mengenai jadwal pelepasan
implant, yaitu 3 tahun
kemudian. Selain itu, pasien
diedukasi agar tidak beraktivitas
berlebihan menggunakan
tangan yang telah terpasang
implant, menjaga area luka
tetap kering selama 3 hari, dan
kembali apabila terdapat
keluhan pemasangan implant
serta informasi mengenai efek
samping yang dapat timbul,
diantaranya menstruasi yang
tidak teratur, kenaikan berat
badan, nyeri pada payudara,
timbul jerawat, hingga sakit
kepala yang bersifat sementara
dan dapat hilang dengan
sendirinya.

4. Pasang IUD (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


Kegiatan Pasien/Laporan Terkait
Pasien
1 19-05-2022 Pemasangan IUD Ny. EM Pasien P3A0H3 usia 38 tahun Saat pasien datang ke Poli
38 tahun datang ke Poli ANC/KB ANC/KB, dilakukan anamnesis
RT 002/RW 001 Telaga Puskesmas Taliwang untuk mengenai riwayat penggunaan
Bertong melakukan konsultasi KB sebelumnya, riwayat
penggantian KB dari kontrasepsi kehamilan, persalinan, efek
suntik 3 bulan ke AKDR. Pasien penggunaan KB, dan konsultasi
mengatakan telah menggunakan mengenai penggantian KB
KB suntik sejak 9 bulan yang selanjutnya. Setelah itu
lalu, kemudian ingin mengganti dilakukan pemeriksaan tanda
metode dikarenakan ingin vital dengan hasil sebagai
menggunakan KB jangka berikut:
panjang agar tidak melakukan TD: 120/80 mmHg
suntik KB setiap 3 bulan. HR: 85x/menit
RR: 16x/menit
T: 36,6 derajat Celcius
Selanjutnya, dilakukan
persiapan pemasangan
AKDR/IUD, yaitu mempersilakan
pasien berbaring di bed
sementara petugas
mempersiapkan alat dan bahan.
Setelah alat dan bahan tersedia,
pasien diminta untuk membuka
kedua kaki dengan posisi
diangkat ke atas, kemudian
spekulum dimasukkan ke dalam
liang vagina untuk memeriksa
ukuran dan posisi uterus.
Kemudian vagina dan serviks
dibersikan dengan cairan
antiseptic dan serviks
diposisikan agar sejajar dengan
rahim. Selanjutnya IUD
dimasukkan ke dalam uterus
dengan menggunakan aplikator.
Setelah dimasukkan dan posisi
IUD telah tepat, lengan IUD
dibebaskan dari aplikator,
kemudian aplikator dikeluarkan
dengan sisa benang IUD yang
menggantung di luar serviks
dipotong hingga bersisa 2-4 cm.

Setelah pemasangan IUD


selesai, petugas mengisi kartu
KB pasien dan memberikan
informasi bahwa IUD dapat
langsung efektif untuk
mencegah kehamilan dan dapat
bertahan 10 tahun kemudian.
Selain itu, pasien juga diberikan
informasi mengenai efek
samping setelah pemasangan
AKDR seperti perdarahan dan
perubahan siklus menstruasi
pada 3-6 bulan pertama yang
semakin lama akan semakin
berkurang, kram perut ringan
yang dapat diberikan obat
pereda rasa nyeri atau kompres
dengan air hangat, mual,
disminore/kram haid yang lebih
dari biasanya. Pasien juga
diajarkan cara memeriksa
benang IUD secara mandiri,
yaitu dengan memasukkan jari
telunjuk dan jari tengah ke
dalam liang vagina, apabila
benang tidak teraba maka
pasien dianjurkan untuk segera
kontrol ke fasilitas kesehatan.

5. IMD/Asi Eksklusif (Min. 2)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


Kegiatan Pasien/Laporan Terkait
Pasien

1 07-05-2022 Inisiasi Menyusui Nama ibu: Ny. I Inisiasi Menyusui Dini Kegiatan ini dilakukan pada
Dini Usia: 23 tahun merupakan proses awal bayi tanggal 07-05-2022 di Kamar
Alamat: Sampir menyusui dalam waktu 1 jam Bersalin Puskesmas Taliwang.
Pekerjaan: IRT setelah lahir. Bayi yang baru Pasien Ny. I (23 tahun) P2A0H2
Pendidikan terakhir: lahir akan diletakkan terlungkup post partum pukul 07.15 bayi
SMA di dada ibu untuk mencari laki-laki. Setelah bayi
sendiri puting payudara ibu dikeringkan dan dilakukan
secara alami atau tanpa pemeriksaan tanda vital bayi,
bantuan. Proses ini sangat selanjutnya setelah kondisi bayi
berperan penting dalam dinilai aman (APGAR score 7,
keberlangsungan pemberian ASI tidak terdapat kelainan fisik),
eksklusif dan lama menyusui. maka bayi ditengkurapkan di
Manfaat IMD lainnya ialah dapat bagian dada ibu dengan kulit
meningkatkan kesempatan bayi saling melekat sembari bayi
memperoleh kolostrum untuk dipakaian topi dan keduanya
meningkatkan imunitas, diselimuti menggunakan kain
memperkuat hubungan ibu dan untuk menjaga kehangatan. Bayi
bayi, serta meningkatkan yang telah tengkurap dibiarkan
kesehatan bayi. WHO sendiri secara alami mencari putting
merekomendasikan pemberian susu ibunya, kemudian bayi dan
IMD dikarenakan dapat ibu dibiarkan hingga proses
menyelamatkan sekitar 22% menyusui selesai. Setelah itu,
bayi dari kematian pada 1 bulan bayi dan ibu dipisahkan untuk
pertama kehidupan. Pada ibu dilakukan penimbangan dan
yang melahirkan secara normal pemberian vitamin K serta obat
dan bayi yang sehat dapat tetes mata. Ibu juga diberikan
dilakukan IMD sesegera KIE mengenai manfaat IMD dan
mungkin. pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
Pasien Ny. I berusia 23 tahun
P2A0H2 melahirkan bayi laki-laki
secara spontan pada tanggal 07-
05-2022 pukul 07.15 dengan BBL
2900 gram dan PBL 49 cm, LK 31
cm, APGAR score: 7, dan kondisi
fisik tidak terdapat kelainan
sehingga segera dilakukan IMD
setelah lahir.
2 10-06-2022 Inisiasi Menyusui Nama ibu: Ny. S Inisiasi Menyusui Dini Kegiatan ini dilakukan pada
Dini Usia: 19 tahun merupakan proses awal bayi tanggal 10-06-2022 di Kamar
Alamat: Batu Putih menyusui dalam waktu 1 jam Bersalin Puskesmas Taliwang.
Pekerjaan: IRT setelah lahir. Bayi yang baru Pasien Ny. S (19 tahun) P1A0H1
Pendidikan terakhir: lahir akan diletakkan terlungkup post partum pukul 02.00 bayi
SMA di dada ibu untuk mencari laki-laki. Setelah bayi
sendiri puting payudara ibu dikeringkan dan dilakukan
secara alami atau tanpa pemeriksaan tanda vital bayi,
bantuan. Proses ini sangat selanjutnya setelah kondisi bayi
berperan penting dalam dinilai aman (APGAR score 7,
keberlangsungan pemberian ASI tidak terdapat kelainan fisik),
eksklusif dan lama menyusui. maka bayi ditengkurapkan di
Manfaat IMD lainnya ialah dapat bagian dada ibu dengan kulit
meningkatkan kesempatan bayi saling melekat sembari bayi
memperoleh kolostrum untuk dipakaian topi dan keduanya
meningkatkan imunitas, diselimuti menggunakan kain
memperkuat hubungan ibu dan untuk menjaga kehangatan. Bayi
bayi, serta meningkatkan yang telah tengkurap dibiarkan
kesehatan bayi. WHO sendiri secara alami mencari putting
merekomendasikan pemberian susu ibunya, kemudian bayi dan
IMD dikarenakan dapat ibu dibiarkan hingga proses
menyelamatkan sekitar 22% menyusui selesai. Setelah itu,
bayi dari kematian pada 1 bulan bayi dan ibu dipisahkan untuk
pertama kehidupan. Pada ibu dilakukan penimbangan dan
yang melahirkan secara normal pemberian vitamin K serta obat
dan bayi yang sehat dapat tetes mata. Ibu juga diberikan
dilakukan IMD sesegera KIE mengenai manfaat IMD dan
mungkin. pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
Pasien Ny. S berusia 19 tahun
P1A0H1 melahirkan bayi laki-laki
secara spontan pada tanggal 10-
06-2022 pukul 02.00 dengan BBL
2700 gram dan PBL 49 cm, LK 32
cm, APGAR score: 7, dan kondisi
fisik tidak terdapat kelainan
sehingga segera dilakukan IMD
setelah lahir.

