1. Penyuluhan
a. P2P (Min. 1)
d. TB (Min. 1)
e. Jiwa (Min. 1)
f. KIA (Min. 1)
9. Advokasi (Min. 3)
No Tanggal Nama Keluarga Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
1 29-03-2022 Tn. A Advokasi Keluarga Keluarga sehat didefinisikan Advokasi keluarga sehat
Usia: 48 tahun Sehat sebagai keluarga dengan setiap dilaksanakan pada tanggal 29
Alamat: Batu anggota memiliki kondisi sehat Maret 2022 di Desa Batu Putih,
Putih dan sejahtera, baik secara fisik dengan metode survey secara
maupun mental sehingga langsung ke rumah salah satu
mendukung untuk hidup di warga, yaitu Tn. A (selaku kepala
tengah masyarakat, secara keluarga) dan melakukan
ekonomi maupun sosial. Dalam wawancara terkait 12 indikator
mewujudkan keluarga sehat, keluarga sehat. Selanjutnya,
Kementrian Kesehatan Republik dilakukan perhitungan
Indonesia pada tahun 2015 persentase keluarga sehat dan
menetapkan 12 indikator menginterpretasikan ke dalam
keluarga sehat melalui rencana kategori keluarga sehat (>80%),
strategis Kemenkes 2015-2019 pra sehat (50-80%), dan
dalam Program Indonesia Sehat keluarga tidak sehat (<50%).
melalui Pendekatan Keluarga Berikut perhitungan 12 indikator
(PIS-PK), diantaranya: keluarga sehat Tn. A:
1. Keluarga mengikuti program 1. Keluarga mengikuti program
keluarga berencana (KB) keluarga berencana (KB): Ya
2. Ibu memeriksakan (1)
kehamilan (ANC) sesuai 2. Ibu memeriksakan
standar kehamilan (ANC) sesuai
3. Balita mendapatkan standar: Ya (1)
imunisasi lengkap 3. Balita mendapatkan
4. Pemberian ASI eksklusif bayi imunisasi lengkap: Ya (1)
0-6 bulan 4. Pemberian ASI eksklusif bayi
5. Pemantauan pertumbuhan 0-6 bulan: Ya (1)
balita 5. Pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB paru berobat balita: Ya (1)
sesuai standar 6. Penderita TB paru berobat
7. Penderita hipertensi berobat sesuai standar: N
teratur 7. Penderita hipertensi berobat
8. Penderita gangguan jiwa teratur: N
mendapatkan pengobatan 8. Penderita gangguan jiwa
dan tidak ditelantarkan mendapatkan pengobatan
9. Tidak ada anggota keluarga dan tidak ditelantarkan: N
yang merokok 9. Tidak ada anggota keluarga
10. Seluruh anggota keluarga yang merokok: Tidak (1)
sudah menjadi anggota JKN 10. Seluruh anggota keluarga
11. Mempunyai sarana air sudah menjadi anggota JKN:
bersih Tidak (1)
12. Menggunakan jamban 11. Mempunyai sarana air
keluarga bersih: Ya (1)
Maka dari itu, Penyelenggaraan 12. Menggunakan jamban
Program Indonesia Sehat dan keluarga: Ya (1)
Pendekatan Keluarga di Jumlah Y: 7
Puskesmas telah diatur dalam Jumlah T: 2
PMK No. 39 tahun 2016, Jumlah N: 3
sehingga telah menjadi program Keluarga Tn. A termasuk
kerja di Puskesmas Taliwang, kategori keluarga pra-sehat
salah-satunya di Desa Batu berdasarkan perhitungan IKS:
Putih. (7/9) x 100% = 78%
KIE yang dapat diberikan pada
keluarga Tn. A ialah edukasi
mengenai bahaya merokok dan
masalah yang dapat ditimbulkan
oleh asap rokok baik kepada
perokok aktif maupun perokok
pasif, sehingga diharapkan pada
anggota keluarga yang merokok
dapat mengurangi rokok, tidak
merokok di dalam rumah, atau
berhenti merokok. Selain itu,
keluarga Tn. M diberikan
edukasi mengenai manfaat
menjadi anggota JKN, antara lain
peserta JKN mendapatkan
perlindungan dasar kesehatan
yang dibutuhkan, baik di tingkat
puskesmas maupun rumah sakit,
agar dapat mempermudah
pemeriksaan dan pengobatan
apabila sewaktu-waktu terdapat
permasalahan kesehatan.
2 29-03-2022 Tn. M Advokasi Keluarga Keluarga sehat didefinisikan Advokasi keluarga sehat
Usia: 40 tahun Sehat sebagai keluarga dengan setiap dilaksanakan pada tanggal 29
Alamat: Batu anggota memiliki kondisi sehat Maret 2022 di Desa Batu Putih,
Putih dan sejahtera, baik secara fisik dengan metode survey secara
maupun mental sehingga langsung ke rumah salah satu
mendukung untuk hidup di warga, yaitu Tn. M (selaku
tengah masyarakat, secara kepala keluarga) dan melakukan
ekonomi maupun sosial. Dalam wawancara terkait 12 indikator
mewujudkan keluarga sehat, keluarga sehat. Selanjutnya,
Kementrian Kesehatan Republik dilakukan perhitungan
Indonesia pada tahun 2015 persentase keluarga sehat dan
menetapkan 12 indikator menginterpretasikan ke dalam
keluarga sehat melalui rencana kategori keluarga sehat (>80%),
strategis Kemenkes 2015-2019 pra sehat (50-80%), dan
dalam Program Indonesia Sehat keluarga tidak sehat (<50%).
melalui Pendekatan Keluarga Berikut perhitungan 12 indikator
(PIS-PK), diantaranya: keluarga sehat Tn. M:
1. Keluarga mengikuti program 1. Keluarga mengikuti program
keluarga berencana (KB) keluarga berencana (KB): Ya
2. Ibu memeriksakan (1)
kehamilan (ANC) sesuai 2. Ibu memeriksakan
standar kehamilan (ANC) sesuai
3. Balita mendapatkan standar: Ya (1)
imunisasi lengkap 3. Balita mendapatkan
4. Pemberian ASI eksklusif bayi imunisasi lengkap: Ya (1)
0-6 bulan 4. Pemberian ASI eksklusif bayi
5. Pemantauan pertumbuhan 0-6 bulan: Ya (1)
balita 5. Pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB paru berobat balita: Ya (1)
sesuai standar 6. Penderita TB paru berobat
7. Penderita hipertensi berobat sesuai standar: N
teratur 7. Penderita hipertensi berobat
8. Penderita gangguan jiwa teratur: Tidak (1)
mendapatkan pengobatan 8. Penderita gangguan jiwa
dan tidak ditelantarkan mendapatkan pengobatan
9. Tidak ada anggota keluarga dan tidak ditelantarkan: N
yang merokok 9. Tidak ada anggota keluarga
10. Seluruh anggota keluarga yang merokok: Tidak (1)
sudah menjadi anggota JKN 10. Seluruh anggota keluarga
11. Mempunyai sarana air sudah menjadi anggota JKN:
bersih Tidak (1)
12. Menggunakan jamban 11. Mempunyai sarana air
keluarga bersih: Ya (1)
Maka dari itu, Penyelenggaraan 12. Menggunakan jamban
Program Indonesia Sehat dan keluarga: Ya (1)
Pendekatan Keluarga di Jumlah Y: 7
Puskesmas telah diatur dalam Jumlah T: 3
PMK No. 39 tahun 2016, Jumlah N: 2
sehingga telah menjadi program Keluarga Tn. M termasuk
kerja di Puskesmas Taliwang, kategori keluarga pra-sehat
salah-satunya di Desa Batu berdasarkan perhitungan IKS:
Putih. (7/10) x 100% = 70%
KIE yang dapat diberikan pada
keluarga Tn. M ialah edukasi
mengenai manfaat menjadi
anggota JKN, antara lain peserta
JKN mendapatkan perlindungan
dasar kesehatan yang
dibutuhkan, baik di tingkat
puskesmas maupun rumah sakit,
agar dapat mempermudah
pemeriksaan dan pengobatan
apabila sewaktu-waktu terdapat
permasalahan kesehatan.
