Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DAN BALITA

An. S UMUR 3 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI SEDANG


DI WILAYAH RSIA RESTU BUNDA BANDAR LAMPUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Asuhan Kebidanan Pada Bayi Balita

OLEH :
TIARA DITA AMELIA PUTRI
2023207210010

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA An.S UMUR 2 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI SEDANG
DI RSIA RESTU BUNDA BANDAR LAMPUNG

Laporan Tugas Stase Ini Telah Memenuhi Persyaratan Dan Akan Di Presentasikan Pada Ujian Laporan
Stase Bayi dan Balita dan anak prasekolah
Pada An. S umur 3 tahun dengan diare dehidrasi sedang
di RSIA Restu Bunda Bandar Lampung

OLEH

TIARA DITA AMELIA PUTRI


2023207210010

Disetujui Oleh :

Pembimbing :

Bdn. Dzul Istiqomah Hasyim, S.ST,M. Kes.


BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan
yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan
tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa.

Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan
anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi
dan anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan
pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan
ibu (Hidayat dalam Ambarwati dkk 2012)

Penyakit Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama pada negara


berkembang. Diare merupakan penyebab kematian tebesar (9%) kematian masa kanak-
kanak. Pada tahun 2010, terdapat 1.731 miliar episode diare pada anak-anak di bawah usia
5 tahun. Insiden diare secara keseluruhan hanya menurun dari 3,4 menjadi 2,9 episode per
tahun dalam 2 dekade terakhir. Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia
yang berpotensial menjadi kejadian luar biasa (KLB) yang sering disertai kematian di
Indonesia. Pada tahun 2018, Jumlah balita yang mengalami diare di sarana kesehatan
sebanyak 1.637.708 atau 40,90 %. Insiden diare untuk semua umur secara nasional adalah
270/1000 penduduk (rapid survey diare tahun 2015).
Pada tahun 2018, cakupan pelayanan tertinggi penderita diare balita yaitu Nusa Tenggara
Barat (75,88%), DKI Jakarta (68,54%), dan Kalimantan Utara (55,00%). Sedangka
provinsi dengan cakupan terendah yaitu Maluku (9,77%), Sumatera Utara ( 16,70%), dan
Kepulauan Riau (18,68%). Pada tahun 2018, terjadi 10 kali KLB Diare di 8 provinsi, 8
kabupaten/kota. Terjadi 2 kali KLB di Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buru. Jumlah
penderita 756 orang dan kematian 36 orang (CFR)
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul
“Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit Dengan Diare tanpa Dehidrasi .”

II. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada An. S dengan diare sedang tanpa
dehidrasi dengan menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif.

2) Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada An. S dengan
diare sedang tanpa dehidrasi
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada An. S dengan diare sedang tanpa
dehidrasi
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada An. S dengan diare
sedang tanpa dehidrasi
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada An. S dengan diare dehidrasi
sedang tanpa dehidrasi
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada An. S dengan diare sedang
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada An. S dengan
diare sedang tanpa dehidrasi
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada
An. S dengan diare sedang tanpa dehidrasi
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Diare

Diare merupakan penyakit pada sistem pencernaan yaitu dengan pengeluaran tinja lebih dari
3 kali cair atau dapat pula lender bercampur darah (Ambarwati dan Nasution, 2012). Diare
disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi, makanan, dan faktor psikologis (Djitowiyono
dan Kristiyanasari, 2011). Menurut World Health Organization (WHO) penyakit diare
didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi
tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih
dari biasanya yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah
atau tinja yang berdarah (Saputri, N. et.al. 2019). Sedangkan menurut Kemenkes (2014)
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi
pada tinja yakni lebih lembek atau lebih cair serta frekuensi buang air besar lebih banyak dari
biasanya. Diare merupakan penyebab kematian balita nomor dua di dunia (16%) setelah
pnemonia (17%). Kematian pada anak-anak meningkat sebesar 40% tiap tahunnya yang
disebabkan diare (WHO, 2009 dalam zainul, 2017). Diare merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa, dan
penularannya secara fekal-oral. Diare dapat mengenai semua kelompok umur dan berbagai
golongan sosial, baik di negara maju maupun di negara berkembang, dan erat hubungannya
dengan kemiskinan. kumuh, serta lingkungan yang tidak higienis. Kejiadian Diare
mendorong tubuh terdampak dehidrasi, sehingga tubuh kekurangan cairan; serta terbawa
keluarnya mineral zinc yang penting untuk sistem kekebalan tubuh. Pada umumnya, diare
lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah dan berada di
fase oral sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran bakteri penyebab diare (Endang,
S 2015). Hingga kini diare masih menjadi child killer (pembunuh anak-anak) peringkat
pertama di Indonesia. Semua kelompok usia dapat terserang diare, baik balita, anak-anak dan
orang dewasa, tetapi penyakit diare berat dengan kematian yang tinggi terjadi pada bayi dan
balita.

