Anda di halaman 1dari 7

REFLEKTIVE JOURNAL

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK


DI PUSKESMAS ROWOSARI KOTA SEMARANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

Disusun oleh :

PUTRIANA RAMADHANTI
P1337420622177

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2023
REFLEKTIF JURNAL

No Hari/ Tanggal Deskripsi Analisis

1 Senin, 13 Pukul 06.50 WIB datang ke puskesmas Rowosari dan Analisis pada kegiatan posyandu yang dilakukan di RW
Maret 2023 pada pukul 07.00 WIB mengikuti pembekalan di aula 08 Kelurahan Rowosari didapatkan bahwa adanya
yang diberikan oleh Bapak Mukti selaku koordinator kesadaran akan pentingnya keberadaan Posyandu dan
CI Puskesmas Rowosari Kota Semarang. Setelah keinginan ibu balita untuk menjaga dan memelihara
pembekalan, pada pukul 08.00 WIB kegiatan kesehatan balita sehingga ibu dapat terus memantau
selanjutnya yaitu mengikuti kegiatan posyandu yang pertumbuhan dan perkembangan balita. Pengukuran
dilakukan di RW 08 kelurahan Rowosari. Pada perubahan berat badan yang dilakukan dengan
kegiatan posyandu bayi dan balita dilakukan penimbangan berat badan di posyandu menjadi indicator
pengukuran antropometri meliputi penimbangan terpantaunya pertumbuhan balita. Semakin besar
berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran persentase balita ditimbang semakin tinggi capaian
lingkar kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut, sasaran balita yang terpantau pertumbuhannya, dan
evaluasi tumbuh kembang, serta penyuluhan dan semakin besar peluang masalah gizi bisa ditemukan
konseling tumbuh kembang. secara dini (Imanah & Sukmawati, 2021). Kehadiran
balita di Posyandu merupakan hasil dari akumulasi peran
serta ibu, keluarga, kader, dan seluruh komponen
masyarakat dalam mendorong, mengajak, memfasilitasi,
dan mendukung balita agar ditimbang di Posyandu untuk
dipantau pertumbuhannya. Dengan demikian indikator
D/Sdapat dikatakan sebagai indikator partisipasi
masyarakat dalam kegiatan Posyandu (Dinkes Jateng,
2019).

2 Selasa, 14 Pukul 07.00 WIB Datang ke puskesmas. Kegiatan Analisis pada kasus An. F ini yaitu didapatkan behawa
Maret 2022 yang dilakukan yaitu mengikuti pelayanan di poli anak mengalami diare persisten ditandai dengan anak bab
MTBS sampai selesai. Adapun saat dilakukan cair dan disertai lendir. Penyakit diare merupakan
pengkajian MTBS ditemukan kasus pada An. F yang penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah
berumur 4 tahun 3 bulan 15 hari yang mengalami lima tahun dan mengakibatkan kematian sekitar
diare. Ibu klien mengatakan anaknya bab cair disertai 525.000 anak setiap tahunnya (WHO, 2017).
lendir dari 1 hari yang lalu, bab 7 kali perhari. Ibu Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan
klien menambahkan bahwa anak susah untuk makan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa
dan minum sedikit. lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada
neonatus lebih dari 4 kali/hari. Tingginya angka kejadian
 BB : 13 kg diare disebabkan oleh banyak faktor diantaranya
 TB : 93 cm makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat
 LK : 47 cm kebersihan yang buruk, infeksi virus dan bakteri
 LILA : 16 cm (Rahmah et al., 2016).

3 Rabu, 15 Pukul 07.00 WIB datang ke Puskesmas dan Analisis permasalahan pada kasus ini yaitu program
Maret 2022 mengikuti kegiatan pelayanan di poli KIA. Pada saat imunisasi lengkap mencakup BCG, Hepatitis B, DPT-HB,
membantu pelayanan terdapat beberapa anak yang Polio, dan Campak adalah program yang dicanangkan
menerima imunisasi campak di puskesmas oleh pemerintah. Termasuk penyakit yang dapat dicegah
padangsari. Salah satu anak yang bernama An. C dengan melakukan imunisasi, atau biasa disebut dengan
berumur 9 bulan saat melakukan imunisasi campak PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi),
tampak menangis sebentar saat dilakukan penyakit - penyakit tersebut adalah Tuberculosis,
penyuntikan, namun setelah dilakukan penyuntikan Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, dan
campak, anak dengan cepat tenang kembali. Polio. Imunisasi menjadi penting karena dapat
melindungi dari berbagai penyakit yang berbahaya.
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
masih menyita perhatian yang salah satunya adalah
Penyakit Campak.Penyakit Campak dikenal dengan nama
morbili, merupakan penyakit yang sangat menular
(infeksius) yang disebabkan oleh virus golongan
paramyxoviridae (RNA), 90% anak yang tidak kebal akan
terserang Penyakit Campak. Manusia diperkirakan satu-
satunya reservoir, walaupun monyet dapat terinfeksi
tetapi tidak berperan dalam penyebaran. Penularan terjadi
melalui batuk, bersin (sekret hidung). Penularan dapat
terjadi 1-3 hari sebelum panas (Sevila, 2019). emosional,
dan rasa sakit. Faktor eksternal meliputi: latar belakang
social, rasa takut dari orang tua, dan tim dokter (Asep
Arifin, 2021).