Terlebih saat dalam keluarga Tn.
M ada yang menderita
hipertensi sehingga perlu untuk
dilakukan pengobatan secara
rutin untuk mencegah
komplikasi. Selain itu, keluarga
Tn M juga diberikan edukasi
mengenai bahaya merokok dan
masalah yang dapat ditimbulkan
oleh asap rokok baik kepada
perokok aktif maupun perokok
pasif, sehingga diharapkan pada
anggota keluarga yang merokok
dapat mengurangi rokok, tidak
merokok di dalam rumah, atau
berhenti merokok.
3 29-03-2022 Tn. S Advokasi Keluarga Keluarga sehat didefinisikan Advokasi keluarga sehat
Usia: 40 tahun Sehat sebagai keluarga dengan setiap dilaksanakan pada tanggal 29
Alamat: Batu anggota memiliki kondisi sehat Maret 2022 di Desa Batu Putih,
Putih dan sejahtera, baik secara fisik dengan metode survey secara
maupun mental sehingga langsung ke rumah salah satu
mendukung untuk hidup di warga, yaitu Tn. S (selaku kepala
tengah masyarakat, secara keluarga) dan melakukan
ekonomi maupun sosial. Dalam wawancara terkait 12 indikator
mewujudkan keluarga sehat, keluarga sehat. Selanjutnya,
Kementrian Kesehatan Republik dilakukan perhitungan
Indonesia pada tahun 2015 persentase keluarga sehat dan
menetapkan 12 indikator menginterpretasikan ke dalam
keluarga sehat melalui rencana kategori keluarga sehat (>80%),
strategis Kemenkes 2015-2019 pra sehat (50-80%), dan
dalam Program Indonesia Sehat keluarga tidak sehat (<50%).
melalui Pendekatan Keluarga Berikut perhitungan 12 indikator
(PIS-PK), diantaranya: keluarga sehat Tn. S:
1. Keluarga mengikuti program 1. Keluarga mengikuti program
keluarga berencana (KB) keluarga berencana (KB): Ya
2. Ibu memeriksakan (1)
kehamilan (ANC) sesuai 2. Ibu memeriksakan
standar kehamilan (ANC) sesuai
3. Balita mendapatkan standar: Ya (1)
imunisasi lengkap 3. Balita mendapatkan
4. Pemberian ASI eksklusif bayi imunisasi lengkap: Tidak (1)
0-6 bulan 4. Pemberian ASI eksklusif bayi
5. Pemantauan pertumbuhan 0-6 bulan: Ya (1)
balita 5. Pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB paru berobat balita: Ya (1)
sesuai standar 6. Penderita TB paru berobat
7. Penderita hipertensi berobat sesuai standar: N
teratur 7. Penderita hipertensi berobat
8. Penderita gangguan jiwa teratur: N
mendapatkan pengobatan 8. Penderita gangguan jiwa
dan tidak ditelantarkan mendapatkan pengobatan
9. Tidak ada anggota keluarga dan tidak ditelantarkan: N
yang merokok 9. Tidak ada anggota keluarga
10. Seluruh anggota keluarga yang merokok: Ya (1)
sudah menjadi anggota JKN 10. Seluruh anggota keluarga
11. Mempunyai sarana air sudah menjadi anggota JKN:
bersih Tidak (1)
12. Menggunakan jamban 11. Mempunyai sarana air
keluarga bersih: Ya (1)
Maka dari itu, Penyelenggaraan 12. Menggunakan jamban
Program Indonesia Sehat dan keluarga: Ya (1)
Pendekatan Keluarga di Jumlah Y: 7
Puskesmas telah diatur dalam Jumlah T: 2
PMK No. 39 tahun 2016, Jumlah N: 3
sehingga telah menjadi program Keluarga Tn. S termasuk
kerja di Puskesmas Taliwang, kategori keluarga pra-sehat
salah-satunya di Desa Batu berdasarkan perhitungan IKS:
Putih. (7/9) x 100% = 77%
Pada keluarga Tn. S, terdapat
anak yang tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap
dikarenakan anak tersebut
sering sakit saat dibawa ke
posyandu, sehingga perlu
diberikan edukasi mengenai
pentingnya membawa anak
yang sakit ke pusat pelayanan
kesehatan sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan yang
tepat. Selain itu, dijelaskan pula
mengenai manfaat imunisasi
dasar lengkap bagi balita yaitu
untuk membentuk sistem
pertahanan tubuh yang kuat
sehingga anak terhindar dari
penyakit.
KIE yang diberikan juga ialah
manfaat menjadi anggota JKN,
antara lain peserta JKN
mendapatkan perlindungan
dasar kesehatan yang
dibutuhkan, baik di tingkat
puskesmas maupun rumah sakit,
agar dapat mempermudah
pemeriksaan dan pengobatan
apabila sewaktu-waktu terdapat
permasalahan kesehatan.
No Tanggal Nama Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
UKS/Sekolah
1 21-03-2022 SDN 1 Lalar Liang Usaha Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah atau Pembinaan dokter kecil
Sekolah – Pembinaan yang disingkat menjadi UKS ialah dilaksanakan selama 3 hari (21-
Dokter Kecil suatu upaya meningkatkan 3-22 s/d 23-3-22) di SDN 1 Lalar
pengetahuan dan kemampuan Liang dengan jumlah peserta
hidup sehat peserta didik dalam sebanyak 15 siswa yang
lingkungan sekolah, sehingga merupakan perwakilan kelas 3,
dapat terciptanya lingkungan 4, dan 5. Kegiatan pembinaan
yang sehat sebagai tempat terbagi menjadi 2 hari pertama
untuk tumbuh dan berkembang pemberian materi dan 1 hari
secara optimal. UKS sendiri praktek. Pada hari pertama (21-
memiliki tiga program pokok, 3-22), peserta pembinaan
yaitu pendidikan kesehatan, diberikan materi mengenai UKS,
pelayanan kesehatan, dan Dokter Kecil, Gizi Sembang
pembinaan lingkungan untuk Anak Sekolah Dasar, dan
kehidupan sekolah sehat. Kesehatan Gigi dan Mulut
Pembinaan dokter kecil dengan metode presentasi
merupakan salah satu kegiatan menggunakan power-point dan
UKS dan harus dilaksanakan bagi dilanjutkan dengan diskusi,
setiap sekolah yang review materi, dan post-test.
melaksanakan UKS. Dokter kecil Selanjutnya, pada hari kedua
yang telah terlatih diharapkan (22-3-22), peserta pembinaan
dapat memiliki keterampilan diberikan materi mengenai
dalam upaya pelayanan PHBS di Sekolah, P3K, dan
kesehatan yang sederhana dan Jumantik (juru pemantau jentik)
dapat bertindak sebagai teladan, dengan metode presentasi
penggerak hidup seat, dan menggunakan power-point dan
mempunyai rasa kepedulian dilanjutkan dengan diskusi,
sosial. review materi, dan post-test.
Terakhir, pada hari ketiga (23-3-
22), dilakukan praktek cuci
tangan 6 langkah, praktek
menggosok gigi yang baik dan
benar, cara pengukuran berat
badan dan tinggi badan
menggunakan alat timbangan
dan stadiometer, serta review
materi yang telah didapatkan 2
hari sebelumnya.
No Tanggal Jenis UKBM Judul Laporan Kegiatan Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
1 13-06-2022 Lama Pembinaan Kader Stunting merupakan masalah Kegiatan ini dilaksanakan pada
Posyandu dan Publikasi gizi kronis yang menyebabkan tanggal 13 Juni 2022 di Kantor
Stunting dalam gangguan pertumbuhan Desa Banjar, dengan jumlah
Pencegahan Stunting di berupa tinggi badan anak peserta 22 orang yang terdiri
Desa Banjar dari kader posyandu, bidan
lebih pendek dibandingkan
desa, dan staf kantor Desa
dengan anak seusianya.
Banjar. Metode pembinaan
Kondisi ini ditandai dengan dilakukan dengan penyampaian
nilai Z-score<-2 SD (Standar materi mengenai stunting,
Deviasi). Nilai Z-score yang upaya pencegahan stunting, dan
didapatkan didasarkan pada diskusi di akhir sesi penyuluhan
indeks pengukuran panjang mengenai masalah yang ditemui
badan atau tinggi badan dalam menangani kasus stunting
menurut usia (TB/U) (De Onis, di desa. Berdasarkan hasil
2006). publikasi stunting, didapatkan
Penyebab stunting ialah bahwa target penurunan
stunting di Desa Banjar sudah
kekurangan asupan gizi
mencapai target nasional, yaitu
adekuat dalam jangka waktu
<18% sehingga perlu untuk
yang lama, terutama pada
1000 hari pertama kehidupan ditingkatkan hingga mencapai
(KEMENKES RI, 2018). 0%. Hal ini dapat dicapai dengan
Masalah gizi ini menyebabkan peningkatan kunjungan ke
beberapa dampak terhadap Posyandu, terutama bagi balita
yang telah terdeteksi/faktor
perkembangan anak, yaitu
risiko stunting, edukasi kepada
terhambatnya perkembangan
ibu, dan pemberian PMT yang
kognitif, verbal, motorik, melibatkan peran serta kader,
serta meningkatkan kesakitan bidan desa, serta petugas gizi
dan kematian (UNICEF, 2012). Puskesmas.
Pada tahun 2022, Desa Banjar Saran yang dapat diberikan ialah
termasuk dalam desa lokus meningkatkan KIE kepada ibu-
stunting berdasarkan ibu terutama mengenai
cakupan stunting pada tahun pemberian MP-ASI yang sesuai,
2019, sehingga perlu meningkatkan angka kunjungan
dilakukan monitoring ketat ke posyandu sehingga anak
dengan risiko stunting dapat
mengenai jumlah kasus
dipantau setiap bulan, serta
stunting dan upaya
meningkatkan kerjasama antara
pencegahan kasus stunting, kader, staf desa, dan petugas
salah satunya ialah dengan gizi di PKM Taliwang dalam
kegiatan publikasi stunting pencegahan stunting.
dan pembinaan kader
posyandu.
2 27-06-2022 Lama Pembinaan Kader Stunting merupakan masalah Kegiatan ini dilaksanakan pada
Posyandu dan Publikasi gizi kronis yang menyebabkan tanggal 27 Juni 2022 di Kantor
Stunting dalam gangguan pertumbuhan Kelurahan Sampir, dengan
Pencegahan Stunting di berupa tinggi badan anak jumlah peserta 25 orang yang
Kelurahan Sampir terdiri dari kader posyandu,
lebih pendek dibandingkan
bidan desa, dan staf kantor
dengan anak seusianya.
Kelurahan Sampir. Metode
Kondisi ini ditandai dengan pembinaan dilakukan dengan
nilai Z-score<-2 SD (Standar penyampaian materi mengenai
Deviasi). Nilai Z-score yang stunting, upaya pencegahan
didapatkan didasarkan pada stunting, dan diskusi di akhir sesi
indeks pengukuran panjang penyuluhan mengenai masalah
badan atau tinggi badan yang ditemui dalam menangani
menurut usia (TB/U) (De Onis, kasus stunting di kelurahan.
2006). Berdasarkan hasil publikasi
stunting, didapatkan bahwa
Penyebab stunting ialah target penurunan stunting di
kekurangan asupan gizi Desa Sampir sudah mencapai
adekuat dalam jangka waktu target nasional, yaitu 7,72%
yang lama, terutama pada (<18%) sehingga Desa Sampir
sudah keluar dari lokus stunting
1000 hari pertama kehidupan
dan perlu untuk ditingkatkan
(KEMENKES RI, 2018).
hingga mencapai 0%. Diskusi
Masalah gizi ini menyebabkan berjalan dengan menghasilkan
beberapa dampak terhadap saran/rencana kegiatan berupa
perkembangan anak, yaitu demonstrasi pembuatan MP-ASI
terhambatnya perkembangan atau makanan dengan gizi
kognitif, verbal, motorik, seimbang yang difasilitasi oleh
serta meningkatkan kesakitan kelurahan dan puskesmas,
dan kematian (UNICEF, 2012). meningkatkan angka kunjungan
Pada tahun 2022, Kelurahan ke posyandu sehingga anak
Sampir termasuk dalam desa dengan risiko stunting dapat
dipantau setiap bulan, serta
lokus stunting berdasarkan
meningkatkan kerjasama antara
cakupan stunting pada tahun
kader, staf desa, dan petugas
2019 yaitu dengan jumlah gizi di PKM Taliwang dalam
24,81%, sehingga perlu pencegahan stunting.
dilakukan monitoring ketat
mengenai jumlah kasus
stunting dan upaya
pencegahan kasus stunting,
salah satunya ialah dengan
kegiatan publikasi stunting
dan pembinaan kader
posyandu.
GIZI
1. Monitoring bayi/anak (Min. 5)
KIA
1. ANC K1-K3 (Min. 5)
2. KB Suntik (Min. 2)
3. KB Implan (Min. 1)
1 07-05-2022 Inisiasi Menyusui Nama ibu: Ny. I Inisiasi Menyusui Dini Kegiatan ini dilakukan pada
Dini Usia: 23 tahun merupakan proses awal bayi tanggal 07-05-2022 di Kamar
Alamat: Sampir menyusui dalam waktu 1 jam Bersalin Puskesmas Taliwang.
Pekerjaan: IRT setelah lahir. Bayi yang baru Pasien Ny. I (23 tahun) P2A0H2
Pendidikan terakhir: lahir akan diletakkan terlungkup post partum pukul 07.15 bayi
SMA di dada ibu untuk mencari laki-laki. Setelah bayi
sendiri puting payudara ibu dikeringkan dan dilakukan
secara alami atau tanpa pemeriksaan tanda vital bayi,
bantuan. Proses ini sangat selanjutnya setelah kondisi bayi
berperan penting dalam dinilai aman (APGAR score 7,
keberlangsungan pemberian ASI tidak terdapat kelainan fisik),
eksklusif dan lama menyusui. maka bayi ditengkurapkan di
Manfaat IMD lainnya ialah dapat bagian dada ibu dengan kulit
meningkatkan kesempatan bayi saling melekat sembari bayi
memperoleh kolostrum untuk dipakaian topi dan keduanya
meningkatkan imunitas, diselimuti menggunakan kain
memperkuat hubungan ibu dan untuk menjaga kehangatan. Bayi
bayi, serta meningkatkan yang telah tengkurap dibiarkan
kesehatan bayi. WHO sendiri secara alami mencari putting
merekomendasikan pemberian susu ibunya, kemudian bayi dan
IMD dikarenakan dapat ibu dibiarkan hingga proses
menyelamatkan sekitar 22% menyusui selesai. Setelah itu,
bayi dari kematian pada 1 bulan bayi dan ibu dipisahkan untuk
pertama kehidupan. Pada ibu dilakukan penimbangan dan
yang melahirkan secara normal pemberian vitamin K serta obat
dan bayi yang sehat dapat tetes mata. Ibu juga diberikan
dilakukan IMD sesegera KIE mengenai manfaat IMD dan
mungkin. pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
Pasien Ny. I berusia 23 tahun
P2A0H2 melahirkan bayi laki-laki
secara spontan pada tanggal 07-
05-2022 pukul 07.15 dengan BBL
2900 gram dan PBL 49 cm, LK 31
cm, APGAR score: 7, dan kondisi
fisik tidak terdapat kelainan
sehingga segera dilakukan IMD
setelah lahir.
2 10-06-2022 Inisiasi Menyusui Nama ibu: Ny. S Inisiasi Menyusui Dini Kegiatan ini dilakukan pada
Dini Usia: 19 tahun merupakan proses awal bayi tanggal 10-06-2022 di Kamar
Alamat: Batu Putih menyusui dalam waktu 1 jam Bersalin Puskesmas Taliwang.
Pekerjaan: IRT setelah lahir. Bayi yang baru Pasien Ny. S (19 tahun) P1A0H1
Pendidikan terakhir: lahir akan diletakkan terlungkup post partum pukul 02.00 bayi
SMA di dada ibu untuk mencari laki-laki. Setelah bayi
sendiri puting payudara ibu dikeringkan dan dilakukan
secara alami atau tanpa pemeriksaan tanda vital bayi,
bantuan. Proses ini sangat selanjutnya setelah kondisi bayi
berperan penting dalam dinilai aman (APGAR score 7,
keberlangsungan pemberian ASI tidak terdapat kelainan fisik),
eksklusif dan lama menyusui. maka bayi ditengkurapkan di
Manfaat IMD lainnya ialah dapat bagian dada ibu dengan kulit
meningkatkan kesempatan bayi saling melekat sembari bayi
memperoleh kolostrum untuk dipakaian topi dan keduanya
meningkatkan imunitas, diselimuti menggunakan kain
memperkuat hubungan ibu dan untuk menjaga kehangatan. Bayi
bayi, serta meningkatkan yang telah tengkurap dibiarkan
kesehatan bayi. WHO sendiri secara alami mencari putting
merekomendasikan pemberian susu ibunya, kemudian bayi dan
IMD dikarenakan dapat ibu dibiarkan hingga proses
menyelamatkan sekitar 22% menyusui selesai. Setelah itu,
bayi dari kematian pada 1 bulan bayi dan ibu dipisahkan untuk
pertama kehidupan. Pada ibu dilakukan penimbangan dan
yang melahirkan secara normal pemberian vitamin K serta obat
dan bayi yang sehat dapat tetes mata. Ibu juga diberikan
dilakukan IMD sesegera KIE mengenai manfaat IMD dan
mungkin. pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
Pasien Ny. S berusia 19 tahun
P1A0H1 melahirkan bayi laki-laki
secara spontan pada tanggal 10-
06-2022 pukul 02.00 dengan BBL
2700 gram dan PBL 49 cm, LK 32
cm, APGAR score: 7, dan kondisi
fisik tidak terdapat kelainan
sehingga segera dilakukan IMD
setelah lahir.
6. KB Pil (Min. 1)
KESLING
1. Membina Rumah Sehat (Min. 6)
No Tanggal Judul Laporan Identitas Keluarga Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
Kegiatan sebagai Binaan Rumah
Sehat
1 29-03-2022 Inspeksi dan Nama KK: Tn. DS Rumah merupakan salah satu Kegiatan ini dilaksanakan pada
Pembinaan Jumlah anggota: 4 kebutuhan dasar manusia yang tanggal 29 Maret 2022 di rumah
Rumah Sehat orang berfungsi utaama sebagai Tn. DS yang berada di Jorok
Alamat: Lingkungan tempat tinggal atau hunian. Tiram dengan observasi secara
Jorok Tiram Menurut Depkes RI (2013), langsung dan hasil tersebut
sebuah rumah dikatakan sehat disesuaikan dengan poin-poin
apabila memenuhi kriteria indikator rumah sehat, antara
minimal, antara lain terdapat lain:
akses air minum, akses jamban A. Komponen Rumah
sehat, lantai, ventilasi, dan 1. Langit-langit: kebersihan,
pencahayaan. Menurut tidak rawan kecelakaan
Kemenkes RI (2012), terdapat 7 2. Dinding: tembok permanen
kriteria rumah sehat, yaitu yang diplester, kedap air
beratap plafon, memiliki dinding 3. Lantai:
permanen, lantai bukan tanah, diplester/ubin/keramik/pap
terdapat jendela, ventilasi yang an (rumah panggung)
cukup, pencahayaan alami yang 4. Jendela kamar: ada
cukup, dan tidak padat huni (≥8 5. Jendela ruang keluarga: ada
m2/orang). Pada tahun 2014, 6. Ventilasi: ada, lubang >10%
persentase rumah yang dari luas lantai
memenuhi standar kesehatan di 7. Lubang asap dapur: ada,
Indonesia sebesar 61,81%, lubang ventilasi >10% luas
sedikit meningkat lantai
dibandingkantahun 2012 yang 8. Pencahayaan: terang, tidak
hanya mencapai 24,9%. silau, dapat dipergunakan
Pentingnya memastikan baik untuk membaca dengan
rumah maupun lingkungan normal
memenuhi standar kesehatan B. Sarana Sanitasi
ialah dapat menurunkan risiko 9. Sarana air bersih: ada,
penularan penyakit, khususnya bukan milik sendiri dan
penyakit yang berbasis memenuhi syarat
lingkungan seperti pneumonia kesehatan (PDAM)
dan diare. Maka dari itu, survey 10. Jamban: leher angsa dan
dan pembinaan rumah sehat disalurkan ke septic tank
perlu dilakukan, termasuk di 11. Sarana pembuangan air
wilayah Taliwang sehingga limbah: ada, tidak
apabila terdapat rumah yang mencemari air, dan
belum memenuhi standar disalurkan ke selokan
kesehatan dapat dilakukan tertutup
pembinaan lebih lanjut. 12. Sarana pembuangan
sampah: kedap air dan
tertutup
C. Perilaku Penghuni
13. Membuka jendela kamar
tidur: setiap hari dibuka
14. Membuka jendela ruang
keluarga: setiap hari dibuka
15. Membersihkan rumah dan
halaman: setiap hari dibuka
16. Membuang tinja bayi dan
balita ke jamban: setiap
hari dibuang ke jamban
17. Membuang sampah pada
tempatnya: setiap hari
dibuang ke tempat sampah
P2P
1. Vaksinasi Dasar/BIAS (Min. 5)
No Tanggal Judul Laporan Identitas Penerima Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
Kegiatan Vaksin/Keterangan
Terkait Penerima
Vaksin
1 25-03-2022 Imunisasi BCG dan An. FGA Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. FGA datang ke
OPV1 Laki-laki upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 1 bulan 1 minggu kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain).
antibodi yang selanjutnya akan Setelah dipastikan An. FGA
digunakan untuk membentuk dalam kondisi sehat, ibu pasien
imunitas terhadap jenis penyakit diberikan informasi mengenai
tersebut. Di Indonesia, terdapat imunisasi yang akan diberikan
beberapa penyakit yang sesuai dengan usia peserta,
termasuk dalam program yaitu imunisasi BCG yang
imunisasi (Penyakit yang Dapat diberikan melalui suntikan di
Dicegah Dengan Imunisasi lengan kanan untuk mencegah
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, penyakit tuberculosis dan
Difteri, Pertusis, Tetanus, imunisasi OPV1 secara oral
Hepatitis, Polio, dan Campak. (penetesan vaksin) untuk
Berikut merupakan jadwal mencegah penyakit polio.
imunisasi nasional: Selanjutnya, dilakukan langkah-
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) langkah imunisasi sebaga
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, berikut.
OPV1 1. Persiapan alat dan bahan
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, berupa handscoon, vial
OPV2 vaksin BCG, vial vaksin OPV,
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, spuit 0,05 cc, dan kasa
OPV3 alkohol.
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, 2. Peserta digendong dengan
OPV4 dan IPV posisi menyusui dengan
Usia 9 bulan: MR lengan kanan peserta
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib menghadap petugas.
Anak kelas 1 SD: MR, DT 3. Area lengan (deltoid) kanan
Anak kelas 2 SD: Td pasien dibebaskan dari
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 pakaian, selanjutnya
dibersihkan menggunakan
kasa alkohol.
4. Vaksin BCG sebanyak 0,05 ml
disuntikkan menggunakan
spuit 0,05 cc pada deltoid
kanan pasien secara
intrakutan.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
6. Vaksin OPV1 diberikan
dengan meneteskan 2 tetes
(0,1 ml) ke mulut peserta.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
akan timbul setelah pemberian
vaksin BCG, yaitu munculnya
bisul/luka pada lokasi
penyuntikan yang merupakan
hal normal sehingga ibu tidak
perlu khawatir, dimana luka
tersebut akan sembuh biasanya
dalam waktu 3 bulan dan
menimbulkan bekas luka. Ibu
diharapkan tidak
mengompres/memencet bagian
yang diberikan suntikan. Apabila
timbul demam setelah
imunisasi, anak dapat
dikompres, lebih sering disusui,
atau dapat diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya, yaitu pada usia 2
bulan atau Posyandu bulan
selanjutnya.
2 25-03-2022 Imunisasi BCG dan An. IS Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. IS datang ke
OPV1 Perempuan upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 1 bulan kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain).
antibodi yang selanjutnya akan Setelah dipastikan An. IS dalam
digunakan untuk membentuk kondisi sehat, ibu pasien
imunitas terhadap jenis penyakit diberikan informasi mengenai
tersebut. Di Indonesia, terdapat imunisasi yang akan diberikan
beberapa penyakit yang sesuai dengan usia peserta,
termasuk dalam program yaitu imunisasi BCG yang
imunisasi (Penyakit yang Dapat diberikan melalui suntikan di
Dicegah Dengan Imunisasi lengan kanan untuk mencegah
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, penyakit tuberculosis dan
Difteri, Pertusis, Tetanus, imunisasi OPV1 secara oral
Hepatitis, Polio, dan Campak. (penetesan vaksin) untuk
Berikut merupakan jadwal mencegah penyakit polio.
imunisasi nasional: Selanjutnya, dilakukan langkah-
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) langkah imunisasi sebaga
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, berikut.
OPV1 1. Persiapan alat dan bahan
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, berupa handscoon, vial
OPV2 vaksin BCG, vial vaksin OPV,
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, spuit 0.05 cc, dan kasa
OPV3 alkohol.
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, 2. Peserta digendong dengan
OPV4 dan IPV posisi menyusui dengan
Usia 9 bulan: MR lengan kanan peserta
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib menghadap petugas.
Anak kelas 1 SD: MR, DT 3. Area lengan (deltoid) kanan
Anak kelas 2 SD: Td pasien dibebaskan dari
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 pakaian, selanjutnya
dibersihkan menggunakan
kasa alkohol.
4. Vaksin BCG sebanyak 0,05 ml
disuntikkan menggunakan
spuit 0,05 cc pada deltoid
kanan pasien secara
intrakutan.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
6. Vaksin OPV1 diberikan
dengan meneteskan 2 tetes
(0,1 ml) ke mulut peserta.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
akan timbul setelah pemberian
vaksin BCG, yaitu munculnya
bisul/luka pada lokasi
penyuntikan yang merupakan
hal normal sehingga ibu tidak
perlu khawatir, dimana luka
tersebut akan sembuh biasanya
dalam waktu 3 bulan dan
menimbulkan bekas luka. Ibu
diharapkan tidak
mengompres/memencet bagian
yang diberikan suntikan. Apabila
timbul demam setelah
imunisasi, anak dapat
dikompres, lebih sering disusui,
atau dapat diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya, yaitu pada usia 2
bulan atau Posyandu bulan
selanjutnya.
3 25-03-2022 Imunisasi DPT-HB- An. AA Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. AA datang ke
Hib1 dan OPV2 Laki-laki upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 4 bulan 5 hari kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain) dan
antibodi yang selanjutnya akan riwayat imunisasi sebelumnya.
digunakan untuk membentuk Ibu pasien mengaku pada bulan
imunitas terhadap jenis penyakit sebelumnya, An. AA mengalami
tersebut. Di Indonesia, terdapat batuk sehingga tidak dilakukan
beberapa penyakit yang imunisasi, namun saat ini
termasuk dalam program kondisi An. AA sudah dalam
imunisasi (Penyakit yang Dapat keadaan sehat. Selanjutnya, ibu
Dicegah Dengan Imunisasi An. AA diberikan informasi
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, mengenai imunisasi yang akan
Difteri, Pertusis, Tetanus, diberikan berdasarkan usia dan
Hepatitis, Polio, dan Campak. riwayat imunisasi An. AA, yaitu
Berikut merupakan jadwal imunisasi DPT-HB-Hib1 yang
imunisasi nasional: diberikan melalui suntikan di
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) paha kanan untuk mencegah
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, penyakit difteri, pertusis,
OPV1 tetanus, hepatitis B, dan
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, influenza, serta imunisasi OPV2
OPV2 per-oral untuk mencegah
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, penyakit polio. Selanjutnya,
OPV3 dilakukan langkah-langkah
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, imunisasi sebaga berikut.
OPV4 dan IPV 1. Persiapan alat dan bahan
Usia 9 bulan: MR berupa handscoon, vial
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib vaksin Pentabio, vial vaksin
Anak kelas 1 SD: MR, DT OPV, spuit 0,5 cc, dan kasa
Anak kelas 2 SD: Td alkohol.
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 2. Peserta digendong dengan
posisi menyusui dengan paha
kanan peserta menghadap
petugas.
3. Area paha anterolateral
kanan pasien dibebaskan dari
pakaian, selanjutnya
dibersihkan menggunakan
kasa alkohol.
4. Vaksin Pentabio sebanyak 0,5
ml disuntikkan menggunakan
spuit 0,5 cc pada paha
anterolateral kanan pasien
secara intramuskular.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
6. Vaksin OPV2 diberikan
dengan meneteskan 2 tetes
(0,1 ml) ke mulut peserta.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
dapat timbul setelah pemberian
vaksin, antara lain demam
ringan, bengkak pada tempat
suntikan, dan anak menjadi
rewel. Ibu disarankan untuk
terus memberikan ASI kepada
anak, mengompres area bekas
suntikan menggunakan air
hangat, atau diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya, yaitu pada usia 5
bulan atau Posyandu bulan
selanjutnya.
4 25-03-2022 Imunisasi DPT-HB- An. FR Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. FR datang ke
Hib1 dan OPV2 Perempuan upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 2 bulan 3 minggu kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain) dan
antibodi yang selanjutnya akan riwayat imunisasi sebelumnya.
digunakan untuk membentuk Setelah dipastikan An. FR dalam
imunitas terhadap jenis penyakit kondisi sehat, selanjutnya ibu
tersebut. Di Indonesia, terdapat diberikan informasi mengenai
beberapa penyakit yang imunisasi yang akan diberikan
termasuk dalam program berdasarkan usia dan riwayat
imunisasi (Penyakit yang Dapat imunisasi An. FR, yaitu imunisasi
Dicegah Dengan Imunisasi DPT-HB-Hib1 yang diberikan
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, melalui suntikan di paha kanan
Difteri, Pertusis, Tetanus, untuk mencegah penyakit
Hepatitis, Polio, dan Campak. difteri, pertusis, tetanus,
Berikut merupakan jadwal hepatitis B, dan influenza, serta
imunisasi nasional: imunisasi OPV2 per-oral untuk
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) mencegah penyakit polio.
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, Selanjutnya, dilakukan langkah-
OPV1 langkah imunisasi sebaga
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, berikut.
OPV2 1. Persiapan alat dan bahan
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, berupa handscoon, vial
OPV3 vaksin Pentabio, vial vaksin
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, OPV, spuit 0,5 cc, dan kasa
OPV4 dan IPV alkohol.
Usia 9 bulan: MR 2. Peserta digendong dengan
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib posisi menyusui dengan paha
Anak kelas 1 SD: MR, DT kanan peserta menghadap
Anak kelas 2 SD: Td petugas.
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 3. Area paha anterolateral
kanan pasien dibebaskan dari
pakaian, selanjutnya
dibersihkan menggunakan
kasa alkohol.
4. Vaksin Pentabio sebanyak 0,5
ml disuntikkan menggunakan
spuit 0,5 cc pada paha
anterolateral kanan pasien
secara intramuskular.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
6. Vaksin OPV2 diberikan
dengan meneteskan 2 tetes
(0,1 ml) ke mulut peserta.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
dapat timbul setelah pemberian
vaksin, antara lain demam
ringan, bengkak pada tempat
suntikan, dan anak menjadi
rewel. Ibu disarankan untuk
terus memberikan ASI kepada
anak, mengompres area bekas
suntikan menggunakan air
hangat, atau diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya, yaitu pada usia 3
bulan atau Posyandu bulan
selanjutnya.
5 25-03-2022 Imunisasi MR1 An. AJ Imunisasi merupakan salah satu Pasien An. AJ datang ke
Laki-laki upaya untuk meningkatkan Posyandu dibawa oleh ibunya
Usia 9 bulan 3 minggu kekebalan tubuh terhadap suatu untuk melakukan pemantauan
Posyandu Lamunga A penyakit tertentu secara aktif, pertumbuhan & perkembangan,
dengan cara memasukkan serta imunisasi. Setelah
vaksin, yaitu virus/bakteri yang mendaftar pada bagian register
telah dilemahkan, mati, atau dan dilakukan pengukuran
mengalami modifikasi. Vaksin tumbuh kembang, pasien yang
yang telah masuk ke dalam telah tiba di bagian imunisasi
tubuh akan beraksi dengan dilakukan anamnesis singkat
sistem pertahanan tubuh (adanya kondisi demam, batuk,
seseorang membentuk suatu pilek, atau penyakit lain) dan
antibodi yang selanjutnya akan riwayat imunisasi sebelumnya.
digunakan untuk membentuk Setelah dipastikan An. AJ dalam
imunitas terhadap jenis penyakit kondisi sehat, selanjutnya ibu
tersebut. Di Indonesia, terdapat diberikan informasi mengenai
beberapa penyakit yang imunisasi yang akan diberikan
termasuk dalam program berdasarkan usia dan riwayat
imunisasi (Penyakit yang Dapat imunisasi An. FR, yaitu imunisasi
Dicegah Dengan Imunisasi MR1 (Measles-Rubella) yang
(PD3I), yaitu Tuberkulosis, diberikan melalui suntikan di
Difteri, Pertusis, Tetanus, lengan kiri untuk mencegah
Hepatitis, Polio, dan Campak. penyakit campak dan rubella.
Berikut merupakan jadwal Selanjutnya, dilakukan langkah-
imunisasi nasional: langkah imunisasi sebaga
Usia<24 jam: Hepatitis (HB-0) berikut.
Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, 1. Persiapan alat dan bahan
OPV1 berupa handscoon, vial
Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, vaksin MR, spuit 0,5 cc, dan
OPV2 kasa alkohol.
Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2, 2. Peserta diposisikan
OPV3 menghadap samping dengan
Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, lengan kiri menghadap
OPV4 dan IPV petugas.
Usia 9 bulan: MR 3. Area lengkan (deltoid) kiri
Usia 18 bulan: MR, DPT-HB-Hib pasien dibebaskan dari
Anak kelas 1 SD: MR, DT pakaian, selanjutnya
Anak kelas 2 SD: Td dibersihkan menggunakan
Anak kelas 5 SD: Td + HPV 1 kasa alkohol.
4. Vaksin MR sebanyak 0,5 ml
disuntikkan menggunakan
spuit 0,5 cc pada deltoid kiri
pasien secara subkutan.
5. Setelah selesai, area
penyuntikan dibersihkan dan
ditutup menggunakan kasa
kembali.
Setelah selesai, ibu diberikan
informasi mengenai reaksi yang
dapat timbul setelah pemberian
vaksin, antara lain demam
ringan, bengkak dan nyeri pada
tempat suntikan. Ibu disarankan
untuk terus memberikan ASI
kepada anak, mengompres area
bekas suntikan menggunakan air
hangat, atau diberikan
paracetamol setelah
dikonsultasikan ke bidan
desa/dokter. Terakhir, ibu
diberitahukan jadwal vaksinasi
selanjutnya yaitu pada usia 18
bulan.
No Tanggal Judul Laporan Identitas Penerima Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
Kegiatan Vaksin/Keterangan
Terkait Penerima
Vaksin
1 23-05-2022 Vaksinasi Covid- Nama: Tn. M Sejak Maret 2020 hingga saat Tn. M berusia 40 tahun datang
19 Usia: 40 tahun ini, infeksi virus COVID-19 masih ke pusat pelayanan vaksinasi di
Alamat: RT 001/RW001 berstatus pandemi di seluruh Desa Bugis pada tanggal 23 Mei
Kelurahan Bugis dunia. Berdasarkan data WHO 2022. Setelah mendaftar pada
pada November 2021, sebanyak bagian registrasi, dilakukan
4.249.323 orang terinfeksi pengisian formulir vaksinasi dan
Covid-19 dengan jumlah verifikasi KTP. Selanjutnya,
kematian 143.592 di Indonesia. dilakukan skrining anamnesa
Dikarenakan tingkat penularan terkait dengan kondisi peserta
dan kematian yang tinggi, saat ini, riwayat penyakit
pemberian vaksinasi COVID-19 (komorbid), dan riwayat
semakin gencar dilakukan. vaksinasi sebelumnya, serta
Vaksinasi tersebut bertujuan dilanjutkan dengan pemeriksaan
untuk membentuk sistem tanda vital. Kemudian, setelah
kekebalan tubuh sehingga peserta dinyatakan dan aman
mampu mengenali dan melawan untuk diberikan vaksinasi,
virus COVID-19 secara cepat, petugas vaksinator memberikan
sehingga diharapkan dapat vaksinasi yang sesuai (Tn. M
menurunkan angka kesakitan telah mendapatkan vaksinasi 2
dan kematian. Selain itu, dosis menggunakan vaksin
pemberian vaksinasi juga dapat sinovac sehingga diberikan
mendorong untuk terbentuknya booster vaksin Pfizer sebanyak
herd immunity atau kekebalan 1/2 dosis). Peserta diposisikan
kelompok, sehingga dapat menghadap samping dengan
melindungi orang-orang yang lengan kiri menghadap petugas,
tidak dapat diberikan vaksinasi kemudian lengan kiri
(misalnya atas dasar penyakit dibebaskan dari pakaian dan
tertentu) dari penyakit ini. dibersihkan menggunakan kasa
alkohol. Selanjutnya vaksin
Pfizer disuntikkan sebanyak 1/2
dosis menggunakan spuit 0,5 cc
pada deltoid kiri secara
intramuskular. Setelah selesai,
area penyuntikan dibersihkan
menggunakan kasa kembali.
Peserta yang telah menerima
vaksinasi akan dicatat kembali
mengenai data diri, NIK, nama
vaksin, dan nomor batch yang
akan diinput ke dalam aplikasi
dan petugas kemudian
memberikan kartu vaksinasi
manual kepada peserta.
Terakhir, peserta diberikan
edukasi mengenai efek samping
yang dapat muncul setelah
vaksinasi dan cara
mengatasinya, serta diminta
untuk menunggu selama 30
menit untuk dilakukan observasi
post-vaksinasi.
No Tanggal Judul Laporan Identitas Target Tracing Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan Catatan
Kegiatan (ODR/ODP/PDP/dsb)
1 11-03-2022 Tracing Kasus Anak-anak di Yayasan Skabies merupakan penyakit Kegiatan tracing skabies
Skabies di Yayasan Panti Asuhan Baiti Nur kulit menular yang umum diawali dengan adanya
Panti Asuhan Jannah, Kelurahan ditemui dan diakibatkan oleh laporan kasus skabies pada
Sampir, Kecamatan infestasi kutu parasit beberapa penghuni Panti
Taliwang
Sarcoptes scabiei yang dapat Asuhan Baiti Nur Jannah,
menggali terowongan pada Sampir yang diterima oleh
kulit manusia. Pada tahun Tim P2P. Selanjutnya, laporan
2017, WHO mengatakan tersebut ditindaklanjuti oleh
bahwa skabies merupakan Tim P2P untuk melakukan
penyakit kulit yang tracing ke lokasi bersama
terabaikan (neglected skin dengan Tim Promkes. Pada
disease) dan merupakan saat tracing dilakukan,
masalah kesehatan yang didapatkan 11 orang anak
signifikan di banyak negara mengalami infeksi skabies
berkembang. Secara umum di dan 3 diantaranya telah
seluruh dunia terdapat disertai dengan infeksi
sekitar 300 juta kasus skabies sekunder (An. Berusia 9
setiap tahun, terutama di bulan, 11 bulan, dan 1 tahun).
lingkungan rumah sakit, Adapun anak yang pertama
sekolah, rumah perawatan, kali mengalami keluhan gatal
penjara, panti jompo dan ialah seorang anak asuh
fasilitas perawatan jangka bernama An. Y berusia 9
panjang lainnya. Meskipun bulan yang mengalami
penyakit ini sering diabaikan keluhan gatal dan muncul
karena tidak menyebabkan bintik-bintik di seluruh badan
kematian pada manusia, akan hingga kepala, yang semakin
tetapi apabila tidak ditangani lama semakin banyak dan
dapat menyebabkan disertai dengan pus sejak 1
komplikasi yang berbahaya bulan yang lalu namun tidak
pada penderitanya. Individu dibawa ke Puskesmas/Dokter
yang terinfeksi memerlukan melainkan diobati dengan
identifikasi dan perawatan bedak dan salep yang dibeli
yang tepat karena kesalahan sendiri. Selanjutnya,
diagnosis dapat dilakukan perencanaan
menyebabkan wabah, terapi/tatalaksana kepada 11
morbiditas, dan peningkatan anak dan diberikan KIE
beban ekonomi. Di kepada pengurus panti
Puskesmas Taliwang masih mengenai penyebab
banyak ditemui kasus skabies, penyakit, cara penularan,
sehingga perlu dilakukan pengobatan, dan cara
tracing kasus skabies, mencegah/memutus rantai
tatalaksana, serta KIE yang penularan penyakit.
tepat untuk memutus
penularan.
2 07-03-2022 PE kasus DBD Nama: An. AM Demam dengue dan demam Kegiatan ini dilaksanakan pada 7
Usia: 16 tahun berdarah dengue (DBD) Maret 2022 di Kelurahan Kuang,
Alamat: Kel. Kuang merupakan salah satu penyakit Kecamatan Taliwang, tepatnya
dengan vector nyamuk yang di Lingkungan tempat tinggal
paling umum di seluruh dunia pasien atas nama An. AM yang
terutama di daerah tropis dan terdiagnosis DBD di Puskesmas
subtropis. Penyakit ini tersebar Taliwang. Kegiatan pendekatan
di wilayah Asia Tenggara, Pasifik epidemiologi dilakukan dengan
Barat, dan Karibia. Selama 20 mendatangi rumah pasien,
tahun belakangan ini, terjadi kemudian dilakukan wawancara
peningkatan kasus infeksi singkat sebelum dilakukan
dengue secara global. pendekatan epidemiologi.
Penyakit ini disebabkan oleh Diketahui bahwa pasien
virus dengue yang awalnya mengalami keluhan demam
dapat bermanifestasi sejak 6 hari yang lalu, dengan
asimtomatik, atau demam tanpa riwayat berobat ke mantra
diketahui sebabnya, namun namun tidak ada perubahan,
selanjutnya dapat memunculkan selanjutnya 4 hari setelahnya
gejala perdarahan hingga pasien dibawa berobat ke
perembesan plasma yang dapat Puskesmas kemudian dilakukan
mengakibatkan syok pemeriksaan laboratorium
hipovolemik hingga kematian. dengan hasil IgG dan IgM
Maka dari itu, penyakit ini perlu dengue (+). Pasien merupakan
untuk dilakukan penanganan siswa SMA dengan riwayat
segera dan pencegahan aktivitas di sekolah pada pagi-
penularan, misalnya dengan siang hari, dan sisanya berada di
mengaplikasikan 3M+ seperti rumah. Tidak terdapat tetangga
pada kasus ini, sehingga dapat maupun teman sekolah yang
mengurangi morbiditas dan mengalami keluhan serupa.
mortalitas pada manusia. Kemudian dilakukan
penelusuran jentik nyamuk di
sekitar rumah pasien dan
ditemukan terdapat jentik di bak
air rumah pasien dan pada
genangan air di sekitar rumah
pasien. pada jarak 100m di
sekitar rumah pasien didapatkan
adanya jentik di 8 rumah warga
sekitar 55,6%. Temuan ini
selanjutnya akan dilaporkan
untuk dilakukan penindakan
lebih lanjut. Terakhir, baik
pasien dan masyarakat sekitar
diberikan edukasi mengenai
pencegahan DBD dengan
metode 3M+.
4. Penapisan TB (Min. 5)
5. Pengobatan TB (Min. 5)
2 24-03-2022 Pengobatan TB Tn. M Pasien Tn. M datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Dewasa Laki-laki sendiri untuk mengambil obat dilakukan anamnesis mengenai
Usia 36 tahun TB rutin. Berdasarkan keluhan saat ini dan efek
Alamat: Seloto keterangan pasien, pasien samping obat yang dapat terjadi
awalnya mengeluhkan batuk (misal mual, muntah, kuning,
darah selama 1 bulan sekitar 6 kelainan kulit, gangguan
bulan yang lalu. Selain itu, pendengaran, gangguan
pasien juga mengeluhkan sering pengelihatan, dan lain
berkeringat saat malam hari dan sebagainya), selanjutnya
demam. Pasien mengaku tidak dilakukan pemeriksaan fisik
terdapat anggota serumah yang umum dan penimbangan berat
mengalami keluhan serupa. badan. Setelah itu, data pasien
Setelah melakukan pemeriksaan ditulis pada buku register.
dahak di Puskesmas Taliwang Pasien kemudian diberikan obat
dengan hasil BTA positif, pasien berdasarkan hasil penimbangan
mula mendapatkan pengobatan berat badannya (BB Tn. M: 53
TB pada tanggal 4 Oktober 2021. kg) disertai penjelasan
mengenai cara minum obat,
yaitu OAT-KDT Kategori 1 TB
Dewasa fase lanjutan, 1 x 3
tablet (total obat yang diberikan
ialah untuk 1 minggu), yang
dikonsumsi secara teratur 3 kali
seminggu (senin-rabu-jumat)
dan diusahakan dikonsumsi
pada jam yang sama 1 jam
sebelum makan atau 2 jam
setelah makan. Selain itu, pasien
juga diberikan informasi bahwa
minggu ini merupakan minggu
terakhir pasien mengonsumsi
obat TB, namun pasien
dianjurkan untuk tetap
mengonsumsi makanan bergizi
seimbang, dan tetap
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat serta pentingnya
berobat secara rutin agar cepat
sembuh, menurunkan risiko
penularan ke orang lain (apabila
tidak rutin berobat, bakteri TB
dapat menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit disembuhkan).
3 23-03-2022 Pengobatan TB Tn. S Pasien Tn. S datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Dewasa Laki-laki sendiri untuk mengambil obat dilakukan anamnesis mengenai
Usia 48 tahun TB rutin. Berdasarkan keluhan saat ini dan efek
Alamat: Menala keterangan pasien, pasien samping obat yang dapat terjadi
awalnya mengeluhkan batuk (misal mual, muntah, kuning,
berdahak yang terkadang kelainan kulit, gangguan
disertai darah selama 2 minggu pendengaran, gangguan
sekitar 2 bulan yang lalu. Pasien pengelihatan, dan lain
juga mengeluhkan badannya sebagainya), selanjutnya
sering terasa meriang, dilakukan pemeriksaan fisik
berkeringat malam, dan pasien umum dan penimbangan berat
merasa semakin kurus. Setelah badan. Setelah itu, data pasien
melakukan pemeriksaan dahak ditulis pada buku register.
di Puskesmas Taliwang, Pasien kemudian diberikan obat
didapatkan hasil BTA positif berdasarkan hasil penimbangan
sehingga pasien mula berat badan (BB Tn. S: 50 kg)
mendapatkan pengobatan TB disertai penjelasan mengenai
pada tanggal 26 Januari 2022. cara minum obat, yaitu OAT-KDT
Kategori 1 TB Dewasa fase
lanjutan, 1 x 3 tablet (total obat
yang diberikan ialah untuk 2
minggu), yang dikonsumsi
secara teratur 3 kali seminggu
(senin-rabu-jumat) dan
diusahakan dikonsumsi pada
jam yang sama 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah
makan. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi mengenai
konsumsi makanan bergizi
seimbang, rutin beraktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, rutin
menggunakan masker, dan
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat serta pentingnya
berobat secara rutin agar cepat
sembuh, menurunkan risiko
penularan ke orang lain (apabila
tidak rutin berobat, bakteri TB
dapat menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit
disembuhkan).. Terakhir,
diberikan informasi mengenai
jadwal pengambilan obat
kembali, yaitu pada tanggal 6
April 2022.
4 22-03-2022 Pengobatan TB Tn. ARB Pasien Tn. ARB datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Dewasa Laki-laki sendiri untuk mengambil obat dilakukan anamnesis mengenai
Usia 42 tahun TB rutin. Berdasarkan keluhan saat ini dan efek
Alamat: Bugis keterangan pasien, pasien samping obat yang dapat terjadi
awalnya mengeluhkan batuk (misal mual, muntah, kuning,
disertai darah dan sesak selama kelainan kulit, gangguan
1 minggu yang terjadi sekitar 1 pendengaran, gangguan
bulan yang lalu. Selain itu, pengelihatan, dan lain
pasien juga mengaku mengalami sebagainya), selanjutnya
demam dan sering berkeringat dilakukan pemeriksaan fisik
ketika malam hari. Setelah umum dan penimbangan berat
pasien melakukan pemeriksaan badan. Setelah itu, data pasien
rontgen dan laboratorium di ditulis pada buku register.
RSUD Asy-Syifa, pasien Pasien kemudian diberikan obat
diberitahukan bahwa penyebab berdasarkan hasil penimbangan
keluhannya ialah bakteri M. berat badan (BB Tn. ARB: 50 kg)
tuberculosis, sehingga pasien disertai penjelasan mengenai
mulai diberikan pengobatan cara minum obat, yaitu OAT-KDT
OAT pada tanggal 22 Februari Kategori 1 TB Dewasa fase
2022. intensif, 1 x 3 tablet (total obat
yang diberikan ialah untuk 1
minggu), yang dikonsumsi
secara teratur setiap hari dan
diusahakan dikonsumsi pada
jam yang sama 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah
makan. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi mengenai
konsumsi makanan bergizi
seimbang, rutin beraktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, rutin
menggunakan masker, dan
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat serta pentingnya
berobat secara rutin agar cepat
sembuh, menurunkan risiko
penularan ke orang lain (apabila
tidak rutin berobat, bakteri TB
dapat menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit disembuhkan).
Terakhir, diberikan informasi
mengenai jadwal pengambilan
obat kembali, yaitu pada tanggal
29 Maret 2022.
5 22-03-2022 Pengobatan TB Tn. S Pasien Tn. S datang ke Poli TB Saat pasien datang ke Poli TB,
Dewasa Laki-laki sendiri untuk mengambil obat dilakukan anamnesis mengenai
Usia 29 tahun TB rutin. Berdasarkan keluhan saat ini dan efek
Alamat: Labuan Lalar keterangan pasien, pasien samping obat yang dapat terjadi
awalnya mengeluhkan batuk (misal mual, muntah, kuning,
berdahak tanpa disertai darah kelainan kulit, gangguan
selama 2 minggu yang terjadi pendengaran, gangguan
sekitar 1,5 bulan yang lalu. pengelihatan, dan lain
Selain itu, pasien juga sebagainya), selanjutnya
mengeluhkan demam dan sering dilakukan pemeriksaan fisik
berkeringat saat malam hari. umum dan penimbangan berat
Terdapat tetangga pasien yang badan. Setelah itu, data pasien
pernah menderita batuk lama ditulis pada buku register.
dan mengonsumsi obat 6 bulan. Pasien kemudian diberikan obat
Setelah pasien melakukan berdasarkan hasil penimbangan
pemeriksaan dahak di berat badan (BB Tn. ARB: 49 kg)
Puskesmas Taliwang, didapatkan disertai penjelasan mengenai
hasil BTA positif sehingga pasien cara minum obat, yaitu OAT-KDT
mulai diberikan pengobatan Kategori 1 TB Dewasa fase
OAT sejak tanggal 2 Februari intensif, 1 x 3 tablet (total obat
2022. yang diberikan ialah untuk 1
minggu), yang dikonsumsi
secara teratur setiap hari dan
diusahakan dikonsumsi pada
jam yang sama 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah
makan. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi mengenai
konsumsi makanan bergizi
seimbang, rutin beraktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, rutin
menggunakan masker, dan
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat serta pentingnya
berobat secara rutin agar cepat
sembuh, menurunkan risiko
penularan ke orang lain (apabila
tidak rutin berobat, bakteri TB
dapat menjadi resisten terhadap
pengobatan/sulit disembuhkan).
Terakhir, diberikan informasi
mengenai jadwal pengambilan
obat kembali, yaitu pada tanggal
29 Maret 2022.