6. KB Pil (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


Kegiatan Pasien/Laporan Terkait
Pasien
1 08-03-2022 KB Pil pada Ny. A (01-020635) Pasien P0A0H0 usia 21 tahun Saat pasien datang ke Poli
Nulipara Usia 21 tahun datang ke Poli ANC/KB ANC/KB, dilakukan anamnesis
RT 002/RW 008 Menala Puskesmas Taliwang hendak mengenai riwayat penggunaan
berkonsultasi mengenai KB sebelumnya, dan riwayat
pemakaian KB Pil. Pasien kehamilan. Setelah itu,
mengatakan ingin menunda dilakukan pemeriksaan tanda
kehamilan dikarenakan ingin vital dengan hasil sebagai
fokus bekerja dan belum pernah berikut:
menggunakan KB sebelumnya. TD: 90/60 mmHg
Pasien memilih ingin HR: 80x/menit
menggunakan KB Pil RR: 20x/menit
dikarenakan menurut pasien T: 36,5 derajat Celcius
lebih aman dibandingkan harus Pasien kemudian diberikan
disuntik atau memasang penjelasan mengenai jenis-jenis
implant/IUD. KB, metode pemakaian, durasi
penggunaan, dan efek samping
yang dapat terjadi. Setelah
pasien memilih jenis KB yang
diinginkan yaitu KB Pil, pasien
diberikan penjelasan lebih rinci
mengenai cara minum Pil KB
Kombinasi, yaitu dikonsumsi
mulai dari bagian berwarna
kuning sesuai dengan hari
pertama haid dan dikonsumsi
secara terus menerus setiap hari
mengikuti arah panah petunjuk
di strip KB Pil. Apabila ibu lupa
mengkonsumsi 1 hari, maka hari
selanjutnya harus diminum 2 pil,
dan apabila ibu lupa
mengkonsumsi 2 hari, maka 2
hari selanjutnya harus minum 2
pil/hari ditambah dengan
metode kontrasepsi lainnya,
misal kondom. Selain itu, ibu
juga dijelaskan mengenai efek
samping KB Pil, antara lain mual,
sakit kepala, nyeri payudara,
serta bercak darah antara
periode menstruasi.

KESLING
1. Membina Rumah Sehat (Min. 6)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Keluarga Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
Kegiatan sebagai Binaan Rumah
Sehat
1 29-03-2022 Inspeksi dan Nama KK: Tn. DS Rumah merupakan salah satu Kegiatan ini dilaksanakan pada
Pembinaan Jumlah anggota: 4 kebutuhan dasar manusia yang tanggal 29 Maret 2022 di rumah
Rumah Sehat orang berfungsi utaama sebagai Tn. DS yang berada di Jorok
Alamat: Lingkungan tempat tinggal atau hunian. Tiram dengan observasi secara
Jorok Tiram Menurut Depkes RI (2013), langsung dan hasil tersebut
sebuah rumah dikatakan sehat disesuaikan dengan poin-poin
apabila memenuhi kriteria indikator rumah sehat, antara
minimal, antara lain terdapat lain:
akses air minum, akses jamban A. Komponen Rumah
sehat, lantai, ventilasi, dan 1. Langit-langit: kebersihan,
pencahayaan. Menurut tidak rawan kecelakaan
Kemenkes RI (2012), terdapat 7 2. Dinding: tembok permanen
kriteria rumah sehat, yaitu yang diplester, kedap air
beratap plafon, memiliki dinding 3. Lantai:
permanen, lantai bukan tanah, diplester/ubin/keramik/pap
terdapat jendela, ventilasi yang an (rumah panggung)
cukup, pencahayaan alami yang 4. Jendela kamar: ada
cukup, dan tidak padat huni (≥8 5. Jendela ruang keluarga: ada
m2/orang). Pada tahun 2014, 6. Ventilasi: ada, lubang >10%
persentase rumah yang dari luas lantai
memenuhi standar kesehatan di 7. Lubang asap dapur: ada,
Indonesia sebesar 61,81%, lubang ventilasi >10% luas
sedikit meningkat lantai
dibandingkantahun 2012 yang 8. Pencahayaan: terang, tidak
hanya mencapai 24,9%. silau, dapat dipergunakan
Pentingnya memastikan baik untuk membaca dengan
rumah maupun lingkungan normal
memenuhi standar kesehatan B. Sarana Sanitasi
ialah dapat menurunkan risiko 9. Sarana air bersih: ada,
penularan penyakit, khususnya bukan milik sendiri dan
penyakit yang berbasis memenuhi syarat
lingkungan seperti pneumonia kesehatan (PDAM)
dan diare. Maka dari itu, survey 10. Jamban: leher angsa dan
dan pembinaan rumah sehat disalurkan ke septic tank
perlu dilakukan, termasuk di 11. Sarana pembuangan air
wilayah Taliwang sehingga limbah: ada, tidak
apabila terdapat rumah yang mencemari air, dan
belum memenuhi standar disalurkan ke selokan
kesehatan dapat dilakukan tertutup
pembinaan lebih lanjut. 12. Sarana pembuangan
sampah: kedap air dan
tertutup
C. Perilaku Penghuni
13. Membuka jendela kamar
tidur: setiap hari dibuka
14. Membuka jendela ruang
keluarga: setiap hari dibuka
15. Membersihkan rumah dan
halaman: setiap hari dibuka
16. Membuang tinja bayi dan
balita ke jamban: setiap
hari dibuang ke jamban
17. Membuang sampah pada
tempatnya: setiap hari
dibuang ke tempat sampah

Hasil penilaian: Nilai x bobot


Kriteria:
Rumah sehat = 1068 – 1200
Rumah tidak sehat = <1068

Berdasarkan hasil observasi dan


perhitungan penilaian rumah
sehat, rumah Tn. DS termasuk
dalam kategori rumah tidak
sehat (nilai 893) dan diberikan
edukasi mengenai rumah sehat
terutama pentingnya terdapat
langit-langit, dinding permanen,
ventilasi, serta perilaku
membuka jendela setiap hari
agar terhindar dari penyakit,
terutama yang menyerang
sistem pernapasan.
2 29-03-2022 Pembinaan Nama KK: Tn. AH Rumah merupakan salah satu Kegiatan ini dilaksanakan pada
Rumah Sehat Jumlah anggota: 4 kebutuhan dasar manusia yang tanggal 29 Maret 2022 di rumah
orang berfungsi utaama sebagai Tn. AH yang berada di Jorok
Alamat: Lingkungan tempat tinggal atau hunian. Tiram dengan observasi secara
Jorok Tiram Menurut Depkes RI (2013), langsung dan hasil tersebut
sebuah rumah dikatakan sehat disesuaikan dengan poin-poin
apabila memenuhi kriteria indikator rumah sehat, antara
minimal, antara lain terdapat lain:
akses air minum, akses jamban A. Komponen Rumah
sehat, lantai, ventilasi, dan 1. Langit-langit: kebersihan,
pencahayaan. Menurut tidak rawan kecelakaan
Kemenkes RI (2012), terdapat 7 2. Dinding: tembok permanen
kriteria rumah sehat, yaitu yang diplester, kedap air
beratap plafon, memiliki dinding 3. Lantai:
permanen, lantai bukan tanah, diplester/ubin/keramik/pap
terdapat jendela, ventilasi yang an (rumah panggung)
cukup, pencahayaan alami yang 4. Jendela kamar: ada
cukup, dan tidak padat huni (≥8 5. Jendela ruang keluarga: ada
m2/orang). Pada tahun 2014, 6. Ventilasi: ada, lubang >10%
persentase rumah yang dari luas lantai
memenuhi standar kesehatan di 7. Lubang asap dapur: ada,
Indonesia sebesar 61,81%, lubang ventilasi >10% luas
sedikit meningkat lantai
dibandingkantahun 2012 yang 8. Pencahayaan: terang, tidak
hanya mencapai 24,9%. silau, dapat dipergunakan
Pentingnya memastikan baik untuk membaca dengan
rumah maupun lingkungan normal
memenuhi standar kesehatan B. Sarana Sanitasi
ialah dapat menurunkan risiko 9. Sarana air bersih: ada,
penularan penyakit, khususnya bukan milik sendiri dan
penyakit yang berbasis memenuhi syarat
lingkungan seperti pneumonia kesehatan (PDAM)
dan diare. Maka dari itu, survey 10. Jamban: leher angsa dan
dan pembinaan rumah sehat disalurkan ke septic tank
perlu dilakukan, termasuk di 11. Sarana pembuangan air
wilayah Taliwang sehingga limbah: ada, tidak
apabila terdapat rumah yang mencemari air, dan
belum memenuhi standar disalurkan ke selokan
kesehatan dapat dilakukan tertutup
pembinaan lebih lanjut. 12. Sarana pembuangan
sampah: kedap air dan
tertutup
C. Perilaku Penghuni
13. Membuka jendela kamar
tidur: setiap hari dibuka
14. Membuka jendela ruang
keluarga: setiap hari dibuka
15. Membersihkan rumah dan
halaman: setiap hari dibuka
16. Membuang tinja bayi dan
balita ke jamban: setiap
hari dibuang ke jamban
17. Membuang sampah pada
tempatnya: setiap hari
dibuang ke tempat sampah