B. Penyebab Diare / Etiologi


Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :

1. Faktor Infeksi

Infeksi Enternal :Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak.

Infeksi Enternal ini meliputi :

a. Infeksi Bakteri : E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae, aeromonas, dll.

b. Infeksi Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.


c. Infeksi Parasit : Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis), Jamur (candida
algicans).

d. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :

Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)

e. Radang Tenggorokan

Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun

2. Faktor Malarbsorbsi

a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)

Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare.
Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut di Negara
berkembang pathogen penyebab diare akut pada anak yang sering adalah Rotaνirus,
Escherichia coli enterotoksigenik, shigella, Campylobacter jejuni, dan Cryptosporidium.

b. Malarbsorbsi Lemak

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan kelenjar lipase
mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan
terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung
lemak.

c. Malarbsorbsi Protein

3. Faktor Makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah
(sayuran) dan kurang matang.

4. Faktor Psikologis

Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan
diare kronis.
C. Jenis Diare
1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat menjadi berat.

Penyebabnya sebagai berikut :

a. Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah
melewati berbagai rintangan asam lambung

b. Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus

c. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri

d. Kelebihan cairan usus akibat racun

2. Diare Kronis / Menahun / Persisten

Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya terutama
jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau
lebih lama, karena :

a. Gangguan bakteri jamur dan parasit

b. Malarbsorbsi kalori dan lemak

c. Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.

D. Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotic

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap


makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare juga.

4. Patogenesis Diare Kronis

Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit, malarbsorbsi,
malnutrisi, dll.

E. Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan asam
basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran bertambah)

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah

F. Gejala / Gambaran Klinis


1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat

2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah

3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

4. Anus lecet

5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

6. Muntah sebelum dan sesudah diare

7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

8. Dehidrasi (kekurangan cairan)


G. Komplikasi
1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan


elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa

6. Kejang

H. Klasifikasi Diare

Klasifikasi Tindakan /
Gejala Klasifikasi
Diare Pengobatan

1. Dehidrasi ■ Terdapat dua / lebih Diare Dehidrasi


■ Jika tidak ada
tanda-tanda berikut : Berat klasifikasi berat lain

♥ Latergis / tidak sadar ♥ Berikan cairan untuk

♥ Mata cowong / cekung dehidrasi berat


(rencana terapi c)
♥ Tidak bisa minum /
dan tablet zink
malas minum
■ Jika anak juga
♥ Cubitan kulit perut
mempunyai
kembali sangat lambat
klasifikasi berat
lain :

♥ Rujuk segera

♥ Jika masih bisa


minum, berikan ASI
dan larutan oralit
selama perjalanan

■ Jika ada kolera


didaerah tersebut,
berikan antibiotik
untuk kolera

■ Terdapat dua / lebih Diare Dehidrasi


■ Berikan cairan dan
tanda-tanda berikut : Ringan / Sedang makanan sesuai

♥ Gelisah, rewel / marah rencana terapi b dan


tablet zink (10 hari
♥ Mata cowong / cekung
berturut-turut)
♥ Haus, minum dengan
■ Jika anak juga
lahap
mempunyai
♥ Cubitan kulit perut klasifikasi berat
kembali sangat lambat lain :

♥ Rujuk segera

♥ Jika masih bisa


minum, berikan ASI
dan larutan oralit
selama perjalanan

■ Nasehati kapan
kembali segera

■ Kunjungan ulang 3
hari jika tidak ada
perbaikan

■ Tidak cukup tanda- Diare Tanpa


■ Beri cairan dan
tanda untuk di Dehidrasi makanan sesuai
klasifikasikan sebagai rencana terapi a dan
diare dehidrasi berat tablet zink (10 hari
atau ringan / sedang berturut-turut)

■ Nasehati kapan
kembali segera

■ Kunjungan ulang 3
hari jika tidak ada
perbaikan

2. Jika Diare 14
■ Ada Dehidrasi Diare Persisten
■ Atasi dehidrasi
hari / Lebih Berat sebelum dirujuk,
kecuali ada
klasifikasi berat lain

■ Rujuk

■ Tanpa Dehidrasi Diare Persisten ■ Nasehati pemberian


untuk diare persisten

■ Beri tablet zink (10


hari berturut-turut)