4 Kamis, 16 Pukul 07.00 WIB datang ke Puskesmas dan Analisis : Kompres adalah salah satu metode fisik untuk
Maret 2022 melakukan kegiatan penyuluhan terkait kompres menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam.
hangat saat anak demam. Penyuluhan dilakukan di Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah
ruang MTBS dimana sasaran dilakukan kepada orang besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada
tua anak agar mengetahui bagaimana tindakan area preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh
mandiri yang bisa dilakukan untuk menurunkan (Potter & Perry, 2005). Hasil penelitian Tri Redjeki
demam pada anak. (2012), dirumah sakit umum Tidar Magelang
mengemukakan bahwa kompres hangat lebih banyak
menurunkan suhu tunuh dibandingkan dengan kompres
air dingin, karena akan terjadi vasokontriksi pembuluh
darah, pasien menjadi menggigil. Dengan kompres hangat
menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat
sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu
diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan
kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan
suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan
membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan
mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan
membuka dan mempermudah pengeluaran panas.
Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh (Anisa,
2019).

5 Jumat, 17 Pukul 07.00 WIB datang ke Puskesmas dan Analisis : Terapi bermain puzzle dilakukan sebagai salah
Maret 2023 melakukan kegiatan terapi permainan pada anak satu terapi untuk meningkatkan perkembangan kognitif
dengan media puzzle. Kegiatan dilakukandi Taman pada anak. Perkembangan kognitif bertujuan agar
Bermain Anak ruang MTBS dimana sasaran individu mampu mengembangkan kemampuan
dilakukan kepada anak usia prasekolah. persepsinya, ingatan, berfikir, pemahaman terhadap
simbol, melakukan penalaran dan memecahkan masalah.
Perkembangan kognitif dipengaruhi oleh faktor hereditas,
lingkungan, kematangan, minat dan bakat, pembentukan
dan kebebasan. Salah satunya permainan edukatif adalah
puzzle karena dapat mempengaruhi kecerdasan kognitif
pada anak (Zianeda, 2017). Hasil penelitian yang
dilakukan Oktaviyani& Suri (2019) didapatkan hasil
bahwa terdapat pengaruh terapi bermain puzzle terhadap
perkembangan kognitif anak usia prasekolah yang
dilakukan di TK/TPQ Plus Hidayatullah. Pada penelitian
tersebut yang dilakukan terhadap 30 responden memiliki
peningkatan perkembangan bahasa, perkembangan
motoric halus, dan perkembangan sosial.

6 Sabtu, 18 Pukul 07.00 WIB datang ke puskesmas. Kegiatan Analisis permasalahan pada kasus ini bahwa penanganan
Maret 2023 yang dilakukan yaitu membantu pelayanan di poli demam pada anak sangat tergantung pada peran orangtua,
KIA/MTBS hingga selesai. Pada saat membantu terutama ibu. Dari berbagai penelitian yang dilakukan di
pelayanan terdapat salah satu kasus yaitu pada An. F Indonesia, diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu
(4 tahun) dengan Demam (Suhu:37,9 C), Ibu klien tentang penanganan demam pada anak sangat bervariasi.
mengatakan klien demam sejak kemarin, disertai Perbedaan tingkat pengetahuan ini mengakibatkan
badan lemas. Riwayat penyakit sebelumnya yaitu ibu perbedaan pengelolaan demam pada anak. Ditambah
klien mengatakan anaknya pernah sakit demam, dengan kemudahan untuk membeli antipiretik secara
batuk, dan pilek.Saat anak demam ibu telah bebas dan peran ibu yang vital dalam kesehatan keluarga.
melakukan kompres hangat di dahi, leher dan ketiak, Pengetahuan yang kurang dapat mengakibatkan
ibu juga mengatakn sudah memberikan penurun penanganan yang tidak tepat sehingga membuat
panas namum demam masih berlanjt. kesehatan anak menjadi lebih berisiko (Sudibyo, 2020).
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, K. D. (2019). Efektifitas kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh pada
An. D dengan hipertermia. Jurnal ilmiah ilmu kesehatan: wawasan
kesehatan, 5(2), 122-127.

Asep Arifin, Dkk. (2021). Hubungan Rasa Takut Anak Terhadap Perawatan Gigi
Dengan Umur Dan Jenis Kelamin Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Padang
Sambian Kelod 2019. Jurnal Kesehatan. Gigi. Vol. 8 No.1

Dinkes Jateng, 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018. Semarang.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Imanah, N. D. N., & Sukmawati, E. (2021). Peran Serta Kader dalam Kegiatan
Posyandu Balita dengan Jumlah Kunjungan Balita pada Era New Normal. Jurnal
Kebidanan Indonesia, 12(1).

Oktaviyani, R. D., & Suri, O. I. (2019). Pengaruh Terapi Bermain Puzzle terhadap
Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah. Jurnal Kesehatan, 10(2), 289841.

Rahman, H. F., Widoyo, S., Siswanto, H., & Biantoro. (2016). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian diare di Desa Solor Kecamatan Cermee
Bondowoso. NurseLine Journal, 1(1), 24–35.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/NLJ/article/view/3826

Anda mungkin juga menyukai