Hasil penilaian: Nilai x bobot


Kriteria:
Rumah sehat = 1068 – 1200
Rumah tidak sehat = <1068

Berdasarkan hasil observasi dan


perhitungan penilaian rumah
sehat, rumah Tn. AH termasuk
dalam kategori rumah tidak
sehat (nilai 812) dan diberikan
edukasi mengenai rumah sehat
terutama pentingnya terdapat
langit-langit, dinding permanen,
ventilasi, lubang asap dapur,
pembuangan limbah yang tidak
mencemari sumber air, serta
perilaku membuka jendela
setiap hari agar terhindar dari
penyakit, terutama yang
menyerang sistem pernapasan
dan diare.
3 29-03-2022 Pembinaan Nama KK: Tn. S Rumah merupakan salah satu Kegiatan ini dilaksanakan pada
Rumah Sehat Jumlah anggota: 6 kebutuhan dasar manusia yang tanggal 29 Maret 2022 di rumah
orang berfungsi utaama sebagai Tn. S yang berada di Jorok Tiram
Alamat: Lingkungan tempat tinggal atau hunian. dengan observasi secara
Jorok Tiram Menurut Depkes RI (2013), langsung dan hasil tersebut
sebuah rumah dikatakan sehat disesuaikan dengan poin-poin
apabila memenuhi kriteria indikator rumah sehat, antara
minimal, antara lain terdapat lain:
akses air minum, akses jamban A. Komponen Rumah
sehat, lantai, ventilasi, dan 1. Langit-langit: kebersihan,
pencahayaan. Menurut tidak rawan kecelakaan
Kemenkes RI (2012), terdapat 7 2. Dinding: tembok permanen
kriteria rumah sehat, yaitu yang diplester, kedap air
beratap plafon, memiliki dinding 3. Lantai:
permanen, lantai bukan tanah, diplester/ubin/keramik/pap
terdapat jendela, ventilasi yang an (rumah panggung)
cukup, pencahayaan alami yang 4. Jendela kamar: ada
cukup, dan tidak padat huni (≥8 5. Jendela ruang keluarga: ada
m2/orang). Pada tahun 2014, 6. Ventilasi: ada, lubang >10%
persentase rumah yang dari luas lantai
memenuhi standar kesehatan di 7. Lubang asap dapur: ada,
Indonesia sebesar 61,81%, lubang ventilasi >10% luas
sedikit meningkat lantai
dibandingkantahun 2012 yang 8. Pencahayaan: terang, tidak
hanya mencapai 24,9%. silau, dapat dipergunakan
Pentingnya memastikan baik untuk membaca dengan
rumah maupun lingkungan normal
memenuhi standar kesehatan B. Sarana Sanitasi
ialah dapat menurunkan risiko 9. Sarana air bersih: ada,
penularan penyakit, khususnya bukan milik sendiri dan
penyakit yang berbasis memenuhi syarat
lingkungan seperti pneumonia kesehatan (PDAM)
dan diare. Maka dari itu, survey 10. Jamban: leher angsa dan
dan pembinaan rumah sehat disalurkan ke septic tank
perlu dilakukan, termasuk di 11. Sarana pembuangan air
wilayah Taliwang sehingga limbah: ada, tidak
apabila terdapat rumah yang mencemari air, dan
belum memenuhi standar disalurkan ke selokan
kesehatan dapat dilakukan tertutup
pembinaan lebih lanjut. 12. Sarana pembuangan
sampah: kedap air dan
tertutup
C. Perilaku Penghuni
13. Membuka jendela kamar
tidur: setiap hari dibuka
14. Membuka jendela ruang
keluarga: setiap hari dibuka
15. Membersihkan rumah dan
halaman: setiap hari dibuka
16. Membuang tinja bayi dan
balita ke jamban: setiap
hari dibuang ke jamban
17. Membuang sampah pada
tempatnya: setiap hari
dibuang ke tempat sampah

Hasil penilaian: Nilai x bobot


Kriteria:
Rumah sehat = 1068 – 1200
Rumah tidak sehat = <1068

Berdasarkan hasil observasi dan


perhitungan penilaian rumah
sehat, rumah Tn. S termasuk
dalam kategori rumah sehat
(nilai 1100).
4 29-03-2022 Pembinaan Nama KK: Tn. AM Rumah merupakan salah satu Kegiatan ini dilaksanakan pada
Rumah Sehat Jumlah anggota: 6 kebutuhan dasar manusia yang tanggal 29 Maret 2022 di rumah
orang berfungsi utaama sebagai Tn. AM yang berada di Jorok
Alamat: Lingkungan tempat tinggal atau hunian. Tiram dengan observasi secara
Jorok Tiram Menurut Depkes RI (2013), langsung dan hasil tersebut
sebuah rumah dikatakan sehat disesuaikan dengan poin-poin
apabila memenuhi kriteria indikator rumah sehat, antara
minimal, antara lain terdapat lain:
akses air minum, akses jamban A. Komponen Rumah
sehat, lantai, ventilasi, dan 1. Langit-langit: kebersihan,
pencahayaan. Menurut tidak rawan kecelakaan
Kemenkes RI (2012), terdapat 7 2. Dinding: tembok permanen
kriteria rumah sehat, yaitu yang diplester, kedap air
beratap plafon, memiliki dinding 3. Lantai:
permanen, lantai bukan tanah, diplester/ubin/keramik/pap
terdapat jendela, ventilasi yang an (rumah panggung)
cukup, pencahayaan alami yang 4. Jendela kamar: ada
cukup, dan tidak padat huni (≥8 5. Jendela ruang keluarga: ada
m2/orang). Pada tahun 2014, 6. Ventilasi: ada, lubang >10%
persentase rumah yang dari luas lantai
memenuhi standar kesehatan di 7. Lubang asap dapur: ada,
Indonesia sebesar 61,81%, lubang ventilasi >10% luas
sedikit meningkat lantai
dibandingkantahun 2012 yang 8. Pencahayaan: terang, tidak
hanya mencapai 24,9%. silau, dapat dipergunakan
Pentingnya memastikan baik untuk membaca dengan
rumah maupun lingkungan normal
memenuhi standar kesehatan B. Sarana Sanitasi
ialah dapat menurunkan risiko 9. Sarana air bersih: ada,
penularan penyakit, khususnya bukan milik sendiri dan
penyakit yang berbasis memenuhi syarat
lingkungan seperti pneumonia kesehatan (PDAM)
dan diare. Maka dari itu, survey 10. Jamban: leher angsa dan
dan pembinaan rumah sehat disalurkan ke septic tank
perlu dilakukan, termasuk di 11. Sarana pembuangan air
wilayah Taliwang sehingga limbah: ada, tidak
apabila terdapat rumah yang mencemari air, dan
belum memenuhi standar disalurkan ke selokan
kesehatan dapat dilakukan tertutup
pembinaan lebih lanjut. 12. Sarana pembuangan
sampah: kedap air dan
tertutup
C. Perilaku Penghuni
13. Membuka jendela kamar
tidur: setiap hari dibuka
14. Membuka jendela ruang
keluarga: setiap hari dibuka
15. Membersihkan rumah dan
halaman: setiap hari dibuka
16. Membuang tinja bayi dan
balita ke jamban: setiap
hari dibuang ke jamban
17. Membuang sampah pada
tempatnya: setiap hari
dibuang ke tempat sampah

Hasil penilaian: Nilai x bobot


Kriteria:
Rumah sehat = 1068 – 1200
Rumah tidak sehat = <1068

Berdasarkan hasil observasi dan


perhitungan penilaian rumah
sehat, rumah Tn. AM termasuk
dalam kategori rumah tidak
sehat (nilai 856) dan diberikan
edukasi mengenai rumah sehat
terutama pentingnya terdapat
langit-langit, dinding permanen,
ventilasi, lubang asap dapur,
serta perilaku membuka jendela
setiap hari agar terhindar dari
penyakit, terutama yang
menyerang sistem pernapasan
dan diare.
5 29-03-2022 Pembinaan Nama KK: Tn. K Rumah merupakan salah satu Kegiatan ini dilaksanakan pada
Rumah Sehat Jumlah anggota: 5 kebutuhan dasar manusia yang tanggal 29 Maret 2022 di rumah
orang berfungsi utaama sebagai Tn. K yang berada di Jorok Tiram
Alamat: Lingkungan tempat tinggal atau hunian. dengan observasi secara
Jorok Tiram Menurut Depkes RI (2013), langsung dan hasil tersebut
sebuah rumah dikatakan sehat disesuaikan dengan poin-poin
apabila memenuhi kriteria indikator rumah sehat, antara
minimal, antara lain terdapat lain:
akses air minum, akses jamban A. Komponen Rumah
sehat, lantai, ventilasi, dan 1. Langit-langit: kebersihan,
pencahayaan. Menurut tidak rawan kecelakaan
Kemenkes RI (2012), terdapat 7 2. Dinding: tembok permanen
kriteria rumah sehat, yaitu yang diplester, kedap air
beratap plafon, memiliki dinding 3. Lantai:
permanen, lantai bukan tanah, diplester/ubin/keramik/pap
terdapat jendela, ventilasi yang an (rumah panggung)
cukup, pencahayaan alami yang 4. Jendela kamar: ada
cukup, dan tidak padat huni (≥8 5. Jendela ruang keluarga: ada
m2/orang). Pada tahun 2014, 6. Ventilasi: ada, lubang >10%
persentase rumah yang dari luas lantai
memenuhi standar kesehatan di 7. Lubang asap dapur: ada,
Indonesia sebesar 61,81%, lubang ventilasi >10% luas
sedikit meningkat lantai
dibandingkantahun 2012 yang 8. Pencahayaan: terang, tidak
hanya mencapai 24,9%. silau, dapat dipergunakan
Pentingnya memastikan baik untuk membaca dengan
rumah maupun lingkungan normal
memenuhi standar kesehatan B. Sarana Sanitasi
ialah dapat menurunkan risiko 9. Sarana air bersih: ada,
penularan penyakit, khususnya bukan milik sendiri dan
penyakit yang berbasis memenuhi syarat
lingkungan seperti pneumonia kesehatan (PDAM)
dan diare. Maka dari itu, survey 10. Jamban: leher angsa dan
dan pembinaan rumah sehat disalurkan ke septic tank
perlu dilakukan, termasuk di 11. Sarana pembuangan air
wilayah Taliwang sehingga limbah: ada, tidak
apabila terdapat rumah yang mencemari air, dan
belum memenuhi standar disalurkan ke selokan
kesehatan dapat dilakukan tertutup
pembinaan lebih lanjut. 12. Sarana pembuangan
sampah: kedap air dan
tertutup
C. Perilaku Penghuni
13. Membuka jendela kamar
tidur: setiap hari dibuka
14. Membuka jendela ruang
keluarga: setiap hari dibuka
15. Membersihkan rumah dan
halaman: setiap hari dibuka
16. Membuang tinja bayi dan
balita ke jamban: setiap
hari dibuang ke jamban
17. Membuang sampah pada
tempatnya: setiap hari
dibuang ke tempat sampah

Hasil penilaian: Nilai x bobot


Kriteria:
Rumah sehat = 1068 – 1200
Rumah tidak sehat = <1068

Berdasarkan hasil observasi dan


perhitungan penilaian rumah
sehat, rumah Tn. K termasuk
dalam kategori rumah sehat
(nilai 1200).
6 29-03-2022 Pembinaan Nama KK: Tn. SA Rumah merupakan salah satu Kegiatan ini dilaksanakan pada
Rumah Sehat Jumlah anggota: 5 kebutuhan dasar manusia yang tanggal 29 Maret 2022 di rumah
orang berfungsi utaama sebagai Tn. SA yang berada di Jorok
Alamat: Lingkungan tempat tinggal atau hunian. Tiram dengan observasi secara
Jorok Tiram Menurut Depkes RI (2013), langsung dan hasil tersebut
sebuah rumah dikatakan sehat disesuaikan dengan poin-poin
apabila memenuhi kriteria indikator rumah sehat, antara
minimal, antara lain terdapat lain:
akses air minum, akses jamban A. Komponen Rumah
sehat, lantai, ventilasi, dan 1. Langit-langit: kebersihan,
pencahayaan. Menurut tidak rawan kecelakaan
Kemenkes RI (2012), terdapat 7 2. Dinding: tembok permanen
kriteria rumah sehat, yaitu yang diplester, kedap air
beratap plafon, memiliki dinding 3. Lantai:
permanen, lantai bukan tanah, diplester/ubin/keramik/pap
terdapat jendela, ventilasi yang an (rumah panggung)
cukup, pencahayaan alami yang 4. Jendela kamar: ada
cukup, dan tidak padat huni (≥8 5. Jendela ruang keluarga: ada
m2/orang). Pada tahun 2014, 6. Ventilasi: ada, lubang >10%
persentase rumah yang dari luas lantai
memenuhi standar kesehatan di 7. Lubang asap dapur: ada,
Indonesia sebesar 61,81%, lubang ventilasi >10% luas
sedikit meningkat lantai
dibandingkantahun 2012 yang 8. Pencahayaan: terang, tidak
hanya mencapai 24,9%. silau, dapat dipergunakan
Pentingnya memastikan baik untuk membaca dengan
rumah maupun lingkungan normal
memenuhi standar kesehatan B. Sarana Sanitasi
ialah dapat menurunkan risiko 9. Sarana air bersih: ada,
penularan penyakit, khususnya bukan milik sendiri dan
penyakit yang berbasis memenuhi syarat
lingkungan seperti pneumonia kesehatan (PDAM)
dan diare. Maka dari itu, survey 10. Jamban: leher angsa dan
dan pembinaan rumah sehat disalurkan ke septic tank
perlu dilakukan, termasuk di 11. Sarana pembuangan air
wilayah Taliwang sehingga limbah: ada, tidak
apabila terdapat rumah yang mencemari air, dan
belum memenuhi standar disalurkan ke selokan
kesehatan dapat dilakukan tertutup
pembinaan lebih lanjut. 12. Sarana pembuangan
sampah: kedap air dan
tertutup
C. Perilaku Penghuni
13. Membuka jendela kamar
tidur: setiap hari dibuka
14. Membuka jendela ruang
keluarga: setiap hari dibuka
15. Membersihkan rumah dan
halaman: setiap hari dibuka
16. Membuang tinja bayi dan
balita ke jamban: setiap
hari dibuang ke jamban
17. Membuang sampah pada
tempatnya: setiap hari
dibuang ke tempat sampah

Hasil penilaian: Nilai x bobot


Kriteria:
Rumah sehat = 1068 – 1200
Rumah tidak sehat = <1068

Berdasarkan hasil observasi dan


perhitungan penilaian rumah
sehat, rumah Tn. SA termasuk
dalam kategori rumah sehat
(nilai 1125).

P2P
1. Vaksinasi Dasar/BIAS (Min. 5)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Penerima Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
Kegiatan Vaksin/Keterangan
Terkait Penerima
Vaksin
1 25-03-2022 Imunisasi BCG dan An. FGA Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. FGA datang ke
OPV1 Laki-laki upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 1 bulan 1 minggu kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain).
antibodi yang selanjutnya akan Setelah dipastikan An. FGA
digunakan untuk membentuk dalam kondisi sehat, ibu pasien
imunitas terhadap jenis penyakit diberikan informasi mengenai
tersebut. Di Indonesia, terdapat imunisasi yang akan diberikan
beberapa penyakit yang sesuai dengan usia peserta,
termasuk dalam program yaitu imunisasi BCG yang
imunisasi (Penyakit yang Dapat diberikan melalui suntikan di
Dicegah Dengan Imunisasi lengan kanan untuk mencegah
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, penyakit tuberculosis dan
Difteri, Pertusis, Tetanus, imunisasi OPV1 secara oral
Hepatitis, Polio, dan Campak. (penetesan vaksin) untuk
Berikut merupakan jadwal mencegah penyakit polio.
imunisasi nasional: Selanjutnya, dilakukan langkah-
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) langkah imunisasi sebaga
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, berikut.
OPV1 1. Persiapan alat dan bahan
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, berupa handscoon, vial
OPV2 vaksin BCG, vial vaksin OPV,
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, spuit 0,05 cc, dan kasa
OPV3 alkohol.
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, 2. Peserta digendong dengan
OPV4 dan IPV posisi menyusui dengan
Usia 9 bulan: MR lengan kanan peserta
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib menghadap petugas.
Anak kelas 1 SD: MR, DT 3. Area lengan (deltoid) kanan
Anak kelas 2 SD: Td pasien dibebaskan dari
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 pakaian, selanjutnya
dibersihkan menggunakan
kasa alkohol.
4. Vaksin BCG sebanyak 0,05 ml
disuntikkan menggunakan
spuit 0,05 cc pada deltoid
kanan pasien secara
intrakutan.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
6. Vaksin OPV1 diberikan
dengan meneteskan 2 tetes
(0,1 ml) ke mulut peserta.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
akan timbul setelah pemberian
vaksin BCG, yaitu munculnya
bisul/luka pada lokasi
penyuntikan yang merupakan
hal normal sehingga ibu tidak
perlu khawatir, dimana luka
tersebut akan sembuh biasanya
dalam waktu 3 bulan dan
menimbulkan bekas luka. Ibu
diharapkan tidak
mengompres/memencet bagian
yang diberikan suntikan. Apabila
timbul demam setelah
imunisasi, anak dapat
dikompres, lebih sering disusui,
atau dapat diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya, yaitu pada usia 2
bulan atau Posyandu bulan
selanjutnya.

2 25-03-2022 Imunisasi BCG dan An. IS Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. IS datang ke
OPV1 Perempuan upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 1 bulan kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain).
antibodi yang selanjutnya akan Setelah dipastikan An. IS dalam
digunakan untuk membentuk kondisi sehat, ibu pasien
imunitas terhadap jenis penyakit diberikan informasi mengenai
tersebut. Di Indonesia, terdapat imunisasi yang akan diberikan
beberapa penyakit yang sesuai dengan usia peserta,
termasuk dalam program yaitu imunisasi BCG yang
imunisasi (Penyakit yang Dapat diberikan melalui suntikan di
Dicegah Dengan Imunisasi lengan kanan untuk mencegah
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, penyakit tuberculosis dan
Difteri, Pertusis, Tetanus, imunisasi OPV1 secara oral
Hepatitis, Polio, dan Campak. (penetesan vaksin) untuk
Berikut merupakan jadwal mencegah penyakit polio.
imunisasi nasional: Selanjutnya, dilakukan langkah-
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) langkah imunisasi sebaga
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, berikut.
OPV1 1. Persiapan alat dan bahan
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, berupa handscoon, vial
OPV2 vaksin BCG, vial vaksin OPV,
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, spuit 0.05 cc, dan kasa
OPV3 alkohol.
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, 2. Peserta digendong dengan
OPV4 dan IPV posisi menyusui dengan
Usia 9 bulan: MR lengan kanan peserta
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib menghadap petugas.
Anak kelas 1 SD: MR, DT 3. Area lengan (deltoid) kanan
Anak kelas 2 SD: Td pasien dibebaskan dari
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 pakaian, selanjutnya
dibersihkan menggunakan
kasa alkohol.
4. Vaksin BCG sebanyak 0,05 ml
disuntikkan menggunakan
spuit 0,05 cc pada deltoid
kanan pasien secara
intrakutan.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
6. Vaksin OPV1 diberikan
dengan meneteskan 2 tetes
(0,1 ml) ke mulut peserta.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
akan timbul setelah pemberian
vaksin BCG, yaitu munculnya
bisul/luka pada lokasi
penyuntikan yang merupakan
hal normal sehingga ibu tidak
perlu khawatir, dimana luka
tersebut akan sembuh biasanya
dalam waktu 3 bulan dan
menimbulkan bekas luka. Ibu
diharapkan tidak
mengompres/memencet bagian
yang diberikan suntikan. Apabila
timbul demam setelah
imunisasi, anak dapat
dikompres, lebih sering disusui,
atau dapat diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya, yaitu pada usia 2
bulan atau Posyandu bulan
selanjutnya.