■ Kunjungan ulang 5
hari

3. Darah Dalam
■ Ada darah dalam tinja Disentri ■ Beri antibiotic yang
Tinja sesuai

■ Beri tablet zink (10


hari berturut-turut)

■ Nasehati kapan
kembali segera

■ Kunjungan ulang 2
hari

Table 1.1 Ngastiyah,dalam Dwienda 2014)


J. Penanganan
1. Memberikan hidrasi atau minum lebih sering dari biasanya

2. Pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi sampai diare berhenti

3. Memberikan obat zinc

4. Memberikan makanan berkuah seperti sayur kuah sup

5. Segera bawa balita kesarana kesehatan

6. Memberikan makanan sesuai umur

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT
PADA An. S UMUR 3 TAHUN DENGAN DIARE SEDANG TANPA
DEHIDRASI

I. PENGKAJIAN
Tanggal/ Jam : 02 Febuari 2024 / 16: 30 WIB
Tempat : Desa Cidadi Timur
1) DATA SUBYEKTIF
Tanggal / jam : 02 Febuari 2024 / 16 :30 WIB
A. Identitas Penanggung Jawab
Nama : An. S Nama : Ny. R
TTL : 4 Februari 2021 Umur : 45 tahun
Umur : 3 Tahun Pekerjaan : IRT
JK : Perempuan ( ♀ )
Alamat: Desa Cidadi Timur
B. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya dengan keluhan anak berak encer dan berampas ± 6 kali dalam
sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.

C. Data Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6 kali
dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
2) Riwayat penyakit dahulu : ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit
3) Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita
penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada
berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas
(Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai
keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
D. Data Imunisasi

HB POLIO BCG DPT CAMPAK DT

1 2 3 4 1 2 3 4 √ 1 2 3 √ 1 2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -

E. Kebutuhan dasar

Kebutuhan Sebelum Sakit Saat Sakit


# Pola Makan
Frekuensi 3 – 4 x sehari 1 - 3x sehari
Porsi 1 mangkok kecil 1 mangkok kecil
Makanan yang ASI, bubur tim ASI, bubur tim
disukai
Makanan yang tidak Tidak ada Tidak ada
disukai
Jenis makanan Bubur , sayur Bubur, sayur
Keluhan Tidak Tidak
Pantangan Tidak Tidak

# Istirahat
Lama Tidur 10 jam/hari 15 jam/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# Personal Hygiene
Mandi 2xsehari 2xsehari
Keramas 3x seminggu 3x seminggu
Sikat Gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti Pakaian Tiap basah / kotor Tiap basah / kotor
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# aktifitas bermain Aktif Aktifitas bermain
bayi berkurang
# Eliminasi
Frekuensi BAK 4-6x sehari 4-6x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah 1 popok penuh 1 popok penuh
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Frekuensi BAB 1 - 2x sehari 1 - 2x sehari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Bau Khas Khas
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2) Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik kesadaran : composmentis
b. Vital sign
T : 36,6
RR : 40 x/menit
HR : 96 x/menit
S : 36, 50C
c. BB : 10 kg PB : 73 cm
d. LILA : 10 LK : 42 cm
2. Kepala dan wajah
a. Rambut
Warna : hitam
Pertumbuhan : rata / normal
Keadaan : bersih
Lesi : tidak ada
Oedema : tidak ada
b. Mata
Conjungtiva : anemis
Sclera : tidak ikterik
Sekret : tidak ada
Bentuk : simetris
Tanda infeksi : tidak ada
Kelainan : tidak ada
c. Hidung
Sekret : tidak ada
Keadaan : bersih
Lesi : tidak ada
d. Mulut
Secret : tidak ada
Lidah : bersih
Gigi : Jumlah 3 ( Atas 1, Bawah 2 ), bersih
Gusi : kemerahan, tidak bengkak, tidak berdarah, tidak ada stomatitis
e. Leher
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada
Kekakuan : tidak ada
Kel. Tiroid : tidak ada pembesaran
Kel. Parotis : tidak ada pembengkakan
f. Dada
Bentuk : simetris
Type pernafasan : normal
Perkusi dada : normal
Auskultasi suara : normal
Pernafasan : normal
KGB axila : tidak ada pembesaran
g. Abdoment
Bentuk : simetris
Meteorismus : ada, perut kembung
Bekas luka op : tidak ada
Resistensi : tidak ada
Peristaltik usus : meningkat
Tumor/masa : tidak ada
Palpasi hepar : normal / tidak ada pembesran
Palpasi lien : normal / tidak ada pembesaran
Palpasi mc. burney : normal / tidak ada nyeri tekan
h. Genetalia :
Oedem : tidak ada
Secret : tidak ada
Kelainan : tidak ada
i. Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Turgor Kulit : Kembali cepat
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pengobatan yang telah didapat
Ibu mengatakan bayinya belum pernah mendapatkan pengobatan apapun
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal / jam : 02 Febuari 2024/ 16 :40 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
An. F umur 10 bulan dengan diare.
Dasar : DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6 kali dalam
sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
DO : KU : Lemah Kesadaran : CM
T : 36,6 HR : 96 x / menit
RR : 40 x / menit S : 36,50C
Turgor kulit : menurun
Abdomen : peristaltk usus meningkat, perut kembung
Wajah pucat, conjungtiva anemis
2. Masalah : tidak ada

III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI


An. S umur 3 tahun dengan diare sedang tanpa dehidrasi
Potensial terjadinya dehidrasi berat
ANTISIPASI :
a. Penuhi asupan cairan untuk mengatasi dehidrasi atau rehidrasi
b. Pemberian nutrisi yang adekuat.

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
Tanggal / jam : / 09. 25 WIB
1. Observasi KU dan VS.
Evaluasi : KU : baik Kesadaran : CM
T :- HR : 96 x / menit
RR : 40 x / menit S : 36,50C

2. Beri pendkes pada ibu tentang diare


Diare adalah buang air besar lembek / cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
lebih sering dari biasanya, biasanya 2 x / lebih dalam sehari.
3. Anjurkan ibu untuk memberi oralit atau larutan gula garam dengan menambahkan 5 cc madu
atau setara dengan 1 sendok makan yang dilarutkan bersa dengan oralit
Evaluasi : Ibu untuk memberi oralit atau larutan gula garam :
Sediakan air mineral 200 cc atau 1 gelas
Gula 2 sendok makan
Garam 1 sendok makan
5cc madu/ 1 sendok makan madu
Dicampur, diaduk sampai larut, di minum 3 x 1 hari
4. Anjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk memberikan nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup
5. Anjurkan ibu untuk mengompres An. S bila panas
6. Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene pada bayinya.
Evaluasi : Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu
formula dan mengurangi konsumsi buah
7. Berikan terapi pada An.S .
Evaluasi : Anak sudah diberikan terapi
8. Anjurkan ibu untuk kefasilitas kesehatan apabila diare tidak berkurang
Evaluasi : .Ibu bersedia untuk kontrol apabila diare tidak berkurang.
Catatan perkembangan :
Tanggal/ Jam : 03 Febuari 2024 / 16: 30 WIB
Tempat : Desa Cidadi Timur
S: Ibu An.S mengatakan diare sudah berkurang frekuensi BAB sehari 3 kali feses tampak
lembek dan berampas
O : K/u : baik Kes: CM
T : 36,50C HR : 96 x / menit
RR : 40 x / menit
Trugor kulit : Kembali cepat Ketika dicubit
A: An.S umur 3 tahun dengan diare sedang tanpa dehidrasi
P:menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dan melanjutkan intervesnsi diare
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada An.S umur 3 tahun dengan diare
sedang tanpa dehidrasi Penulis dapat mengambil kesimpulan Dengan menggunakan
manajement varney dengan menggunakan soap dapat meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan dan sikap yangan harus dilakukan bidab dalam memberikan asuhan secara tepat,
cermat, menyeluruh
Dengan manajement varney dapat meningkatkan kemammpuan bidan dalam hal
pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada An. S umur 3 tahun denagn diare: Alasan
datang berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari .
KU : Baik , Kesadaran: CM, VS: T : 36,6 C, HR : 80 x/menit, RR : 40 x/menit, tidak ada
riwayat penyakit yang membahayakan. Asuhan Kebidanan yang diberikan yaitu melakukan
rehidrasi dengan oralit, memberikan informasi tentang diare, memberikan KIE tentang nutrisi
dan
B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan diare pelayanan dan penyuluhan
kepada masyarakat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
2 . Bagi pasien
Hendaknya dapat mendukung dan mampu diajak kerjasama dengan tenaga kesehatan
dalam melakukan asuhan diare
3 . Bagi Keluarga
Hendaknya memberikan dukungan kepada pasien diare baik mental maupun spiritual.
4 . Bagi Institusi Pendidikan
Dapat lebih meningkatkan dan menambah revrensi terbaru sehingga dapat membantu penulis
maupun mahasiswa lain dalam memberikan asuhan diare dan penyusunan laporan kasus
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara

Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC

Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC

Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI

Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai