Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PAMEUNGPEUK
Jl. Raya Banjaran No. 550 . Km 14 Pameungpeuk- Bandung Kode Pos 40376
Emai:pkmpameungpeukbandungkab@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


PROGRAM POPM KECACINGAN
PUSKESMAS PAMEUNPEUK

A. PENDAHULUAN
Di Indonesia masih banyak penyakit yang menjadi masalah kesehatan salah satu
diantaranya adalah cacingan yang ditularkan melalui tanah. Kecacingan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
Kecacingan menggambarkan masalah kesehatan masyarakat khususnya di daerah tropis
dimana kondisi sanitasi masih belum memadai. Ada tiga jenis cacing yang umumnya
menginfeksi anak-anak, khususnya usia prasekolah dan memberikan dampak yaitu:
Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Ancylostoma duodenale (cacing tambang) dan
Trichiuris trichiura (cacing cambuk).
Cacingan secara umum mengakibatkan kerugian langsung oleh karena adanya
gangguan pada intake makanan, pencernaan, penyerapan serta metabolismenya. Secara
kumulatif, infeksi cacing atau cacingan dapat menimbulkan kerugian gizi berupa
kekurangan kalori dan protein serta kehilangan darah. Hal ini akan mengakibatkan
hambatan perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan
ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya. Kecacingan terbukti
memberikan dampak yang sangat nyata bagi kesehatan anak. Infeksi cacing berhubungan
erat dengan kehilangan mikronutrien, malabsorbsi vitamin A pada anak prasekolah yang
mengakibatkan malnutrisi, anemi dan retardasi pertumbuhan (Stunting ).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima
tahun). Akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Di Indonesia, sekitar 37% (hampir 9 Juta) anak balita mengalami stunting (Riset
Kesehatan Dasar/Riskesdas 2013) dan di seluruh dunia, Indonesia adalah Negara dengan
prevalensi stunting kelima terbesar. Balita/Baduta (Bayi dibawah usia DuaTahun) yang
mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak
anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara Luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data prevalensi tersebut, dilaksanakan upaya pengobatan untuk
pencegahan melalui Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan. POPM perlu
diberikan pada penduduk sasaran di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. POPM cacingan
dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan program POPM Filariasis, penjaringan
anak sekolah, usaha kesehatan sekolah, pemberian vitamin A di posyandu,
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) serta program
kesehatan lainnya. Kegiatan POPM cacingan harus diikuti dengan kegiatan penyuluhan
tentang hidup bersih dan memperbaiki sanitasi lingkungan di wilayah tersebut. Mengingat
penularan cacingan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor maka diperlukan upaya dan
peran seluruh pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, lintas program dan lintas
sektor dalam penanggulangannya sesuai tugas dan fungsi masing-masing dalam
mendukung tercapainya target penurunan prevalensi cacingan.
Upaya-upaya tersebut dapat diwujudkan yaitu dengan meningkatkan koordinasi
lintas program, lintas sektor, dan peran serta masyarakat, mendorong program
penanggulangan cacingan masuk dalam rencana perbaikan kualitas air, berkoordinasi
dengan kementerian yang bertanggung jawab dalam penyediaan sarana air bersih;
melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat di pendidikan anak usia dini dan
sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah serta kegiatan-kegiatan lainnya sebagaimana
terlampir pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 (hal. 34-38).

B. LATAR BELAKANG
Puskesmas Pameungpeuk terletak di wilayah kecamatan Pameungpeuk dengan
banyak penduduk yang tempat tinggalnya kurang memenuhi syarat kesehatan. Wilayah
kerja Puskesmas Pameungpeuk memiliki 6 desa. Dari hasil monitoring dan evaluasi
layanan yang dilakukan tahun 2018 ditemukan kasus kecacingan dan stunting di satu
desa, yaitu desa Rancatungku dengan jumlah Pos POPM di Desa Rancatungku sebanyak
11 Pos Posyandu, 6 Pos Paud/TK/RA, 5 Pos SD/MI dan jumlah keseluhan sebanyak 22
Pos.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setiap anak usia balita dan anak usia sekolah terbebas dari kecacingan.
2. TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing pada anak usia 12 bulan sampai
dengan 12 tahun.
2. Menurunkan kejadian kasus kecacingan pada anak usia 12 bulan sampai 12 tahun
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kecacingan
4. Meningkatkan kemitraan dalam pengendalian cacingan di masyarakat dengan
seluruh pemangku kebijakan lintas sektor, organisasi masyarakat.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


KEGIATAN POKOK
Kegiatan pokok Program Kecacingan adalah Penyuluhan dan pemberian Obat Cacing secara
gratis.

E. RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pemantik Puskesmas Pameungpeuk terdiri dari


1. Distribusi Obat Cacing ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
2. Sosialisasi pada petugas Kesehatan Puskesmas, Kader Posyandu
3. Membuat Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
4. Mengirim surat ke TK, SD, PAUD dan Posyandu
5. Pelaksanaan pemberian obat cacing sesuai jadwal

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN/ METODE


1. Pendataan sasaran yang akan mendapatkan obat cacing
2. Mengirim permintaan obat cacing ke Dinas Kesehatan sesuai kebutuhan
3. Memastikan obat cacing sudah ada di Puskesmas sebelum pelaksanaan kegiatan.
4. Merencanakan jadwal pemberian obat Cacing
5. Sosialisasi ke Sekolah, TK, Posyandu tentang pemberian obat cacing.
6. Melaksanakan pemberian obat cacing sesuai umur
a. Anak usia 12 – 23 bulan ½ tablet Albendazol 400 mg (200 mg)
b. Anak usia 24 bulan – 12 tahun 1 tablet Albendazol 400 mg
7. Sasaran yang saat pemberian obat cacing tidak masuk karena sakit dilakukan
sweeping ulang untuk pemberian obat cacing.
8. Pencatatan dan Pelaporan
G. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah anak usia 12 Bulan (per 1 April) sampai dengan 12 tahun

H. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


 PERAN LINTAS PROGRAM
1. Program KIA :
 Deteksi dan penanganan dini balita sakit melalui MTBS, pemeriksaan anemia dan
telur cacing di faskes
 KIA pada ibu hamil dan keluarga tentang kecacingan pada ibu hamil dan balita
melalui pelaksanaan kelas bumil.
2. Program Promkes :
 Edukasi dan sosialisasi penyakit cacingan
 Edukasi program PHBS melalui kegiatan cuci tangan dan penggunaan jamban
3. Program UKS :
 Edukasi dan sosialisasi penyakit cacingan pada sekolah dasar dan sekolah
menengah
 Penjaringan kesehatan anak masuk SD/MI dengan pemberian obat cacing
 Modul dokter kecil termasuk materi tentang kecacingan.
 Pemeriksaan berkala para peserta didik setiap enam bulan termasuk pemberian
obat cacing SD/MI yang disesuaikan dengan waktu penjaringan
4. Program Gizi
 Pemberian obat cacing SD/MI pada program penanggulangan anemia
 Pemberian obat cacing balita pada program pemberian Vitamin A
5. Program Kesehatan Lingkungan
 Peningkatan kesehatan lingkungan kesehatan di tempat tempat umum termasuk
pembinaan kesehatan di sekolah
 Pembinaan dan pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
 Pemantauan Kwalitas air minum yang memenuhi syarat
 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu pilarnya adalah stop BAB
sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), pengelolaan air minum rumah
tangga, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair rumah tangga
6. Program Imunisasi
 Pemberian obat cacing pada anak SD terintegrasi dengan pemberian BIAS
pemberian imunisasi campak
 PERAN LINTAS SEKTOR
1. Camat
 Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program pemberian obat cacing
 Penyebaran informasi kepada masyarakat
 Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat cacing
2. Kepala Desa
 Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program pemberian obat cacing
 Penyebaran informasi kepada masyarakat
 Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat cacing
3. Kader
 Ikut serta dalam kegiatan pemberian obat cacing
 Penyebaran informasi kepada masyarakat
4. Sekolah
 Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program pemberian obat cacing
khusunya di sekolah
 Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat cacing

I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN LOKASI KEGIATAN


Pelaksanaan Kegiatan April, ( Tanggal ke-)
NO Kegiatan Lokasi
09 10 16 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Distribusi Obat Cacing Dinas
ke Dinas Kesehatan Kesehatan
Kabupaten Bandung Kabupaten
Bandung
2 Membuat jadwal Puskesmas
Pelaksanaan Pameungpeuk
3 Mengirimkan surat ke, Sekolah,
Kecamatan, Desa TK,Posyandu
Rancatungku, UPT
Disdik, MUI, SD/MI,
TK dan Posyandu
4 Pelaksanaan pemberian Sekolah,
Obat Cacing TK/Paud dan
Posyandu
5 Pencatatan dan pelaporan
J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan program kecacingan dilakukan tiap kali
pemberian obat cacing dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan pelaporan
hasil kegiatan yang dicapai.

K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


Setiap kegiatan pemberian obat cacing penanggung jawab pustu dan petugas darbin
melaporkan hasil kegiatannya kepada pemegang program kecacingan. Pemegang program
melakukan hasil analisis kegiatan pemberian obat cacing tiap selesai jadwal kegiatan dan
menyerahkan hasil kepada kepala puskesmas dan didistribusikan kepada unit – unit
terkait untuk ditindaklanjuti.

Pameungpeuk, 08 April 2019


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pameungpeuk Pelaksana Program

Dr. Yulia Amrita Wulan Nur Fatimah


NIP : 196507122002122001

Anda mungkin juga menyukai