3 25-03-2022 Imunisasi DPT-HB- An. AA Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. AA datang ke
Hib1 dan OPV2 Laki-laki upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 4 bulan 5 hari kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain) dan
antibodi yang selanjutnya akan riwayat imunisasi sebelumnya.
digunakan untuk membentuk Ibu pasien mengaku pada bulan
imunitas terhadap jenis penyakit sebelumnya, An. AA mengalami
tersebut. Di Indonesia, terdapat batuk sehingga tidak dilakukan
beberapa penyakit yang imunisasi, namun saat ini
termasuk dalam program kondisi An. AA sudah dalam
imunisasi (Penyakit yang Dapat keadaan sehat. Selanjutnya, ibu
Dicegah Dengan Imunisasi An. AA diberikan informasi
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, mengenai imunisasi yang akan
Difteri, Pertusis, Tetanus, diberikan berdasarkan usia dan
Hepatitis, Polio, dan Campak. riwayat imunisasi An. AA, yaitu
Berikut merupakan jadwal imunisasi DPT-HB-Hib1 yang
imunisasi nasional: diberikan melalui suntikan di
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) paha kanan untuk mencegah
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, penyakit difteri, pertusis,
OPV1 tetanus, hepatitis B, dan
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, influenza, serta imunisasi OPV2
OPV2 per-oral untuk mencegah
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, penyakit polio. Selanjutnya,
OPV3 dilakukan langkah-langkah
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, imunisasi sebaga berikut.
OPV4 dan IPV 1. Persiapan alat dan bahan
Usia 9 bulan: MR berupa handscoon, vial
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib vaksin Pentabio, vial vaksin
Anak kelas 1 SD: MR, DT OPV, spuit 0,5 cc, dan kasa
Anak kelas 2 SD: Td alkohol.
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 2. Peserta digendong dengan
posisi menyusui dengan paha
kanan peserta menghadap
petugas.
3. Area paha anterolateral
kanan pasien dibebaskan dari
pakaian, selanjutnya
dibersihkan menggunakan
kasa alkohol.
4. Vaksin Pentabio sebanyak 0,5
ml disuntikkan menggunakan
spuit 0,5 cc pada paha
anterolateral kanan pasien
secara intramuskular.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
6. Vaksin OPV2 diberikan
dengan meneteskan 2 tetes
(0,1 ml) ke mulut peserta.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
dapat timbul setelah pemberian
vaksin, antara lain demam
ringan, bengkak pada tempat
suntikan, dan anak menjadi
rewel. Ibu disarankan untuk
terus memberikan ASI kepada
anak, mengompres area bekas
suntikan menggunakan air
hangat, atau diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya, yaitu pada usia 5
bulan atau Posyandu bulan
selanjutnya.

4 25-03-2022 Imunisasi DPT-HB- An. FR Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. FR datang ke
Hib1 dan OPV2 Perempuan upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 2 bulan 3 minggu kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain) dan
antibodi yang selanjutnya akan riwayat imunisasi sebelumnya.
digunakan untuk membentuk Setelah dipastikan An. FR dalam
imunitas terhadap jenis penyakit kondisi sehat, selanjutnya ibu
tersebut. Di Indonesia, terdapat diberikan informasi mengenai
beberapa penyakit yang imunisasi yang akan diberikan
termasuk dalam program berdasarkan usia dan riwayat
imunisasi (Penyakit yang Dapat imunisasi An. FR, yaitu imunisasi
Dicegah Dengan Imunisasi DPT-HB-Hib1 yang diberikan
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, melalui suntikan di paha kanan
Difteri, Pertusis, Tetanus, untuk mencegah penyakit
Hepatitis, Polio, dan Campak. difteri, pertusis, tetanus,
Berikut merupakan jadwal hepatitis B, dan influenza, serta
imunisasi nasional: imunisasi OPV2 per-oral untuk
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) mencegah penyakit polio.
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, Selanjutnya, dilakukan langkah-
OPV1 langkah imunisasi sebaga
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, berikut.
OPV2 1. Persiapan alat dan bahan
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, berupa handscoon, vial
OPV3 vaksin Pentabio, vial vaksin
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, OPV, spuit 0,5 cc, dan kasa
OPV4 dan IPV alkohol.
Usia 9 bulan: MR 2. Peserta digendong dengan
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib posisi menyusui dengan paha
Anak kelas 1 SD: MR, DT kanan peserta menghadap
Anak kelas 2 SD: Td petugas.
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 3. Area paha anterolateral
kanan pasien dibebaskan dari
pakaian, selanjutnya
dibersihkan menggunakan
kasa alkohol.
4. Vaksin Pentabio sebanyak 0,5
ml disuntikkan menggunakan
spuit 0,5 cc pada paha
anterolateral kanan pasien
secara intramuskular.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
6. Vaksin OPV2 diberikan
dengan meneteskan 2 tetes
(0,1 ml) ke mulut peserta.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
dapat timbul setelah pemberian
vaksin, antara lain demam
ringan, bengkak pada tempat
suntikan, dan anak menjadi
rewel. Ibu disarankan untuk
terus memberikan ASI kepada
anak, mengompres area bekas
suntikan menggunakan air
hangat, atau diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya, yaitu pada usia 3
bulan atau Posyandu bulan
selanjutnya.

5 25-03-2022 Imunisasi MR1 An. AJ Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. AJ datang ke
Laki-laki upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 9 bulan 3 minggu kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain) dan
antibodi yang selanjutnya akan riwayat imunisasi sebelumnya.
digunakan untuk membentuk Setelah dipastikan An. AJ dalam
imunitas terhadap jenis penyakit kondisi sehat, selanjutnya ibu
tersebut. Di Indonesia, terdapat diberikan informasi mengenai
beberapa penyakit yang imunisasi yang akan diberikan
termasuk dalam program berdasarkan usia dan riwayat
imunisasi (Penyakit yang Dapat imunisasi An. FR, yaitu imunisasi
Dicegah Dengan Imunisasi MR1 (Measles-Rubella) yang
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, diberikan melalui suntikan di
Difteri, Pertusis, Tetanus, lengan kiri untuk mencegah
Hepatitis, Polio, dan Campak. penyakit campak dan rubella.
Berikut merupakan jadwal Selanjutnya, dilakukan langkah-
imunisasi nasional: langkah imunisasi sebaga
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) berikut.
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, 1. Persiapan alat dan bahan
OPV1 berupa handscoon, vial
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, vaksin MR, spuit 0,5 cc, dan
OPV2 kasa alkohol.
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, 2. Peserta diposisikan
OPV3 menghadap samping dengan
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, lengan kiri menghadap
OPV4 dan IPV petugas.
Usia 9 bulan: MR 3. Area lengkan (deltoid) kiri
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib pasien dibebaskan dari
Anak kelas 1 SD: MR, DT pakaian, selanjutnya
Anak kelas 2 SD: Td dibersihkan menggunakan
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 kasa alkohol.
4. Vaksin MR sebanyak 0,5 ml
disuntikkan menggunakan
spuit 0,5 cc pada deltoid kiri
pasien secara subkutan.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
dapat timbul setelah pemberian
vaksin, antara lain demam
ringan, bengkak dan nyeri pada
tempat suntikan. Ibu disarankan
untuk terus memberikan ASI
kepada anak, mengompres area
bekas suntikan menggunakan air
hangat, atau diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya yaitu pada usia 18
bulan.

2. Vaksinator Covid-19 (Min. 1)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Penerima Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
Kegiatan Vaksin/Keterangan
Terkait Penerima
Vaksin
1 23-05-2022 Vaksinasi Covid- Nama: Tn. M Sejak Maret 2020 hingga saat Tn. M berusia 40 tahun datang
19 Usia: 40 tahun ini, infeksi virus COVID-19 masih ke pusat pelayanan vaksinasi di
Alamat: RT 001/RW001 berstatus pandemi di seluruh Desa Bugis pada tanggal 23 Mei
Kelurahan Bugis dunia. Berdasarkan data WHO 2022. Setelah mendaftar pada
pada November 2021, sebanyak bagian registrasi, dilakukan
4.249.323 orang terinfeksi pengisian formulir vaksinasi dan
Covid-19 dengan jumlah verifikasi KTP. Selanjutnya,
kematian 143.592 di Indonesia. dilakukan skrining anamnesa
Dikarenakan tingkat penularan terkait dengan kondisi peserta
dan kematian yang tinggi, saat ini, riwayat penyakit
pemberian vaksinasi COVID-19 (komorbid), dan riwayat
semakin gencar dilakukan. vaksinasi sebelumnya, serta
Vaksinasi tersebut bertujuan dilanjutkan dengan pemeriksaan
untuk membentuk sistem tanda vital. Kemudian, setelah
kekebalan tubuh sehingga peserta dinyatakan dan aman
mampu mengenali dan melawan untuk diberikan vaksinasi,
virus COVID-19 secara cepat, petugas vaksinator memberikan
sehingga diharapkan dapat vaksinasi yang sesuai (Tn. M
menurunkan angka kesakitan telah mendapatkan vaksinasi 2
dan kematian. Selain itu, dosis menggunakan vaksin
pemberian vaksinasi juga dapat sinovac sehingga diberikan
mendorong untuk terbentuknya booster vaksin Pfizer sebanyak
herd immunity atau kekebalan 1/2 dosis). Peserta diposisikan
kelompok, sehingga dapat menghadap samping dengan
melindungi orang-orang yang lengan kiri menghadap petugas,
tidak dapat diberikan vaksinasi kemudian lengan kiri
(misalnya atas dasar penyakit dibebaskan dari pakaian dan
tertentu) dari penyakit ini. dibersihkan menggunakan kasa
alkohol. Selanjutnya vaksin
Pfizer disuntikkan sebanyak 1/2
dosis menggunakan spuit 0,5 cc
pada deltoid kiri secara
intramuskular. Setelah selesai,
area penyuntikan dibersihkan
menggunakan kasa kembali.
Peserta yang telah menerima
vaksinasi akan dicatat kembali
mengenai data diri, NIK, nama
vaksin, dan nomor batch yang
akan diinput ke dalam aplikasi
dan petugas kemudian
memberikan kartu vaksinasi
manual kepada peserta.
Terakhir, peserta diberikan
edukasi mengenai efek samping
yang dapat muncul setelah
vaksinasi dan cara
mengatasinya, serta diminta
untuk menunggu selama 30
menit untuk dilakukan observasi
post-vaksinasi.

3. Tracing Penyakit Menular (Min. 2)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Target Tracing Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
Kegiatan (ODR/ODP/PDP/dsb)
1 11-03-2022 Tracing Kasus Anak-anak di Yayasan Skabies merupakan penyakit Kegiatan tracing skabies
Skabies di Yayasan Panti Asuhan Baiti Nur kulit menular yang umum diawali dengan adanya
Panti Asuhan Jannah, Kelurahan ditemui dan diakibatkan oleh laporan kasus skabies pada
Sampir, Kecamatan infestasi kutu parasit beberapa penghuni Panti
Taliwang
Sarcoptes scabiei yang dapat Asuhan Baiti Nur Jannah,
menggali terowongan pada Sampir yang diterima oleh
kulit manusia. Pada tahun Tim P2P. Selanjutnya, laporan
2017, WHO mengatakan tersebut ditindaklanjuti oleh
bahwa skabies merupakan Tim P2P untuk melakukan
penyakit kulit yang tracing ke lokasi bersama
terabaikan (neglected skin dengan Tim Promkes. Pada
disease) dan merupakan saat tracing dilakukan,
masalah kesehatan yang didapatkan 11 orang anak
signifikan di banyak negara mengalami infeksi skabies
berkembang. Secara umum di dan 3 diantaranya telah
seluruh dunia terdapat disertai dengan infeksi
sekitar 300 juta kasus skabies sekunder (An. Berusia 9
setiap tahun, terutama di bulan, 11 bulan, dan 1 tahun).
lingkungan rumah sakit, Adapun anak yang pertama
sekolah, rumah perawatan, kali mengalami keluhan gatal
penjara, panti jompo dan ialah seorang anak asuh
fasilitas perawatan jangka bernama An. Y berusia 9
panjang lainnya. Meskipun bulan yang mengalami
penyakit ini sering diabaikan keluhan gatal dan muncul
karena tidak menyebabkan bintik-bintik di seluruh badan
kematian pada manusia, akan hingga kepala, yang semakin
tetapi apabila tidak ditangani lama semakin banyak dan
dapat menyebabkan disertai dengan pus sejak 1
komplikasi yang berbahaya bulan yang lalu namun tidak
pada penderitanya. Individu dibawa ke Puskesmas/Dokter
yang terinfeksi memerlukan melainkan diobati dengan
identifikasi dan perawatan bedak dan salep yang dibeli
yang tepat karena kesalahan sendiri. Selanjutnya,
diagnosis dapat dilakukan perencanaan
menyebabkan wabah, terapi/tatalaksana kepada 11
morbiditas, dan peningkatan anak dan diberikan KIE
beban ekonomi. Di kepada pengurus panti
Puskesmas Taliwang masih mengenai penyebab
banyak ditemui kasus skabies, penyakit, cara penularan,
sehingga perlu dilakukan pengobatan, dan cara
tracing kasus skabies, mencegah/memutus rantai
tatalaksana, serta KIE yang penularan penyakit.
tepat untuk memutus
penularan.
2 07-03-2022 PE kasus DBD Nama: An. AM Demam dengue dan demam Kegiatan ini dilaksanakan pada 7
Usia: 16 tahun berdarah dengue (DBD) Maret 2022 di Kelurahan Kuang,
Alamat: Kel. Kuang merupakan salah satu penyakit Kecamatan Taliwang, tepatnya
dengan vector nyamuk yang di Lingkungan tempat tinggal
paling umum di seluruh dunia pasien atas nama An. AM yang
terutama di daerah tropis dan terdiagnosis DBD di Puskesmas
subtropis. Penyakit ini tersebar Taliwang. Kegiatan pendekatan
di wilayah Asia Tenggara, Pasifik epidemiologi dilakukan dengan
Barat, dan Karibia. Selama 20 mendatangi rumah pasien,
tahun belakangan ini, terjadi kemudian dilakukan wawancara
peningkatan kasus infeksi singkat sebelum dilakukan
dengue secara global. pendekatan epidemiologi.
Penyakit ini disebabkan oleh Diketahui bahwa pasien
virus dengue yang awalnya mengalami keluhan demam
dapat bermanifestasi sejak 6 hari yang lalu, dengan
asimtomatik, atau demam tanpa riwayat berobat ke mantra
diketahui sebabnya, namun namun tidak ada perubahan,
selanjutnya dapat memunculkan selanjutnya 4 hari setelahnya
gejala perdarahan hingga pasien dibawa berobat ke
perembesan plasma yang dapat Puskesmas kemudian dilakukan
mengakibatkan syok pemeriksaan laboratorium
hipovolemik hingga kematian. dengan hasil IgG dan IgM
Maka dari itu, penyakit ini perlu dengue (+). Pasien merupakan
untuk dilakukan penanganan siswa SMA dengan riwayat
segera dan pencegahan aktivitas di sekolah pada pagi-
penularan, misalnya dengan siang hari, dan sisanya berada di
mengaplikasikan 3M+ seperti rumah. Tidak terdapat tetangga
pada kasus ini, sehingga dapat maupun teman sekolah yang
mengurangi morbiditas dan mengalami keluhan serupa.
mortalitas pada manusia. Kemudian dilakukan
penelusuran jentik nyamuk di
sekitar rumah pasien dan
ditemukan terdapat jentik di bak
air rumah pasien dan pada
genangan air di sekitar rumah
pasien. pada jarak 100m di
sekitar rumah pasien didapatkan
adanya jentik di 8 rumah warga
sekitar 55,6%. Temuan ini
selanjutnya akan dilaporkan
untuk dilakukan penindakan
lebih lanjut. Terakhir, baik
pasien dan masyarakat sekitar
diberikan edukasi mengenai
pencegahan DBD dengan
metode 3M+.

4. Penapisan TB (Min. 5)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


Kegiatan Pasien/Keterangan
Terkait Pasien
1 01-04-2022 Penapisan TB Ny. M TB merupakan penyakit yang Pasien Ny. M berusia 52 tahun
Usia: 52 tahun disebabkan oleh Mycobacterium datang ke Poli ILI dengan
Alamat: Bugis tuberculosis yang terutama keluhan batuk selama 1 bulan.
menyerang paru-paru, namun Berdasarkan hasil anamnesis,
dapat pula menyerang kulit, didapatkan penurunan berat
kelenjar limfe, tulang, hingga badan dan riwayat berkeringat
selaput otak. Pada beberapa malam, dengan hasil
dekade terakhir, terjadi pemeriksaan fisik tidak terdapat
peningkatan laporan kasus TB kelainan. Selanjutnya, pasien
secara drastis di seluruh dunia, diarahkan ke Poli TB untuk
termasuk Indonesia. Penyakit ini melakukan pemeriksaan
banyak terjadi pada negara laboratorium sputum/dahak
berkembang atau yang memiliki untuk mendeteksi adanya
tingkat sosio-ekonomi bakteri TB. Sembari menunggu
menengah ke bawah. Di hasil laboratorium, pasien
Indonesia sendiri, pada tahun diberikan terapi simtomatis dan
2019 terdapat sekitar 845.000 antibiotic terlebih dahulu.
kasus TB paru baru. Meskipun Apabila hasil tes sputum positif
pengobatan TB telah lama TB, maka antibiotik dihentikan
ditemukan, akan tetapi penyakit dan pasien diberikan terapi TB
ini masih menjadi masalah paru OAT kategori 1. Terakhir,
global dan menjadi penyakit pasien diberikan edukasi
menular dengan tingkat mengenai penyakit, rencana
kematian tertinggi setelah ISPA. terapi 6 bulan yang akan
Menurut WHO (2017), masih diberikan, efek samping obat,
terdapat >30% kasus TB yang pentingnya kepatuhan berobat
belum terjangkau di Indonesia, dan cara pencegahan penularan
baik terdeteksi maupun ke orang lain, yaitu dengan
terlaporkan sehingga cakupan menerapkan etika batuk dan
pengobatan kasus baru belum selalu menggunakan masker.
mencakupi seluruh penderita
TB. Maka dari itu, Puskesmas
sebagai pusat pelayanan
terdekat dengan masyarakat
melaksanakan kegiatan
penapisan TB yang dilaksanakan
melalui pelayanan Poli maupun
saat Posyandu Keluarga.
2 07-07-2022 Penapisan TB Tn. MT TB merupakan penyakit yang Pasien Tn. MT berusia 52 tahun
Usia: 52 tahun disebabkan oleh Mycobacterium datang ke Poli ILI dengan
Alamat: Tamekan tuberculosis yang terutama keluhan batuk tidak berdahak
menyerang paru-paru, namun selama 3 minggu. Berdasarkan
dapat pula menyerang kulit, hasil anamnesis, didapatkan
kelenjar limfe, tulang, hingga keluhan demam ringan dan
selaput otak. Pada beberapa penurunan berat badan selama
dekade terakhir, terjadi pasien sakit, dengan hasil
peningkatan laporan kasus TB pemeriksaan fisik tidak terdapat
secara drastis di seluruh dunia, kelainan. Selanjutnya, pasien
termasuk Indonesia. Penyakit ini diarahkan ke Poli TB untuk
banyak terjadi pada negara melakukan pemeriksaan
berkembang atau yang memiliki laboratorium sputum/dahak
tingkat sosio-ekonomi untuk mendeteksi adanya
menengah ke bawah. Di bakteri TB. Sembari menunggu
Indonesia sendiri, pada tahun hasil laboratorium, pasien
2019 terdapat sekitar 845.000 diberikan terapi simtomatis dan
kasus TB paru baru. Meskipun antibiotic terlebih dahulu.
pengobatan TB telah lama Apabila hasil tes sputum positif
ditemukan, akan tetapi penyakit TB, maka antibiotik dihentikan
ini masih menjadi masalah dan pasien diberikan terapi TB
global dan menjadi penyakit paru OAT kategori 1. Terakhir,
menular dengan tingkat pasien diberikan edukasi
kematian tertinggi setelah ISPA. mengenai penyakit, rencana
Menurut WHO (2017), masih terapi 6 bulan yang akan
terdapat >30% kasus TB yang diberikan, efek samping obat,
belum terjangkau di Indonesia, pentingnya kepatuhan berobat
baik terdeteksi maupun dan cara pencegahan penularan
terlaporkan sehingga cakupan ke orang lain, yaitu dengan
pengobatan kasus baru belum menerapkan etika batuk dan
mencakupi seluruh penderita selalu menggunakan masker.
TB. Maka dari itu, Puskesmas
sebagai pusat pelayanan
terdekat dengan masyarakat
melaksanakan kegiatan
penapisan TB yang dilaksanakan
melalui pelayanan Poli maupun
saat Posyandu Keluarga.
3 30-05-2022 Penapisan TB Tn. MN TB merupakan penyakit yang Pasien Tn. MN berusia 54 tahun
Usia: 54 tahun disebabkan oleh Mycobacterium datang ke Poli ILI dengan
Alamat: Bugis tuberculosis yang terutama keluhan batuk kering selama >1
menyerang paru-paru, namun bulan. Berdasarkan hasil
dapat pula menyerang kulit, anamnesis, didapatkan
kelenjar limfe, tulang, hingga penurunan berat badan dan
selaput otak. Pada beberapa riwayat berkeringat malam,
dekade terakhir, terjadi dengan hasil pemeriksaan fisik
peningkatan laporan kasus TB tidak terdapat kelainan.
secara drastis di seluruh dunia, Selanjutnya, pasien diarahkan ke
termasuk Indonesia. Penyakit ini Poli TB untuk melakukan
banyak terjadi pada negara pemeriksaan laboratorium
berkembang atau yang memiliki sputum/dahak untuk
tingkat sosio-ekonomi mendeteksi adanya bakteri TB.
menengah ke bawah. Di Sembari menunggu hasil
Indonesia sendiri, pada tahun laboratorium, pasien diberikan
2019 terdapat sekitar 845.000 terapi simtomatis dan antibiotic
kasus TB paru baru. Meskipun terlebih dahulu. Apabila hasil tes
pengobatan TB telah lama sputum positif TB, maka
ditemukan, akan tetapi penyakit antibiotik dihentikan dan pasien
ini masih menjadi masalah diberikan terapi TB paru OAT
global dan menjadi penyakit kategori 1. Terakhir, pasien
menular dengan tingkat diberikan edukasi mengenai
kematian tertinggi setelah ISPA. penyakit, rencana terapi 6 bulan
Menurut WHO (2017), masih yang akan diberikan, efek
terdapat >30% kasus TB yang samping obat, pentingnya
belum terjangkau di Indonesia, kepatuhan berobat dan cara
baik terdeteksi maupun pencegahan penularan ke orang
terlaporkan sehingga cakupan lain, yaitu dengan menerapkan
pengobatan kasus baru belum etika batuk dan selalu
mencakupi seluruh penderita menggunakan masker.
TB. Maka dari itu, Puskesmas
sebagai pusat pelayanan
terdekat dengan masyarakat
melaksanakan kegiatan
penapisan TB yang dilaksanakan
melalui pelayanan Poli maupun
saat Posyandu Keluarga.
4 02-06-2022 Penapisan TB Ny. M TB merupakan penyakit yang Pasien Ny. M berusia 63 tahun
Usia: 63 tahun disebabkan oleh Mycobacterium datang ke Poli ILI dengan
Alamat: Kuang tuberculosis yang terutama keluhan batuk kering selama 2
menyerang paru-paru, namun bulan yang tidak membaik
dapat pula menyerang kulit, dengan pengobatan.
kelenjar limfe, tulang, hingga Berdasarkan hasil anamnesis,
selaput otak. Pada beberapa didapatkan penurunan berat
dekade terakhir, terjadi badan dan riwayat berkeringat
peningkatan laporan kasus TB malam, dengan hasil
secara drastis di seluruh dunia, pemeriksaan fisik tidak terdapat
termasuk Indonesia. Penyakit ini kelainan. Selanjutnya, pasien
banyak terjadi pada negara diarahkan ke Poli TB untuk
berkembang atau yang memiliki melakukan pemeriksaan
tingkat sosio-ekonomi laboratorium sputum/dahak
menengah ke bawah. Di untuk mendeteksi adanya
Indonesia sendiri, pada tahun bakteri TB. Sembari menunggu
2019 terdapat sekitar 845.000 hasil laboratorium, pasien
kasus TB paru baru. Meskipun diberikan terapi simtomatis dan
pengobatan TB telah lama antibiotic terlebih dahulu.
ditemukan, akan tetapi penyakit Apabila hasil tes sputum positif
ini masih menjadi masalah TB, maka antibiotik dihentikan
global dan menjadi penyakit dan pasien diberikan terapi TB
menular dengan tingkat paru OAT kategori 1. Terakhir,
kematian tertinggi setelah ISPA. pasien diberikan edukasi
Menurut WHO (2017), masih mengenai penyakit, rencana
terdapat >30% kasus TB yang terapi 6 bulan yang akan
belum terjangkau di Indonesia, diberikan, efek samping obat,
baik terdeteksi maupun pentingnya kepatuhan berobat
terlaporkan sehingga cakupan dan cara pencegahan penularan
pengobatan kasus baru belum ke orang lain, yaitu dengan
mencakupi seluruh penderita menerapkan etika batuk dan
TB. Maka dari itu, Puskesmas selalu menggunakan masker.
sebagai pusat pelayanan
terdekat dengan masyarakat
melaksanakan kegiatan
penapisan TB yang dilaksanakan
melalui pelayanan Poli maupun
saat Posyandu Keluarga.
5 03-06-2022 Penapisan TB Ny. S TB merupakan penyakit yang Pasien Ny. S berusia 58 tahun
Usia: 58 tahun disebabkan oleh Mycobacterium datang ke Poli ILI dengan
Alamat: Jorok Tiram tuberculosis yang terutama keluhan batuk tidak berdahak
menyerang paru-paru, namun sekitar >3 minggu. Berdasarkan
dapat pula menyerang kulit, hasil anamnesis, didapatkan
kelenjar limfe, tulang, hingga penurunan berat badan, demam
selaput otak. Pada beberapa yang tidak terlalu tinggi, dan
dekade terakhir, terjadi berkeringat malam hari, dengan
peningkatan laporan kasus TB hasil pemeriksaan fisik tidak
secara drastis di seluruh dunia, terdapat kelainan. Selanjutnya,
termasuk Indonesia. Penyakit ini pasien diarahkan ke Poli TB
banyak terjadi pada negara untuk melakukan pemeriksaan
berkembang atau yang memiliki laboratorium sputum/dahak
tingkat sosio-ekonomi untuk mendeteksi adanya
menengah ke bawah. Di bakteri TB. Sembari menunggu
Indonesia sendiri, pada tahun hasil laboratorium, pasien
2019 terdapat sekitar 845.000 diberikan terapi simtomatis dan
kasus TB paru baru. Meskipun antibiotic terlebih dahulu.
pengobatan TB telah lama Apabila hasil tes sputum positif
ditemukan, akan tetapi penyakit TB, maka antibiotik dihentikan
ini masih menjadi masalah dan pasien diberikan terapi TB
global dan menjadi penyakit paru OAT kategori 1. Terakhir,
menular dengan tingkat pasien diberikan edukasi
kematian tertinggi setelah ISPA. mengenai penyakit, rencana
Menurut WHO (2017), masih terapi 6 bulan yang akan
terdapat >30% kasus TB yang diberikan, efek samping obat,
belum terjangkau di Indonesia, pentingnya kepatuhan berobat
baik terdeteksi maupun dan cara pencegahan penularan
terlaporkan sehingga cakupan ke orang lain, yaitu dengan
pengobatan kasus baru belum menerapkan etika batuk dan
mencakupi seluruh penderita selalu menggunakan masker.
TB. Maka dari itu, Puskesmas
sebagai pusat pelayanan
terdekat dengan masyarakat
melaksanakan kegiatan
penapisan TB yang dilaksanakan
melalui pelayanan Poli maupun
saat Posyandu Keluarga.

5. Pengobatan TB (Min. 5)

No Tanggal Judul Laporan Identitas Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan


Kegiatan Pasien/Keterangan
Terkait Pasien
1 24-03-2022 Pengobatan TB An. A Pasien An. A datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Anak Laki-laki diantar oleh ibunya untuk dilakukan anamnesis mengenai
Usia 3 tahun 6 bulan mengambil obat TB rutin. keluhan saat ini dan efek
Alamat: Bugis Berdasarkan keterangan dari ibu samping obat yang dapat terjadi
pasien, sekitar 1 bulan yang lalu (misal mual, muntah, kuning,
pasien mengalami demam yang kelainan kulit, gangguan
tidak terlalu tinggi, akan tetapi pendengaran, dan lain
tidak kunjung sembuh disertai sebagainya), selanjutnya
dengan berat badan yang tidak dilakukan pemeriksaan fisik
meningkat. Selain itu, terdapat umum dan penimbangan berat
adanya bisul dan pembengkakan badan. Setelah itu, data pasien
yang muncul di bagian leher ditulis pada buku register.
kanan pasien dan terasa nyeri. Pasien kemudian diberikan obat
Ibu pasien mengaku tidak berdasarkan berat badannya (BB
terdapat anggota serumah yang An. A: 13 kg) disertai penjelasan
mengalami keluhan serupa, mengenai cara minum obat,
akan tetapi terdapat beberapa yaitu OAT-KDT TB Anak fase
tetangganya yang mengalami intensif selama 2 bulan, 1 x 3
batuk lama. Setelah pasien tablet (total obat yang diberikan
dibawa ke Puskesmas Taliwang ialah untuk 1 minggu ke depan),
dan dilakukan pemeriksaan yang dikonsumsi secara teratur
TCM, didapatkan hasil (+) setiap hari dan diusahakan
bakteri Mycobacterium dikonsumsi pada jam yang sama
tuberculosis dan pasien mulai 1 jam sebelum makan atau 2
diberikan pengobatan TB fase jam setelah makan. Selain itu,
intensif sejak tanggal 4 Februari ibu pasien dianjurkan untuk
2022. tetap memberikan makanan
bergizi seimbang dan
memperhatikan apabila
terdapat efek samping obat TB
yang mungkin dapat timbul,
pentingnya berobat secara rutin
agar cepat sembuh,
menurunkan risiko penularan ke
orang lain (apabila tidak rutin
berobat, bakteri TB dapat
menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit disembuhkan).
Terakhir, pendamping pasien
diberitahukan mengenai jadwal
pengambilan obat selanjutnya,
yaitu pada tanggal 31 Maret
2022.

2 24-03-2022 Pengobatan TB Tn. M Pasien Tn. M datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Dewasa Laki-laki sendiri untuk mengambil obat dilakukan anamnesis mengenai
Usia 36 tahun TB rutin. Berdasarkan keluhan saat ini dan efek
Alamat: Seloto keterangan pasien, pasien samping obat yang dapat terjadi
awalnya mengeluhkan batuk (misal mual, muntah, kuning,
darah selama 1 bulan sekitar 6 kelainan kulit, gangguan
bulan yang lalu. Selain itu, pendengaran, gangguan
pasien juga mengeluhkan sering pengelihatan, dan lain
berkeringat saat malam hari dan sebagainya), selanjutnya
demam. Pasien mengaku tidak dilakukan pemeriksaan fisik
terdapat anggota serumah yang umum dan penimbangan berat
mengalami keluhan serupa. badan. Setelah itu, data pasien
Setelah melakukan pemeriksaan ditulis pada buku register.
dahak di Puskesmas Taliwang Pasien kemudian diberikan obat
dengan hasil BTA positif, pasien berdasarkan hasil penimbangan
mula mendapatkan pengobatan berat badannya (BB Tn. M: 53
TB pada tanggal 4 Oktober 2021. kg) disertai penjelasan
mengenai cara minum obat,
yaitu OAT-KDT Kategori 1 TB
Dewasa fase lanjutan, 1 x 3
tablet (total obat yang diberikan
ialah untuk 1 minggu), yang
dikonsumsi secara teratur 3 kali
seminggu (senin-rabu-jumat)
dan diusahakan dikonsumsi
pada jam yang sama 1 jam
sebelum makan atau 2 jam
setelah makan. Selain itu, pasien
juga diberikan informasi bahwa
minggu ini merupakan minggu
terakhir pasien mengonsumsi
obat TB, namun pasien
dianjurkan untuk tetap
mengonsumsi makanan bergizi
seimbang, dan tetap
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat serta pentingnya
berobat secara rutin agar cepat
sembuh, menurunkan risiko
penularan ke orang lain (apabila
tidak rutin berobat, bakteri TB
dapat menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit disembuhkan).
3 23-03-2022 Pengobatan TB Tn. S Pasien Tn. S datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Dewasa Laki-laki sendiri untuk mengambil obat dilakukan anamnesis mengenai
Usia 48 tahun TB rutin. Berdasarkan keluhan saat ini dan efek
Alamat: Menala keterangan pasien, pasien samping obat yang dapat terjadi
awalnya mengeluhkan batuk (misal mual, muntah, kuning,
berdahak yang terkadang kelainan kulit, gangguan
disertai darah selama 2 minggu pendengaran, gangguan
sekitar 2 bulan yang lalu. Pasien pengelihatan, dan lain
juga mengeluhkan badannya sebagainya), selanjutnya
sering terasa meriang, dilakukan pemeriksaan fisik
berkeringat malam, dan pasien umum dan penimbangan berat
merasa semakin kurus. Setelah badan. Setelah itu, data pasien
melakukan pemeriksaan dahak ditulis pada buku register.
di Puskesmas Taliwang, Pasien kemudian diberikan obat
didapatkan hasil BTA positif berdasarkan hasil penimbangan
sehingga pasien mula berat badan (BB Tn. S: 50 kg)
mendapatkan pengobatan TB disertai penjelasan mengenai
pada tanggal 26 Januari 2022. cara minum obat, yaitu OAT-KDT
Kategori 1 TB Dewasa fase
lanjutan, 1 x 3 tablet (total obat
yang diberikan ialah untuk 2
minggu), yang dikonsumsi
secara teratur 3 kali seminggu
(senin-rabu-jumat) dan
diusahakan dikonsumsi pada
jam yang sama 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah
makan. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi mengenai
konsumsi makanan bergizi
seimbang, rutin beraktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, rutin
menggunakan masker, dan
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat serta pentingnya
berobat secara rutin agar cepat
sembuh, menurunkan risiko
penularan ke orang lain (apabila
tidak rutin berobat, bakteri TB
dapat menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit
disembuhkan).. Terakhir,
diberikan informasi mengenai
jadwal pengambilan obat
kembali, yaitu pada tanggal 6
April 2022.

4 22-03-2022 Pengobatan TB Tn. ARB Pasien Tn. ARB datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Dewasa Laki-laki sendiri untuk mengambil obat dilakukan anamnesis mengenai
Usia 42 tahun TB rutin. Berdasarkan keluhan saat ini dan efek
Alamat: Bugis keterangan pasien, pasien samping obat yang dapat terjadi
awalnya mengeluhkan batuk (misal mual, muntah, kuning,
disertai darah dan sesak selama kelainan kulit, gangguan
1 minggu yang terjadi sekitar 1 pendengaran, gangguan
bulan yang lalu. Selain itu, pengelihatan, dan lain
pasien juga mengaku mengalami sebagainya), selanjutnya
demam dan sering berkeringat dilakukan pemeriksaan fisik
ketika malam hari. Setelah umum dan penimbangan berat
pasien melakukan pemeriksaan badan. Setelah itu, data pasien
rontgen dan laboratorium di ditulis pada buku register.
RSUD Asy-Syifa, pasien Pasien kemudian diberikan obat
diberitahukan bahwa penyebab berdasarkan hasil penimbangan
keluhannya ialah bakteri M. berat badan (BB Tn. ARB: 50 kg)
tuberculosis, sehingga pasien disertai penjelasan mengenai
mulai diberikan pengobatan cara minum obat, yaitu OAT-KDT
OAT pada tanggal 22 Februari Kategori 1 TB Dewasa fase
2022. intensif, 1 x 3 tablet (total obat
yang diberikan ialah untuk 1
minggu), yang dikonsumsi
secara teratur setiap hari dan
diusahakan dikonsumsi pada
jam yang sama 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah
makan. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi mengenai
konsumsi makanan bergizi
seimbang, rutin beraktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, rutin
menggunakan masker, dan
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat serta pentingnya
berobat secara rutin agar cepat
sembuh, menurunkan risiko
penularan ke orang lain (apabila
tidak rutin berobat, bakteri TB
dapat menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit disembuhkan).
Terakhir, diberikan informasi
mengenai jadwal pengambilan
obat kembali, yaitu pada tanggal
29 Maret 2022.

5 22-03-2022 Pengobatan TB Tn. S Pasien Tn. S datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Dewasa Laki-laki sendiri untuk mengambil obat dilakukan anamnesis mengenai
Usia 29 tahun TB rutin. Berdasarkan keluhan saat ini dan efek
Alamat: Labuan Lalar keterangan pasien, pasien samping obat yang dapat terjadi
awalnya mengeluhkan batuk (misal mual, muntah, kuning,
berdahak tanpa disertai darah kelainan kulit, gangguan
selama 2 minggu yang terjadi pendengaran, gangguan
sekitar 1,5 bulan yang lalu. pengelihatan, dan lain
Selain itu, pasien juga sebagainya), selanjutnya
mengeluhkan demam dan sering dilakukan pemeriksaan fisik
berkeringat saat malam hari. umum dan penimbangan berat
Terdapat tetangga pasien yang badan. Setelah itu, data pasien
pernah menderita batuk lama ditulis pada buku register.
dan mengonsumsi obat 6 bulan. Pasien kemudian diberikan obat
Setelah pasien melakukan berdasarkan hasil penimbangan
pemeriksaan dahak di berat badan (BB Tn. ARB: 49 kg)
Puskesmas Taliwang, didapatkan disertai penjelasan mengenai
hasil BTA positif sehingga pasien cara minum obat, yaitu OAT-KDT
mulai diberikan pengobatan Kategori 1 TB Dewasa fase
OAT sejak tanggal 2 Februari intensif, 1 x 3 tablet (total obat
2022. yang diberikan ialah untuk 1
minggu), yang dikonsumsi
secara teratur setiap hari dan
diusahakan dikonsumsi pada
jam yang sama 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah
makan. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi mengenai
konsumsi makanan bergizi
seimbang, rutin beraktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, rutin
menggunakan masker, dan
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat serta pentingnya
berobat secara rutin agar cepat
sembuh, menurunkan risiko
penularan ke orang lain (apabila
tidak rutin berobat, bakteri TB
dapat menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit disembuhkan).
Terakhir, diberikan informasi
mengenai jadwal pengambilan
obat kembali, yaitu pada tanggal
29 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai